Evaluasi Hasil Belajar
F. Evaluasi Hasil Belajar
1. Definisi
Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan pengajaran yang tidak bisa dikesampingkan. Hal ini dikarenakan evaluasi yang dilakukan oleh gurupengajar akan mengetahui taraf kesiapan siswa, mengetahui
seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan. Secara definitf tokoh-tokoh dalam bidang pendidikan mempunyai pendapat yang beragam tentang evaluasi hasil belajar, diantaranya Ralph Tyler, 1950 (dalam Arikunto, 2002:3) berpendapat bahwa “evaluasi hasil belajar merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, bagaian mana tujuan pendidikan sudah dicapai”. Sedangkan Tardib, dkk (1989)(dalam Syah, 2006:195) mendefinisikan evaluasi hasil belajar sebagai “proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan”. Dimiyati dan Mudjono (2002:192) mendefinisikan evaluasi belajar dan pembelajaran adalah “proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian danatau pengukuran belajar dan pembelajaran”.
Harjanto (2003:277) berpendapat bahwa evaluasi pengajaran adalah ”penilaianpenaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum”. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi hasil belajar adalah proses pengumpulan data dengan cara melakukan penilaian untuk menggambarkan sejauh mana prestasi yang telah dicapai oleh seorang siswa sesuai dengan tujuan dan criteria yang sudag ditetapkan.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
a) Tujuan Evaluasi Menurut Syah (2006:193-197) evaluasi hasil belajar memiliki tujuan sebagai
berikut.
1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses tertentu.
2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4) Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.
5) Untuk mengetahui tingkat daya guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM).
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 “evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”. Dengan memperhatikan tujuan evaluasi hasil belajar tersebut, guru harus melakukan evaluasi terhadap siswanya secara kontinnyu, bukan hanya pada saat ulangan harian atau ujian akhir semester.
b) Fungsi Evaluasi Disamping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi
seperti dibawah ini. Syah (2006:198)
a. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai pengisian buku rapor.
b. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d. Sebagai sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP).
e. Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat untuk proses belajar mengajar.
3. Teknik Evaluasi Berbagai Ranah Psikologis
Secara umum terdapat tiga ranah psikologis yang dimiliki oleh setiap peserta didik yaitu: ranah kognitif. Afektif, dan psikomotorik. Dalam melakukan evaluasi, guru harus mampu menggunakan dan membuat instrumen agar ketiga ranah tersebut dapat dinilai. Teknik evaluasi ketiga ranah tersebut menurut Syah (2006:208-213) adalah sebagai berikut.
1. Evaluasi Ranah Kognitif Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif dapat dilakuakan dengan berbagai cara, baik dengan tes tulis maupun tes lisan dan perbuatan. Teknik yang sering digunakan adalah dengan mengadakan tes tulis karena tingkat keobjektivannya tinggi.
2. Evaluasi Ranah Afektif Untuk mengukur ranah afektif harus mengetahui aspek yang akan dinilai seperti: penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi, dan karakterisasi. Teknik yang sering digunakan untuk mengukur ranah afektif adalah dengan skala Likert yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. Rentangan skala ini diberi skor 1 samapai 5 atau 1 sampai 7. Selain itu skala yang bisa juga digunakan adalah skala bertingkat, misalnya dengan rentangan 1-4 atau 4-1 tergantung arah pertanyaanpernyataan.
3. Evaluasi Ranah Psikomotorik Cara yang dipandang tepat untuk mengetahui keberhasilan belajar yang berdimensi psikomotorik adalah observasi. Guru yang hendak melakukan observasi harus mempersiapkan langkah-langkah yang cermat dan sistematis menurut pedoman yang terdapat dalam format obdervasi yang telah dipersiapkan.
4. Pendekatan Evaluasi
Guru dalam melakukan evaluasi, maka perlu adanaya acuan tertentu untuk dijadikan perbandingan terhadap hasil pengukuran evaluasi hasil belajar siswa. Menurut Wahyu (1996:54) dalam evaluasi hasil belajar terdapat dua pendekatan yaitu.
a) Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) PAN adalah bilamana hasilbelajar setiap anak dibandingkan dengan hasilbelajar anak lain dalam kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi kemampuan siswa dalam kelompoknya. Pembanding yang dipakai adalah nilai rata-rata dan simpangan baku.
b) Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) PAP adalah suatu pendekatan penilaian dimana sebelum dilaksanakan penilaian, guru harus menetapkan terlebih dahulu patokan yang akan dipakai sebagai pembanding terhadap semua hasil pengukuran yang dicapai siswa (skor). Setiap guru atau sekolah memiliki syarat ketuntasan belajar yang berbeda.