Kecepatan Arus Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen

3.2.5 Kecepatan Arus

Kecepatan arus pada setiap stasiun penelitian berkisar 1-2,6 ms. Kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun IV Lokasi pengerukan pasir sebesar 2,6 ms dan kecepatan arus terendah terdapat pada stasiun I Daerah alami atau control sebesar 1 ms. Perbedaan kecepatan arus pada suatu perairan disebabkan keadaan topografi sungai, kedalaman sungai dan substrat yang terdapat di sungai. Odum 1994 menjelaskan, kecepatan arus air di sungai tergantung pada kemiringan, kekasaran substrat, kedalaman dan lebar sungai. Kecepatan arus juga tergantung pada musim hujan atau kemarau. Semakin tinggi arus maka akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dan semakin tinggi arus air maka kandungan CO 2 rendah Asdak, 1995.

3.2.6 Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen

Nilai oksigen terlarut DO yang diperoleh dari keempat stasiun penelitian berkisar 7- 8 mgl. Nilai DO tertinggi terdapat pada stasiun I Daerah alami atau control sebesar 8 mgl dan terendah terdapat pada stasiun IV Lokasi pengerukan pasir sebesar 7 mgl. Tingginya DO pada stasiun I berkaitan dengan rendahnya temperatur perairan pada stasiun tersebut dan pada daerah tersebut tidak terdapat aktifitas kontrol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sastrawijaya 1991, bahwa temperatur mempunyai pengaruh besar terhadap kelarutan oksigen, jika suhu naik maka oksigen di dalam air akan menurun. Kehidupan organisme perairan dapat bertahan jika oksigen terlarut sebanyak 5 mgl dan tergantung juga terhadap daya tahan organisme. Secara keseluruhan nilai kandungan oksigen terlarut dilokasi penelitian masih dapat ditoleransi makrozoobenthos. Sumber utama oksigen terlarut dalam air berasal dari adanya kontak antara permukaan air dengan udara dan juga dari proses fotosintesis. Air kehilangan oksigen melalui pelepasan dari permukaan ke atmosfer dan melalui aktivitas respirasi dari organisme akuatik. Kisaran toleransi makrozoobenthos terhadap oksigen terlarut berbeda-beda Barus, 2004. Kandungan gas oksigen terurai dalam air mempunyai peranan dalam menentukan untuk kelangsungan hidup organisme akuatik dan untuk berlangsungnya proses kimia yang terjadi di dalam perairan Asdak, 1995.

3.2.7 Kejenuhan Oksigen