Deskripsi Pelaksanaan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) Pada Kelas Eksperimen

b. Deskripsi Pelaksanaan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) Pada Kelas Eksperimen

1) Pertemuan Pertama Peneliti menyampaikan pokok-pokok materi sistem persamaan linear dua variabel kemudian peneliti memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan oleh siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung sebagai tes kemampuan awal, soal tes berupa uraian yang terdiri dari 5 soal dan waktu mengerjakannya 35 menit. Selanjutnya setelah setiap siswa mengerjakan soal pretest, dimulai proses pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Persiapan Peneliti memulai proses pembelajaran dengan pertama-tama peneliti menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran Number Heads Together (NHT) dan cara pelaksanaannya. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu menyebutkan perbedaan dari persamaan linear dua variabel dengan sistem persamaan linear dua variabel. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali tentang persamaan linear satu variabel dengan cara meminta siswa untuk menyebutkan contoh bentuk persamaan linear satu variabel. Kemudian peneliti menyampaikan informasi singkat tentang topik pembelajaran yang mencakup pokok-pokok inti dari materi yang akan dibahas yaitu, persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear dua variabel.

b) Pembentukan kelompok dan pemberian nomor Peneliti membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang dan terbentuklah 8 kelompok, dimana pada saat pembentukan kelompok tersebut peneliti mengkoordinasi siswa untuk tertib namun ada sebagian siswa yang sulit diatur sehingga sedikit menimbulkan kegaduhan di kelas tapi peneliti segera mengatasinya sehingga kegaduhan itu tidak berlangsung lama. Dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Setelah setiap siswa terbentuk dalam kelompok, peneliti membagikan nomor kepada setiap siswa, dimana setiap siswa dalam kelompoknya memiliki nomornya berbeda. Peneliti memberi tahu kepada siswa bahwa nomor tersebut disimpan terus dan dibawa setiap pertemuan selama kegiatan pembelajaran.

c) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau panduan

Setiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan yang telah ditetapkan sekolah agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan peneliti.

d) Diskusi masalah Peneliti memberikan LKS kepada setiap kelompok dan menjelaskan cara pengerjaannya, dimana LKS tersebut didiskusikan dan dicari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS bersama anggota kelompoknya masing-masing serta dipaparkan di depan kelas. LKS pada pertemuan pertama ini d) Diskusi masalah Peneliti memberikan LKS kepada setiap kelompok dan menjelaskan cara pengerjaannya, dimana LKS tersebut didiskusikan dan dicari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS bersama anggota kelompoknya masing-masing serta dipaparkan di depan kelas. LKS pada pertemuan pertama ini

2 (4) 2 x + y = 5 dan 2x + y =8 Selanjutnya masing-masing anggota kelompok secara bersemangat

mengerjakan dan mendiskusikan LKS tersebut dan peneliti mengawasi jalannya diskusi selama proses diskusi berlangsung.

e) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Setelah masing-masing anggota kelompok selesai mendiskusikan tugasnya, peneliti memanggil salah satu nomor dari setiap kelompok bergantian secara acak untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban dari kelompoknya. Kemudian bagi siswa yang nomornya dipanggil, maju ke depan kelas dan mengerjakan hasil jawaban di papan tulis untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya. Pada pertemuan pertama ini, ada dua nomor yang dipanggil berarti ada dua orang siswa dari dua kelompok yang mewakili kelompoknya masing- masing untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya, yaitu kelompok segitiga nomor 2 dan kelompok persegi nomor 4. Dari e) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Setelah masing-masing anggota kelompok selesai mendiskusikan tugasnya, peneliti memanggil salah satu nomor dari setiap kelompok bergantian secara acak untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban dari kelompoknya. Kemudian bagi siswa yang nomornya dipanggil, maju ke depan kelas dan mengerjakan hasil jawaban di papan tulis untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya. Pada pertemuan pertama ini, ada dua nomor yang dipanggil berarti ada dua orang siswa dari dua kelompok yang mewakili kelompoknya masing- masing untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya, yaitu kelompok segitiga nomor 2 dan kelompok persegi nomor 4. Dari

2 6a 2 + 2p merupakan persamaan linear dua variabel?”. Selanjutnya siswa yang mempresentasikan menjawab pertanyaan dari siswa di

kelompok yang mengajukan pertanyaan, apabila siswa yang mempresentasikan mengalami kesulitan maka boleh dibantu oleh anggota kelompoknya, pada pertemuan pertama ini siswa dari kelompok segitiga tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut sehingga langsung menjawab pertanyaan tersebut tanpa bantuan dari anggota kelompok lainnya dimana

2 jawabannya adalah “6a 2 + 2p bukan persamaan linear dua variabel karena masing-masing variabelnya tidak berpangkat satu, yaitu

berpangkat dua”. Selama berlangsungnya kegiatan tersebut peneliti bertindak sebagai fasilitator bagi siswa.

f) Memberi kesimpulan Setelah selesai semua, peneliti dan siswa merangkum materi pembelajaran pada hari tersebut, siswa menyimpulkan bahwa persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang terdiri dari dua buah variabel dan sistem persamaan linear dua variabel adalah

terdiri dari dua buah persamaan linear dua variabel. Kemudian peneliti melengkapi jawaban siswa tersebut dengan menyimpulkan bahwa persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang terdiri dari dua buah variabel dan masing-masing variabelnya berpangkat satu serta sistem persamaan linear dua variabel adalah terdiri dari dua buah persamaan linear dua variabel dan hanya mempunyai satu titik penyelesaian. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mempelajari terlebih dahulu di rumah mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, yaitu menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan berbagai metode.

g) Memberikan penghargaan Setelah semua kegiatan pembelajaran selesai, maka di akhir pembelajaran peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa (kelompok) yang menjawab benar.

2) Pertemuan Kedua

a) Persiapan Peneliti memulai proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan gabungan. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali tentang persamaan garis lurus yang telah dipelajari pada bab sebelumnya yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan liner dua variabel dengan metode a) Persiapan Peneliti memulai proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan gabungan. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali tentang persamaan garis lurus yang telah dipelajari pada bab sebelumnya yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan liner dua variabel dengan metode

b) Pembentukan kelompok dan pemberian nomor Karena kelompok sudah dibentuk dan pemberian nomor juga sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya, maka pada pertemuan kedua ini peneliti mengkoordinasi setiap siswa untuk bergabung bersama kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk dan menyiapkan nomor yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

c) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau panduan

Setiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan yang telah ditetapkan sekolah agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan peneliti.

d) Diskusi masalah Peneliti memberikan LKS kepada setiap kelompok dan menjelaskan cara pengerjaannya, dimana LKS tersebut didiskusikan dan dicari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS bersama anggota kelompoknya masing-masing serta dipaparkan di depan kelas. LKS pada pertemuan kedua ini membahas tentang menentukan himpunan penyelesaian sistem

persamaan linear dua variabel dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan gabungan. Berikut ini permasalahan yang dibahas pada pertemuan kedua ini adalah : Tentukan persamaan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear x + y = 4 dengan 3x + y = 6 dengan metode-metode berikut. (1) Metode Grafik (2) Metode Substitusi (3) Metode Eliminasi (4) Metode Gabungan Eliminasi dan Substitusi Selanjutnya masing-masing anggota kelompok secara bersemangat mengerjakan dan mendiskusikan LKS tersebut dan peneliti mengawasi jalannya diskusi selama proses diskusi berlangsung.

e) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Setelah masing-masing anggota kelompok selesai mendiskusikan tugasnya, peneliti memanggil salah satu nomor dari setiap kelompok bergantian secara acak untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban dari kelompoknya. Kemudian bagi siswa yang nomornya dipanggil, maju ke depan kelas dan mengerjakan hasil jawaban di papan tulis untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya. Pada pertemuan kedua ini, ada empat nomor yang dipanggil berarti ada empat orang siswa dari empat kelompok yang mewakili kelompoknya masing- masing untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya, yaitu kelompok persegi panjang nomor 5, kelompok lingkaran nomor 3, e) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Setelah masing-masing anggota kelompok selesai mendiskusikan tugasnya, peneliti memanggil salah satu nomor dari setiap kelompok bergantian secara acak untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban dari kelompoknya. Kemudian bagi siswa yang nomornya dipanggil, maju ke depan kelas dan mengerjakan hasil jawaban di papan tulis untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya. Pada pertemuan kedua ini, ada empat nomor yang dipanggil berarti ada empat orang siswa dari empat kelompok yang mewakili kelompoknya masing- masing untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya, yaitu kelompok persegi panjang nomor 5, kelompok lingkaran nomor 3,

1. Dari keempat siswa yang presentasi mewakili kelompoknya masing-masing, tiga orang siswa bisa memberikan jawaban dengan benar namun satu orang siswa belum bisa memberikan jawaban dengan tepat, yaitu pada metode grafik dimana harus menggambarkan grafik kedua persamaan untuk menemukan titik potongnya sehingga harus dibantu oleh anggota kelompoknya untuk menyelesaikan jawaban tersebut. Setelah siswa selesai mempresentasikan jawaban, siswa di kelompok lain bertanya dan mengajukan pendapatnya kepada siswa yang mempresentasikan, pada pertemuan kedua ini ada dua orang siswa perwakilan dari kelompok persegi dan jajar genjang yang bertanya pada siswa dari kelompok persegi panjang dan trapesium. Pertanyaan yang pertama dari siswa kelompok persegi kepada siswa kelompok persegi panjang adalah “bagaimana jika pada metode substitusi yang diubah bentuknya, yaitu persamaan (2) 2x + y = 8, apakah hasilnya sama?”. Pertanyaan yang kedua dari siswa kelompok jajargenjang kepada siswa kelompok trapesium adalah “bagaimana jika pada

metode gabungan eliminasi dan substitusi yang pertama menentukan nilai y dengan metode eliminasi dan kedua menentukan nilai x dengan metode substitusi, apakah hasilnya sama?”. Selanjutnya siswa yang mempresentasikan menjawab pertanyaan dari siswa di kelompok yang mengajukan pertanyaan, apabila siswa yang mempresentasikan mengalami kesulitan maka metode gabungan eliminasi dan substitusi yang pertama menentukan nilai y dengan metode eliminasi dan kedua menentukan nilai x dengan metode substitusi, apakah hasilnya sama?”. Selanjutnya siswa yang mempresentasikan menjawab pertanyaan dari siswa di kelompok yang mengajukan pertanyaan, apabila siswa yang mempresentasikan mengalami kesulitan maka

dimana jawabannya adalah “hasilnya sama dengan membuktikan jawabannya di papan tulis”. Begitu pun siswa dari kelompok trapesium tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan kedua sehingga langsung menjawab pertanyaan tersebut tanpa bantuan dari anggota kelompok lainnya dimana jawabannya adalah

“hasilnya sama dengan membuktikan jawabannya di papan tulis”. Selama berlangsungnya kegiatan tersebut peneliti bertindak sebagai fasilitator bagi siswa.

f) Memberi kesimpulan Setelah selesai semua, peneliti dan siswa merangkum materi pembelajaran pada hari tersebut, siswa menyimpulkan bahwa. penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu metode grafik, metode substitusi, dan metode eliminasi. Kemudian peneliti melengkapi jawaban siswa tersebut dengan menyimpulkan bahwa dalam menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan empat metode, yaitu metode grafik, metode substitusi, metode eliminasi, dan metode gabungan eliminasi dan substitusi. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mempelajari terlebih dahulu di rumah mengenai materi yang akan dibahas pada f) Memberi kesimpulan Setelah selesai semua, peneliti dan siswa merangkum materi pembelajaran pada hari tersebut, siswa menyimpulkan bahwa. penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu metode grafik, metode substitusi, dan metode eliminasi. Kemudian peneliti melengkapi jawaban siswa tersebut dengan menyimpulkan bahwa dalam menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan empat metode, yaitu metode grafik, metode substitusi, metode eliminasi, dan metode gabungan eliminasi dan substitusi. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mempelajari terlebih dahulu di rumah mengenai materi yang akan dibahas pada

g) Memberikan penghargaan Setelah semua kegiatan pembelajaran selesai, maka di akhir pembelajaran peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa (kelompok) yang menjawab benar.

3) Pertemuan Ketiga

a) Persiapan Peneliti memulai proses pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali tentang menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan dan memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat jika menyelesaikan sistem persamaan liner dua variabel ini dikuasai dengan baik akan mempermudah siswa menerapkannya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian peneliti menyampaikan informasi singkat tentang topik pembelajaran yang a) Persiapan Peneliti memulai proses pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali tentang menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan dan memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat jika menyelesaikan sistem persamaan liner dua variabel ini dikuasai dengan baik akan mempermudah siswa menerapkannya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian peneliti menyampaikan informasi singkat tentang topik pembelajaran yang

b) Pembentukan kelompok dan pemberian nomor Karena kelompok sudah dibentuk dan pemberian nomor juga sudah dilakukan pada pertemuan pertama, sama seperti pada pertemuan kedua maka pada pertemuan ketiga ini peneliti mengkoordinasi setiap siswa untuk bergabung bersama kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk dan menyiapkan nomor yang telah diberikan pada pertemuan pertama.

c) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau panduan Setiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan yang telah ditetapkan sekolah agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan peneliti.

d) Diskusi masalah Peneliti memberikan LKS kepada setiap kelompok dan menjelaskan cara pengerjaannya, dimana LKS tersebut didiskusikan dan dicari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS bersama anggota kelompoknya masing-masing serta dipaparkan di depan kelas. LKS pada pertemuan ketiga ini membahas tentang membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan d) Diskusi masalah Peneliti memberikan LKS kepada setiap kelompok dan menjelaskan cara pengerjaannya, dimana LKS tersebut didiskusikan dan dicari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS bersama anggota kelompoknya masing-masing serta dipaparkan di depan kelas. LKS pada pertemuan ketiga ini membahas tentang membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan

6 buah apel dan 2 buah jeruk dengan harga Rp27.200,00. (1) Buatlah model matematika dari masalah di atas ! (2) Tentukan harga satu apel dan satu jeruk ! Selanjutnya masing-masing anggota kelompok secara bersemangat mengerjakan dan mendiskusikan LKS tersebut dan peneliti mengawasi jalannya diskusi selama proses diskusi berlangsung.

e) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Setelah masing-masing anggota kelompok selesai mendiskusikan tugasnya, peneliti memanggil salah satu nomor dari setiap kelompok bergantian secara acak untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban dari kelompoknya. Kemudian bagi siswa yang nomornya dipanggil, maju ke depan kelas dan mengerjakan hasil jawaban di papan tulis untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya. Pada pertemuan ketiga ini, ada dua nomor yang dipanggil berarti ada dua orang siswa dari dua kelompok yang mewakili kelompoknya masing- masing untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya, yaitu kelompok jajar genjang nomor 5 dan kelompok layang-layang nomor 3. Dari kedua siswa yang presentasi mewakili kelompoknya e) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Setelah masing-masing anggota kelompok selesai mendiskusikan tugasnya, peneliti memanggil salah satu nomor dari setiap kelompok bergantian secara acak untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban dari kelompoknya. Kemudian bagi siswa yang nomornya dipanggil, maju ke depan kelas dan mengerjakan hasil jawaban di papan tulis untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya. Pada pertemuan ketiga ini, ada dua nomor yang dipanggil berarti ada dua orang siswa dari dua kelompok yang mewakili kelompoknya masing- masing untuk mempresentasikan jawaban dari kelompoknya, yaitu kelompok jajar genjang nomor 5 dan kelompok layang-layang nomor 3. Dari kedua siswa yang presentasi mewakili kelompoknya

apabila siswa yang mempresentasikan mengalami kesulitan maka boleh dibantu oleh anggota kelompoknya, pada pertemuan ketiga ini siswa dari kelompok layang-layang tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut sehingga langsung menjawab pertanyaan tersebut tanpa bantuan dari anggota kelompok lainnya dimana jawabannya adalah “harga 5 buah apel dan 3 buah jeruk, yaitu Rp24.800,00 dengan membuktikan jawabannya di papan tulis”. Selama berlangsungnya kegiatan tersebut peneliti bertindak sebagai fasilitator bagi siswa.

mengajukan

pertanyaan,

f) Memberi kesimpulan Setelah selesai semua, peneliti dan siswa merangkum materi pembelajaran pada hari tersebut, siswa menyimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal cerita tentang sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan membuat model matematikanya dan menyelesaikannya dengan cara menyelesaikan f) Memberi kesimpulan Setelah selesai semua, peneliti dan siswa merangkum materi pembelajaran pada hari tersebut, siswa menyimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal cerita tentang sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan membuat model matematikanya dan menyelesaikannya dengan cara menyelesaikan

g) Memberikan penghargaan Setelah semua kegiatan pembelajaran selesai, maka di akhir pembelajaran peneliti memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa (kelompok) yang menjawab benar.

Setelah selesai tiga kali pertemuan maka diadakan posttest. Peneliti mengambil data hasil belajar matematika siswa yaitu dari nilai posttest siswa setelah diadakan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya selama tiga kali pertemuan. Data diambil dengan cara memberikan soal posttest berupa tes uraian yang terdiri dari 5 soal dan waktu mengerjakannya 35 menit.

Berdasarkan dari hasil yang didapat siswa selama proses pembelajaran dengan LKS pada pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3 di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

Number Heads Together (NHT) dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata LKS pada setiap pertemuan ternyata membawa peningkatan. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai siswa pada setiap pertemuan yaitu, pertemuan

1 adalah 83,78, pertemuan 2 adalah 88,97, dan pertemuan 3 adalah 94,32. Berikut terlihat pada diagram dibawah ini.

Hasil LKS

Pertemuan Pertemuan Pertemuan

Diagram 1. Hasil LKS Kelas Eksperimen

c. Deskripsi Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional Pada Kelas Kontrol

1) Pertemuan Pertama Peneliti menyampaikan pokok-pokok materi sistem persamaan linear dua variabel kemudian peneliti memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan oleh siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung sebagai tes kemampuan awal, soal tes berupa uraian yang terdiri dari 5 soal dan waktu mengerjakannya 35 menit. Selanjutnya setelah setiap siswa mengerjakan soal pretest, peneliti memulai proses pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu menyebutkan 1) Pertemuan Pertama Peneliti menyampaikan pokok-pokok materi sistem persamaan linear dua variabel kemudian peneliti memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan oleh siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung sebagai tes kemampuan awal, soal tes berupa uraian yang terdiri dari 5 soal dan waktu mengerjakannya 35 menit. Selanjutnya setelah setiap siswa mengerjakan soal pretest, peneliti memulai proses pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu menyebutkan

Selanjuntya peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear dua variabel. Kemudian bagi siswa yang belum mengerti dipersilahkan untuk bertanya . Setelah peneliti menjelaskan siswa diberi latihan soal yang ada di buku paket, kemudian siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan guru. Setelah selesai semua, peneliti dan siswa merangkum materi pembelajaran pada hari tersebut.

2) Pertemuan Kedua Peneliti memulai proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan gabungan. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali tentang persamaan garis lurus yang telah dipelajari pada bab sebelumnya yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan liner dua variabel dengan metode grafik.

Selanjutnya sama seperti pertemuan pertama, peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan gabungan. Kemudian bagi siswa yang belum mengerti dipersilahkan untuk bertanya. Setelah peneliti Selanjutnya sama seperti pertemuan pertama, peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan gabungan. Kemudian bagi siswa yang belum mengerti dipersilahkan untuk bertanya. Setelah peneliti

3) Pertemuan Ketiga Peneliti memulai proses pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai yaitu membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Setelah itu peneliti meminta siswa mengingat kembali tentang menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan dan memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat jika menyelesaikan sistem persamaan liner dua variabel ini dikuasai dengan baik akan mempermudah siswa menerapkannya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya sama seperti pertemuan pertama dan kedua, peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Kemudian bagi siswa yang belum mengerti dipersilahkan untuk bertanya. Setelah peneliti menjelaskan siswa diberi latihan soal yang Selanjutnya sama seperti pertemuan pertama dan kedua, peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas, yaitu membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Kemudian bagi siswa yang belum mengerti dipersilahkan untuk bertanya. Setelah peneliti menjelaskan siswa diberi latihan soal yang

Setelah selesai tiga kali pertemuan maka diadakan posttest. Peneliti mengambil data hasil belajar matematika siswa yaitu dari nilai posttest siswa setelah diadakan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya selama tiga kali pertemuan. Data diambil dengan cara memberikan soal posttest berupa tes uraian yang terdiri dari 5 soal dan waktu mengerjakannya 35 menit.

Berdasarkan dari hasil yang didapat siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3 di kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata latihan siswa pada setiap pertemuan masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai siswa pada setiap pertemuan yaitu, pertemuan 1 adalah 70,95, pertemuan 2 adalah 71,95, dan pertemuan 3 adalah 70,14. Berikut terlihat pada diagram dibawah ini.

Hasil Latihan

Pertemuan Pertemuan Pertemuan 1 2 3

Diagram 2. Hasil Latihan Kelas Kontrol

2. Hasil Analisis Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Setelah dilakukan uji validitas oleh pakar, soal tes tersebut diujicobakan kepada 10 orang siswa kelas IX untuk menguji secara empirik kevalidan soal tes. Dalam hal ini yang diujicobakan hanya soal posttest karena konsep dan materi pada soal pretest dan posttest sama yang berbeda hanya angka pada masing-masing soal pretest dan posttest tesebut, maka cukup dilakukan ujicoba pada soal posttest saja. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing-masing pertanyaan (item) dengan skor totalnya. Rumus korelasi yang dipergunakan adalah korelasi product moment. Hasil ujicoba soal posttest dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10 Hasil Validasi Soal Tes

Item/Soal Nilai

Hasil Validasi

Dari hasil ujicoba ini dapat disimpulkan bahwa soal tes pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada penelitian ini adalah berkriteria valid.

b. Uji Reliabilitas

Untuk melihat apakah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur data, maka dilakukan uji reliabilitas. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha. Dari perhitungan didapat

r 11 = 0,894 dan r tabel = 0,878 maka r 11 >r tabel . Ini berarti instrumen tes tersebut reliabel.

c. Uji Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item, maka dilakukan uji tingkat kesukaran. Dari perhitungan didapat hasil tingkat kesukaran pada masing-masing butir item dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11 Hasil Tingkat Kesukaran

Item/Soal

Hasil Tingkat Kesukaran

Dari hasil uji tingkat kesukaran dapat disimpulkan bahwa soal tes hasil belajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada penelitian ini adalah sedang.

3. Hasil Analisis Data Tes

a. Analisis Data Pretest

Analisis data pretest ini digunakan untuk mengetahui normalitas dan homogenitas serta untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi sistem persamaan linear dua variabel sebelum proses pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh gambaran nilai pretest berikut disajikan rata-rata dan simpangan baku kelas eksperimen dan kontrol.

Tabel 12

Rata-rata dan Simpangan Baku Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas

Rata-rata

Simpangan Baku Jumlah Siswa

Untuk mengetahui kesetaraan skor nilai pretest kedua kelas sampel penelitian dilakukan uji analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas Data Pretest Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil pretest berdiistribusi normal atau tidak. Adapun hasil rata-rata, modus, simpangan baku, dan kemiringan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13

Rata-rata, Modus, Simpangan Baku, dan Kemiringan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Karena nilai kemiringan sebesar –0,21 terletak diantara (-1) dan (+1) atau -1 < –0,21 < +1 pada kelas eksperimen dan nilai kemiringan sebesar –0,26 terletak diantara (-1) dan (+1) atau -1 < –0,26 < +1 pada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest untuk kelas eksperimen dan kontrol berdiistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Data Pretest Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel homogen atau tidak, dengan kriteria penguji adalah tolak H 0 jika

F hitung  F 1/2(nb-1), (nk-1) dan terima H 0 jika sebaliknya dengan dk

pembilang = (n b -1) dan dk penyebut = (n k -1).

0 : σ 1 =σ 2 (varians data homogen)

2 Ha : σ 2

1 ≠σ 2 (varians data tidak homogen

Keterangan : σ 2

1 = varians kelas eksperimen σ 2

2 = varians kelas kontrol

Dari perhitungan diatas diperoleh 𝐹 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,351, dimana derajat kebebasan pembilang = (n b -1) = 35-1 = 36 dan derajat kebebasan penyebut = (n k -1) = 35-1 = 36 dengan taraf nyata 5 %, karena untuk derajat kebebasan penyebut 36 tidak terdapat dalam pada tabel

distribusi F, maka besarnya ditentukan menggunakan rumus interpolasi, diketahui : 𝑑𝑘 1 = 36, 𝑑𝑘 𝑚𝑖𝑛 = 30, 𝑑𝑘 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 40, 𝑡 𝑚𝑖𝑛 = 1,78, 𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 1,72, sebagai berikut : 𝑑𝑘 I= 1 −𝑑𝑘 𝑚𝑖𝑛 𝑡

𝑚𝑖𝑛 − 𝑡 𝑚𝑖𝑛 −𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑑𝑘 (Abott dalam Mulyono, 2009:2) 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑑𝑘 𝑚𝑖𝑛

I = 1,744 Berdasarkan perhitungan didapat F hitung = 1,351 dan F 0,05(36,36) = 1,744. Karena F hitung  F 1/2(nb-1), (nk-1) sehingga terima H 0 . Dengan demikian diketahui bahwa varians kedua kelompok yang dibandingkan homogen.

b. Analisis Data Posttest

Posttest dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung. Analisis data posttest ini digunakan untuk mengetahui normalitas, homogenitas dan menguji hipotesis yang diajukan serta untuk mengetahui hasil belajar setelah proses Posttest dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung. Analisis data posttest ini digunakan untuk mengetahui normalitas, homogenitas dan menguji hipotesis yang diajukan serta untuk mengetahui hasil belajar setelah proses

Tabel 14

Rata-rata dan Simpangan Baku Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas

Rata-rata

Simpangan Baku Jumlah Siswa

Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen, berikut rangkuman berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan persentase kategori.

Tabel 15 Persentase Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Kategori Hasil Belajar

Nilai Siswa

Baik Sekali

– 79 66 Baik

– 65 56 Cukup

Kurang

Gagal

Jumlah

Keterangan : 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖

Kategori Hasil Belajar

Cukup Kurang Gagal

Diagram 3. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Dari tabel 15 dan diagram 3 di atas diperoleh 29 orang siswa (78,38%) termasuk dalam kategori hasil belajar baik sekali, 3 orang siswa (8,11%) termasuk dalam kategori baik, 1 orang siswa (2,7%) termasuk dalam kategori cukup, dan 4 orang siswa (10,81%) termasuk dalam kategori kurang. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 83,19 maka hasil belajar siswa dapat dikategorikan baik sekali. Jika persentase siswa dilihat dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh SMP Adabiyah Palembang sebesar 75 maka sebanyak 32 orang siswa (86%) tuntas dan

5 orang siswa (14%) tidak tuntas pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran Number Heads Together (NHT). Berikut ini gambaran KKM siswa kelas eksperimen.

Ketuntasan Belajar

Tidak Tuntas

Diagram 4. Persentase Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Berdasarkan KKM

Adapun untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung pada kelas kontrol, berikut rangkuman hasil perhitungan berdasarkan persentase kategori.

Tabel 16 Persentase Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Kategori Hasil Belajar

Nilai Siswa

Baik Sekali

– 79 66 Baik

– 65 56 Cukup

Kurang

Gagal

Jumlah 37 100

Keterangan : 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖

Kategori Hasil Belajar

Cukup Kurang Gagal

Sekali

Diagram 5. Hasil Belajar Kelas Kontrol

Dari tabel 16 dan diagram 5 di atas diperoleh 9 orang siswa (24,32%) termasuk dalam kategori hasil belajar baik sekali, 13 orang siswa (35,14%) termasuk dalam kategori baik, 4 orang siswa (10,81%) termasuk dalam kategori cukup, 3 orang siswa (8,11%) termasuk dalam kategori kurang, dan 8 orang siswa (21,62%) termasuk dalam kategori gagal. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 70,85 maka hasil belajar siswa dapat dikategorikan baik. Jika persentase siswa dilihat dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh SMP Adabiyah Palembang sebesar 75 maka sebanyak 22 orang siswa (59%) tuntas dan 15 orang siswa (41%) tidak tuntas pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran konvensional. Berikut ini gambaran KKM siswa kelas kontrol.

Ketuntasan Belajar

Tidak Tuntas

Diagram 6. Persentase Hasil Belajar Kelas Kontrol

Berdasarkan KKM

Untuk mengetahui kesetaraan skor nilai posttest kedua kelas sampel penelitian dilakukan uji analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas Data Posttest Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil posttest berdiistribusi normal atau tidak. Adapun hasil rata-rata, modus, simpangan baku, dan kemiringan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 17

Rata-rata, Modus, Simpangan Baku, dan Kemiringan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kontrol

Karena nilai kemiringan sebesar 0,1 terletak diantara (-1) dan (+1) atau -1 < 0,1 < +1 pada kelas eksperimen dan nilai kemiringan sebesar

–0,57 terletak diantara (-1) dan (+1) atau -1 < –0,57 < +1 pada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest untuk kelas

eksperimen dan kontrol berdiistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Data Posttest Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel homogen atau tidak, dengan kriteria penguji adalah tolak H 0 jika

F hitung  F 1/2 (nb-1), (nk-1) dan terima H 0 jika F hitung  F 1/2 nb-1), (nk-1)

dengan dk pembilang = (n b -1) dan dk penyebut = (n k -1).

0 : σ 1 =σ 2 (varians data homogen)

2 Ha : σ 2

1 ≠σ 2 (varians data tidak homogen)

Keterangan : σ 2

1 = varians kelas eksperimen σ 2

2 = varians kelas kontrol

Dari perhitungan diatas diperoleh 𝐹 𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,541, dimana derajat kebebasan pembilang = (n b -1) = 35-1 = 36 dan derajat kebebasan

penyebut = (n k -1) = 35-1 = 36 dengan taraf nyata 5 %, karena untuk derajat kebebasan penyebut 36 tidak terdapat dalam pada tabel distribusi F, maka besarnya ditentukan menggunakan rumus penyebut = (n k -1) = 35-1 = 36 dengan taraf nyata 5 %, karena untuk derajat kebebasan penyebut 36 tidak terdapat dalam pada tabel distribusi F, maka besarnya ditentukan menggunakan rumus

𝑚𝑖𝑛 − 𝑡 𝑚𝑖𝑛 −𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑑𝑘 (Abott dalam Mulyono, 2009:2) 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑑𝑘 𝑚𝑖𝑛

I = 1,744 Berdasarkan perhitungan didapat F hitung = 1,541 dan F 0,05(36,36) = 1,744. Karena F hitung  F 1/2 (nb-1), (nk-1) sehingga terima H 0 . Dengan demikian diketahui bahwa varians kedua kelompok yang dibandingkan homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Awal Sebelum Perlakuan

Berikut ini hipotesis yang akan diuji kebenaranya menggunakan teknik t-test untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan.

Hipotesis Deskriptif :

H 0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis Statistik :

H 0 : μ 1 ≤μ 2 = rata-rata pretest kelas eksperimen kurang dari atau sama

dengan rata-rata kelas kontrol.

Ha : μ 1 > μ 2 = rata-rata pretest kelas eksperimen lebih dari rata-rata kelas

kontrol.

Keterangan : μ 1 = rata-rata pretest kelas eksperimen

μ 2 = rata-rata pretest kelas kontrol

Tabel 18

Daftar Hasil Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Standar Error Kelas

Perbedaan Uji t

Kriteria pengujian yang berlaku adalah H 0 diterima jika t hitung <t tabel dan

H 0 ditolak jika t hitung > t tabel dengan menentukan dk = n 1 + n 2 – 2 dan taraf signifikan 𝛼 = 5%. Derajat kebebasan (dk) = (n 1 + n 2 –2) =

37 + 37 – 2 = 72 (konsultasikan tabel nilai t). Ternyata dalam tabel tidak ditemui dk sebesar 72, maka besarnya ditentukan menggunakan rumus interpolasi, diketahui: 𝑑𝑘 1 = 72, 𝑑𝑘 𝑚𝑖𝑛 = 70, 𝑑𝑘 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 80, 𝑡 𝑚𝑖𝑛 = 2,00, 𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 1,99, sebagai berikut:

I= 𝑡 𝑚𝑖𝑛 − 𝑡 𝑚𝑖𝑛 −𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 (Abott dalam Mulyono, 2009:2)

I = 2,00 – (2,00 – 1,99) 80

I = 2,00 2 – (0,01)

I = 2,00 – 0,002

I = 1,998

Berdasarkan perhitungan didapat t hitung = 0,069 dan t tabel = 1,998. Karena

t hitung = 0,069 < t tabel = 1,998 maka H 0 diterima berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Uji Hipotesis

Berikut ini hipotesis yang akan diuji kebenaranya menggunakan teknik t- test untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan.

Hipotesis pengujiannya sebagai berikut : Hipotesis Deskriptif :

H 0 : Penggunaan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) Tidak Efektif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Adabiyah Palembang.

H a : Penggunaan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) Efektif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Adabiyah Palembang.

Hipotesis Statistik :

H 0 : μ 3 ≤μ 4 = rata-rata posttest kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata kelas kontrol. Ha : μ 3 > μ 4 = rata-rata posttest kelas eksperimen lebih dari rata-rata

kelas kontrol.

Keterangan : μ 3 = rata-rata posttest kelas eksperimen μ 4 = rata-rata posttest kelas kontrol

Tabel 19

Daftar Hasil Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Standar Error Kelas

Perbedaan Uji t

Kriteria pengujian yang berlaku adalah H 0 diterima jika t hitung <t tabel dan

H 0 ditolak jika t hitung > t tabel dengan menentukan dk = n 1 + n 2 – 2 dan taraf signifikan 𝛼 = 5%. Derajat kebebasan (dk) = (n 1 + n 2 –2) =

37 + 37 – 2 = 72 (konsultasikan tabel nilai t). Ternyata dalam tabel tidak ditemui dk sebesar 72, maka besarnya ditentukan menggunakan rumus interpolasi, diketahui: 𝑑𝑘 1 = 72, 𝑑𝑘 𝑚𝑖𝑛 = 70, 𝑑𝑘 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 80, 𝑡 𝑚𝑖𝑛 = 2,00, 𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 1,99, sebagai berikut:

I= 𝑡 𝑚𝑖𝑛 − 𝑡 𝑚𝑖𝑛 −𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠 (Abott dalam Mulyono, 2009:2)

I = 1,998 Berdasarkan perhitungan didapat t hitung = 3,372 dan t tabel = 1,998. Karena

t hitung = 3,372 > t tabel = 1,998 maka H 0 ditolak dan H a diterima berarti t hitung = 3,372 > t tabel = 1,998 maka H 0 ditolak dan H a diterima berarti