Terharu Compassion Tahap-tahap Menuju Dialog Liberatif
Membumikan Dialog Libertaif
66 seperti arah jarum jam dan merupakan panggilan yang mendorong
kita terpanggil bersama orang lain yang mempunyai pengalaman yang sama. Dalam gerakan atau tahap kedua ini, belum ada
pembicaraan tentang apa yang harus dibuat atau direncanakan bersama. Dalam gerakan ini yang ada hanya konversi dan
panggilan bersama untuk melakukan sesuatu terhadap penderitaan dan ketidakadilan yang dipikul secara bersama-sama.
Jadi, dalam pertemuan pertama dari dialog liberatif, umat beragama yang berbeda-beda akan berbicara tentang bagaimana
mereka merasa terharu dan merasa terkonversi oleh berbagai pengalaman ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh para
korban dan penderitaan lingkungan atau mereka sendiri yang menjadi korban langsung dari ketidakadilan. Hal inilah yang
menjadi penyebab mengapa kita terpanggil untuk bertemu bersama dalam pertemuan pikiran dan perasaan. Dari pertemuan ini kita
saling berdialog tentang bagaimana dan mengapa kita terpanggil untuk melakukan sesuatu terhadap kekurangan sembako di desa
atau perkampungan, kekurangan obat-obatan, pendidikan, perampasan tanah, penggusuran rumah-rumah milik penduduk,
penggusuran PKL, kerusakan lingkungan, dan lain-lain sebagainya. Dalam suatu dialog liberatif yang bertanggung jawab secara global,
kita merasa bersama dalam suka dan duka. Dari pengalaman konversi bersama ini bisa sama efektifnya atau mungkin lebih
efektif dibandingkan dengan pengalaman keagamaan lewat meditasi, doa, dan ibadah. Dalam tahap ini sudah ada keterikatan
manusiawi yang eksistensial yang hidup dan aktif sebelum kita saling berbicara dengan orang lain sebagai umat beragama.