Pedoman Studi Pustaka Pedoman Observasi Pedoman Wawancara

E. Instumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri, sebagai mana yang dimaksud oleh Sugiyono 2013: 305 yaitu peneliti sebagai human instumen. Lebih lanjut lagi Sugiyono menambahkan, peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan yang tepat sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya di wilayah penelitiannya tersebut.

1. Pedoman Studi Pustaka

Untuk melengkapi data primer diperlukan data skunder. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, studi pustaka digunakan untuk memperkaya pengetahuan tentang hal yang diteliti. Ketentuan yang harus diperhatikan dalam studi pustaka ini supaya tidak melenceng dari penelitian, maka peneliti mempertajam argumennya berdasarkan kepustakaan seperti pendapat atau tulisan dari buku atau karangan orang lain, sehingga data dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Studi pustaka ini digunakan pada waktu sebelum dan sesudah penelitian untuk melengkapi data-data primer. Studi pustaka ini dilakukan diberbagai perpustakaan seperti: perpustakaan UNY, perpustakaan Sunobudoyo, perpustakaan Kota Yogyakarta, perpustakaan Daerah Yogyakarta, dan perpustakaan ISI Yoryakarta. Selain studi pustaka dilakukan berbagai perpustakaan juga dilakukan diperkaya dengan artikel-artikel yang mendukung penelitian tersebut.

2. Pedoman Observasi

Observasi sangat diperlukan dalam penelitian sebagi salah satu cara pengumpulan data terutama untuk mencari data primer. Dalam pedoman observasi ini peneliti ingin mengatakan bahwa observasi sangatlah berperan penting dalam penelitian kualitatif karena observasi mengamati objek secara langsung untuk mendapatkan data primer berupa data fisik yang akurat. Seperti yang telah dijelaskan di atas observasi ini akan mengamati secara langsung dari dekat untuk mengumpulakan data primer yang berupa unsur-unsur bentuk dan warna motif. Dalam pengambilan data dengan menggunakan observasi dimulai dari observasi letak, ornamen interior masjid dan bahkan pencarian sumber-sumber data untuk tindak lanjut yang berikutnya.

3. Pedoman Wawancara

Seperti yang telah dipaparkan pada teknik pengumpulan data bahwa wawancara dilakukan secara terbuka kepada responden, yaitu KRT. Ahmad Kamaludiningrat selaku penghulu di Masjid Gedhe Yogyakarta, Yulia selaku pemandu Musium Seni Budoyo, dan Fauzan salaku warga masyarakat keraton yogyakarta, agar para narasumber tahu bahwa data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian. Dalam wawacara ini dilakukan penelitian secara terstruktur dan tidak terstruktur. Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan wawancara terstuktur, peneliti lebih dahulu menyusun pedoman wawancara yang berkaitan dengan hal- hal yang diperlukan oleh peneliti terkait dengan wawancara tersebut. Sedangkan wawancara tidak tersturktur tidak dilakukan persiapan karena wawancara tidak terstuktur diluar susunan pedoman wawancara.

4. Pedoman Dokumen