Sumber ; Kedaulatan Rakyat, Senin 12 Mei 1969

Sumber ; Kedaulatan Rakyat, Senin 12 Mei 1969

Gambar 7.3 Mahasiswa berkumpul di depan Gedung Utama UGM

Sumber; Mertju Suar, Selasa 13 Mei 1969

Pernyataan “Solidaritas Mahasiswa Gadjah Mada” memiliki makna bahwa keprihatinan dari mahasiswa, resolusi secara pokok terdiri dari dua hal: Pertama, menuntut terselesainya segera Peristiwa 2 Maret 1969, Kedua, menganggap bahwa peristiwa 2 Maret 1969 dialami oleh mahasiswa UGM adalah pelanggaran

dan penginjakan atas Hak-Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Dasar 1945. 91 adanya soliditas dan solidaritas diantara semua elemen gerakan. Gerakan

disebabkan oleh perbedaan visi dan misi ideologis tidak tampak walaupun tiap- tiap elemen gerakan membawa warna bendera organisasi berbeda-beda.

Pada pokoknya Dewan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada memperingatkan seluruh mahasiswa Universitas Gadjah Mada akan mogok kuliah, apabila persoalan tidak segera diselesaikan selama kurun waktu 30 hari setelah aksi demonstrasi yang dilakukan tanggal 10 Mei 1969. Sementara dipihak ABRI Angkatan Darat berada di luar kampus dan berbaris di luar pagar kampus

UGM. 92 Menurut Sutomo Parastho aksi ribuan mahasiswa UGM dilakukan tanpa sponsor dan merupakan gerakan hati nurani.

Gerakan penuntutan terselesainya Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta, memperoleh massa cukup banyak atas isu utama. Faktor soliditas dan solidaritas

91 Kompas, 13 Mei 1969.

92 Kedaulatan Rakyat, 12 Mei 1969.

antara semua elemen gerakan sebagai pendorong utama dalam keberhasilan gerakan mahasiswa.

Berdasarkan resolusi, penanganannya diperlukan untuk segera menuntut pelaku-pelaku pemukulan secepatnya menurut ketentuan hukum berlaku “Role of law”. Dari pihak universitas, Pernyataan “Solidaritas Mahasiswa Gadjah Mada” dibacakan oleh Rektor Soeroso, rektor menghimbau hendaknya persoalan diserahkan kepada pimpinan Universitas agar segera selesai. Disamping itu rektor menyatakan penghormatan kepada mahasiswa telah menunjukkan solidaritas dan kecintaan mahasiswa terhadap almamaternya.

C.

Suasan

a Pasca Aksi Demonstrasi

Peristiwa tersebut berimbas ke hari berikutnya. Sehari setelah berdemonstrasi, pada hari Minggu 11 Mei 1969 para karbol jam 13.00 wib tidak diperbolehkan bermain di daerah perkotaan hingga minggu malam, tidak boleh berada di Jalanan kota Yogyakarta. Dikhawatirkan akan memicu konflik terhadap

mahasiswa. 93 Para Karbol AKABRI bagian Udara ditarik dari kota dan diharapkan

berada di Lanuma Adisucipto tempat markas AKABRI bagian Udara. Intruksi dari petinggi AKABRI bagian Udara mengakibatkan tidak ada Karbol AKABRI muncul di tengah kota. Padahal seringkali para Taruna AKABRI bagian Udara

93 Kedaulatan Rakyat, 12 Mei 1969.

berakhir pekan ke kota bersama pacar atau berjalan-jalan. 94 Di pihak lain, patroli dari angkatan bersenjata Angkatan Darat berkeliling di Kota. Para mahasiswa

mengincar dari Karbol AKABRI bagian Udara maka tidak terjadi insiden perkelahian. Para mahasiswa dengan tenang tetap duduk-duduk di jalan-jalan perkotaan Yogyakarta.

Aspirasi dan demonstrasi mahasiswa UGM di Yogyakarta, dapat dikatakan merupakan aksi cukup militan. Terlebih aksi para mahasiswa setelah menyampaikan aspirasi kepada rektor, mahasiswa mengirimkan delegasi ke

Jakarta untuk meminta pernyataan dari penyelesaian pemerintah pusat. 95 Dewan mahasiswa diwakili oleh 3 anggota Dewan Mahasiswa UGM beserta 4 lainnya

dari Dewan Mahasiswa di tingkat Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Selasa, 13 Mei 1969 menuju Jakarta.

Gambar 8.1 Karikatur DELEGASI DEMA UGM KE DJAKARTA.

94 Kedaulatan Rakyat, 12 Mei 69.

95 Kompas, 15 Mei 1969.

Sumber ; Kedaulatan Rakyat, Senin 19 Mei 1969

Di Jakarta, para mahasiswa didampingi asisten khusus Danjen untuk Urusan Taruna, Kombespol Muljono Santoso. Danjen meminta masalah

diselesaikan di tingkat daerah. 96 Bertemu dengan perwakilan dari pemerintah, para tokoh mahasiswa tidak memiliki pengaruh untuk mengakomodasikan tuntutan-

tuntutan secara substansial. Akomodasi hanya pada persoalan bersifat parsial, dan dianggap tidak memiliki pengaruh terhadap proses penyelesaian kasus 2 Maret 1969. Danjen pada saat bertemu dengan para delegasi mahasiswa menyatakan:

“Sama sekali tak dapat di benarkan, karenanya para pelakunya harus di tindak sesuai dengan norma-norma dan kaidah-kaidah militer“ 97

Menurut laporan Danjen para pelaku sudah ditindak sesuai gradasi hukum militer. Secara institusi militer telah menjalankan prosedur hukum yang berlaku. Gradasi hukum militer Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta adalah peristiwa pidana bukan peristiwa pelanggaran disiplin. Di samping itu, keterangan dari pihak mahasiswa mengungkapkan pemukulan terhadap mahasiswa UGM, seringkali terjadi bahkan sampai lima kali terjadi pada mahasiswa dilakukan pihak AKABRI bagian Udara, diharapkan tidak terulang. Mahasiswa berada di Jakarta kurang lebih satu minggu. Para delegasi selama berada di Jakarta pula menghadap

96 Kompas, 19 Mei 1969.

97 Kedaulatan Rakyat, 19 Mei 1969.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Jaksa Agung. Tuntutan terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan kesejahteraan secara total terhadap pembiayaan dengan meningkatnya berbagai harga buku, kos serta biaya hidup di Yogyakarta.

Menyampaikan tuntutan, delegasi mahasiswa untuk tuntasnya penyelesaian Peristiwa 2 Maret 1969 kembali ke Yogyakarta, mempersiapkan mengadakan koordinasi tentang kejelasan diperoleh dari pemerintah pusat.