47
E. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian yang telah terkumpul, selanjutnya diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Guna penyempurnaan produk dari
masukan-masukan dari ahli dan guru mengunakan teknik kualitatif. Validasi data hasil observasi para guru terhadap bola bersuara sebagai
sarana pembelajaran motorik bagi siswa tunanetra di Yaketunis Yogakarta dinilai menggunakan dua macam bentuk nilai yaitu nilai 1 untuk jawaban
“Ya” dan nilai 0 untuk jawaban “Tidak” teknik analisis data ini sering disebut skala guttman. Hasil penilaian dari tiap-tiap item dijumlahkan kemudian nilai
totalnya dikonversikan untuk mengetahui kategorinya. Pengkonversian nilai merujuk pada standar penilaian patokan PAP. Menginterpretasikan skor
mentah menjadi nilai menggunakan PAP, terlebih dahulu menentukan kriteria nilai dan batas-batasnya yang akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Pedoman Konversi Nilai
Sugiyono, 2011: 207-208
Rentang Skor Nilai Kategori
Keterangan
80 s.d. 100 A
Sangat layakefektif 70 s.d. 79
B Layakefektif
60 s.d. 69 C
Cukup layakefektif 45 s.d. 59
D Kurang layakefektif
44 E
Sangat kurang layakefektif
Selanjutnya data yang bersifat komunikatif di proses dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh presentase atau dapat ditulis dengan rumus
sebagai berikut Anas Sudijono, 2006: 34,
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan
1. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam YAKETUNIS, Jalan Parangtritis No. 46 Yogyakarta.
Yaketunis Yogyakarta
adalah sebuah
yayasan yang
menyelenggarakan pendidikan formal bagi anak tunanetra dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA.
b. Deskripsi Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2016, dan terselesaikan pada bulan Mei 2016. Penelitian ini di awali dengan
menganalisis kebutuhan di lapangan, mengembangkan produk, uji coba produk skala kecil, dan uji coba produk skala besar.
c. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi tunanetra buta total di Yaketunis Yogyakarta yang berjumlah 20 siswa. Peneliti
memilih siswa tunanetra buta total didasarkan pada keadaan dilapangan bahwa siswa tunanetra buta total membutuhkan sarana
pembelajaran yang lebih khusus daripada tunanetra lowfision.