1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantak merupakan material yang berpori dan mempunyai tingkat kekerasan yang rendah, maka dari itu material tersebut tidak banyak
digunakan untuk bahan konstruksi, walaupun ketersediaannya sangat banyak yaitu sekitar 70 dari semua material yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi
Wijayanto, 2012. Penelitian Proyek Akhir ini akan melanjutkan penelitian yang dilakukan
oleh Wijayanto 2012 tentang pemanfaatan agregat Bantak. Akan tetapi agregat yang digunakan yaitu Bantak sebagai agregat kasar, Bantak sebagai
agregat halus dan
filler
pada perkerasan lentur jalan dengan mengacu metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat Marshall. Serta
menambahkan variasi serat
Polypropylene
sebagai bahan campur agregat. Serat
Polypropylene
sendiri berasal dari monomer C
3
H
6
merupakan hidrokarbon murni,susunan atom biasa dalam molekul polymer dan
kristalisasi tinggi bernama
Isotactic Polypropylene
Tayyib dan Zahrani, 2005. Sebagai bahan pengikat agregat digunakan aspal
Shell Singapore
dengan kadar optimum aspal 6,75 yang di
import
melalui distributor PT. Wana Indah Asri.
Beberapa keuntungan penggunaan serat
Polypropylene
dalam campuran aspal beton, adalah sebagai berikut: Dina : 1999
2
1. Memperbaiki daya ikat aspal beton, sehingga dapat mengurangi keretakan
akibat penyusutan. 2.
Memperbaiki ketahanan terhadap kikisan. 3.
Memperbaiki ketahanan terhadap tumbukan. 4.
Memperbaiki ketahanan terhadap peresapan air dan bahan kimia. 5.
Memperbaiki keawetan aspal beton.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan antara lain:
1. Pengaruh agregat Bantak dan variasi serat
Polypropylene
sebagai campuran aspal beton dengan bahan pengikat aspal
Shell.
2. Hubungan antara kadar aspal
Shell
optimum dengan stabilitas Marshall jika agregat yang dipakai adalah agregat bantak dan serat
Polypropylene.
3. Hubungan antara kadar aspal
Shell
optimum dengan nilai persentase volume pori dalam beton aspal padat
VIM
jika agregat yang dipakai adalah agregat bantak dan serat
Polypropylene.
4. Hubungan antara kadar aspal
Shell
optimum dengan nilai persentase volume pori diantara butir-butir agregat dalam beton aspal padat yang
terisi oleh aspal
VFB
jika agregat yang dipakai adalah agregat bantak dan serat
Polypropylene.
3
5. Hubungan antara kadar aspal
Shell
optimum dengan nilai persentase volume pori diantara butir-butir agregat dalam beton aspal padat
VMA
jika agregat yang dipakai adalah agregat bantak dan serat
Polypropylene.
6. Kadar Serat
Polypropylene
untuk memperoleh proporsi campuran aspal beton yang baik jika agregat yang digunakan adalah agregat Bantak.
7. Hubungan antara kadar serat
Polypropylene
dengan karakteristik Marshall.
C. Batasan Masalah