METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan kasus kontrol. Penelitian ini bersifat observasional karena peneliti hanya mengamati (mengukur) variabel yang diteliti, tanpa dengan sengaja memberi intervensi (perlakuan). Penelitian ini merupakan penelitian analitik karena bertujuan menganalisis hubungan-hubungan antarvariabel (pengaruh) sebuah atau sejumlah variabel terhadap variabel lainnya (Murti, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada bulan Juni– Agustus tahun 2012.

C. Subjek Penelitian

Populasi penelitian (kasus) adalah semua anak yang sedang berobat di Unit Rawat Jalan ataupun Rawat Inap di Bagian Anak RSUD Dr. Moewardi yang menderita epilepsi.

Sampel penelitian (kasus) adalah pasien yang sedang berobat di Unit Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan diagnosis epilepsi yang tercatat pada Rekam Medis pasien pada bulan Juni–Agustus 2012. Kriteria Inklusi : anak yang menderita epilepsi fokal maupun umum serta bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria Eksklusi : anak yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian.

unit rawat jalan ataupun rawat inap yang tidak didiagnosis epilepsi dan tidak memiliki kelainan neurologis lainnya.

Sampel Penelitian (kontrol) adalah pasien yang sedang berobat di unit rawat jalan atau rawat inap yang tidak menderita epilepsi dan kelainan neurologis lainnya pada bulan Juni-Agustus 2012. Kriteria Inklusi : pasien anak yang tidak menderita epilepsi dan bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria Eksklusi : anak yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian.

Batasan antara anak dan dewasa adalah sampai usia 18 tahun.

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dengan menggunakan metode consecutive sampling dan metode matching . Pada consecutive sampling menurut Sastroasmoro dan Ismael (2009), setiap pasien memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan dapat terpenuhi. Metode matching merupakan cara untuk mendapatkan kontrol yang paling baik, yaitu dengan memilih kontrol yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kasus (Sastroasmoro dan Ismael, 2009).

E. Ukuran Sampel

Besar sampel yang digunakan untuk penelitian case control adalah :

(zα√2PQ+zβ√P1Q1+P2Q2) 2 n1 = n2 =

(P1-P2) (P1-P2)

n1 = n2 = 42

Jumlah kelompok kasus 42 orang dan jumlah kelompok kontrol 42 orang, sehingga jumlah sampel = 42+42 = 84 orang.

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independen) Faktor-faktor risiko terjadinya epilepsi.

2. Variabel terikat (dependen) Epilepsi pada anak.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat Epilepsi pada anak adalah anak yang telah didiagnosis oleh dokter menderita epilepsi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa EEG. Cara ukur

: Kuesioner.

Alat ukur : Melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Hasil ukur

: Epilepsi dan Tidak Epilepsi.

Skala pengukuran

: Nominal.

a. Faktor herediter adalah faktor keturunan dimana terdapat keluarga yang menderita penyakit epilepsi. Cara ukur

: Kuesioner.

Alat ukur : Melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Hasil ukur

: Ada Riwayat Keluarga dan Tidak Ada Riwayat ::: Keluarga.

Skala pengukuran : Nominal.

b. Asfiksia adalah keadaan dimana fetus atau neonatus mengalami kekurangan oksigen dan atau menurunnya perfusi (iskemia) ke berbagai macam, yang ditandai dengan bayi tidak langsung menangis, frekuensi napas lambat, dan kulit pucat atau biru. Cara ukur

: Kuesioner.

Alat ukur : Melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Hasil ukur

: Asfiksia dan Tidak Asfiksia.

Skala pengukuran : Nominal.

c. Kelahiran prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang. Cara ukur

: Kuesioner.

Alat ukur : Melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Hasil ukur

: Prematur dan Tidak Prematur.

Skala pengukuran : Nominal.

kenaikan suhu tubuh (suhu rektal 38 o C), dan berlangsung lebih dari 15 menit. Cara ukur

: Kuesioner.

Alat ukur : Melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Hasil ukur

: Kejang Demam dan Tidak Kejang Demam. Skala pengukuran : Nominal.

e. Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen. Cara ukur

: Kuesioner.

Alat ukur : Melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Hasil ukur

: Ada Trauma Kapitis dan Tidak Ada Trauma ::: Kapitis.

Skala pengukuran : Nominal.

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

I. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

1. Peneliti mewawancarai subjek penelitian.

2. Subjek penelitian menjawab pertanyaan penelitian mengenai hubungan antara riwayat herediter, riwayat perinatal (asfiksia dan kelahiran prematur), dan riwayat postnatal (kejang demam dan trauma kepala) dengan terjadinya epilepsi pada anak.

CONSECUTIVE SAMPLING

SAMPEL

METODE MATCHING

ANALISIS DATA

EPILEPSI (–)

FAKTOR RISIKO (+)

FAKTOR RISIKO (–)

FAKTOR RISIKO (+)

FAKTOR RISIKO (–)