2.1.2.1 Thermo-hardening
Bahan basis thermo-hardening adalah bahan basis yang mengalami perubahan kimia dalam proses dan pembentukan. Hasil dari produk tersebut berbeda dari bahan
dasar setelah selesai diproses, bahan ini tidak dapat dilunakkan dengan panas ataupun dibentuk ulang. Contoh bahan thermo-hardening adalah fenol-formaldehid, vulkanit,
dan resin akrilik.
2,3
Bahan fenol-formaldehid lebih dikenal dengan Bakelite, awalnya ditemukan pada penggunaan di bidang perindustrian. Pada tahun 1924, bahan ini mulai
diperkenalkan sebagai salah satu bahan pembuatan basis gigitiruan, namun mempunyai beberapa kelemahan seperti dapat terjadi perubahan warna, estetis yang
kurang, sulit direparasi, memiliki kekuatan impak yang rendah, serta lebih sulit dalam pembuatannya.
2,3,18
Vulkanit merupakan bahan pertama yang paling banyak digunakan untuk memproduksi basis gigitiruan. Bahan ini terbuat dari karet yang mengandung 32
sulfur dan oksida logam untuk memberikan warna.
3
Akan tetapi, bahan ini mempunyai kekurangan dalam hal estetis, mengabsorpsi saliva serta dapat
menyebabkan stomatitis.
9,18,19
Resin akrilik polimetil metakrilat adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang.
10
Menurut American Dental Association 1974, resin akrilik dibedakan menjadi dua yaitu :
4,10
1. Resin akrilik polimerisasi panas ; resin yang polimerisasinya dengan
bantuan pemanasan. Pada umumnya disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan
Universitas Sumatera Utara
2. Resin akrilik swapolimerisasi ; komposisi resin ini sama dengan
polimerisasi panas kecuali cairannya mengandung bahan aktivator yang polimerisasinya dapat berlangsung pada suhu kamar. Resin ini disebut juga self cured
autopolimeryzing, atau bahan yang diaktivasi secara kimia Thermo-hardening resin akrilik memiliki sifat porositas dan penyerapan
air yang tinggi, perubahan volumetrik, mudah fraktur serta mempunyai kandungan sisa monomer.
20
2.1.2.2 Thermo-plastic
Bahan thermo-plastic adalah bahan yang tidak mengalami perubahan kimia dalam proses pembentukannya. Produk yang dihasilkan serupa dengan bahan dasar,
hanya saja terjadi perubahan dalam bentuknya. Bahan ini dapat dilunakkan dengan panas dan dibentuk menjadi bentuk yang lain. Jenis bahan dari kelompok ini yang
digunakan sebagai bahan basis gigitiruan antar lain : seluloid, selulosa nitrat, resin vinil, nilon, polikarbonat, dan resin akrilik.
2,3
Seluloid mulai diperkenalkan pada tahun 1869. Pada awal penggunaan, bahan ini mempunyai sifat estetis yang baik. Namun seiring berlalunya waktu, bahan ini
kurang diminati karena terjadinya perubahan warna, serta mudah menimbulkan stain karena sifat porositas yang dimiliki.
18
Bahan vinil diperkenalkan sebagai bahan basis gigitiruan pada tahun 1932. Sifat umum resin ini memenuhi syarat basis gigitiruan, tetapi ketahanan yang rendah
terhadap fatik, sering menyebabkan masalah fraktur beberapa waktu setelah pemakaian. Menjelang akhir tahun 1960an, mulailah dikembangkan bahan vinil-
Universitas Sumatera Utara
akrilik. Kelebihan dari bahan ini yaitu sedikit penyerapan air, sehingga meningkatkan ketahanan terhadap fatik dan impak. Namun, kekurangan yang dimiliki, yaitu
modulus elastisitas yang rendah serta penghantar panas yang rendah.
2,18
Polikarbonat adalah rantai polimer dari bisphenol-A carbonat. Bahan ini cukup populer dan banyak digunakan dalam kedokteran gigi sejak dahulu sebagai
mahkota sementara. Bahan ini cukup kuat, tahan terhadap fraktur dan fleksibel. Tetapi, polikarbonat tidak dapat menahan tekanan oklusal sehingga tidak dapat
mempertahankan dimensi vertikal dalam jangka waktu yang lama.
18
Thermo-plastic akrilik mempunyai ketahanan terhadap fraktur, kekuatan tekan, fleksibilitas yang baik, serta sedikit kandungan sisa monomer. Tetapi bahan ini
tidak dapat mempertahankan dimensi vertikal dalam waktu yang lama. Contoh dari thermo-plastic akrilik adalah Flexite M.P. yang diperoleh dari campuran khusus
polimer dan mempunyai kekuatan impak tertinggi dibandingkan bahan jenis akrilik lainnya.
6,20,21
Nilon adalah nama generik dari termoplastik polimer, dan pertama kali digunakan sebagai basis gigitiruan pada tahun 1950an. Bahan ini mempunyai
ketahanan impak yang tinggi, akan tetapi bahan ini memiliki kelemahan yaitu dapat terjadi perubahan warna serta dapat menyerap air.
19
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas