76
3.3 Spesimen
Spesifikasi specimen pada pengujian tarik dan foto mikro yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai standar ASME E8.
Spesimen yang digunakan pada penelitian adalah pelat aluminium- magnesium dengan pertimbangan:
1. Aluminium-magnesium banyak digunakan di industri, seperti industri
pembuatan kapal laut. 2.
Proses pengelasan aluminium-magnesium memerlukan keterampilan khusus dalam proses lasan.
3. Proses pembuatan aluminium-magnesium dilakukan dengan
pengecoran tradisional.
Gambar 3.8 Bentuk Spesimen Uji Tarik
3.4 Prosedur penelitian
3.4.1 Proses pengelasan spesimen
Adapun prosedur yang dilakukan pada proses pengelasan adalah:
Universitas Sumatera Utara
77
1. Dipersiapakan spesimen untuk pengelasan seperti terlihat pada gambar
3.9 dan 3.10
Gambar 3.9 Spesimen sebelum dilakukan pengelasan pada uji tarik
Gambar 3.10 Spesimen sebelum dilakukan pengelasan untuk photo mikro 2.
Sesuaikan nyala api las pad alas oxy acetylene 3.
Selanjutnya busur ditarik perlahan bersamaan dengan elektroda mengikuti spesimen yang ingin disambung pada pengelasan.
4. Kemudian didapati hasil pengelsan pada spesimen uji tarik dan uji photo
mikro gambar 3.11
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 3.11 Spesimen setalah dilakukan pengelasan
3.4.2 Proses pengelasan pesawat tanpa awak
Pengelesan pesawat tanpa awak menggunakan oksi-asetilien Oxyacetylin welding.Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dan
asitilen melalui proses pembakaran C
2
H
2
dengan gas O
2
, suhu nyala nya mencapai 3500
o
C. Oksigen disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa.
Adapun prosedur yang dilakukan pada pengelasan pesawat tanpa awak terlihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
79
Gambar 3.12 Body dan sayap pesawat sebelum di las
Gambar 3.13 Pesawat setelah di satukan
Universitas Sumatera Utara
80
Gambar 3.14 Bagian sayap pesawat tanpa awak sebelum di las
Gambar 3.15 Pesawat tanpa awak setelah di las
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 3.16 proses grindingpolishing daerah las an
Gambar 3.17 Pesawat tanpa awak setelah dipolish
Universitas Sumatera Utara
82
3.4.3 Prosedur Pengujian Tarik Tensile Test
Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian tarik tensile test adalah :
1. Dipersiapkan spesimen untuk uji tarik tensile test sesuai dengan
standar ASME E8. 2.
Alat uji tarik yang digunakan adalah alat uji tarik Torsee Type AMU-10 Pasanglah spesimen dengan hati-hati pada grip mesin uji tarik,catat lah
setiap langkah-langkah operasional setting pengujian dengan seksama. 3.
Mulai lah penarikan dan perhatikan dengan baik mekanisme deformasi yang terjadi pada benda uji serta tampilan grafik,beban perpanjangan
yang terlihat pada recorder,teruskan pengamatan hingga terjadi beban maksimum dan dilanjutkan dengan nacking atau perpatahan.
4. Tandailah pada grafik beban perpanjangan titik-titik terjadinya beban
maksimum dan perpatahan. 5.
Lepaskan spesimen dari grip mesin uji tarik,satukan kembali benda uji dan ukur panjang akhirL
6. Catat hasil pengukuran di dalam lembar data.
3.4.4 Prosedur Pengujian Metalografy
Untuk mengetahui sturuktur mikro dari suatu logam pada umumnya dilakukan dengan reflek pemendaransinar, maka pada pengujian
metalography ini, terlebih dahulu benda uji di potong kemudian diratakan permukaan yang akan dilihat struktur mikronya.Setelah proses perataan
Universitas Sumatera Utara
83
pada spesimen, kemudian proses pengamplasan dengan kertas pasir ukuran 120, 240, 400, 600, 800, 1000, 1200, dan 1500. Kemudian sampel dipoles
dengan kain panel, air dan aluminium dioksida bubuk alumina untuk didapat permukaan seperti cermin, kemudian sampel dietsa menggunakan
natal 3 100 ml alcohol + 3 ml HNO
3
dan diamati menggunakan mikroskop optik agar didapat bentuk mikrostrukturnya serta diameter butir
sesuai metode planimetri.
Gambar 3.18 spesimen uji mikro setelah dilas.
Gambar 3.19 spesimen uji mikro setelah dietsa
3.5 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian diperlihatkan pada gambar 3.2
Universitas Sumatera Utara