4. Alur Data METODELOGI SURVEILAN MEGALOCYTIVIRUS

Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut 15

3.3.2. Penentuan Metode Diagnosis, Sensitifitas dan Spesifisitas Pengujian

Metode diagnosis yang dipilih untuk ikan hias air tawar menggunakan pengujian dengan metode qPCR dengan tingkat sensitifitas metode adalah 99, dan spesifisitas uji 99, sedangkan untuk ikan hias air laut menggunakan metode konvensional PCR double step nested, dengan sensitivitas 95 dan spesifisitas 99.

3.3.3. Lokasi Pengambilan Contoh Uji

Penetuan lokasi pengambilan contoh uji dalam kegiatan surveilan Megalocytivirus didasarkan pada wilayah asal ikan-ikan budidaya yang berpotensi sebagai inang Megalocytivirus. Lokasi tersebut menjadi titik pengambilan contoh uji dikarenakan, mayoritas eksportir mengambil ikan dari wilayah tersebut. Adapun lokasi yang ditetapkan untuk Surveilan Ikan Hias Air Tawar, adalah: Bogor, Bekasi, Bandung, Depok dan Medan Sumatera Utara, sedangkan lokasi yang ditetapkan untuk Surveilan Ikan Hias Air Laut adalah Luwuk Banggai Sulawesi Tenggara.

3.3.4. Penentuan Jumlah Contoh Uji

Metode yang dipilih untuk pengambilan contoh uji adalah two stage systematic sampling. Pertama memilih farm, kemudian memilih tambakkolam. Unit epidemiologi adalah tambakkolam sebagai unit terkecil. Jumlah sampel yang akan diambil ditentukan berdasarkan asumsi prevalensi 5, tingkat kepercayaan 95, sensitifitas uji 99 dan spesifisitas uji 95. Selanjutnya dengan menggunakan program SurveiToolbox, maka jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 129 sampel. Jumlah sampel untuk ikan hias air laut, menggunakan konvensional PCR, double step nested, dengan asumsi prevalensi 5, tingkat kepercayaan 95, sensitifitas uji 95 spesifisitas uji 99, didapatkan jumlah sampel dari Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut 16 populasi ikan hias laut dari Banggai sebanyak 134 ekor. Ikan sejumlah 134 ekor ikan diambil dari keramba yang memasok ikan, dengan proporsi ikan ditentukan berdasarkan jumlah ikan setiap keramba. Contoh 1 Pengujian dengan menggunakan metode qPCR: Di Kab. Bogor terdapat 20 farm ikan hias air tawar. Kabupaten Bogor dianggap sebagai satu kompartemen. Dari 20 farm disampling secara acak sebanyak 30 dari jumlah farm 6 farm. Dengan asumsi prevalensi 5, tingkat kepercayaan 95 maka jumlah sampel yang harus diambil di Kabupaten Bogor sebanyak 129 ekor. Maka jumlah sampel setiap farm yang diambil sebanyak 129 ekor6 farm = 22 ekorfarm Jumlah sampel dalam satu kali surveilan sebanyak = 129 ekor Jumlah sampel dalam 1 tahun tujuh kali surveilan sebanyak 129 x 7 = 903 ekor. Contoh 2 Pengujian dengan menggunakan metode konvensional PCR, double step nested: Di Kab. Luwuk Banggai terdapat 50 farm ikan hias air laut Banggai Cardinal. Kabupaten Luwuk Banggai dianggap sebagai satu kompartemen. Dari 50 farm disampling secara acak sebanyak 30 dari jumlah farm 15 farm. Dengan asumsi prevalensi 5, tingkat kepercayaan 95 maka jumlah sampel yang harus diambil di Kabupaten Luwuk Banggai sebanyak 134 ekor. Maka jumlah sampel setiap farm yang diambil sebanyak 134 ekor15 farm = 9 ekorfarm Jumlah sampel dalam satu kali surveilan sebanyak = 134 ekor Jumlah sampel dalam 1 tahun tujuh kali surveilan sebanyak 134 x 7 = 938 ekor.

3.3.5. Metode Pengambilan Contoh Uji Surveilan Ikan Hias Air Tawar

Surveilan ikan hias tawar, sebagai unit sampel adalah kolam, dengan ikan adalah sub-sampel. Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa