Gaya Hidup Lifestyle Pengaruh Brand Image, Price dan Lifestyle Terhadap Keputusan Pembelian IPhone pada Mahasiswa Kedokteran Methodist Medan

3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam, yaitu customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, dan sealed bid pricing.

2.3.6 Indikator Harga

Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator yang mencirikan harga Stanton dalam Wardy, 2015, yaitu: 1. Keterjangkauan harga 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga 4. Kesesuaian harga dengan manfaat

2.4 Gaya Hidup Lifestyle

Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah “pola hidup seseorang didunia yang tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya ” Kotler 2009: 175 . Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang Universitas Sumatera Utara berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Gaya hidup menunjukkan “bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana memanfaatkan waktunya” Mowen dan Minor dalam Suryani 2008: 73. Gaya hidup juga menunjukkan bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori jenis produk yang ada Suryani 2008: 73. Dalam perspektif pemasaran, tampak jelas bahwa konsumen yang memiliki gaya hidup yang sama akan mengelompok dengan sendirinya ke dalam satu kelompok berdasarkan apa yang mereka minati untuk menghabiskan waktu senggang, dan bagaimana mereka membelanjakan uangnya. Adanya perubahan gaya hidup dari generasi ke genarasi karena adanya perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi yang berubah. Merupakan peluang bagi pemasar untuk menciptakan produk-produk dan menyesuaikan produknya sesuai dengan gaya hidup pasar yang dituju.

2.4.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

Untuk mengukur gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan karakteristik demografi. Gaya hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas A atau Universitas Sumatera Utara activities, minat I= interest dan opini O=opinion konsumen, yang disering diistilahkan sebagai AIO statement. Menurut Josep Plumer dalam Suryani, 2008:74 menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam: 1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya. 2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya. 3. Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. 4. Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan tempat tinggal. Tabel 2.1 Dimensi Pengukuran Gaya Hidup AIO Aktivitas Minat Opini Demografi Pekerjaan Keluarga Mereka Sendiri Usia Hobi Rumah Masalah Sosial Pendidikan Kegiatan Sosial Pekerjaan Politik Pendapat Liburan Komunitas Bisnis Jabatan Hiburan Rekreasi Ekonomi Ukuran Keluarga Keanggotaan Klub Mode Pendidikan Tempat Tinggal Komunitas Makanan Produk Georgrafi Belanja Media Masa Depan Ukuran Kota Olahraga Prestasi Budaya Tahap Daur Hidup Sumber: William D Wells dan Douglas. Tigert, 1997: 27-25 dalam Suryani 2008: 75.

2.4.2 Indikator Gaya Hidup

Lifestyle Menurut Salim 2011: 109 indikator gaya hidup yaitu: 1. Menggunakan Smartphone dalam aktivitas media sosial 2. Menjalankan Hobi dengan smartphone 3. Smartphone meningkatkan status sosial 4. Pandangan diri sendiri dan orang lain Universitas Sumatera Utara 5. Mengikuti perkembangan smartphone 2.5 Merek Brand Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, dimana merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa Tjiptono 2011: 3”. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa bentuk suara, hologram, bahkan aroma juga dimasukkan dalam lingkup definisi merek. Definisi ini memiliki kesamaan defenisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator Tjiptono 2011: 4. Berdasarkan defenisi versi UU Merek No.15 Tahun 2001 dan American Marketing Association, secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo, atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka telah menciptakan sebuah merek. Kata brand dalam bahasa Inggris berasal dari kata ”brandr” dalam bahasa Old Norse berarti to burn, yang mengacu pada pengidentifikasian ternak. Pada waktu itu pemilik peternakan menggunakan “cap” khusus untuk menandai ternak miliknya dan membedakannya dari ternak milik orang lain Tjiptono 2011: 47. Para pedagang Eropa pada abad itu juga telah menggunakan merek dagang untuk meyakinkan konsumen dan memberi perlindungan hukum terhadap produsen. Merek merupakan “suatu nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau kombinasi dari semua ini yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk Universitas Sumatera Utara yang bisa sebagai barang berwujud, jasa, organisasi, tempat, orang atau idegagasan” Limakrisna dan Susilo 2012: 49. Merek adalah “suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing” Laksana 2008: 77.

2.5.1 Elemen Merek

Elemen merek adalah alat yang digunakan untuk mengidentifkasi dan membedakan merek. Kebanyakan dapat dibuat merek dagang yang meliputi “nama dan slogan, logo elemen grafis, karakter musik, papan pemberitahuan, kemasan, bahkan warna kemasan yang digunakan secara konsisten” Limakrisna dan Susilo 2012: 48. Sedangkan menurut Laksana 2008: 78 bagian merek terdiri dari: 1. Nama Merek Brand Name, adalah sebagian dari merek dan yang dapat diucapkan. Misal: Suzuki, Avan, Chevrolet dan lain-lain. 2. Tanda Merek Brand Mark, adalah sebagian dari merk yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain, huruf, atau warna khu sus. Contoh “Tiga Berlian” dari Mitsubishi. 3. Tanda Merek Dagang Trade Mark, adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek. Universitas Sumatera Utara 4. Hak cipta Copyrights, adalah hak istimewa yang dilindungi oleh Undang- undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni.

2.5.2 Manfaat Merek

Menurut Tjiptono 2011: 43 merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai: 1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian persediaan dan pencatatan akuntansi. 2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar registered trademarks, proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta copyrights dan desain. Hak-hak properti intelektual ini memberikan jaminan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dan meraup manfaat dari asset bernilai tersebut. 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek seperti ini mengahasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar. Universitas Sumatera Utara 4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hokum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. 6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang. Bagi konsumen, merek bisa memberikan beranekaragam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Vazquez, Del Rio dan Iglesias mengklasifikasikan dimensi manfaat atau utilitas merek kedalam kategori utilitas fungsional produk, pilihan choice, inovasi, trustworthiness, emosional, estetis, novelty, identifikasi sosial, dan identifikasi personal. Keller dalam Tjiptono 2011: 44 mengemukakan 7 tujuh manfaat merek bagi konsumen, yaitu: 1. Sebagai identifikasi sumber produk 2. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu 3. Pengurang risiko 4. Penekan biaya pencarian search costs internal dan eksternal 5. Janji atau ikatan khusus dengan produsen 6. Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri 7. Signal kualitas

2.5.3 Fungsi Merek Fungsi merek dapat kita lihat dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Fungsi Merek Bagi Konsumen No Fungsi Manfaat Bagi Pelanggan 1 Identifikasi Bisa dengan jelas memberikan makna bagi produk, gampang mengidentifikasi produk yang dibutuhkan atau dicari. 2 Praktikalisasi Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian ulang identik dan loyalitas. 3 Jaminan Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu dan ditempat berbeda. 4 Optimisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli alternatif terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk tujuan spesifik. 5 Karakteristik Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra yang ditampilkannya kepada orang lain. 6 Kontinuitas Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi dengan merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama bertahun-tahun. 7 Hedonistik Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo, dan komunikasinya. 8 Etis Kepuasan berkatian dengan perilaku bertanggungjawab merek bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat. Sumber: Tjiptono, 2011: 44 Sebuah merek bisa dikatakan sukses successful brand apabila pembeli atau pemakainya mempersepsikan adanya nilai tambah relevan, unik dan berkesinambungan yang memenuhi kebutuhannya secara paling memuaskan Tjiptono 2011: 42. Kriteria serupa dikemukakan oleh Doyle dalam Tjiptono, 2011: 42, kriteria utama adalah: 1. Keunggulan differential, yakni pelanggan memiliki alasan kuat untuk lebih menyukai merek yang bersangkutan dibandingkan merek-merek pesaing. Universitas Sumatera Utara 2. Langgeng atau berkesinambungan sustainble, artinya keunggulan yang tidak mudah ditiru para pesaing, dimana perusahaan menciptakan hambatan masuk. Menurut Doyle dalam Tjiptono, 2011: 42, merek sukses selalu merupakan pemimpin dalam segmen pasar yang dilayaninya. Implikasi dari kriteria ini adalah: 1. Merek hanya bisa menjadi asset manakala memiliki keunggulan diferensiasi berkesinambungan. 2. Merek akan terdepresiasi tanpa investasi lebih lanjut. Apabila pihak manajemen tidak berinvestasi ulang untuk meningkatkan kualitas, layanan, dan citra merek, maka merek bersangkutan akan berkurang kekuatannya atau bahkan punah.

2.6 Citra Merek Brand Image