Dampak Berpacaran Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Remaja

74 mengungkapkan bahwa bagi remaja putri, terlibat dalam sebuah hubungan romantis adalah faktor terpenting dalam menentukan kapan pertama kalinya mereka berhubungan seks. Dengan demikian, semakin dini remaja putri terlibat dalam hubungan romantis dalam berpacaran, maka akan semakin cepat remaja tersebut pertama kali melakukan hubungan seks.

e. Dampak Berpacaran

Perilaku berpacaran yang dilakukan oleh remaja akan menyebabkan berbagai dampak yang dirasakan. Dampak tersebut dapat berupa dampak yang positif, maupun dampak negatif. Dampak yang dirasakanpun juga berkaitan dengan bagaimana mereka berperilaku dalam berpacaran, usia remaja, emosi remaja, dan lain sebagainya. Usia remaja pada saat berpacaran akan menentukan dampak yang dirasakan. Dampak negatif dapat dirasakan remaja yang telah mengenal pacaran sejak usia dini. Hal tersebut terjadi karena pada usia dini, atau remaja awal, mereka masih memiliki emosi yang labil. Menurut Santrock 2012 : 410 banyak remaja yang secara emosi tidak siap untuk mengatasi pengalaman seksual khususnya dimasa remaja awal. Hal tersebut terjadi karena meskipun remaja masih belum siap secara emosi, namun mereka telah memutuskan untuk berpacaran. Sesuai dengan pernyataan di atas, Connlly McIsaac, 2009 Santrock, 2012 : 45 juga mengungkapkan bahwa Relasi romantic dan pacaran yang dilakukan di usia yang sangat dini dapat menimbulkan hal yang sangat problematik. 75 Penelitian terkait, yang dikemukakan oleh Florsheim, dkk Santrock, 2012 : 45 menunjukkan bahwa pacaran dan berkencan dengan seseorang di usia dini, berkaitan dengan kehamilan pada remaja serta permasalahan di rumah dan sekolah. Berdasarkan penelitian tersebut dijelaskan bahwa remaja yang berpacaran diusia dini akan rentan dengan permasalahan mulai dari permasalahan dengan orang tua karena perbedaan nilai, permasalahan mengenai prestasi akademiknya d sekolah, hingga permasalahan yang berkaitan dengan kehamilan, aborsi, serta pergaulan bebas yang menyimpang lainnya. Collins, dkk Sigelman Rider, 2012 : 484 mengemukakan bahwa : “Dating at an early age appears to have more negative than positive effects on social and emotional adjustment, either because trobled adolescence start dating early , or because early dates get hurt or become involved in problem behavior such as drinking and drug use before their time .” Berpacaran pada usia dini akan menyebabkan lebih banyak dampak yang negatif dari pada positif pada penyesuaian sosial dan emosional. Hal tersebut dikarenakan remaja akanmenghadapi masalah yang berkaitan dengan hubungan dengan lawan jenis atau pacaran lebih awal. Permasalahan yang dimaksud adalah konflik dengan pasangan, patah hati, hingga minum minuman keras atau bahkan narkoba. Keadaan emosi 76 remaja yang belum siap menyebabkan remaja mengalami masalah akibat berpacaran. Dupere, dkk Santrock, 2012 : 410 juga mengemukakan dampak yang dirasakan oleh remaja yang berpacaran. Selain melakukan hubungan seks di masa remaja awal, faktor-faktor resiko lainnya untuk masalah seksual pada remaja meliputi faktor-faktor kontekstual, seperti faktor status sosio-ekonomi, keluarga, teman sebaya, dan prestasi akademik. Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa perilku berpacaran yang dilakukan oleh remaja, apalagi remaja awal sangat berdampak pada banyak aspek. Remaja yang berperilaku seksual menyimpang pada saat berpacaran, dapat mengganggu interaksinya dengan keluarga, terkait dengan perbedaan nilai dengan orang tua. Permasalahan juga muncul dengan teman sebaya, serta prestasi akademik yang menurun. Namun demikian, berpacaran bagi remaja juga memiliki dampak yang positif, seperti pendapat Collins Sigelman Rider, 2012 : 484 yang mengungkapkan bahwa berpacaran pada remaja juga memiliki dampak yang positif bagi remaja. Dampak tersebut diantaranya adalah remaja yang berpacaran akan lebih memiliki penghargaan diri atau self- esteem, serta mampu menyesuaikan diri dengan pasangan, dibandingkan dengan mereka yang tidak berpacaran. Berk 2008 : 623 mengatakan bahwa berpacaran dapat melatih sensitivitas, empati, dan pengembangan identitas sebagai remaja yang berhubungan dengan seseorang yang memiliki kebutuhan yang berbeda pasangan. 77 Hal di atas, menunjukkan bahwa dalam perilaku berpacaran, remaja akan mendapatkan dampak, baik dampak positif amupun dampak yang negatif. Dampak tersebut sesuai dengan bagaimana remaja menjalani perilaku berpacaran, kesiapan emosi, mental, serta dukungan atau tanggapan dari lingkungan remaja. Berdasarkan paparan mengenai perilaku berpacaran di atas, menjelaskan bahwa perilaku berpacaran merupakan perilaku yang timbul akibat interaksi antara remaja dengan teman lawan jenis atas dasar hubungan cinta kasih antara keduanya. Proses berpacaran pada remaja terdiri dari beberapa tahap, mulai dari tahap bertambahnya interaksi dengan teman sebaya terutama teman lawan jenis, yang mengakibatkan ketertarikan satu dengan yang lainnya, timbul rasa jatuh cinta, hingga memutuskan untuk berpacaran. Faktor yang mempengaruhi remaja dalam berpacaran diantaranya adalah faktor nilai dalam masyarakat, pola asuh orang tua, nilai agama, teman sebaya, dan lain sebagainya. Pada awalnya remaja berpacaran hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya, kemudian berlanjut kepada tahap kebutuhan status di hadapan lingkungan teman sebayanya, hingga pada akhirnya mereka benar-benar saling memiliki rasa kasih saying. Seiring dengan pertumbuhan remaja, remaja yang semakin matang akan menjalani perilaku berpacaran dengan lebih serius. Remaja memiliki berbagai tujuan dalam berpacaran, diantaranya adalah sebagai bentuk rekreasi, sumber status, sebagai ajang untuk remaja 78 belajar berinteraksi dengan lawan jenis, hingga bertujuan untuk menentukan pasangan hidup. Pada kenyataannya perilaku berpacaran sering diidentikan dengan perilaku seksual pada remaja. Perilaku seksual merupakan perilaku yang timbul atas dasar hasrat seksual. Sebenarnya perilaku seksual merupakan perilaku yang wajar, akan tetapi apabila dilakukan pada saat yang tidak tepat akan menjadi perilaku yang menyimpang, yang mana pada umumnya dilakukan oleh remaja pada saat berpacaran. Perilaku berpacaran memiliki banyak dampak pada remaja. Dampak positif dari perilaku berpacaran diantaranya adalah dapat melatih siswa untuk meningkatkan harga diri, melatih control emosi, melatis sensitivitas empati, belajar berinteraksi dengan teman lawan jenis dan lain sebagainya. Selain itu berpacaran juga berdampak negatif bagi remaja seperti seks bebas, hamil di luar nikah, menurunnya prestasi belajar, juga perselisihan dengan orang tua akibat perbedaan nilai. 79

B. Pengaruh InteraksiTeman Sebaya dan Kematangan Emosi terhadap Perilaku Berpacaran

Berpacaran merupakan salah satu wujud remaja dalam menyikapi salah satu tugas perkembangan pada remaja, yaitu dalam tahap mencari pasangan hidup. Meskipun jika dilihat dari sudut pandang agama Islam, jelas ditegaskan bahwa dalam Islam tidak mengenal aktivitas berpacaran, namun pada kenyataannya berpacaran telah menjadi hal biasa yang dilakukan oleh remaja, bahkan telah membudaya di tengah kalangan masyarakat. Ketika berpacaran, remaja sangat identik dengan perilaku yang menjurus pada pelanggaran norma, baik agama, nilai kemanusiaan, maupun batasan budaya setempat. Perilaku berpacaran identik dengan perilaku seksual yang semakin bebas dikalangan masyarakat terutama anak muda remaja. Perilaku berpacaran pada usia dini, dapat berdampak pada hal yang negatif, seperti kehamilan di luar nikah, maupun masalah yang lainnya berkaitan dengan masalah sosial, di rumah, maupun di sekolah. Pendapat tersebut tentu menambah kekhawatiran masyarakat, orang tua dan pihak lainnya akan perilaku berpacaran pada remaja di era saat ini. Namun demikian, berpacaran juga akan menimbulkan dampak yang positif bagi remaja, diantaranya adalah untuk mempersiapkan diri menjalani kehidupan dimasa yang akan datang, seperti menemukan pasangan hidup, belajar bersosialisasi dengan pasangan, belajar berempati, memahami antara satu dengan yang lainnya, dan lain sebagainya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI SMAN 2 Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di SMAN 2 Ngawi.

1 4 17

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 6 BINJAI.

0 1 13

PERAN KECERDASAN EMOSI, KETERLIBATAN ORANGTUA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA TERHADAP Peran Kecerdasan Emosi, Keterlibatan Orang tua, dan Interaksi Teman Sebaya terhadap Delinkuensi Remaja.

0 0 10

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA KELAS XI SMA N 6 YOGYAKARTA.

1 4 131

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET PADA SISWA KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA.

3 9 139

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI TERHADAP PERILAKU CYBERBULLYING SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 WONOSARI.

2 7 188

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEDISIPLINAN SISWA

0 0 16

i HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA N 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pergaulan Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja pada Siswa Kelas XI IPS di SMA N 1 Semin Gun

0 0 15

KONTRIBUSI REGULASI EMOSI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17