Minuman Beroksigen TINJAUAN PUSTAKA

c. Efektor otot-otot pernapasan, yang berfungsi sebagai pompa sehingga ventilasi dapat terlaksana seperti yang seharusnya Alsagaff, 2010. Gambar 2.4. Alur pengaturan dan pengendalian pernapasan Setelah proses inspirasi dan oksigen masuk ke dalam paru-paru, maka oksigen tadi akan berdifusi dan masuk ke dalam aliran darah. Setelah oksigen berada di dalam darah dan siap untuk dialirkan ke berbagai jaringan di tubuh, oksigen terikat dengan hemoglobin, yaitu suatu protein yang terkandung di dalam eritrosit sel darah merah. Empat molekul oksigen dapat ditransportasikan melalui satu molekul hemoglobin. Ikatan antara hemoglobin dengan oksigen akan membentuk oksihemoglobin. Sedangkan hemoglobin yang tidak mengikat oksigen disebut deoksihemoglobin. Jumlah oksigen yang dapat dialirkan ke jaringan tergantung dari konsentrasi hemoglobin Powers, 2007.

2.5. Minuman Beroksigen

Oksigen diperlukan tubuh untuk reaksi oksidasi. Pada manusia, oksigen diangkut melalui darah yang terikat dengan hemoglobin dari paru – paru sampai ke jaringan. Minuman beroksigen mampu berdifusi ke dalam darah melalui absorpsi di saluran intestinal dan mukosa lainnya setelah dikonsumsi Pakdaman, 1985. Jenkins dkk melaporkan bahwa dijumpai peningkatan waktu ketahanan sebesar 11 pada latihan fisik yang mengkonsumsi minuman beroksigen Jenkins et al., 2002. Sebuah studi pada tahun 1997 pada Texas Women’s University mendapati pelari jarak 5 km yang minum air beroksigen lebih cepat berlari dengan VO 2 max yang lebih tinggi dibandingkan yang minum air biasa. Tetapi pada penelitian lain, Pengendali sentral Efektor Sensor Universitas Sumatera Utara Porcari dkk meyimpulkan bahwa minuman beroksigen tidak memberikan pengaruh berupa peningkatan performa saat berolahraga Porcari, 2002. Kecepatan zat-zat nutrisi termasuk air dan elektrolit masuk ke dalam sistemik tergantung pada laju pengosongan lambung dan laju absorpsi cairan dari usus halus. Beberapa faktor yang diketahui berpengaruh terhadap laju pengosongan isi lambung tertera pada tabel. Tabel 2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengosongan lambung Faktor Cara Pengaturan Efek pada motilitas pengosongan lambung Volume Kimus Distensi menimbulkan efek langsung pada eksitabilitas otot polos lambung, serta bekerja melalui pleksus intrinsik, saraf vagus dan gastrin Peningkatan volume merangsang motilitas dan pengosongan Derajat Keenceran Efek langsung, isi harus berbentuk cair agar dapat dievakuasi Peningkatan keenceran mempercepat pengosongan Adanya lemak, hipertonisitas, asam atau peregangan Memulai refleks enterogastrik atau memicu pengeluaran enterogastron kolesistokinin, sekretin, peptida inhibitorik lambung Faktor-faktor di duodenum tersebut menghambat motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut sampai duodenum mengatasi faktor- faktor yang sudah ada Emosi Mengubah keseimbangan otonom Merangsang atau menghambat motilitas dan pengosongan Universitas Sumatera Utara Nyeri hebat Meningkatkan aktivitas simpatis Menghambat motilitas dan pengosongan lambung Penurunan pemakaian glukosa di hipotalamus Meningkatkan aktivitas vagus Merangsang motilitas disertai rasa lapar Sumber : Sherwood, 2001 Absorpsi air pada saluran cerna juga dipengaruhi oleh suhu air tersebut. Minuman yang dingin lebih cepat diabsoprsi daripada minuman yang hangat Powers, 2007. Absorpsi air oksigen pada saluran cerna dapat dinilai dengan pemeriksaan PaO 2 darah. Setelah 5 menit minum air beroksigen akan terjadi peningkatan PaO 2 darah. Selama 3 sampai 4 jam kandungan oksigen tetap tinggi didalam darah. Absorpsi minuman beroksigen masuk ke kapiler membran mukosa saluran cerna kemudian ke vena portal dan masuk ke sirkulasi hati serta ke seluruh sirkulasi tubuh. Peningkatan oksigen dalam darah ini akan mencapai organ tubuh mengikuti jalur hematogen Pakdaman, 1985. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi operasional

- Latihan fisik pada penelitian ini adalah naik turun bangku dengan metode Harvard Step Test. - Tingkat kebugaran adalah indeks kesanggupan badan IKB yang diukur dengan rumus berdasarkan perubahan denyut nadi setelah melakukan latihan fisik. - Minuman beroksigen adalah minuman dengan kandungan oksigen 7-10 kali lebih banyak dibandingkan dengan air biasa. - Minuman air putih biasa adalah air minum biasa dalam kemasan.

3.3. Hipotesis

Terdapat perbedaan tingkat kebugaran antara mahasiswi FK USU yang diberikan minuman beroksigen dengan yang diberikan minuman air putih biasa. Tingkat kebugaran Variabel independen Variabel dependen Latihan fisik + Minuman Beroksigen Latihan fisik + Minuman Air Putih

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigea dengan Minuman Air Putih ,Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012.

2 48 49

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

2 70 64

Pengaruh Minuman Isotonik, Minuman Beroksigen, dan Minuman Yang Mengandung Vitamin C Terhadap Kebugaran Fisik Setelah Latihan Fisik Dengan Metode Harvard Step Test Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

8 61 60

Gambaran Gangguan Haid Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tingkat I Angkatan 2010

4 33 72

Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigen dengan Minuman Air Biasa terhadap Nilai VEP1, KVP, dan Frekuensi Napas pada Latihan Fisik

1 33 63

Hubungan Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012

0 1 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kebugaran - Perbandingan Pengaruh Minuman Beroksigea dengan Minuman Air Putih ,Biasa Terhadap Tingkat Kebugaran pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2012.

0 0 10

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 1 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Berenergi - Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 0 11

Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

0 0 13