Berdirinya Baitul Maal Wat Tamwil BMT, ditujukan untuk membangun pilar- pilar sistem ekonomi Islam di Indonesia diharapkan mampu menjadi lembaga keuangan
yang dapat mendorong bagi perbaikan ekonomi. Melalui pengembangan Baitul Maal Wat Tamwil BMT, diharapkan pula terjalin kerja sama positif antara pengusaha besar
dengan pengusaha kecil dan menengah. Kemitraan usaha antara Baitul Maal Wat Tamwil BMT dan kalangan usaha kecil dan menengah perlu lebih ditingkatkan lagi dimasa yang
akan datang. Sehingga Baitul Maal Wat Tamwil BMT mampu menjadi lembaga keuangan syariah yang berdaya guna bagi kepentingan masyarakat banyak.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti keadaan usaha kecil dan menengah
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Debitur Dari UKM Pada Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Ar-Ridhwan Di Kota Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap pendapatan debitur dari UKM di
Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Ar-Ridhwan di Kota Medan? 2.
Bagaimana pengaruh kredit modal kerja terhadap pendapatan debitur dari UKM di Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Ar-Ridhwan di Kota Medan?
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan yang bersifat sementara dari suatu persoalan yang diajukan, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Modal sendiri memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan debitur dari UKM.
2. Kredit modal kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan debitur dari
UKM.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap pendapatan debitur dari UKM yang ada di Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Ar-Ridhwan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kredit modal kerja terhadap pendapatan
debitur dari UKM yang ada di Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Ar-Ridhwan. 3.
Untuk mengetahui perkembangan usaha kecil dan menengah saat ini.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terutama bagi mahasiswa departemen
Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 2.
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang ekonomi terutama untuk peneliti.
3. Sebagai tambahan informasi dan referensi dalam melakukan penelitian dibidang
Ekonomi yang terkait dengan permasalahan yang sama. 4.
Bagi perusahaan atau sejenisnya menjadi informasi dan pengetahuan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian dan Fungsi Koperasi
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat sekaligus badan usaha, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat umumnya. Ini berarti
koperasi berperan dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 secara tegas menempatkan koperasi
sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian integral perekonomian nasional. Koperasi Indonesia lahir dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya sendiri yang
sangat ideal, yang tidak memfokuskan pada individu dan keuntungan yang maksimal, melainkan pada kebersamaan dan untuk kesejahteraan anggota. Hal ini wajar, karena
koperasi merupakan perkumpulan orang anggota, sehingga anggotalah sebagai pemilik sekaligus pengguna koperasi.
Berdasarkan fungsinya, koperasi memiliki ciri khusus yang amat berbeda dari Badan Usaha Milik Negara maupun Badan Usaha Milik Swasta, sebagai berikut :
1. Koperasi merupakan salah satu alat pemerintah dalam memperkokoh
perekonomian nasional, yaitu sebagai sokoguru perekonomian nasional. 2.
Koperasi membangun dan mengembangkan potensi ekonomi anggota dan masyarakat umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
3. Koperasi merupakan partner pemerintah dalam upaya mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur, merata material dan spiritual. 4.
Tujuan koperasi harus benar-benar merupakan kepentingan bersama para anggotanya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu: 1.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2.
Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3.
Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota andil anggota tersebut dalam
koperasi. 4.
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5.
Kemandirian. 6.
Pendidikan perkoperasian. 7.
Kerjasama antar koperasi. Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,
koperasi produsen dan koperasi kredit jasa keuangan. Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya. Jenis-jenis dari koperasi adalah :
a. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
b. Koperasi Konsumen
Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
c. Koperasi Produsen
Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil menengah UKM dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk
anggotanya.
Universitas Sumatera Utara
d. Koperasi Pemasaran
Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produkjasa koperasinya atau anggotanya.
e. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
2.1.1 Permodalan Koperasi
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri
dan modal pinjaman. 1. Modal Sendiri
Modal sendiri bersumber dari : a. Simpanan Pokok Anggota
Yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing- masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok ini
bersifat permanent, artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
b. Simpanan Wajib Yaitu sejumlah uang simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh setiap anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang nilainya untuk masing- masing anggota tidak harus sama. Dengan demikian anggota yang lebih mampu dari segi
keuangan dapat memberikan lebih kepada koperasi di banding anggota lainnya sebagai simpanan wajibnya. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil kembali oleh anggotanya,
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Dana Cadangan Yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha dan
dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. d. Donasi atau Hibah
Yaitu sejumlah uang atau barang yang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu kewajiban untuk mengembalikannya.
2. Modal Pinjaman
Modal pinjaman atau modal luar bersumber dari : a. Anggota
Yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan. b. Koperasi Lainnya atau anggotanya
Yaitu pinjaman dari koperasi lainnya atau anggotanya didasari dari perjanjian kerjasama antar koperasi.
c. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. d. Penerbitan Obligasi dan Surat Hutang Lainnya
Yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.2 Mekanisme Pendirian Koperasi
Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1.
Pengumpulan anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota.
Universitas Sumatera Utara
2. Para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk melakukan
pemilihan pengurus koperasi ketua, sekretaris, dan bendahara . 3.
Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa
menjalankan koperasi dengan baik dan benar.
2.1.3 Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota
pengurus dari kalangan anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon- calon yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan
yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota atau belum
anggota koperasi mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota. Dalam hal ini dapatlah diterima pengecualian, dimana
yang bukan anggota dapat dipilih menjadi anggota pengurus koperasi.
2.1.4 Perangkat Organisasi Koperasi
A. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan yang
berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian personalia pengurus dan
pengawas.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengurus
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota yang disertai dan diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang organisasi
maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggung jawab terhadap rapat
anggota. Atas persetujuan rapat anggota pengurus dapat mengangkat manajer untuk mengelola koperasi. Namun pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat anggota.
C. Pengawas
Pengawas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di rapat
anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak ketiga. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat
anggota. Tugas dan wewenang perangkat organisasi koperasi diatur oleh Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi yang disesuaikan dengan ideologi koperasi. Dalam
manajemen koperasi perangkat organisasi koperasi juga disebut sebagai tim manajemen.
2.1.5 Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi
Dalam prakteknya apabila terjadi sisa usaha atau sisa hasil usaha, maka sisa itu akan tidak dikembalikan seluruhnya kepada anggota. Seperti sebagian perlu ditahan
untuk di jadikan cadangan. Selain itu koperasi juga tidak boleh melupakan, bahwa sesungguhnya ada orang-orang yang bekerja tetapi belum diberi pengharapan dari uang
persediaan ongkos pelayanan itu. Mereka itu adalah pengurus dan karyawan-karyawan yang setiap hari menjaga toko, mengerjakan pembukuan, mengatur gudang dan
sebagainya. Oleh sebab itu sebagian lagi ditahan untuk orang-orang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Masih ada lagi yang harus di perhatikan, yaitu: untuk pendidikan. Ternyata bahwa anggota pengurus dan karyawan-karyawan selalu harus diberi pendidikanlatihan agar
supaya mengerti, paham dan terampil melayani anggota koperasi. Juga koperasi tidak boleh lupa akan fungsi sosialnya pada masyarakat, kalau di daerah tersebut ada bencana
yang menimpa. Selain itu koperasi pun wajib meningkatkan kemajuan daerah dimana koperasi bekerja. Bukankah koperasi menggunakan jalan desakabupaten atau kota serta
jembatan untuk mengangkut beras? Bukankah toko atau gudang koperasi aman karena ada penjagaan keamanan di daerah? Maka untuk itu perlu disisikan sebagian dari sisa
hasil usaha. Didalam tiap-tiap koperasi seharusnya sudah di tentukan bagaimana cara
membagi sisa hasil usaha itu. Dengan demikian pembagian SHU kopersi dilakukan menurut anggaran dasarnya. Sesungguhnya bukan anggota saja yang membayar ongkos
pelayanan, dan memberi “keuntungan-keuntungan” itu, tetapi juga bukan anggota, Hal ini disebabkan karena koperasi juga melayani masyarakat. Akan tetapi karena pelayanan
kepada bukan anggota sangat sukar dicatat maka sisa usaha yang mestinya harus dikembalikan dengan cara lain. Caranya yaitu dikembalikan kepada masyarakat dalam
bentuk dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. Pembagian sisa hasil usaha sebagai berikut :
1. 25 untuk cadangan 2. 30 untuk anggota menurut pembagian banyaknya pembelian pada koperasi.
3. 20 untuk anggota penyimpan setinggi-tingginya 8 dari simpanan anggota. 4. 10 untuk dana pengurus.
5. 5 untuk dana karyawan.
Universitas Sumatera Utara
6. 5 untuk dana pendidikan koperasi. 7. 2,5 untuk dana sosial.
8. 2,5 untuk dana pembangunan kerja. Kalau koperasi tersebut juga melayani bukan anggota, maka jumlah sisa usaha
yang diperoleh dari bukan anggota dibagi sebagai berikut: 1. 30 untuk cadangan.
2. 10 untuk dana pengurus. 3. 5 untuk dana karyawan.
4. 50 untuk dana pembangunan daerah kerja. Pembagian dalam persen di atas ini hanyalah berupa pedoman dan dapat
diubah menurut rapat anggota, dengan mengingat ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sebagai lembaga ekonomi, maka koperasi juga melakukan berbagai kegiatan usaha
dalam rangka pelayanan kepada anggotanya. Usaha-usaha tersebut juga harus dikelola secara profesional dan secara efisien agar dapat menghasilkan barang-barang yang
bermutu dengan harga yang layak sehingga anggota dapat merasakan manfaatnya. Selain itu perusahaan tersebut juga harus dapat mendatangkan keuntungan, sehingga perusahaan
koperasi dapat mengembangkan usahanya, serta manfaat yang dirasakan anggota juga semakin besar.
Sehubungan dengan keuntungan usaha ini, ada yang sementara orang yang berpendapat, bahwa koperasi tidak boleh mengambil untung. “koperasi harus menjual
barang-barangnya lebih murah dari pada dipasaran umum kepada anggotanya, meskipun hal ini akan mengakibatkan kerugian”, kata mereka. Pendapat tersebut berkaitan dengan
ungkapan, bahwa koperasi itu tidak beriorentasi pada upaya mencari keuntungan
Universitas Sumatera Utara
melainkan beriorentasi pada manfaat. Benar memang semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi harus bertujuan memberi manfaat kepada anggotanya, terutama dalam
bentuk kesejahteraan materil. Tapi bukan berarti, jika manfaat yang diutamakan, kemudian keuntungan tidak diperhatikan. Keuntungan dalam koperasi tetap penting
bahkan suatu keharusan, sama halnya dengan di perusahaan bukan koperasi, sebagai pertanda perusahaan koperasi juga di kelola secara profesional dan secara efisien.
Dalam koperasi keuntungan itu bisa disebut dengan istilah Sisa Hasil Usaha SHU. Pada pasal 34 ayat 1 UU No.1226 dinyatakan: “Sisa Hasil Usaha adalah
pendapatan koperasi yang diperoleh di dalam satu tahun buku setelah di kurangi dengan penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan”. Sesuai
dengan salah satu sendi-sendi dasar koperasi, yang mengatakan “Pembagian Sisa Hasil Usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota”, maka pembagian SHU dibedakan
antar yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan berasal dari anggota usaha yang berasal dari usaha yang diselengarakan untuk bukan anggota.
SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk : 1.
Cadangan koperasi. 2.
Anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya. 3.
Dana pengurus. 4.
Dana pegawaikaryawan 5.
Dana pendidikan koperasi. 6.
Dana sosial. 7.
Dana pembangunan Daerah kerja.
Universitas Sumatera Utara
SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan bukan dibagi untuk: 1.
Cadangan koperasi. 2.
Dana pengurus. 3.
Dana pegawaikaryawan. 4.
Dana pendidikan. 5.
Dana sosial 6.
Dana Pembangunan Daerah Kerja. Besarnya pembagian masing-masing bagian diatur dalam Anggaran Dasar.
Seperti terlihat pada pembagian SHU yang diperoleh dari pelayanan terhadap pihak ketigabukan anggota, tidak boleh dibagikan kepada anggota, karena bagian pendapatan
ini bukan di peroleh dari jasa anggota. Dengan demikian, hanya SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggotalah yang dapat diabaikan kepada anggota. Hal
ini sesuai dengan salah satu sendi dasar koperasi seperti disebutkan diatas. Bagaimana cara pembagian SHU kepada anggota? Sesuai dengan salah satu sendi
dasar yang telah disebutkan, maka SHU harus di bagikan kepada anggota sesuai jasa masing-masing anggota. Jika jasa seorang anggota besar yaitu jumlah transaksi yang
dilakukan dengan koperasi besar maka dia juga akan menerima pengambilan SHU yang besar. Jika transaksinya kecil maka penerimaan SHU akan kecil. Hal ini sesuai dengan
prinsip keadilan. Untuk mendapatkan anggota transaksi ini maka koperasi harus selalu mencatatnya
dalam suatu buku belanja anggota. Dapat pula sebaliknya anggota mengumpulkan kwitansi belanjanya untuk setelah Rapat Anggota Tahunan nanti ditujukan kepada
pengurus untuk menentukan jumlah pengambilan SHU yang diterima. Jumlah SHU untuk
Universitas Sumatera Utara
dibagikan kepada anggota ini umumnya dalam anggaran dasar ditetapkan sebesar 10 dari seluruh SHU.
Dalam koperasi, anggota tidak hanya menerima bagian keuntungan tetapi juga ikut menanggung kerugian, dalam hal kerugian tidak bisa ditutup dengan cadangan.
Tanggungan anggota terhadap kerugian ini dapat bersifat terbatas dengan menetapkan suatu jumlah uang berapa kali jumlah simpanan pokok dapat pula bersifat tidak terbatas
meliputi harta pribadi anggota jika ternyata kekayaan Koperasi tidak mampu menutup kerugian pada waktu Koperasi dibutuhkannya. Tentang sifat tanggungan ini diuraikan
dalam Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan.
2.1.6 Pengertian Bagi Hasil
Jika dalam mekanisme ekonomi konvensional menggunakan instrumen pengganti bunga, maka dalam mekanisme ekonomi islam dengan menggunakan instrumen bagi
hasil. Salah satu bentuk instrumen kelembagaan yang menerapkan instrumen bagi hasil adalah bisnis dalam lembaga keuangan syariah. Mekanisme lembaga keuangan islam
dengan menggunakan sistem bagi hasil, tampaknya menjadi salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat bisnis. Kendatipun demikian prilaku bagi hasil dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam menyusun kebijaksanaan moneter. Sebab perilaku bagi hasil akan mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara.
Bagi hasil menurut terminology asing Inggris dikemal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara defenisi, profit
sharing diartikan “distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang
Universitas Sumatera Utara
tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.
Pada mekanisme lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun
sebagian-sebagian, atau bentuk bisnis korporasi kerjasama. Pihak-pihak yang terlibat harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua
pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan bukan untuk kepentingan pribadi.
Keuntungan yang dibagi hasilkan harus dibagi secara proposional. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan
untuk kepentingan pribadi mudharib atau pengelola dana, dapat dimasukkan kedalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shahibul maal atau pemilik
dana dengan mudharib atau pengelola dana sesuai dengan proposi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian
laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul mal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjian akan dianggap sebagai
pembagian keuntungan di muka.
2.2 Pendapatan