Cara pemberian penguatan Penguatan Reinforcement

29 Kehangatan dan keantusiasan guru dalam pemberian penguatan kepada siswa memiliki aspek penting terhadap tingkah laku dan hasil belajar siswa; 2 hindari penggunaan penguatan negatif. Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi, penampilan, dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis cukup kontroversial karena itu sebaiknya dihindari; 3 penggunaan bervariasi. Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya, dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan; 4 bermakna. Agar setiap pemberian penguatan menjadi efektif dan bermakna, maka harus dilaksanakan pada situasi dimana siswa mengetahui adanya hubungan antara pemberian penguatan terhadap tingkah lakunya dan melihat, bahwa itu sangat bermanfaat.

2.1.3.4 Cara pemberian penguatan

Pemberian penguatan harus dilakukan dengan bijaksana dan sistematis berdasarkan cara dan prinsip yang tepat. Usman 2013: 83 mengemukakan penggunaan penguatan dalam kelas dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: Pertama, penguatan kepada pribadi tertentu. Pemberian penguatan jelas kepada siapa yang ditujukan, sebab bila tidak akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut anak yang bersangkutan sambil menatap kepadanya. Kedua, penguatan kepada kelompok. Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya apabila satu 30 tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain bola voli yang menjadi kegemarannya. Ketiga, pemberian penguatan dengan segera. Pemberian penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau respons siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya, dapat cenderung kurang efektif. Keempat, variasi dalam penggunaan. Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada suatu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama-kelamaan akan kurang efektif. Hal serupa juga dijelaskan oleh Djamarah 2005: 122 bahwa pemberian penguatan pada siswa dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: 1 Penguatan seluruh kelompok. Pemberian penguatan kepada seluruh anggota kelompok dalam kelas dapat dilakukan secara terus-menerus seperti halnya pada pemberian penguatan untuk individu. Penguatan verbal, gestural, tanda, dan kegiatan adalah merupakan komponen penguatan yang dapat diperuntukkan pada seluruh anggota kelompok. 2 Penguatan yang ditunda. Pemberian penguatan dengan menggunakan komponen yang manapun, sebaiknya sesegera mungkin diberikan kepada siswa setelah melakukan suatu respon. Penundaan penguatan pada umumnya adalah kurang efektif bila dibandingkan dengan pemberian secara langsung. Tetapi penundaan tersebut dapat dilakukan dengan memberi penjelasan atau isyarat verbal, bahwa penghargaan itu ditunda dan akan diberikan kemudian. 3 Penguatan partial. Penguatan partial sama dengan penguatan sebagian- sebagian atau tidak berkesinambungan, diberi kepada siswa untuk sebagian dari responnya. Sebenarnya penguatan tersebut digunakan untuk menghindari 31 penggunaan penguatan negatif dan pemberian kritik. 4 Penguatan perorangan. Penguatan perorangan merupakan pemberian penguatan secara khusus, misalnya menyebut kemampuan, penampilan, dan nama siswa yang bersangkutan adalah lebih efektif daripada tidak menyebut apa-apa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin, bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru. Menurut Djamarah 2005: 119, pemberian penguatan dapat dilakukan pada saat: 1 siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang menjadi tujuan diskusi; 2 siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan tulis; 3 menyelesaikan hasil kerja selesai penuh, atau menyelesaikan format; 4 bekerja dengan kulaitas kerja yang baik kerapian, ketelitian, keindahan, dan mutu materi; 5 perbaikan pekerjaan dalam kulaitas, hasil, atau penampilan; 6 ada kategori tingkah laku tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis; dan 7 tugas mandiri perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan bil inisiatif kegiatan sendiri.

2.1.4 Karakteristik siswa sekolah dasar