Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut
16
populasi ikan hias laut dari Banggai sebanyak 134 ekor. Ikan sejumlah 134 ekor ikan diambil dari keramba yang memasok ikan, dengan proporsi ikan
ditentukan berdasarkan jumlah ikan setiap keramba.
Contoh 1 Pengujian dengan menggunakan metode qPCR:
Di Kab. Bogor terdapat 20 farm ikan hias air tawar. Kabupaten Bogor dianggap sebagai satu kompartemen. Dari 20 farm disampling secara acak
sebanyak 30 dari jumlah farm 6 farm. Dengan asumsi prevalensi 5, tingkat kepercayaan 95 maka jumlah sampel yang harus diambil di
Kabupaten Bogor sebanyak 129 ekor. Maka jumlah sampel setiap farm yang diambil sebanyak 129 ekor6 farm = 22 ekorfarm
Jumlah sampel dalam satu kali surveilan sebanyak = 129 ekor Jumlah sampel dalam 1 tahun tujuh kali surveilan sebanyak 129 x 7 = 903
ekor.
Contoh 2 Pengujian dengan menggunakan metode konvensional PCR, double step nested:
Di Kab. Luwuk Banggai terdapat 50 farm ikan hias air laut Banggai Cardinal. Kabupaten Luwuk Banggai dianggap sebagai satu kompartemen. Dari 50
farm disampling secara acak sebanyak 30 dari jumlah farm 15 farm. Dengan asumsi prevalensi 5, tingkat kepercayaan 95 maka jumlah
sampel yang harus diambil di Kabupaten Luwuk Banggai sebanyak 134 ekor. Maka jumlah sampel setiap farm yang diambil sebanyak 134 ekor15 farm =
9 ekorfarm Jumlah sampel dalam satu kali surveilan sebanyak = 134 ekor
Jumlah sampel dalam 1 tahun tujuh kali surveilan sebanyak 134 x 7 = 938 ekor.
3.3.5. Metode Pengambilan Contoh Uji Surveilan Ikan Hias Air Tawar
Surveilan ikan hias tawar, sebagai unit sampel adalah kolam, dengan ikan adalah sub-sampel. Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa
Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut
17
apabila ikan yang diambil dari kolam positif terinfeksi Megalocytivirus, maka kolam dinyatakan positif. Metode pengambilan sampel adalah secara
Simple Random Sampling atau menggunakan Systematic Random Sampling. Pertama dilakukan penomoran terhadap semua farm di daerah surveilan.
Pengambilan sampel
dengan Simple
Random Sampling
menggunakan bantuan kartu random, kemudian dipilih sampel dari total farm yang teridentifikasi. Pengambilan sampel berdasarkan Systematic
Random Sampling dengan cara, pertama ditentukan interval yaitu total farm yang diidentifikasi dibagi dengan total sampel yang akan diambil,
selanjutnya ditentukan pengambilan sampel berdasarkan interval.
Surveilan Ikan Hias Air Laut
Surveilan ikan hias air laut, sebagai unit sampel adalah karamba tancap, dengan ikan adalah sub-sampel. Apabila dari hasil pemeriksaan
ditemukan bahwa apabila ikan yang diambil dari keramba positif terinfeksi Megalocytivirus, maka dinyatakan positif.
Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah
secara Simple
Random Sampling
atau menggunakan Systematic Random Sampling. Pertama dilakukan terhadap
semua keramba di daerah surveilan. Pengambilan sampel dengan Simple Random Sampling menggunakan bantuan kartu random, kemudian dipilih
sampel dari total farm yang teridentifikasi. Pengambilan sampel berdasarkan Systematic Random Sampling dengan cara, pertama ditentukan interval
yaitu total farm yang diidentifikasi dibagi dengan total sampel yang akan diambil, selanjutnya ditentukan pengambilan sampel berdasarkan interval.
Ikan diambil dari kolam, bak, akuarium maupun karamba dipilih secara purposive, berdasarkan gejala klinis spesifik yang mengarah pada
gejala infeksi megalocytivirus. Ikan yang telah menunjukkan gejala kemudian diambil dan dilakukan prosedur pengambilan dan preservasi.
Prosedur pooling sampel dapat dilakukan berbasis kolam, dengan cara ikan dari tiap kolam dilakukan ekstraksi DNA, selanjutnya dibuat pool
Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut
18
untuk kemudian dilakukan pemeriksanaan qPCR. Pooling untuk farm dilakukan seperti halnya pooling ikan perkolam, dengan cara ikan dari setiap
kolam dilakukan ekstraksi DNA, kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas DNA, selanjutnya dilakukan pooling farm.
Gambar 4. Diagram Sistem Pooling Sampel untuk qPCR
qPCR
Laporan Hasil Uji LHU
Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut
19
BAB IV EVALUASI DAN PELAPORAN SURVEILAN MEGALOCYTIVIRUS
4. 1. Format Pelaporan
UPT KIPM dan UPT DJPB yang telah selesai melaksanakan kegiatan surveilan dan telah selesai Laporan Hasil Ujinya, segera membuat laporan
kegiatan. Hasil surveilan Megalocytivirus dilaporkan menggunakan format Lampiran 1.
4. 2. Mekanisme Pelaporan
Laporan hasil pelaksanaan kegiatan disampaikan dalam bentuk soft copy dan ditujukan ke Kepala Pusat Karantina dan Keamanan Hayati Ikan
dengan alamat email: megalocytivirus.puskarigmail.com
, dan ke Direktorat Kesehatan
Ikan dan
Lingkungan dengan
email: megalocytivirus_ditkeslinggmail.com
. Sedangkan Laporan dalam bentuk hardcopy CD dikirim melalui alamat:
Pusat Karantina dan Keamanan Hayati Ikan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
Gedung Mina Bahari II Lantai 6 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta Pusat
Jakarta 10110
Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Gedung Mina Bahari IV Lantai 7 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta Pusat
Jakarta 10110
Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut
20
4. 3. Waktu Pelaporan
Laporan pelaksanaan surveilan Megalocytivirus disampaikan ke Pusat Karantina dan Keamanan Hayati Ikan dan Direktorat Kesehatan Ikan dan
Lingkungan dengan ketentuan : 1. Per-kegiatan surveilan Megalocytivirus, selambat-lambatnya 1 satu
minggu sebelum
digunakan sebagai
dasar penerbitan
Health Certificate;
2. Akhir
pelaksanaan kegiatan
surveilan Megalocytivirus
tahunan, selambat-lambatnya 1 satu minggu sebelum akhir tahun.
Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Air Tawar dan Laut
21
BAB V PENUTUP
Kegiatan surveilan
Megalocytivirus memerlukan
dukungan sumberdaya manusia, sarana, prasarana dan dana yang memadai serta
dilakukan secara terpadu dengan melibatkan semua komponen tim, baik pusat,
unit pelaksana
teknis, para
pakarahli penyakit
ikan serta
pembudidaya. Untuk itu kegiatan surveilan Megalocytivirus memerlukan adanya petunjuk teknis serta kebijakan yang integratif.
Dengan tersusunnya Petunjuk Teknis Surveilan Megalocytivirus pada Ikan Hias Tawar dan Laut ini, diharapkan pelaksanaan kegiatan surveilan
yang dilaksanakan oleh Tim Surveilan dapat lebih terukur, terarah, dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.