Tindak Pidana Anak

b. Tindak Pidana Anak

Masa anak-anak adalah masa yang sangat rawan melakukan tindakan, karena masa anak-anak suatu masa yang sangat rentan dengan berbagai keinginan dan harapan untuk mencapai sesuatu ataupun melakukan sesuatu. Seorang anak dalam melakukan sesuatu tidak/kurangnya menilai akibat akhir tindakan yang diambilnya. Keadaan seperti inilah yang dapat mendorong perilaku menyimpang dari anak dengan kata lain kenakalan anak. (Marlina, 2009:59)

Istilah anak nakal atau kenakalan anak sering disebut dengan “juvenile deliquency”, yang artinya perilaku jahat / dursila, atau kejahatan /kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologi) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka itu mengembangkan bentuk pengabaian tingkah laku yang menyimpang. (Kartini Kartono, 2010:6).

Paul Moedikno memberikan perumusan mengenai pengertian juvenile delinquency, yaitu sebagai berikut :

1) Semua perbuatan yang dari orang-orang dewasa merupakan suatu kejahatan, bagi anak-anak merupakan delinguency. Jadi semua tindakan yang dilarang oleh Hukum Pidana, seperti mencuri, menganiaya, membunuh dan sebagainya.

2) Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat, misalnya memakai celana jangki tidak sopan, mode you can see dan sebagainya.

3) Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi

sosial, termasuk gelandangan, pengemis dan lain-lain. (Soedarto, 1987:153)

commit to user

Berkonflik dengan Hukum (Jurnal Kajian Ilmiah Lembaga Penelitian Ubhara Jaya Vol. 9 No. 3 tahun 2008) menyatakan istilah kenakalan remaja sebagai berikut :

Istilah kenakalan remaja (juvenile delinquency) ini mengacu kepada rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah), hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti mencuri). Demi tujuan-tujuan hukum, dibuat suatu perbedaan antara pelanggaran-pelanggaran indeks (index offenses) dan pelanggaran- pelanggaran status (status ofenses). Pelanggaran-pelanggaran indeks adalah tindakan kriminal, baik yang dilakukan oleh remaja maupun orang dewasa. Tindakan-tindakan itu meliputi perampokan, penyerangan dengan kekerasan, pemerkosaan, pelacuran, dan pembunuhan. Pelanggaran- pelanggaran status adalah tindakan-tindakan yang tidak terlalu serius seperti lari dari rumah, bolos dari sekolah, dan ketidakkemampuan mengendalikan diri.

Sama halnya dengan uraian diatas menurut Romli Atmasasmita mengatakan bahwa deliquency adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di suatu negara dan yang oleh masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan yang tercela. (Maidin Gulton, 2008:56)

Soedjono Dirjosisworo mengatakan bahwa kenakalan anak mencakup 3 pengertian, yaitu) :

a. Perbuatan yang dilakukan orang dewasa merupakan tindakan pidana (kejahatan), akan tetapi bila dilakukan oleh anak-anak belum dewasa dinamakan delinquency seperti pencurian, perampokan , dan pembunuhan.

b. Perbuatan anak yang menyeleweng dari norma kelompok yang menimbulkan keonaran seperti kebut-kebutan, perkelahian kelompok, dan sebagainya.

c. Anak-anak yang hidupnya membutuhkan bantuan dan perlindungan, seperti anak-anak terlantar, yatim piatu, dan sebagainya, yang jika dibiarkan berkeliaran dapat berkembang menjadi orang-orang jahat. (Marlina, 2009:40)

commit to user

Sedangkan menurut Simanjuntak pengertian delinquency dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Juvenile delinquency Berarti perbuatan dan tingkah laku yang merupakan perbuatan

pemerkosaan terhadap norma hukum pidana dan pelanggaran- pelanggaran terhadap kesusilaan yang dilakukan oleh para delinquent.

2. Juvenile Deliquency Adalah perilaku kenakalan anak yang apabila dilakukan oleh orang dewasa dianggap kejahatan atau pelanggaran hukum. (Marlina, 2010:39)

Dalam Pasal 1 butir 2 UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak bahwa yang dimaksud dengan anak nakal adalah :

a. Anak yang melakukan tindak pidana, atau

b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan dilarang bagi anak, baik menururt peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Sementara itu istilah anak pelaku tindak pidana disebut dengan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Sosial, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum, yang ditandatangani pada tanggal 22 Desember 2009. Penggunaan istilah ini sesuai dengan semangat menerapkan keadilan restoratif yang melindungi hak dan kepentingan anak (Ds. Dewi & Fatahillah A. Syukur, 2011 : 9).

Penyebab dari terjadinya tindak pidana anak dapat dibedakan atas dasar motivasi tertentu, antara lain :

commit to user

a. Faktor intelegent

b. Faktor usia

c. Faktor kelamin

d. Faktor kedudukan anak

2. Motivasi Ekstrinsik

a. Faktor keluarga

b. Faktor pendidikan dan sekolah

c. Faktor pergaulan anak

d. Pengaruh Mass-Media (Wagiati Soetodjo, 2006:17)

Jadi dari keseluruhan definisi-definisi anak nakal di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian anak nakal adalah anak yang melakukan tindak pidana atau perbuatan terlarang bagi anak. Baik terlarang menurut perundang-undangan maupun peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Masalah anak melakukan tindak pidana dapat mudah dipahami, yakni melanggar ketentuan dalam Peraturan Hukum Pidana yang ada. Misalnya melanggar pasal-pasal yang diatur di dalam KUHP atau Peraturan Hukum Pidana lainnya yang tersebar diluar KUHP, seperti Tindak Pidana Narkotika, Tindak Pidana Ekonomi, dan lain sebagainya. (Darwan Pirnst, 1997:36)

Dokumen yang terkait

PENGENALAN BENTUK GEOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN Widariyati M Syukri, Halida Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UNTAN Email: Wid_Ariyatigmail.com Abstract: This research is based on

0 0 12

Penerapan Contractor Safety Management System (Csms) Tahap Prakualifikasi di PT. Pageo Utama Jakarta Selatan

2 13 92

MODAL SOSIAL DAN REFLEKSIVITAS DALAM MASYRAKAT RISIKO ( Suatu Kajian terhadap Anggota Klub Motor Wonogiri King Club (WKC) )

0 1 265

Makna Simbol dalam Film ”Cin(T)A”: Sebuah Tinjauan Semiotika

0 0 117

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sistem Tanam Benih Langsung di Kabupaten Karanganyar

0 2 139

Tindakan Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Melakukan Likuidasi Bank Perusahaan Daerah

0 0 66

Helena Rita, Muhamad Ali, Halida Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak Email: rita878889gmail.com Abstract: The purpose of this research is to know the improvement of gross motor

0 0 11

1 PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DI TK AL-AZHAR 21 PONTIANAK Rinda Nikenindiana Sukamto, Aunurrahman, Lukmanulhakim Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak Email: Rinda.Nikenindianagmail.com Abstr

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE MENDONGENG MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN FLANEL Krisensiana, Marmawi R, Dian Miranda Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan Pontianak Email: kirisensiana21gmail.com Abstract - PENINGKATAN KEMAMPUAN MENY

0 0 11

Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Perpustakaan Kelurahan di Kelurahan Panularan Kota Surakarta

0 0 198