Prinsip-prinsip keterampilan penguatan Penguatan Reinforcement

28 penguatan yang alami; dan reinforcement negatif sekunder, yakni stimuli yang berkaitan dengan reinforcement negatif primer.

2.1.3.2 Prinsip-prinsip keterampilan penguatan

Pada prinsipnya baik penguatan yang diberikan secara berkesinambungan ataupun sebagian, penguatan tersebut harus bermakna bagi siswa. Dengan demikian motivasi belajar siswa akan meningkat yang berimplikasi pada pencapaian hasil belajar siswa. Saud 2013: 66 menyebutkan prinsip-prinsip keterampilan penguatan, yaitu: 1 kehangatan dan antusias, 2 kebermaknaan, 3 menghindari respons yang negatif, 4 penguatan pada perseorangan, 5 penguatan pada kelompok siswa, 6 penguatan yang diberikan dengan segera, dan 7 penguatan yang diberikan secara variatif. Usman 2013: 82 mengungkapkan tentang prinsip-prinsip di dalam penggunaan penguatan, yaitu: pertama, kehangatan dan keantusiasan. Sikap dan gaya guru termasuk suara, mimik dan gerak badan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan didalam guru memberikan penguatan. Kedua, kebermaknaan. Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Ketiga, menghindari respon negatif. Respon negatif berupa komentar, bercanda yang menghina, ejekan yang kasar akan mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Djamarah 2005: 123 menjelaskan empat prinsip yang harus diperhatikan guru dalam memberi penguatan kepada siswa, yaitu: 1 hangat dan antusias. 29 Kehangatan dan keantusiasan guru dalam pemberian penguatan kepada siswa memiliki aspek penting terhadap tingkah laku dan hasil belajar siswa; 2 hindari penggunaan penguatan negatif. Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi, penampilan, dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis cukup kontroversial karena itu sebaiknya dihindari; 3 penggunaan bervariasi. Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya, dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan; 4 bermakna. Agar setiap pemberian penguatan menjadi efektif dan bermakna, maka harus dilaksanakan pada situasi dimana siswa mengetahui adanya hubungan antara pemberian penguatan terhadap tingkah lakunya dan melihat, bahwa itu sangat bermanfaat.

2.1.3.4 Cara pemberian penguatan