yang tinggi Azwar, 2012. Bila diinginkan untuk memperoleh estimasi tunggal terhadap skor komposit, dapat digunakan formula yang disarankan oleh Mosier
dalam Azwar, 2012, yaitu:
[ ]
[ ]
∑ ∑
∑ ∑
+ −
− =
jk k
j k
j j
j jj
j j
j j
xx
r s
s w
w s
w r
s w
s w
2 1
2 2
2 2
2
r 17
Keterangan : W
j
= bobot relatif komponen j W
k
= bobot relatif komponen k S
j
= deviasi standar komponen j S
k
= deviasi standar komponen k r
jj’
= koefisien reliabilitas tiap komponen r
jk
= koefisien relatif antara dua komponen yang berbeda
c. Standar Error Pengukuran dan Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Menurut Osterlind 2010, standar error pengukuran SEM mengindikasikan kesenjangan antara skor tampak dan skor murni. Standar error
pengukuran juga didefenisikan sebagai standar deviasi sebuah distribusi dari keseluruhan skor untuk semua subjek. Karena teori mengasumsikan distribusi
yang setara dan normal untuk semua subjek dalam populasi, standar error pengukuran bisa dipandang sebagai rata-rata standar deviasi pada keseluruhan
mean skor. Standar error pengukuran menyediakan informasi mengenai akurasi dari
nilai mean sebagai perwakilan skor murni, sehingga bisa dikatakan bahwa mean tersebut adalah indikator dari error. Hal ini penting karena mengarah pandangan
bahwa standar error pengukuran adalah indikasi reliabilitas. Standar error
Universitas Sumatera Utara
pengukuran sering dimengerti sebagai analogi dari indeks reliabilitas. Indeks reliabilitas adalah pengukuran yang mengidikasikan kekurangan error, kebalikan
dari SEM. Indeks reliabilitas didefenisikan sebagai korelasi sederhana antara bentuk-bentuk paralel sebuah tes Osterlind, 2010.
Standar error pengukuran merupakan fungsi dari reliabilitas dan sebaliknya ketika standar deviasi sebuah tes telah diketahui. Hubungan ini, dalam
CTT, antara standar error pengukuran dan reliabilitas sudah terlihat ketika standar deviasi tetap konstan pada seluruh rentang skor sebuah tes. Standar deviasi yang
konstan juga terlihat ketika skor ditunjukkan sebagai skor standar dalam unit-unit standar deviasi Osterlind, 2010.
Secara teoritik, koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1, namun secara empirik koefisien reliabilitas tidak pernah mencapai 1. Artinya terdapat
ketidakkonsistenan skor antara dua tes yang paralel yang disebabkan oleh eror yang mempengaruhi performa subjek dalam mengikuti tes atau perbedaan antara
skor tampak dan skor murni subjek Crocker Algina, 2005. Penafsiran terhadap koefisien reliabilitas dapat dilakukan melalui penafsiran standar eror
pengukuran SEm, dengan rumusan sebagai berikut: 18
Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes, maka kemungkinan kesalahan yang terjadi akan semakin kecil. Jadi, tidak ada harga mati dalam
koefisien reliabilitas. Tinggi rendahnya koefisien reliabilitas sangat bergantung pada tujuan tes digunakanSuryabrata, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Murphy dan Davidshofer 2003 menjelaskan bahwa makna tinggi atau rendahnya koefisien reliabilitas tergantung pada tipe dari tes yang dikategorikan
sebagai berikut:
Tabel 3. Kategori Nilai Estimasi Koefisien Reliabilitas
Nilai estimasi reliabilitas
Bentuk Tes Interpretasi
0.95 Tes inteligensi
Eror pengukuran memiliki efek yang sangat rendah
0.90 Tinggi sampai sedang
0.85 Tes prestasi
0.80 0.75
Kelompok tes pilihan ganda Sedang sampai rendah
0.70 Skala
0.65 Rendah
0.60 Tes proyektif
0.55 0.50
Skor murni dan eror pengukuran seimbang pada skor tes
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koefisien Reliabilitas