Manfaat PHBS Sasaran PHBS Indikator PHBS di Rumah Tangga

terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak PHBS yang tidak baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri, typus, dan DBD Dinkes Metro, 2005. Penyebab yang mempengaruhi PHBS adalah faktor perilaku dan non perilku fisik, sosial ekonomi dan sebagainya, oleh sebab itu penanggulangan masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut Notoadmojo, 2005. Banyak hal yang menjadi penyebab PHBS menurun yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi dan sosial Depkes RI, 2003. 2.1.2. Tujuan PHBS Tujuan PHBS adalah: meningkatkan rumah tangga sehat diseluruh masyarakat Indonesia, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal Dinkes, 2006.

2.1.3. Manfaat PHBS

1. Bagi rumah tangga: semua anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas dan pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. 2. Bagi masyarakat: masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat, masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Universitas Sumatera Utara Masyarakat UBKM seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulan desa dan lain-lain Depkes RI, 2008.

2.1.4. Sasaran PHBS

Tatanan Rumah Tangga, sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam: 1. Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah individu dalam keluarga yang bermasalah. 2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sektor terkait, PKK3. 3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dan lain-lain.

2.1.5. Indikator PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat. Indikator PHBS di Rumah Tangga Dinkes, 2006: Universitas Sumatera Utara 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Adalah persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya. Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. 2. Memberi ASI Eksklusif Adalah bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. Asi banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari alergi. Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga kelompok yakni: 1. Kolostrum Kolostrum susu awal adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan Zn. Universitas Sumatera Utara 2. ASI transisi peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari k2 4 – 10 setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin rendahsedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat. 3. Asi matang matur ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan berwarna putihkekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang – kurangnya sekitar 500-700 mlhari, bulan kedua sekitar 400 – 600 mlhari setelah bayi berusia satu tahun. Keuntungan menyusui bagi bayi: 1. Ditinjau dari aspek gizi Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna. Universitas Sumatera Utara 2. Ditinjau dari aspek imunologi Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000ml, misal IgA- enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase. 3. Ditinjau dari aspek psikologis Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengang. Pemberian ASI mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi , yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri 3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan Adalah menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat KMS berturut-turut dalam 3 bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda: 1. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus 2. Mudah sakit Universitas Sumatera Utara 3. Tampak lesu dan lemah 4. Mudah menagis dan rewel 4. Mencuci tangan dengan air dan sabun Adalah tindakan membersihkan tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun untuk membersihkan kotoran membunuh kuman serta mencegah penularan penyakit. Misalnya: mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan minuman, mencuci tangan sesudah buang air besar dengan sabun, karena sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman akan masih tertinggal. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan : 1. Setia kali tangan kita kotor setelah memegang uang , binatang dan berkebun 2. Setelah buang air besar 3. Setelah membersihkan kotoran bayi 4. Sebelum memegang makanan 5. Sebelum makan dan menyuapi makanan 6. Sebelum menyusui bayi 7. Sebelum menyuapi anak 8. Setelah bersin, batuk dan membuang ingus Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut: 1. Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun khusus anti bakteri 2. Gosok tangan setidaknya selama 15 – 20 detik Universitas Sumatera Utara 3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela – sela jari dan kuku 4. Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir 5. Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering 6. Gunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan kran air. 5. Menggunakan air bersih Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anank – anak sekitar 65, dan untuk bayi sekitar 80. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci bermacam – macam cucian . Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba. Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C saat mendidih. Syarat – syarat air minum yang sehat agar air inum itu tidak menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening tidak berwarna , tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. b. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudahmemenuhi kesehatan c. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. 6. Menggunakan jamban sehat Adalah rumah tangga atau keluarga yang menggunakan jamban WC dengan tangki septic atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pecemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup. Universitas Sumatera Utara 7. Rumah bebas jentik Adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dirumah satu kali seminggu agar tidak terdapat jentik nyamuk pada tempat-tempat penampungan air, vas bunga, pot bunga alas pot bunga, wadah penampungan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas dan barang-barang bekas tempat- tempat yang bisa menampung air. Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M menguras. Menutup dan mengubur plus menghindari gigitan nyamuk 8. Makan buah dan sayur setiap hari Pilihan buah dan sayur yang bebas peptisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya cirri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Adalah anggota keluarga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam dan sebagainya. Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari , sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru alat tubuh lainnya. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. 10. Tidak merokok di dalam rumah Adalah anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan. Universitas Sumatera Utara Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida CO.

2.1.6 Kriteria Rumah Sehat

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Mahasiswi Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Langkat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2015

3 119 115

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga di Dusun III Desa Pantai Gemi Kec. Stabat Kab. Langkat Tahun 2012

1 37 111

Pengaruh Pengetahuan dan Sarana Sanitasi Lingkungan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeuleu

2 47 144

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA.

0 0 13