68
f. Topeng Klana Gagah
Tari topeng ini merupakan salah satu tari klasik yang berasal dari Yogyakarta. Tarian ini diadaptasi dari cerita
Panji
abad ke-15 dan menggambarkan
Raja Sewandana
yang sedang dimabuk cinta pada
Candrakirana
.
g. Jathilan
Jathilan
dikenal sebagai tarian paling tua di Jawa, dikenal juga dengan nama
Jaran Kepang
. Tarian ini mempertontonkan kegagahan seorang prajurit di medan perang dengan menunggang kuda sambil menghunus
sebuah pedang. Penari menggunakan kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kulit binatang yang disebut dengan
Kuda Kepang
, diiringi alat musik gendang,
bonang
,
saron
,
kempul
,
slompret
dan
ketipung
.
Tari Klana Topeng
69 Tarian ini pertunjukkan oleh penari yang menggunakan seragam
prajurit dan yang lainnya menggunakan topeng dengan tokoh-tokoh yang beragam, ada
Gondoruwo
setan atau
Barongan
singa. Mereka mengganggu para prajurit yang berangkat ke medan perang. Selain di
Yogyakarta,
Jathilan
juga berkembang di wilayah lain seperti, Jawa Timur, Jawa Tengah, meski masing-masing menampilkan versi yang berbeda.
Lakon
yang dimainkan umumnya sama, seperti
Panji
, Ar
io Penangsang
atau gambaran kehidupan prajurit pada masa kerajaan Majapahit. Kostum lainnya berupa seragam celana sebatas lutut, kain batik
bawahan, kemeja atau kaus lengan panjang, setagen, ikat pinggang bergesper, selempang bahu
srempeng
, selendang pinggang
sampur
dan kain ikat kepala
udheng
dan hiasan telinga
sumping
. Para penari berdandan mencolok dan mengenakan kacamata hitam.
Jathilan
70 Masyarakat lebih mengenal tarian ini sebagai sebuah tarian yang identik
dengan unsur magis dan kesurupan. Pada tarian aslinya, para penari
Jathilan
menari secara terus-menerus sambil berputar-putar hingga salah satu dari mereka mengalami trance atau semacam kesurupan. Penari ini akan meraih
apa saja yang ada di depannya, termasuk pecahan kaca, memakan rumput, mengupas kelapa dengan gigi dan adegan-adegan yang kelihatan tidak
masuk akal lainnya. Penari mengunyah kaca seperti kudapan yang enak dan nikmat. Bagi sebagian penonton, adegan trance ini yang menjadi tontonan
mengasyikkan.
h. Kethoprak