Sifat dan Fungsi Oksigen Proses Respirasi dan Transpor Oksigen

Cara menghitung indeks kesanggupan badan: = Tabel 2.1. Kriteria Indeks Kesanggupan Badan dan Nilainya Kriteria Nilai Hasil Perhitungan IKB Sangat baik 5 90 Baik 4 80-89 Cukup 3 65-79 Sedang 2 50-64 Kurang 1 50 Sumber : Rusip, 2006

2.4. Oksigen

2.4.1. Sifat dan Fungsi Oksigen

Oksigen merupakan suatu unsur kimia yang mengisi kira-kira 20 persen udara di atmosfer yang sangat penting dalam proses pernapasan Nuswantari, 1998. Seperti unsur kimia yang lain, oksigen juga memiliki sifat fisik dan sifat kimia. Sifat-sifat fisik oksigen antara lain tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Sedangkan secara kimia, oksigen bersifat membantu pembakaran Misawa, 2008. Sel-sel tubuh memerlukan pasokan oksigen O 2 kontinu untuk menunjang reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan energi yang diproses di dalam mitokondria Juwono, 2003. Energi sangat penting bagi berbagai aktivitas sel yang ditujukan untuk mempertahankan hidup. Tubuh memperoleh energi terutama dari karbohidrat, lemak, dan protein yang terdapat dalam makanan. Sewaktu seseorang makan, makanan akan dicerna dan diserap. Produk pencernaan akan beredar dalam darah, masuk ke dalam berbagai jaringan, dan akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Untuk mengubah makanan secara Lama naik turun dalam detik x 100 I.K.B 2 x nadi 1 + nadi 2 + nadi 3 Universitas Sumatera Utara sempurna menjadi karbon dioksida CO 2 dan air H 2 O, diperlukan oksigen molekular O 2 Marks, 2000.

2.4.2. Proses Respirasi dan Transpor Oksigen

Oksigen didapatkan oleh tubuh melalui proses respirasi. Proses respirasi sendiri terdiri dari proses inspirasi dan proses ekspirasi. Inspirasi adalah proses yang aktif sehingga baik inspirasi biasa maupun inspirasi dalam selalu memerlukan aktifitas dari otot-otot inspirasi. Diafragma merupakan otot inspirasi utama yang mengambil peran kurang lebih 75 dari fungsi otot-otot inspirasi yang lain, yaitu musculus intercostalis externus, musculus scalenus, musculus sternocleidomastoideus, dan musculus pectoralis minor Alsagaff, 2010. Gambar 2.2. Proses inspirasi Sedangkan proses ekspirasi adalah proses pasif yang terjadi karena elastisitas dari jaringan paru dan tidak memerlukan aktifitas otot-otot ekspirasi, yaitu Kontraksi otot diafragma dan musculus intercostalis externus Volume toraks membesar Tekanan intra pleura menurun Paru-paru mengembang Tekanan intra alveoli menurun Udara oksigen masuk ke dalam paru-paru Universitas Sumatera Utara musculus intercostalis internus dan otot-otot dinding perut. Otot-otot ekspirasi hanya digunakan pada proses ekspirasi dalam Alsagaff, 2010. Gambar 2.3. Proses ekspirasi Dalam melaksanakan tugas tersebut, paru-paru dikontrol oleh suatu sistem yang terdiri dari : a. Sensor, yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi dan meneruskannya ke pengendali sentral. b. Pengendali sentral, yang berada di otak yang bertugas untuk mengkoordinasikan semua informasi yang masuk dan mengirim impuls ke efektor agar ventilasi dapat berjalan dengan sempurna. Otot inspirasi relaksasi Volume toraks mengecil Tekanan intra pleura meningkat Volume paru-paru mengecil Tekanan intra alveoli meningkat Udara karbon dioksida bergerak keluar paru-paru Universitas Sumatera Utara c. Efektor otot-otot pernapasan, yang berfungsi sebagai pompa sehingga ventilasi dapat terlaksana seperti yang seharusnya Alsagaff, 2010. Gambar 2.4. Alur pengaturan dan pengendalian pernapasan Setelah proses inspirasi dan oksigen masuk ke dalam paru-paru, maka oksigen tadi akan berdifusi dan masuk ke dalam aliran darah. Setelah oksigen berada di dalam darah dan siap untuk dialirkan ke berbagai jaringan di tubuh, oksigen terikat dengan hemoglobin, yaitu suatu protein yang terkandung di dalam eritrosit sel darah merah. Empat molekul oksigen dapat ditransportasikan melalui satu molekul hemoglobin. Ikatan antara hemoglobin dengan oksigen akan membentuk oksihemoglobin. Sedangkan hemoglobin yang tidak mengikat oksigen disebut deoksihemoglobin. Jumlah oksigen yang dapat dialirkan ke jaringan tergantung dari konsentrasi hemoglobin Powers, 2007.

2.5. Minuman Beroksigen

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigea dengan Minuman Air Putih ,Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012.

2 48 49

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

2 70 64

Pengaruh Minuman Isotonik, Minuman Beroksigen, dan Minuman Yang Mengandung Vitamin C Terhadap Kebugaran Fisik Setelah Latihan Fisik Dengan Metode Harvard Step Test Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

8 61 60

Gambaran Gangguan Haid Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tingkat I Angkatan 2010

4 33 72

Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigen dengan Minuman Air Biasa terhadap Nilai VEP1, KVP, dan Frekuensi Napas pada Latihan Fisik

1 33 63

Hubungan Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012

0 1 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kebugaran - Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigea dengan Minuman Air Putih ,Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012.

0 0 10

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 1 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Berenergi - Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 0 11

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 0 13