26
Dalam melaksanakan
evaluasi kinerja
kegiatan pembangunan, Perangkat Daerah mengikuti pedoman dan
petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk
masing-masing jangka waktu sebuah rencana. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan pembangunan daerah disusun dalam
rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dimaksud disusun oleh pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya yang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penyusunan
perencanaan pembangunan
daerah juga
dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan
pengawasan.
2.3.1 K
ONDISI
U
MUM
P
ERENCANAAN
S
AAT
I
NI
Lima tahun terakhir, pada umumnya, kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah di
Kabupaten Batang
terus menerus
mengalami peningkatan. Beberapa indikator yang menyebabkan
27
adanya peningkatan
kualitas penyelenggaraan
perencanaan tersebut meliputi : a.
Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan pembangunan antara lain:
DPRD, LSM, Lembaga masyarakat tingkat desa, organisasi profesi, perguruan tinggi, dan sektor
swasta; b.
Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya
mekanisme perencanaan
partisipatif; c.
Terselenggaranya forum SKPD dan gabungan SKPD; d.
Meningkatnya konsistensi
antara dokumen
perencanaan dengan
mekanisme penyusunan
anggaran; e.
Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan di tingkat kecamatan oleh Bappeda dan SKPD terkait.
Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari meningkatnya kapasitas kelembagaan
Bappeda meliputi kapasitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, meliputi: a.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan diklat fungsional;
28
b. Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan, meliputi:
masterplan, grand design, RDTRK, RTRW, data base, dan kajian sektor lainnya sebagai pendukung
perencanaan; c.
Fasilitasi berbagai forum multistakeholders di bidang
perencanaan dan
perumusan kebijakan
pembangunan lainnya; d.
Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan terpadu antara lain melalui
focussed group discussion FGD; e.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.
Namun disayangkan,
peningkatan kualitas
penyelenggaraan ini belum secara signifikan diikuti oleh peningkatan kualitas produk perencanaan. Hal ini
disebabkan adanya
beberapa tantangan
dan permasalahan pokok antara lain:
a. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman
yang mengatur mekanisme perencanaan; b.
Masih adanya persepsi yang salah terhadap posisi Bappeda sebagai lembaga perencanaan;
c. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara
Bappeda dengan SKPD dan antar SKPD;
29
d. Mengendurnya semangat masyarakat akibat dari
menurunnya kepercayaan
terhadap jaminan
kepastian akan direalisasikannya rencana; e.
Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya
proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku nerabas
shortcutting; f.
Internal birokrasi: lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD, SKPD dengan Desa;
rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan; rendahnya kapasitas fiskal
pemerintah daerah yang berakibat pada lebarnya celah fiskal
fiscal gap; g.
Internal Bappeda: belum mampu menyediakan standard operating procedure SOP perencanaan,
alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang kredibel; belum meratanya kapasitas analitik SDM
perencanaan; belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan
data, teknologi
informasi dan
komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan pembangunan.
Sebagai bentuk pelaksanaan tupoksi, Bappeda Kabupaten Batang telah menghasilkan beberapa produk perencanaan
30
pembangunan yang bersifat multi aspek, selengkapnya tampak pada tabel di bawah:
Tabel 2. Produk Perencanaan Bappeda Kabupaten Batang
Tahun 2009 - 2011
BIDANG 2007
2008 2009
2010 2011
EKONOMI 1. PDRB
1. PDRB 1. PDRB
1. PDRB 1. PDRB
2. IHB 2. IHB
2. IHB 2. IHB
2. IHB 3. IHK
3. IHK 3. IHK
3. IHK 3. IHK
4. Profil Investasi Agro Pagilaran
4. Profil Investasi Agro Pagilaran
4. Peta Potensi Ekonomi
5. Masterplan Tanaman
Tembakau 4. Buku Nilai
Tukar Petani dan Pemerataan
Pendapatan
5. FEDEP 5. Profil Ujung
Negoro 5. Identifikasi Lahan
Tanaman Temabakau
6. Roadmap Tanaman
Tembakau 6. Dampak Jalan Tol
6. Identifikasi Lahan Tanaman Cengkeh
7. Profil Pantai Sigandu
8. Potensi Ekonomi 9. Potensi
Pendapatan
PRASWIL 1. Revisi RTRW
Kabupaten Batang 1. Revisi RUTRK IKK
Gringsing dan Bawang
1. NSAD 1. Penyiapan
Lokasi Pamsimas
1. Penyiapan Lokasi
Pamsimas
2. RUTRK IKK Kecamatan Baru
Banyuputih, Pecalungan,
Kandeman 2. Survai Pemetaan
Kabupaten Batang 2. Resapan Air
2. Publik Hearing RTRW
Kab Batang 2. Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
KLHS
3. BKPRDBP4D 3. BKPRDBP4D
3. FS Gor Indor 4. NSAD
4. NSAD 5. Survai Pemetaan
Kota Batang 5. Tatralok
6. Penataan Kawasan Lindung
31
Sumber: Bappeda Kabupaten Batang, 2011
7. Resapan Air Bawah Tanah
8. RDTR Koridor Jalan Tol
STATDAL 1. IPM
1. IPM 1. IPM
1. IPM 1. IPM
2. EAK 2. EAK
2. EAK 2. EAK
2. EAK 3. Batang Dalam
Angka 3. Batang Dalam
Angka 3. Batang Dalam
Angka 3. Batang
Dalam Angka 3. Batang
Dalam Angka 4. Kecamatan Dalam
Angka 4. Kecamatan Dalam
Angka 4. Kecamatan
Dalam Angka 4. Kecamatan
Dalam Angka 5. Profil Kabupaten
Batang 5. Profil Kabupaten
Batang 5. Profil Kabupaten
Batang 5. Profil
Kabupaten Batang
5. Profil Kabupaten
Batang 6. LKPJ
6. LKPJ 6. LKPJ
7. LKPJ-AMJ SOSBUD
1. Studi Kelayakaan Pembangunan
Gedung BLK Kabupaten Batang
1. RAD PUS 1. Penyusunan
Profil Tenaga Kerja 1. FS Rumah
Sakit Type D Limpung
2. Inventarisasi Sarana Umum
Pendidikan dan Kesehatan
2. Pendataan Rumah Tangga Miskin Tahun
2008 2. Penyusunan
Indikator Kesra 2. DED Rumah
Sakit Type D Limpung
3. Profil Pendidikan per Sekolah
Kabupaten Batang 3. Penyusunan
Buku ASIA 3. Pendataan
Rumah Tangga Miskin Tahun
2010
4. SMAMK dan MA, TKRA, SD dan MI,
Sarana Kesehatan 4. Indikator Makro
Pendidikan Menengah
5. Koordinasi PUS dan Jamkesnas
LITBANG 1. RPJP
1. Studi analisis Tingkat Kepuasan
Masyarakat 1. Revisi Matrik
RPJMD 1. Evaluasi
RPJM Indikator Mikro
1. Evaluasi KeselarasanRel
evansi RPJMD Th 2007-2012
dengan RPJMNAS
2. RPJM 2. Studi Analisis
Tingkat Kebutuhan Masyarakat
2. Renstra SKPD Bappeda
3. Studi Air Bawah Tanah
3. Indentifikasi Produk Unggulan
Kabupaten Batang 3. Evaluasi RPJMD
SEKRETARI AT
1. RENJA 1. RENJA
1. RENJA 1. RENJA
1. RENJA 2. RKPD
2. RKPD 2. RKPD
2. RKPD 2. EVALUASI
RKPD 3. KUA PPAS
3. KUA PPAS 3. RKPD
32 2.4
TANTANGAN DAN
PELUANG PENGEMBANGAN
PELAYANAN SKPD
Dalam kurun waktu empat tahun kedepan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki, Bappeda
diharapkan responsif, kreatif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan dan tantangan untuk
mewujudkan perencanaan
berkualitas dengan
mengedepankan pendekatan perencanaan partisipatif diawali dengan meningkatkan kualitas perencanaan teknokratik
melalui peningkatan
kapasitas dan
komitmen SDM
perencanaan, memantapkan kelembagaan perencanaan di tingkat basis, serta koordinasi dan komunikasi antar
pemangku kepentingan. Untuk mewujudkan harapan diatas, beberapa kondisi yang harus disiapkan antara lain sebagai
berikut: a.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, diharapkan ke depan tidak lagi sering terjadi perubahan peraturan atau pedoman penyelenggaraan
perencanaan pembangunan,
disisi lain
Bappeda senantiasa perlu bersikap kritis, arif dan cerdas agar
pelaksanaan perencanaan
pembangunan tidak
menyimpang dari peraturan yang akan diterbitkan.
33
b. Meningkatnya koordinasi antara institusi perencana
dengan pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga
konsistensi antara
perencanaan dan
penganggaran, dengan menyikapi secara arif dan cerdas pemberlakuan
peraturan perundangan
tentang perencanaan dan keuangan negara.
c. Meningkatnya kepercayaan masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya terhadap mekanisme perencanaan dan kredibilitas institusi perencana.
d. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan di tingkat basis dengan harapan dapat meningkatkan efektivitas proses perencanaan.
e. Mantapnya koordinasi perencanaan pembangunan antar
SKPD, SKPD dengan Desa guna mendukung terwujudnya perencanaan yang terintegrasi dan sinergis.
f. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan unit
perencanaan pada SKPD. g.
Meningkatnya kualitas kebijakan fiskal dalam menyikapi celah fiskal yang ada sehingga secara optimal dapat
memanfaatkan kapasitas fiskal untuk mencapai tujuan pembangunan.
h. Tersusunnya
standard operating procedure SOP perencanaan.
34
i. Tersedianya alat dan metode penilaian kelayakan dan
penetapan skala prioritas kegiatan. j.
Meningkatnya kualitas
SDM perencana
terhadap penguasaan keahlian
skill fungsional perencanaan yang sesuai tugas pokok dan fungsi Bappeda.
k. Terbukanya peluang mengikuti program beasiswa
pendidikan formal. l.
Mantapnya pengelolaan
dan pemanfaatan
data, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi,
penelitian dan pengembangan, serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan.
m. Telaahan RTRW terhadap pelayanan SKPD. Bappeda sebagai penyusun perencanaan pembangunan daerah
memberikan masukan dalam penyusunan perencanaan secara makro termasuk juga pada Penyusunan RTRW
Kabupaten Batang. Penyusunan RTRW telah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan saat ini sudah diperdakan yaitu Perda No. 7 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Batang tahun 2011-2031. Adapun penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Batang tahun 2011-2031 dimaksudkan
untuk melakukan kajian terhadap pemanfaatan ruang wilayah saat ini dan pemanfaatan ruang ke depan, yang
35
bertujuan untuk
mengintegrasikan pertimbangan
lingkungan hidup dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam RTRW sehingga kebijakan,
rencana dan program tersebut dapat disempurnakan,
36
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD