RENSTRA BAPPEDA 2012 - 2017

(1)

RENCANA STRATEGIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH KABUPATEN BATANG

TAHUN 2012

2017


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 2.2 Sumber Daya SKPD

1. Kondisi Kepegawaian 2. Kondisi Perlengkapan 3. Kondisi Keuangan 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati 3.3 Telaahan Renstra SKPD

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu Isu Strategis

BAB IV VISI,MISI,TUJUAN DAN SASARAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM,KEGIATAN,INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN,

DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Program dan Kegiatan


(3)

BAB VII PENUTUP


(4)

Tabel 1 Kondisi Belanja Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2012-2017

Tabel 2 Produk Perencanaan Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2012-2017


(5)

Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan alternatif penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Dalam perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Batang, tujuan yang akan dicapai sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Batang Tahun 2012 - 2017.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Batang sebagai lembaga teknis perencanaan pembangunan daerah dengan mengacu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan, melakukan penyusunan Rencana


(7)

Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Batang Tahun 2012-2017.

Rentsra SKPD adalah sebuah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk periode lima tahunan, yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Bappeda Kabupaten Batang dan memberikan masukan dalam Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Batang (RKPD). Dalam penyusunan Renstra ini, pedoman utama yang digunakan adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 serta tugas pokok dan fungsi Bappeda Kabupaten Batang.

Selanjutnya, karena berfungsi sebagai dokumen publik yang merangkum daftar rencana program kegiatan lima tahunan di bidang perencanaan pembangunan, maka proses penyusunan Renstra Bappeda Kabupaten Batang ini juga dilakukan melalui serangkaian forum musyawarah perencanaan partisipatif, dengan melibatkan stakeholders di bidang perencanaan pembangunan daerah.


(8)

1.2 LANDASAN HUKUM

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

7. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;


(9)

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;


(10)

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan; 22. Peraturan Daerah provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013;

23. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Batang 2005-2025;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Batang;


(11)

25. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tanggal 13 Agustus 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang 2012 2017 ( Lembaran Daerah Kabupaten Batang Nomor 2 Tahun 2012);

26. Peraturan Bupati Kabupaten Batang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang;

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Renstra Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2012 - 2017 disusun dengan maksud untuk:

1. Menyediakan dokumen perencanaan jangka menengah tingkat SKPD sebagai instrumen untuk mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan daerah dan acuan resmi dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD dalam mencapai tujuan pembangunan daerah.

2. Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas di bidang perencanaan pembangunan, sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat tercapai.


(12)

3. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal. 4. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan

(stakeholders) tentang rencana pembangunan tahunan. 5. Menjadi kerangka dasar bagi Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.

Renstra Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 ini bertujuan sebagai berikut:

1. Merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks.

2. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi pada masa depan.

3. Menyediakan satu acuan resmi bagi Bappeda Kabupaten Batang dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan.

4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda Kabupaten Batang dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.

5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Bappeda Kabupaten Batang untuk memahami dan menilai arah


(13)

kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.

6. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan Bappeda Kabupaten Batang.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang Tahun 20122017 disusun menurut sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan D. Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD B. Sumber Daya SKPD

1. Kondisi Kepegawaian 2. Kondisi Perlengkapan 3. Kondisi Keuangan C. Kinerja Pelayanan SKPD

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD


(14)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

B. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati

C. Telaahan Renstra

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

E. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI,MISI,TUJUAN DAN SASARAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Misi SKPD

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD C. Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

A. Program dan Kegiatan

B. Matriks Program dan Kegiatan

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP


(15)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Dalam rangka melaksanakan amanat regulasi Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; Pemerintah Kabupaten Batang telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Batang.

Selanjutnya, guna memberikan pedoman pelaksanaan tugas Pejabat Struktural di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang, maka ditetapkan Peraturan Bupati yang mengatur tentang tugas pokok, fungsi, uraian tugas, dan tata kerja dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing-masing. Untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), ditetapkan dalam Peraturan Bupati Batang Nomor 41 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas,


(16)

dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang.

2.1.1 TUGAS POKOK,FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Batang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Badan mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan;

b. koordinasi perencanaan diantara dinas-dinas dan satuan lain dalam lingkungan pemerintah daerah; c. penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan

Daerah;

d. penyelenggaraan dan pengkoordinasian penelitian dan pengembangan untuk kepentingan perencanaan pembangunan di daerah;

e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah;


(17)

g. pengumpulan dan pengolahan data; h. penyusunan statistik daerah;

i. pelayanan umum di bidangnya;

j. penyelenggaraan kegiatan administrasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

k. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB);

l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Badan mempunyai uraian tugas:

a. menyusun dan merumuskan: (1) kebijakan teknis rencana program dan kegiatan di bidang perencanaan pembangunan; (2) kebijakan guna meningkatkan kapasitas kelembagaan yang meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan; (3) bahan kebijakan program legislasi daerah;

b. melaksanakan: (1) pengawasan dan monitoring di lingkungan badan; (2) tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

c. menyelenggarakan: (1) pelayanan bidang perencanaan pembangunan dan statistik sesuai


(18)

dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM); (2) pengumpulan dan pengolahan data; (3) penyusunan statistik daerah; (4) penelitian dan pengembangan untuk kepentingan perencanaan pembangunan; (5) urusan ketatausahaan serta rumah tangga badan; (6) perizinan sesuai dengan kewenangannya;

d. membina: (1) pegawai di lingkungan badan sesuai dengan kewenangannya; (2) UPTB di lingkungan Badan; (3) perizinan sesuai dengan kewenangnnya; e. mengarahkan: (1) pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan pembangunan; (2) UPTB di lingkungan Badan;

f. mengkoordinasikan: (1) penelitian dan pengembangan untuk kepentingan perencanaan pembangunan; (2) program dan kegiatan bidang perencanaan pembangunan dan statistik dengan instansi/lembaga terkait;

g. memfasilitasi instansi terkait dalam penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan Daerah bersama-sama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang diketuai oleh Sekretaris Daerah;

h. mengevaluasi program dan kegiatan bidang perencanaan pembangunan;


(19)

i. melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugas selaku pengguna anggaran dan pengguna barang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

j. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

k. melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI

Susunan organisasi Bappeda Kabupaten Batang sebagai mana yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2008 terdiri dari:

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahkan:

1) Sub Bagian Penyusunan Rencana Kegiatan; 2) Sub Bagian Keuangan;

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Ekonomi, membawahkan:

1) Sub Bidang Pertanian, Pertambangan dan Energi;


(20)

2) Sub Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi, Dunia Usaha dan Pariwisata.

d. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, membawahkan:

1) Sub Bidang Pemerintahan; 2) Sub Bidang Sosial Budaya.

e. Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, membawahkan:

1) Sub Bidang Prasarana Wilayah dan Perhubungan; 2) Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber

Daya Alam;

f. Bidang Statistik, Pengendalian dan Evaluasi, membawahkan:

1) Sub Bidang Statistik;

2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi;

g. Bidang Penelitian dan Pengembangan, membawahkan:

1) Sub Bidang Penelitian; 2) Sub Bidang Pengembangan. h. Unit Pelaksana Teknis Badan; i. Kelompok Jabatan Fungsional.


(21)

BAPPEDA KAB. BATANG Tanggal 12 Juni 2008

K E P A L A

KELOMPOKJA BATAN FUNGSIONAL

SUB BID INDAGKOP, DU

& PAR SUB BIDANG

PENGEMBAN GAN

SUB BID PERTAMBEN

SUB BID SOSBUD

SUB BID PENGENDALI

AN & SUB BID

PERHUBUNG AN & SUB BID

PENELITIAN

SUB BIDANG PEMERINTAHA

N

SUB BID PRASWIL &

SUMBER

SUB BIDANG STATISTIK

BIDANG PENELITIAN

DAN EKONOMI BIDANG

BIDANG PEMERINTAHAN

&SOSIAL

BIDANG PRASARANA & PENGEMBANG

BIDANG STATISTIK, PENGENDALI

SUB BAGIAN PENY RENCANA SUB BAGIAN

KEUANGAN

SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAW


(22)

2.2 SUMBER DAYA SKPD

2.2.1 KONDISI KEPEGAWAIAN

Kondisi personil suatu organisasi sangat menentukan dalam mendukung pelaksanaan tupoksi yang diemban. Kondisi personil atau kepegawaian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang dapat disampaikan sebagai berikut:

a. PENDIDIKAN

Jumlah keseluruhan pegawai Bappeda pada bulan Juni 2011 sebanyak 39 orang, yang terdiri dari 26 pegawai laki-laki dan 13 pegawai perempuan. Selanjutnya bila dilihat dari tingkat pendidikan formal, maka diketahui sebagian besar karyawan Bappeda Kabupaten Batang berpendidikan setingkat Sarjana (S1) yaitu sebanyak 23 orang; selanjutnya secara berturut-turut diikuti oleh yang berpendidikan Pasca Sarjana (S2) sebanyak 11 orang; Diploma 1 orang; SMA/Sederajat sebanyak 3 orang; dan SD/Sederajat sebanyak 1 orang.


(23)

b. GOLONGAN DAN ESELON

Dilihat dari golongan kepangkatan, tampak bahwa sebagian besar pegawai Bappeda Kabupaten Batang bergolongan III yaitu sebanyak 23 orang, kondisi ini menunjukan adanya penumpukan golongan di tengah piramida. Selanjutnya, secara berurutan diikuti oleh golongan IV sebanyak 9 pegawai, golongan II sebanyak 5 pegawai, golongan I sebanyak 1 orang dan 1 orang tenaga honorer atau pegawai tidak tetap.

Selanjutnya, dari sisi eselonisasi, diketahui bahwa sebagian besar pegawai Bappeda Kabupaten Batang menduduki jabatan staf atau non eselon, yaitu sebanyak 18 orang, selanjutnya secara berurutan pejabat eselon IVa sebanyak 13 orang, pejabat eselon IIIb sebanyak 5 orang, pejabat eselon IIIa 1 orang, pejabat eselon IIb 1 orang, dan 1 orang pejabat fungsional perencana.

c. DIKLAT PENJENJANGAN DAN TEKNIS FUNGSIONAL

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pegawai sangatlah penting bagi suatu organisasi, termasuk bagi organisasi seperti Bappeda Kabupaten Batang, yang merupakan salah satu SKPD kunci dalam Pemerintahan Kabupaten Batang.


(24)

Peningkatan kemampuan pegawai Bappeda dapat dilihat dari dua jenis pendidikan dan latihan (Diklat), yaitu Diklat Penjenjangan dan Diklat Teknis Fungsional. Pegawai Bappeda yang telah mengikuti Diklat Penjenjangan sebanyak 21 orang (atau 53,85 persen dari total pegawai). Kondisi atau komposisi kepesertaannya dalah 14 orang (66,67 persen) telah mengikuti Diklatpim IV, masing-masing 3 orang (14,29 persen) telah mengikuti Diklatpim III dan Diklat Jabatan Fungsional Perencana, dan 1 orang (4,76 persen) telah mengikuti Diklatpim II.

Selanjutnya, bila dilihat dari kepesertaan pada Diklat Teknis Fungsional, maka ada 7 orang (atau 17,95 persen dari total pegawai) yang telah mengkuti; selengkapnya adalah 4 orang (57,14 persen) telah mengikuti Diklat Bendaharawan, 2 orang (28,57 persen) telah mengikuti Diklat Amdal, dan 1 orang (14,29 persen) telah mengikuti Diklat KKD.

2.2.2 KONDISI PERLENGKAPAN

Dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tupoksi yang dimiliki, Bappeda Kabupaten Batang didukung dengan


(25)

berlokasi di lingkungan perkantoran sekitar Pendopo Kabupaten Batang, tepatnya pada sebuah gedung berlantai tiga, diatas tanah seluas 495 m2.

Dalam operasionalisasinya, Bappeda Kabupaten Batang didukung dengan beberapa peralatan kantor, yang dapat disebutkan pada periode Akhir 2011 beberapa diantaranya sebagai berikut: Personal Computer (PC) sebanyak 19 unit, Laptop sebanyak 8 unit, Plotter sebanyak 1 unit, Printer sebanyak sebanyak 29 unit, LCD Proyektor sebanyak sebanyak 3 unit, Digital Camera sebanyak 5 unit, Facsimile 2 unit, Intercom sebanyak 1 unit, Video Camera sebanyak 1 buah, Ruang Pertemuan sebanyak 2 buah, dan AC sebanyak 21 unit.

Sedangkan untuk mendukung mobilitas petugas dalam dinas luar, Bappeda memiliki inventarisasi kendaraan dinas, yang terdiri atas 2 buah kendaraan roda empat dan 23 buah kendaraan roda dua.

2.2.3 KONDISI KEUANGAN

Untuk mendukung pelaksanaan tugas Bappeda Kabupaten Batang, pada setiap tahun telah dialokasikan anggaran belanja sebagaimana yang tercantum dalam APBD Kabupaten Batang, yang selengkapnya tampak pada tabel berikut ini:


(26)

Tabel 1

KONDISI BELANJA BAPPEDA KABUPATEN BATANG TAHUN 2007 - 2011

No. SUMBER

TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011 1. APBD Kabupaten

Batang

5.967.134.144 7.060.534.977 4.426.941.858 4.000.320.886 3.931.395.950

Belanja Tidak Langsung

1.813.877.344 1.986.362.127 1.754.052.258 1.775.883.853 1.564.820.000

Belanja Langsung

4.153.256.800 5.074.172.850 2.672.889.600 2.224.437.033 2.366.575.950

2. APBD Provinsi Jawa Tengah

100.000.000 100.000.000 120.000.000 470.000.000 120.000.000

3. Total 6.067.134.144 7.160.534.977 4.546.941.858 4.470.320.886 4.051.395.950

Sumber: Bappeda Kabupaten Batang, 2011

Berdasarkan pada data dalam tabel di atas, diketahui bahwa selama tahun 2007-2011, Bappeda mendapatkan sumber belanja kegiatan dari APBD Kabupaten Batang dan APBD Provinsi Jawa Tengah. Kemudian, alokasi anggaran yang diterima cenderung bersifat fluktuatif, dimana dari tahun 2007 cenderung naik pada tahun 2008, namun dari tahun 2008 cenderung turun pada tahun 2009. Tahun 2010 naik di banding tahun 2009 dan turun pada Tahun 2011. Alokasi


(27)

anggaran untuk belanja langsung dari tahun 2007 sd 2011 cenderung lebih besar daripada alokasi untuk belanja tidak langsung.

2.3 KINERJA PELAYANAN SKPD.

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah ke depan dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif (participatory planning).

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sistem Perencanaan Pembangunan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu: politik; teknokratik; partisipatif; atas-bawah (top-down); dan atas-bawah atas (bottom-up).

Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan


(28)

program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepada Daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan atas-bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan atas-bawah atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan desa.

Perencanaan pembanguann terdiri dari empat (4) tahapan yakni: penyusunan rencana; penetapan rencana; pengendalian pelaksanaan rencana; dan evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan


(29)

sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh.

Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap satu rencana untuk ditetapkan yang terdiri dari empat (4) langkah. Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur. Langkah kedua, masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.

Langkah berikutnya adalah melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Sedangkan langkah berikutnya adalah penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Tahap berikutnya adalah penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sedangkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala


(30)

Daerah, Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selanjutnya Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan Lembaga/satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit), dan dampak (impact). Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap Perangkat Daerah berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.


(31)

Dalam melaksanakan evaluasi kinerja kegiatan pembangunan, Perangkat Daerah mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masing-masing jangka waktu sebuah rencana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah disusun dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. Perencanaan pembangunan daerah dimaksud disusun oleh pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penyusunan perencanaan pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

2.3.1 KONDISI UMUM PERENCANAAN SAAT INI

Lima tahun terakhir, pada umumnya, kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Batang terus menerus mengalami peningkatan. Beberapa indikator yang menyebabkan


(32)

adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi :

a. Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan pembangunan antara lain: DPRD, LSM, Lembaga masyarakat tingkat desa, organisasi profesi, perguruan tinggi, dan sektor swasta;

b. Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya mekanisme perencanaan partisipatif;

c. Terselenggaranya forum SKPD dan gabungan SKPD; d. Meningkatnya konsistensi antara dokumen

perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran;

e. Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan di tingkat kecamatan oleh Bappeda dan SKPD terkait. Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari meningkatnya kapasitas kelembagaan Bappeda meliputi kapasitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, meliputi:

a. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan diklat fungsional;


(33)

b. Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan, meliputi: masterplan, grand design, RDTRK, RTRW, data base, dan kajian sektor lainnya sebagai pendukung perencanaan;

c. Fasilitasi berbagai forum multistakeholders di bidang perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan lainnya;

d. Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan terpadu antara lain melalui focussed group discussion (FGD);

e. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.

Namun disayangkan, peningkatan kualitas penyelenggaraan ini belum secara signifikan diikuti oleh peningkatan kualitas produk perencanaan. Hal ini disebabkan adanya beberapa tantangan dan permasalahan pokok antara lain:

a. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan;

b. Masih adanya persepsi yang salah terhadap posisi Bappeda sebagai lembaga perencanaan;

c. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara Bappeda dengan SKPD dan antar SKPD;


(34)

d. Mengendurnya semangat masyarakat akibat dari menurunnya kepercayaan terhadap jaminan kepastian akan direalisasikannya rencana;

e. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku nerabas (shortcutting);

f. Internal birokrasi: lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD, SKPD dengan Desa; rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan; rendahnya kapasitas fiskal pemerintah daerah yang berakibat pada lebarnya celah fiskal (fiscal gap);

g. Internal Bappeda: belum mampu menyediakan standard operating procedure (SOP) perencanaan, alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang kredibel; belum meratanya kapasitas analitik SDM perencanaan; belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan pembangunan.

Sebagai bentuk pelaksanaan tupoksi, Bappeda Kabupaten Batang telah menghasilkan beberapa produk perencanaan


(35)

pembangunan yang bersifat multi aspek, selengkapnya tampak pada tabel di bawah:

Tabel 2.

Produk Perencanaan Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2009 - 2011

BIDANG 2007 2008 2009 2010 2011

EKONOMI 1. PDRB 1. PDRB 1. PDRB 1. PDRB 1. PDRB

2. IHB 2. IHB 2. IHB 2. IHB 2. IHB

3. IHK 3. IHK 3. IHK 3. IHK 3. IHK

4. Profil Investasi Agro Pagilaran

4. Profil Investasi Agro Pagilaran

4. Peta Potensi Ekonomi

5. Masterplan Tanaman Tembakau

4. Buku Nilai Tukar Petani dan Pemerataan Pendapatan 5. FEDEP 5. Profil Ujung

Negoro

5. Identifikasi Lahan Tanaman Temabakau 6. Roadmap Tanaman Tembakau

6. Dampak Jalan Tol 6. Identifikasi Lahan Tanaman Cengkeh

7. Profil Pantai Sigandu

8. Potensi Ekonomi

9. Potensi

Pendapatan

PRASWIL 1. Revisi RTRW Kabupaten Batang

1. Revisi RUTRK IKK Gringsing dan Bawang

1. NSAD 1. Penyiapan Lokasi Pamsimas

1. Penyiapan Lokasi Pamsimas 2. RUTRK IKK

Kecamatan Baru (Banyuputih, Pecalungan, Kandeman)

2. Survai Pemetaan Kabupaten Batang

2. Resapan Air 2. Publik Hearing RTRW Kab Batang 2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) 3. BKPRD/BP4D 3. BKPRD/BP4D 3. FS Gor Indor

4. NSAD 4. NSAD

5. Survai Pemetaan Kota Batang

5. Tatralok

6. Penataan

Kawasan Lindung


(36)

Sumber: Bappeda Kabupaten Batang, 2011

7. Resapan Air Bawah Tanah

8. RDTR Koridor Jalan Tol

STATDAL 1. IPM 1. IPM 1. IPM 1. IPM 1. IPM

2. EAK 2. EAK 2. EAK 2. EAK 2. EAK

3. Batang Dalam Angka

3. Batang Dalam Angka

3. Batang Dalam Angka

3. Batang Dalam Angka

3. Batang Dalam Angka 4. Kecamatan Dalam

Angka

4. Kecamatan Dalam Angka

4. Kecamatan Dalam Angka

4. Kecamatan Dalam Angka 5. Profil Kabupaten

Batang

5. Profil Kabupaten Batang

5. Profil Kabupaten Batang

5. Profil Kabupaten Batang

5. Profil Kabupaten Batang

6. LKPJ 6. LKPJ 6. LKPJ

7. LKPJ-AMJ

SOSBUD 1. Studi Kelayakaan Pembangunan Gedung BLK Kabupaten Batang

1. RAD PUS 1. Penyusunan Profil Tenaga Kerja

1. FS Rumah Sakit Type D Limpung

2. Inventarisasi Sarana Umum Pendidikan dan Kesehatan

2. Pendataan Rumah Tangga Miskin Tahun 2008

2. Penyusunan Indikator Kesra

2. DED Rumah Sakit Type D Limpung

3. Profil Pendidikan per Sekolah Kabupaten Batang

3. Penyusunan

Buku ASIA

3. Pendataan Rumah Tangga Miskin Tahun 2010

4. SMA/MK dan MA, TK/RA, SD dan MI, Sarana Kesehatan

4. Indikator Makro Pendidikan Menengah

5. Koordinasi PUS

dan Jamkesnas

LITBANG 1. RPJP 1. Studi analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat

1. Revisi Matrik RPJMD

1. Evaluasi RPJM (Indikator Mikro)

1. Evaluasi Keselarasan/Rel evansi RPJMD Th 2007-2012 dengan RPJMNAS 2. RPJM 2. Studi Analisis

Tingkat Kebutuhan Masyarakat

2. Renstra SKPD Bappeda

3. Studi Air Bawah Tanah

3. Indentifikasi Produk Unggulan Kabupaten Batang

3. Evaluasi RPJMD

SEKRETARI AT

1. RENJA 1. RENJA 1. RENJA 1. RENJA 1. RENJA 2. RKPD 2. RKPD 2. RKPD 2. RKPD 2. EVALUASI

RKPD


(37)

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD

Dalam kurun waktu empat tahun kedepan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki, Bappeda diharapkan responsif, kreatif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan dan tantangan untuk mewujudkan perencanaan berkualitas dengan mengedepankan pendekatan perencanaan partisipatif diawali dengan meningkatkan kualitas perencanaan teknokratik melalui peningkatan kapasitas dan komitmen SDM perencanaan, memantapkan kelembagaan perencanaan di tingkat basis, serta koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan. Untuk mewujudkan harapan diatas, beberapa kondisi yang harus disiapkan antara lain sebagai berikut:

a. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, diharapkan ke depan tidak lagi sering terjadi perubahan peraturan atau pedoman penyelenggaraan perencanaan pembangunan, disisi lain Bappeda senantiasa perlu bersikap kritis, arif dan cerdas agar pelaksanaan perencanaan pembangunan tidak menyimpang dari peraturan yang akan diterbitkan.


(38)

b. Meningkatnya koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, dengan menyikapi secara arif dan cerdas pemberlakuan peraturan perundangan tentang perencanaan dan keuangan negara.

c. Meningkatnya kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya terhadap mekanisme perencanaan dan kredibilitas institusi perencana.

d. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan di tingkat basis dengan harapan dapat meningkatkan efektivitas proses perencanaan.

e. Mantapnya koordinasi perencanaan pembangunan antar SKPD, SKPD dengan Desa guna mendukung terwujudnya perencanaan yang terintegrasi dan sinergis.

f. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dan unit perencanaan pada SKPD.

g. Meningkatnya kualitas kebijakan fiskal dalam menyikapi celah fiskal yang ada sehingga secara optimal dapat memanfaatkan kapasitas fiskal untuk mencapai tujuan pembangunan.

h. Tersusunnya standard operating procedure (SOP) perencanaan.


(39)

i. Tersedianya alat dan metode penilaian kelayakan dan penetapan skala prioritas kegiatan.

j. Meningkatnya kualitas SDM perencana terhadap penguasaan keahlian (skill) fungsional perencanaan yang sesuai tugas pokok dan fungsi Bappeda.

k. Terbukanya peluang mengikuti program beasiswa pendidikan formal.

l. Mantapnya pengelolaan dan pemanfaatan data, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan.

m. Telaahan RTRW terhadap pelayanan SKPD. Bappeda sebagai penyusun perencanaan pembangunan daerah memberikan masukan dalam penyusunan perencanaan secara makro termasuk juga pada Penyusunan RTRW Kabupaten Batang. Penyusunan RTRW telah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan saat ini sudah diperdakan yaitu Perda No. 7 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Batang tahun 2011-2031. Adapun penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Batang tahun 2011-2031 dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap pemanfaatan ruang wilayah saat ini dan pemanfaatan ruang ke depan, yang


(40)

bertujuan untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam RTRW sehingga kebijakan, rencana dan program tersebut dapat disempurnakan,


(41)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD

Dalam melakukan analisis untuk menentukan strategi, sasaran, program dan kegiatan selama lima tahun ke depan Renstra Bappeda Kabupaten Batang, menggunakan telaahan SWOT. Telaahan ini menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi selama beberapa tahun yang akan datang.

3.1.1 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

a. Faktor Kekuatan

Telah ditetapkannya Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati yang memberikan kejelasan mengenai kedudukan, tugas pokok, fungsi, dan wewenang yang menjadi tanggung jawab Bappeda.

Struktur organisasi pada Bappeda terisi oleh staf yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan


(42)

fungsi sebagai Badan Perencana Pembangunan di Daerah dengan tingkat pendidikan yang cukup memadai.

Aparat Bappeda bekerja secara profesional, memiliki integritas, dedikasi dan komitmen yang tinggi.

Pola kerja di Bappeda yang sistematik dan terjadwal sehingga bisa memberikan hasil yang optimal, efisien, dan efektif.

Hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara pimpinan dan staf Bappeda sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dan nyaman.

Tersedianya sarana, prasarana dan sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda. Keberadaan Bappeda sebagai lembaga perencanaan pembangunan daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional yang mengatur kewenangan perencanaan dan menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan


(43)

evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas.

Dokumen-dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan daerah.

Perencanaan pembangunan daerah sudah dilaksanakan sesuai mekanisme yang diatur.

b. Faktor Kelemahan

Belum memadainya jumlah tenaga teknis perencanaan, penelitian dan pengkajian.

Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu/tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses dan mekanismenya yang membutuhkan siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan.

Belum tersedianya data-data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat sehingga menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif


(44)

Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program-program pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen perencanaan.

Belum optimalnya kegiatan pemeliharaan dan pengujian sebagai bahan merumuskan keputusan dalam perencanaan pembangunan. Kelembagaan perencanaan daerah yang belum optimal.

Koordinasi perencanaan antar satuan kerja yang masih lemah.

Belum tersedianya sistem informasi perencanaan pembangunan yang memadai dalam upaya mendukung proses perencanaan yang efektif dan efisien.

Terbatasnya sarana-prasarana pendukung perencanaan pembangunan daerah.


(45)

3.1.2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

a. Faktor Peluang

Sistem dan birokrasi Pemerintah Kabupaten Batang yang sudah tertata dengan baik

Kepemimpinan kepala daerah yang visioner, berkomitmen dan berintegritas sehingga menciptakan pembangunan yang berpatisipatif di Kabupaten Batang.

Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan berprakarsa seluas-luasnya bagi daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Terjadinya hubungan yang harmonis dengan SKPD lain dan juga dengan para pemangku kepentingan (stakeholders).

Ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 yang merupakan pedoman bagi perencanaan pembangunan di Kabupaten Batang.


(46)

Ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang yang makin membuka peluang peran serta masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Pemanfaatan sistem informasi manajemen yang cukup memadai sehingga dapat dihasilkan data akurat dan akuntabel sebagai bahan dalam proses penetapan kebijakan pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Propinsi terhadap pelaksanaan perencanaan pembangunan di daerah.

Terbukanya kesempatan yang luas bagi peningkatan mutu Sumber Daya Manusia melalui penyelenggaraan atau pegiriman untuk menempuh pendidikan maupun pelatihan gelar maupun non gelar.

Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

Ketersediaan dan kesanggupan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun perguruan tinggi untuk terlibat sebagai mitra kerja dalam proses perencanaan pembangunan daerah.


(47)

Perkembangan wilayah yang pesat akibat pengaruh pelaksanaan pembangunan.

b. Faktor Ancaman

Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan yang semuanya harus ditampung dan diperhatikan.

Semakin meningkatnya pengawasan dan kontrol dari berbagai elemen masyarakat atau pemangku kepentingan dan juga DPRD terhadap berbagai kebijakan pembangunan. Masih terdapat aparat pemerintahan dan juga kelompok masyarakat yang belum memahami arti penting dari proses perencanaan pembangunan parsitipatif.

Bervariasinya tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat yang berpengaruh pada pola pikir dan pola tindak dari masyarakat Kabupaten Batang.

Masih adanya kebijakan yang kadang-kadang tidak berpihak pada masyarakat.

Munculnya berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan kebijakan daerah


(48)

inkonsistensi perencanaan pembangunan di daerah;

Terdapatnya pertentangan atau ketidak sesuaian antara peraturan perundangan yang mengatur sistem perencanaan pembangunan dengan peraturan perundangan lainnya yang berkaitan sehingga berdampak terhadap mekanisme perencanaan pembangunan daerah; Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan karena masih terdapatnya tumpang tindih perencanaan yang dilakukan oleh Badan/Dinas/Kantor;

Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses informasi untuk kepentingan perencanaan pembangunan;

Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut perencana sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif masyarakat;

Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan dalam memberikan konstribusi terhadap penyusunan kegiatan perencanaan selanjutnya.


(49)

A. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Setelah melaksanakan analisis kondisi lingkungan Bappeda saat ini, maka langkah selanjutnya adalah menetukan kondisi yang diinginkan dan proyeksi kedepan Bappeda Kabupaten Batang.

1. KONDISI YANG DIINGINKAN

a. Proses dan mekanisme perencanaan pembangunan berjalan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

b. Jumlah tenaga teknis perencanaan dan penelitian atau pengkajian sesuai dengan kebutuhan.

c. Data-data pembangunan tersusun secara sistemik dan akurat yang digunakan dalam perencanaan pembangunan secara komprehensif dan berkelanjutan (sustainable).

d. Terwujudnya perencanaan pembangunan partisipatif kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)

e. Kebijakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah adalah kebijakan yang berpihak pada masyarakat.


(50)

f. Komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan perencanaan pembangunan partisipatif.

2. PROYEKSI KEDEPAN BAPPEDA

a. Makin besarnya tantangan berkaitan dengan tinggi dan beragamnya tuntutan serta aspirasi masyarakat yang harus ditampung dan ditindak lanjuti.

b. Makin besarnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah.

c. Pemantapan sistem informasi manajemen dalam pengelolaan data data pembangunan dan penyebarluasan informasi pembangunan.

3. FAKTOR FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Berdasar analisa lingkungan organisasi, maka asumsi / kesimpulan yang dapat diambil sebagai faktor penentu kunci keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan program yang telah ditetapkan Bappeda adalah sebagai berikut : a. Kelembagaan dengan susunan organisasi, tata

laksana dan kedudukan yang mengatur tugas pokok dan fungsi Bappeda secra tegas dan jelas.


(51)

menjalankan fungsinya sebagai pelaksana dan pengontrol proses perencanaan pembangunan daerah yang telah ditetapkan.

c. Formulasi sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah dan terjadwal secara teratur. d. Motivasi kerja aparat Bappeda sebagai implementasi

dari dukungan dan kepercyaan yang telah diberikan oleh pimpinan.

e. Kecukupan dana, sarana dan prasarana dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan.

f. Pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam meningkatkan akurasi dan validasi data yang diperlukan dalam proses penetapan kebijakan terhadap perencanaan pembangunan daerah.

g. Keleluasaan menyusun kebijakan perencanaan pembangunan daerah dengan ditunjang adanya sistem penerapan otonomi daerah.

h. situasi dan kondisi sosial, ekonomi dan politik masyarakat yang kondusif sehingga mendukung peran aktifnya dalam proses perencanaan pembangunan.


(52)

i. Kualitas sistem monitoring dan evaluasi program pembangunan syang dilaksanakan secara periodik dan terukur serta pemanfaatannya untuk perencanaan pembangunan tahap berikutnya.

j. Efektifitas dan efisiensi koordinasi dalam proses penyusunan dan penetapan perencanaan pembangunan daerah.

k. Sistem birokrasi Pemerintah Kabupaten Batang yang tertata dengan baik.


(53)

B. ISU STRATEGIS

Berdasarkan gambaran kondisi saat ini serta kondisi yang diinginkan dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan Bappeda Kabupaten Batang sebagai lembaga perencanaan pembangunan daerah.

Identifikasi masalah atau isu strategis ini akan digunakan untuk mendukung justifikasi penetapan tujuan, sasaran, kebijakan dan program sesuai dengan visi misi yang ditetapkan. Hasil analisis terhadap kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan menunjukkan beberapa permasalahan atau isu strategis di bidang perencanaan pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Kelembagaan perencanaan pembangunan daerah yang belum optimal;

2. Mekanisme pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah belum optimal;

3. Sumber daya perencanaan yang memadai dan berkualitas belum tercukupi.


(54)

3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN KEPALA DAERAH

Rumusan visi dan misi SKPD Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 sangat ditentukan oleh rumusan dan substansi visi dan misi pembangunan daerah yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2012-2017. Visi Bupati dan Wakil Bupati Batang periode Tahun 2012-2017 yang menjadi Visi Misi RPJMD Kabupaten Batang, yaitu:

Terwujudnya pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan profesional, untuk penguatan ekonomi daerah, dan

pencapaian kesejahteraan masyarakat Batang

Visi tersebut sejalan dengan visi yang ada dalam RPJPD Kabupaten Batang 2005-2025, yakni: “Batang yang sejahtera,

maju, mantap, dan mandiri berbasis potensi unggulan”. Visi

yang dibuat oleh kepemimpinan YODI mengandung pengertian bahwa pemerintahan kabupaten harus bisa bekerja secara efektif, bersih dan professional sehingga dapat memperkuat perekonomian daerah dan mewujudkan masyarakat Kabupaten Batang yang sejahtera.

Berdasarkan visi tersebut, untuk memperjelas tujuan dan sasaran yang akan diwujudkan, maka diberikan pengertian


(55)

PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF, EFISIEN, DAN PROFESIONAL

Mengandung pengertian bahwa pemerintahan harus bersih dari praktek-praktek yang dapat merugikan masyarakat, memiliki rancang bangun organisasi dan sistem kinerja yang efektif dalam mencapai tujuan, efisien dalam menggunakan anggaran, serta professional dan ramah dalam melayani masyarakat.

PEREKONOMIAN DAERAH YANG KUAT

Mengandung pengertian bahwa Kabupaten Batang harus memiliki kemampuan untuk membangun daerah secara mandiri, dimana pemerintah daerah dan masyarakat mampu membangun, mengatur dan mengurus kepentingan daerah/rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk mengembangkan potensi perekonomian daerah dan menarik investasi untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin bagi para putra daerah.

MASYARAKAT YANG SEJAHTERA

Mengandung arti suatu keadaan dimana masyarakat memiliki kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, tercukupi kebutuhan dasar pokok, seperti pangan, papan,


(56)

sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja, yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang memadai. Usaha akan lebih difokuskan pada upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan pengusaha lokal untuk berusaha dan berkegiatan ekonomi yang sehat untuk menarik kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Harus diingat bahwa kemajuan-kemajuan yang ingin diraih tidak hanya berkaitan dengan kemajuan di bidang fisik dan ekonomi saja, melainkan juga kemajuan dengan dimensi batin, mental, dan spiritual. Masyarakat diarahkan supaya memiliki dan mempraktekkan sikap keimanan dan ketaqwaan yang tinggi. Usaha juga diarahkan untuk budaya dan peradaban masyarakat agar bisa meningkatkan keteraturan mengikuti perkembangan zaman namun tetap menjunjung tinggi kebudayaan asli dan budaya-budaya positif yang telah ada sehingga identitas Kabupaten Batang tetap terjaga.

MISI

Rumusan misi dalam rancangan dokumen RPJM daerah

ini sebagai penjabaran atas visi “Terwujudnya pemerintahan

yang efektif, bersih, profesional, untuk penguatan ekonomi

daerah, dan pencapaian kesejahteraan masyarakat Batang”


(57)

1. Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima.

2. Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha pengembangan ekonomi yang berorientasi pada peningakatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah.

3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang peningkatan ekonomi daerah dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis strategis.Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.


(58)

Tujuan MISI 1

1) Menciptakan pemerintahan yang baik, bersih transparan dan berpelayanan publik yang prima.

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dan desa

b) Meningkatkan kapasitas lembaga pemerintah;

c) Meningkatnya transparansi, efektifitas dan efisiensi birokrasi;

d) Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah.

e) Meningkatnya kepercayaan publik kepada pemerintah

2)Meningkatkan kualitas layanan dengan memastikan terciptanya proses pelayanan prima yang terjangkau masyarakat serta mencakup Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan memenuhi syarat Sistem Manajemen Mutu

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya kualitas pelayanan publik;

b) Mempersingkat waktu penyelesaian pengaduan; c) Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).


(59)

3)Membuat system pemerintahan berteknologi informasi (electronic government) sampai ke tingkat desa

Dengan sasaran:

a) Tersedianya layanan pemerintahan berbasis teknologi informasi (on line), baik dalam perijinan maupun pengadaan barang-jasa.

b) Terwujudnya sinkronisasi data dan kebijakan ke semua unit pemerintahan

c) Terwujudnya basis data dan Sistem Informasi yang up to date berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pengambilan kebijakan;

4)Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat Dengan sasaran:

a) Terciptanya kepastian hukum dan ketertiban masyarakat;

b) Meningkatnya pemahaman prinsip-prinsip dasar hukum dan HAM

5)Menata ulang peraturan prosedur perijinan dan peraturan daerah lain yang tidak efisien

Dengan sasaran:

a) Memangkas prosedur yang berbelit-belit. b) Mempersingkat waktu penyelesaian ijin;


(60)

Tujuan MISI 2

1) Meningkatkan kemampuan birokrasi untuk bekerja pro investasi, kreatif dan responsive terhadap kebutuhan investor

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya kualitas pelayanan yang efisien dan efektif

b) Meningkatnya kreatifitas birokrat untuk menarik investasi.

2) Meningkatkan usaha promosi potensi dan investasi daerah Dengan sasaran:

a) Meningkatnya popularitas daerah di mata pengusaha nasional dan internasional

b) Meningkatnya jumlah investor yang menyediakan lapangan kerja dan menggunakan bahan lokal

c) Terbentuknya jaringan bapak angkat bagi industry kecil dan menengah

3) Meningkatkan pemberdayaan dan pembinaan koperasi, usaha kecil dan menengah

Dengan sasaran

a) Meningkatnya ketersediaan kredit dan program pengembangan kapasitas usaha


(61)

b) Meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi, usaha kecil dan menengah

c) Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja

4) Merevitalisasi prasar tradisional sehingga memiliki daya saing terhadap pasar modern

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya sarana prasarana dan efisiensi/modernisasi tata kelola pasar

b) Meningkatnya fungsi pasar sebagai sentra kegiatan ekonomi

c) Meningkatnya jumlah pengunjung pasar

5) Meningkatkan pemeliharan, pembangunan dan peningkatan sarana perikanan, kelautan dan fasilitas nelayan

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya fungsi TPI

b) Terbangunnya area dan fasilitas pengembangan perikanan darat terpadu,

c) Terbangunnya system pencegahan abrasi pantai dan rob

6) Meningkatkan industri pertanian (agriculture) dengan pemberdayaan dan perlindungan terhadap petani


(62)

a) Meningkatnya ketersediaan pupuk, bibit dan obat pertanian,

b) Meningkatnya sarana, program usaha tani dan aktivitas kelembagaan petani dan penyuluh.

c) Terciptanya industrialisasi hasil pertanian dan pemasarannya

d) Terkendalinya laju alih fungsi lahan pertanian;

e) Meningkatnya produksi bahan pangan, pertanian, peternakan dan perikanan serta agropolitan.

7) Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan kebudayaan dan pariwisata

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, peristiwa budaya, penghargaan budaya, dan kelompok kesenian,

b) Meningkatnya jumlah pengunjung objek wisata, c) Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan.


(63)

Tujuan MISI 3

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur transportasi

Dengan sasaran:

a) Mempermudah akses dan sarana distribusi pangan serta akses sarana dan prasarana produksi pertanian serta perikanan dan kelautan;

b) Terbangunnya jalan tembus Batang-Dieng untuk menunjang pariwisata dan mobilitas penduduk

c) Terbangunnya jalan lingkar luar kota Batang

2) Meningkatkan ketertiban, keserasian tata ruang dan kelestarian lingkungan hidup daerah

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya fasilitas dan keindahan (estetika) kota Batang dan Limpung sebagai icon Kabupaten dengan mempertimbangkan keserasian lingkungan

b) Terbangunnya alun-alun kota Batang yang modern c) Meningkatnya kelestarian dan perlindungan terhadap

daerah konservasi

d) Terwujudnya pembuatan RIPK (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan)


(64)

e) Terwujudnya pengelolaan limbah dan sampah yang terpadu dan bervisi ramah lingkungan dengan penerapan teknologi daur ulang

3) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat melalui perencaan tata kota yang komprehensif

Dengan sasaran

a) Meningkatkan ketersediaan rumah sehat. b) Meningkatkan keteraturan tata kota.

c) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pemenuhan permukiman sehat secara partisipatif

Tujuan MISI 4

1) Membina dan membentuk forum ormas dan LSM untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Dengan sasaran:

a) Terbentuknya forum warga (LSM) untuk berpartisipasi aktif dalam Musrenbang, dan kegiatan pemerintahan lainnya,

b) Meningkatnya partisipasi publik dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan dan pembangunan


(65)

2) Meningkatkan motivasi dan etos masyarakat berwirausaha, penciptaan peluang kerja, pelatihan keterampilan, serta perlindungan dan pengawasan tenaga kerja

Dengan sasaran :

a) Meningkatnya keterampilan pencari kerja b) Meningkatnya jumlah tenaga terampil

c) Meningkatnya jumlah rakyat yang berkemampuan wirausaha

3) Meningkatkan kualitas program wajib belajar 12 tahun yang meliputi layanan pendidikan baik pada jenjang pra-sekolah, pendidikan dasar, maupun pendidikan menengah yang bermutu, relevan, dan memperhatikan kearifan lokal Dengan sasaran:

a) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

b) Meningkatnya kualitas sekolah, pesantren, madrasah dan sekolah swasta lain sehingga mampu memperoleh akreditasi yang baik

c) Terjangkaunya penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah yang murah dan terjangkau bagi semua kalangan

d) Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan yang telah ada


(66)

e) Meningkatnya pendidikan life skills (kecakapan hidup) siswa yang mencakup aspek kecakapan personal (budi pekerti/akhlak), sosial, akademik dan vocasional

f) Terbentuknya kelas/sekolah berkebutuhan khusus; g) Meningkatnya kualitas dan kuantitas perpustakaan; 4) Meningkatkan derajat kualitas hidup masyarakat dalam

bidang kesehatan Dengan sasaran:

a) Menguatnya kembali program KB dan Posyandu terutama dengan pendekatan partisipatif

b) Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan terutama melalui peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap

c) Meningkatnya sarana prasarana dan kuailtas pelayanan institusi kesehatan

d) Meningkatnya kesadaran budaya hidup sehat dan bersih (BHSD)

e) Meningkatnya perlindungan terhadap peserta Jamkesda f) Meningkatnya program Jampermas (Jaminan Persalinan

Massal)

g) Meningkatnya kuantitas dan kualitas keterampilan dan peningkatan kesejahteraan tenaga medis


(67)

h) Meningkatnya upaya pencegahan-pemberantasan penyakit menular & HIV/AIDS6) Meningkatkan kualitas kepemudaan dan olahraga

5) Meningkatkan kualitas harmonisasi kehidupan sosial, spiritual dan budaya masyarakat

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya kualitas iman dan taqwa,

b) Meningkatnya pelayanan terhadap fakir-miskin, anak terlantar serta warga kurang mampu lainnya,

c) Menguatnya rasa solidaritas sosial dan gotong royong masyarakat

d) Terbinanya PGOT (pengemis, gelandangan, orang terlantar dan anak punk), pengedar/pengguna obat terlarang, prostitusi, dan minuman keras,

e) Berkembangnya seni budaya lokal,

f) Terciptanya suasana masyarakat yang damai dan terbebas dari konflik SARA, baik horisontal maupun vertikal

6) Meningkatkan kualitas kegiatan kewanitaan, kepemudaan, dan keolahragaan

Dengan sasaran:

a) Meningkatnya prestasi pemuda Kabupaten Batang di bidang olahraga secara kuantitatif dan kualitatif;


(68)

b) Meningkatnya sarana dan prasarana olahraga yang memadai

c) Meningkatnya pengarusutamaan gender dan peran perempuan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat

d) Meningkatnya kualitas dan peranan pemuda sebagai subyek dan obyek pembangunan

e) Meningkatnya pembinaan bakat untuk meningkatkan prestasi keolahragaan sehingga mampu mengangkat nama baik daerah.

Bappeda sebagai lembaga perencanaan pembangunan daerah mengemban tercapainya Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2012-2017 yaitu pada :

MISI I

Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima.

Tujuan MISI 1

Menciptakan pemerintahan yang baik, bersih transparan dan berpelayanan publik yang prima.

Sasaran

Sinkronisasi dan konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.


(69)

Strategi

Perencanaan pembangunan yang koprehensif dan terukur.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Bappeda Kabupaten Batang sebagai lembaga perencanaan pembangunan akan mendukung terwujudnya visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Batang Tahun 2012-2017, dengan Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 :

“Terwujudnya Lembaga Perencanaan yang Profesional

Serta Mewujudkan Perencanaan Daerah yang Dinamis, Demokratis dan Akuntabel”

Dengan misi sebagai berikut :

1. MISI PERTAMA : Mengembangkan kualitas sumber

daya manusia dibidang perencanaan.

2. MISI KEDUA : Meningkatkan kapasitas institusi

perencanaan yang kredibel, profesional, dan dinamis, mengedepankan prinsip good governance.

3. MISI KETIGA : Meningkatkan mutu perencanaan


(70)

dinamika dan potensi daerah.

4. MISI KEEMPAT : Meningkatkan kerjasama dan

koordinasi dengan segenap pemangku kepentingan dalam penyerapan aspirasi masyarakat. 5. MISI KELIMA : Meningkatkan akuntabilitas

perencanaan daerah dan pembinaan perencanaan.

3.3 TELAAHAN RENSTRA SKPD

Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Batang merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah (lima tahunan) tingkat SKPD sebagai acuan resmi penyusunan Rencana Kerja (Renja SKPD) dalam mencapai tujuan pembangunan daerah.

Telaah terhadap faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran renstra SKPD;

Faktor-faktor pendorong antara lain :


(71)

Telaahan RTRW terhadap pelayanan SKPD. Bappeda sebagai penyusun perencanaan pembangunan daerah memberikan masukan dalam penyusunan perencanaan secara makro termasuk juga pada Penyusunan RTRW Kabupaten Batang. Penyusunan RTRW telah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan saat ini sudah diperdakan yaitu Perda No. 7 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Batang tahun 2011-2031. Adapun penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Batang tahun 2011-2031 dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap pemanfaatan ruang wilayah saat ini dan pemanfaatan ruang ke depan, yang bertujuan untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam RTRW sehingga kebijakan, rencana dan program tersebut dapat disempurnakan.

Potensi pengembangan kawasan/wilayah, berdasarkan deskriptif karakteristik wilayah dan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang, adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Lindung, meliputi ; a.Kawasan hutan lindung


(1)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Dalam dokumen RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 dirumuskan beberapa hal yang bisa digunakan sebagai dasar penilaian kinerja bidang atau urusan perencanaan pembangunan daerah.

Misi Pertama RPJMD berbunyi “Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima” dan Misi Keempat RPJMD berbunyi “Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpatrisipasi aktif dalam pembangunan”

Kedua misi ini sangat terkait dengan pembangunan urusan perencanaan pembangunan daerah yang menjadi core SKPD Bappeda sehingga harus mendapatkan tindak lanjut yang relevan dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan.

Kebijakan dalam RPJMD yang relevan dengan pembangunan perencanaan di daerah ada tiga, yaitu:1) Pengembangan sistem informasi manajemen data statistik


(2)

101 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan melalui pemanfaatan kelembagaan di tingkat desa/kelurahan, dan 3) Peningkatan penelitian dan pengembangan segala bidang pembangunan daerah, peningkatan kualitas evaluasi dan pengendalian pembangunan daerah serta jumlah dan kualitas SDM perencanaan pembangunan.

Selanjutnya, dapat disebutkan bahwa dalam rangka

pencapaian salah satu sasaran visi, yaitu mewujudkan ..., maka telah ditetapkan beberapa prioritas program pembangunan dalam RPJMD, dimana beberapa diantaranya relevan dengan kebijakan yang telah dirumuskan di atas, yaitu: 1) Program peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya aparatur pemerintah dan 2) Program peningkatan kerjasama, kemitraan dan jejaring.

Berdasarkan pada relasi antar bagian dalam RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017, dapat dirumuskan bahwa substansi indikator kinerja SKPD Bappeda yang harus dicapai dalam lima tahun (2007-2011) adalah:

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah.


(3)

2. Meningkatnya kuantitas perencanaan pembangunan daerah.

3. Meningkatnya kerjasama dan jejaring antar pelaku pembangunan.

4. Meningkatnya kapasitas lembaga dan sumber daya manusia perencanaan pembangunan daerah.

MATRIKS PROGRAM DAN KEGIATAN

Matriks Program dan Kegiatan ini akan disajikan sebagai Lampiran Renstra SKPD Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2007-2011, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Matriks ini memuat beberapa informasi penting yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu: program, kegiatan, indikator kinerja, sasaran, dan indikasi pendanaan.


(4)

103 BAB VII

PENUTUP

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang Tahun 2007-2012 berfungsi sebagai pedoman, penentu arah, sasaran dan tujuan bagi aparatur Bappeda dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan kepada stakeholders yang ada. Rencana Strategis ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Bappeda yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2012-2017.

Pelaksanaan Rencana Strategis ini sangat diperlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari seluruh aparatur Bappeda, karena akan menentukan keberhasilan program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian Rencana Strategis ini nantinya bukan hanya sebagai dokumen administrasi saja, karena secara substansial merupakan pencerminan tuntutan pembangunan yang memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi dan misi daerah yang ingin dicapai.

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batang ini seyogianya dapat diimplementasikan dengan


(5)

baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara konsisten dalam rangka mendukung terwujudnya good governance.

Batang, September 2012


(6)