Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

68 16,47 Lampiran 20:99, dengan demikian penelitian ini dianggap berhasil dimana hasil belajar yang diperoleh seluruh subyek atau siswa meningkat. 7 Temuan Penelitian Berdasarkan refleksi dari siklus tindakan I sampai siklus tindakan II, peneliti dapat mengemukakan beberapa temuan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Dengan model pembelajaran Cooperative Learning dalam Missouri Mathematics Project hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. 2. Pembelajaran kelompok yang diterapkan dalam Cooperative Learning dalam Missouri Mathematics Project efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Penilaian minat dan sikap serta penilaian diri sangat membantu guru dalam menilai kompetensi siswa. 4. Dengan memperbanyak latihan soal yang bervariasi diberikan kepada siswa dapat membuat siswa lebih mudah mengingat dan memahami konsep yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 5. Dengan menggunakan rubrik penskoran kemampuan siswa dapat tergambar dengan jelas.

B. Pembahasan

Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pembahasan hasil penelitian ini meliputi 5 langkah 69 pembelajaran cooperative learning dalam Missouri mathematics project dan hasil pembelajaran konsep volume kubus dan balok berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran ini menggunakan strategi tiga tahapan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Materi pada kegiatan pembelajaran ini adalah dimensi tiga yang terdiri dari beberapa sub pokok bahasan tetapi yang diambil hanya volume kubus dan balok yang terdiri dari dua indikator pembelajaran yang harus dicapai yaitu menentukan volume kubus dan menentukan volume balok. Penyampaian indikator pembelajaran bertujuan agar siswa mengetahui arah kegiatan pembelajaran, dengan demikian siswa terfokus pada satu tujuan yang harus mereka capai. Untuk mencapai indikator pembelajaran, pemahaman siswa pada materi prasyarat sangat diperlukan untuk mengecek keterkaitan antara pengetahuan prasyarat dengan materi yang akan dipelajari sehingga dapat membentuk pemahaman awal siswa tentang kubus dan balok. Memberikan motivasi dilakukan untuk menginformasikan pentingnya materi pembelajaran. Motivasi merupakan salah satu unsure penting dalam belajar dan pembelajaran karena akan membantu siswa untuk serius mempelajari sesuatu. Motivasi juga akan menimbulkan minat yang cukup besar terhadap suatu pembelajaran sehingga siswa menganggap belajar sebagai suatu yang dibutuhkan bukan karena terpaksa. Mengerorganisasi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa dengan tingkat kemampuan yang heterogen yaitu berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Pembagian kelompok belajar berdasarkan tingkat 70 kemampuan yang diberikan oleh guru matematika kelas XB SMA Negeri 7 Palu. Berikut ini uraian kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah pembelajaran Cooperative Learning dalam Missouri Mathematics Project. Langkah 1 : Review Pada langkah ini guru menggali pengetahuan awal siswa tentang kubus dan balok. Dalam mengali pengetahuan awal siswa pada langkah ini siswa diberikan tes awal. Pada siklus I diperoleh 9 orang siswa tidak dapat menyebutkan sisi-sisi, rusuk dan titik sudut dari kubus dan balok, 16 orang siswa hanya dapat membedakan sebagian sisi dan rusuk dari kubus dan balok, 15 orang siswa tidak dapat membedakan sisi dan rusuk dari kubus dan balok. Sedangkan pada siklus II tidak menggunakan tes awal lagi tetapi hanya sekedar dalam bentuk pertanyaan yang bersifat menguji siswa. Dimana pada saat pengulangan materi disiklus II ini siswa sudah bisa menganalisis soal yang diberikan meskipun soal yang diberikan berubah dari soal cerita kesoal berbetuk gambar. Langkah 2 : Pengembangan Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu. Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang memiliki “antisipasi” tentang sasaran pembelajaran. Penjelasan dan diskusi interaktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk demonstrasi konkrit yang sifatnya pictorial atau simbolik. Pada siklus I contoh soal yang diberikan agak berbeda dengan soal-soal latihan yang diberikan sehingga siswa tampak kebingungan pada saat mengerjakan 71 soal pengembangan. Tetapi, pada siklus II diberikan contoh soal yang hampir sama pada siklus I tetapi dalam bentuk gambar kemudian soal-soal latihan yang diberikan mirip dengan contoh soal sehingga siswa kelihatan bersemangat mengerjakan soal latihan. Langkah 3: Kerja Kooperatif Pada langkah ini siswa membentuk kelompok belajar dimana setiap kelompok terdiri atas 5 orang. Pada siklus I siswa diberikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok, tetapi masih belum terbiasa dengan kondisi belajar kelompok karena masih ada yang bekerja secara perorangan. Pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa dan aktif mengerjakan LKS dengan bekerjasama dan melakukan diskusi bersama teman dalam kelompok jika ada teman yang memerlukan bantuan. Langkah 4 : Seat WorkKerja mandiri Pada langkah ini, pada intinya untuk siklus I dan siklus II sama hanya lebih melihat seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan berbagi macam soal-soal latihan yang sudah diberikan secara perorangan atau perindividu. Langkah 5 : Penugasantes Pada langkah ini, untuk siklus I dan Siklus II siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal lagi tetapi untuk dikerjakan sebagai pekerjaan rumah. Secara kesuluruhan berdasarkan pada 5 langkah diatas yang sangat mendasar untuk mengukur hasil belajar siswa dilakukan tes individu tindakan siklus I dan siklus II. 72 Berdasarkan hasil refleksi setiap siklus, menunjukkan bahwa kegiatan gru dan aktivitas siswa berjalan baik. Pada siklus I, selama pembelajaran ada siswa yang mengeluhkan pemberian contoh soal yang berbeda dengan soal-soal latihan yang diberikan, selanjutnya dalam mengerakan tes individu terdapat suyek penelitian yang belum sempurna dalam menyelesaikan tugas, terutama pada penggunaan simbol matematika dan soal yang bersifat aplikasi. Berdasarkan hasil analisis tes individu tindakan siklus I, diperoleh informasi bahwa indikator keberhasilan tindakan pembelajaran telah tercapai, Hal ini berdasarkan pada rubrik penskoran yaitu rata-rata kemampuan siswa berada pada level 2 dengan nilai minimal 65 sebesar 75. Pada siklus II, pembelajaran dilaksanakan berlangsung dengan baik. Siswa senang dengan pembelajaran yang dilakukan seperti ini. Pada saat guru memberikan pertanyaan-pertanyaan, siswa mau mengeluarkan pendapatnya sehingga terjadi interaksi di dalam kelas. Dalam kelompok, siswa menunjukkan peran yang baik atau peran positif dimana siswa saling bekerjasama dan saling membantu antara anggota kelompok dalam menjawab LKS. Dari hasil tes yang diberikan, kemampuan subyek penelitian telah tercapai yaitu dari 75 meningkat menjadi 82,5 dimana subyek telah berada di level atau tingkatan 2 berdasarkan rubrik penskoran dan didukung dengan peningkatan atau kontribusi hasil belajar untuk 4 indikator hasil belajar sebesar 16,47, sehingga indikator keberhasilan tindakan pembelajaran telah tercapai Lampiran 20:98. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa pemahaman siswa pada konsep dimensi tiga sudah meningkat. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Cooperative Learning dalam Missouri Mathematics Project dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan dimensi tiga di SMA Negeri 7 Palu. 2. Umumnya siswa belum dapat menyelesaikan tes akhir tindakan pada siklus tindakan I, karena siswa belum terbiasa mengerjakan tes dengan cara terus menerus dan juga belum terbiasa belajar secara berkelompok. Tetapi pada akhirnya mereka mulai terbiasa dengan soal yang diberikan lebih bervariasi dan beragam ditambah dengan diskusi kelompok menjadi lebih menyenangkan dan aktif bagi siswa.

B. Saran

1. Model pembelajaran cooperative learning dalam Missouri mathematics project dilaksanakan secara kelompok dan klasikal serta dilengkapi dengan LKS layak dipertimbangkan untuk menjadi bentuk pembelajaran alternatif.

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT ( MMP ) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KABUPATEN CILACAP

0 0 108

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Missouri Mathematics Project (Mmp) Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Pajang III Surakarta Tahun 201

0 1 16

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Missouri Mathematics Project (Mmp) Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Pajang III Surakarta Tahun 201

0 2 12

PENERAPAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA POKOKBAHASAN DIMENSI TIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR Penerapan Missouri Mathematics Project (MMP) pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Taksonomi Bloom.

0 0 14

PENDAHULUAN Penerapan Missouri Mathematics Project (MMP) pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Taksonomi Bloom.

0 1 8

PENERAPAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR Penerapan Missouri Mathematics Project (MMP) pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Taksonomi Bloom.

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR.

1 4 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA DI SEKOLAH DASAR.

1 7 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN SIKAP SPOSITIF SISWA KELAS VIII SMP.

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-B SMP NEGERI 17 MATARAM TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 14