21
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Cooperative Learning
Menurut Posamentier Depdiknas, 2004:26 menyatakan bahwa: Cooperative Learning atau belajar kooperatif adalah penempatan beberapa
siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Cooperative Learning lebih merupakan upaya
pemberdayaan teman sejawat, meningkatkan interaksi antar siswa, serta hubungan yang saling menguntungkan antar mereka. Siswa dalam
kelompok akan belajar mendengar idea tau gagasan orang lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau menerima kritikan yang
membangun, siswa merasa tidak terbebani ketika ternyata pekerjaannya salah.
Kelman Depdiknas, 2004:26-27 menyatakan bahwa: Di dalam kelompok terjadi saling pengaruh secara sosial. Pertama,
pengaruh itu dapat di terima seseorang karena ia memang berharap untuk menerimanya. Kedua ia ingin mengadopsi atau meniru tingkah laku atau
keberhasilan orang lain atau kelompok tersebut karena sesuai dengan salah satu sudut pandang kelompoknya. Ketiga, karena pengaruh itu kongruen
dengan sikap atau nilai yang ia miliki. Ketiganya mempengaruhi sejauh kerja kooperatif tersebut dapat dikembangkan.
Sementara itu, Slavin Depdiknas, 2004:27 menyatakan bahwa “dalam belajar kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk
menguasai bahan ajar”. Lowe Depdiknas, 2004:27 menyatakan bahwa “belajar kooperatif
secara nyata semakin meningkatkan pengembangan sikap sosial dan belajar dari teman sekelompoknya dalam berbagai sikap positif”.
22 “Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar
belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran Cooperative Learning yang membedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan” Lie, 2002:29. Roger dan David Johnson Lie, 2002:31 mengatakan bahwa:
Tidak semua kerja kelompok bisa dinggap Cooperative Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran
Cooperative Learning harus diterapkan. a. Saling ketergantungan positif.
b. Tanggung jawab perseorangan. c. Tatap muka.
d. Komunikasi antara anggota. e. Evaluasi proses kelompok.
Terkait dengan model pembelajaran ini, Ismail Depdiknas, 2003:21 menyebutkan 5 langkah dalam model pembelajaran kooperatif yakni:
Tabel 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Fase ke-
Indikator Tingkah Laku Guru
1. Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
2. Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
3. Mengorganisasi siswa
dalam kelompok- kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efesien
4. Membimbing kelompok
kerja dan belajar Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
5. Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
23
B. Model Missouri Mathematics Project MMP