69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan metode-metode yang dilakukan pada proses pengujian.
3.1. Jadwal Penelitian Dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorim Proses Produksi dan Laboratorium Ilmu Logam Fisik. Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli
2013.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.Paduan Aluminium-magnesium
Aluminium adalah salah satu diantara logam ringan yang saat ini kita kenal. Merupakan konduktor panas yangbaik dan kuat. Dapat dicor menjadi
bermacam macam bentuk dan mempunyai sifat tahan korosi. Magnesium adalah salah satu jenis logam ringan yang memiliki titik cair yang
lebih rendah dari aluminium. magnesium dengan simbol Mg adalah unsur kimia
dengan nomor atom 12 dan massa atom 24,305. Mg adalah unsur logam, berwarna
putih dengan titik lebur 651° C dan titik didih 1.107° C.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 3.1 Alumunium-magnesium
3.2.2 Alat Penelitian
Adapun peralatan yang dipergunakan selama penelitian ini adalah : 1. Gergaji saw
Mesin gergaji yang digunakan Merk Viebahn 220 V dengan kecepatan potong 10 mm. Gergaji ini digunakan sebagai alat pemotong benda uji, yaitu
untuk mengurangi ukuran benda supaya mendapatkan ukuran yang diinginkan. Gambar 3.2 menunjukkan gergaji besi.
` Gambar 3.2 Gergaji besi
Universitas Sumatera Utara
71
2. Gerinda tangan Dalam penelitian ini gerinda tangan digunakan untuk merapikan hasil
las an pada pesawat tanpa awak. Batu gerinda merupakan komposisi aluminium oksida. gerinda ini dapat mengahsilkan putaran sekitar 11.000- 15.000 rpm.
Gambar 3.3 gerinda tangan
3. Mesin las Dalalam penelitian ini mesin las yang digunakan adalah mesin las oxy-
acetylene . Pengelasan dengan oxy-acetylene adalah proses pengelasan secara manaual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung
sampai mencair oleh nyala gas acetylene melalui pembakaran C
2
H
2
dengan gas O
2
dengan atau tanpa logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan sangat tinggi sehingga dapat mencairkan logam. Gambar
tabung oksigen dan acetylene dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Universitas Sumatera Utara
72
Gambar 3.4 Tabung Oksigen dan Acetylene
4.Mesin sekrap Mesin sekrap yang digunakan adalah type L-450, mesin sekrap
digunakan sebagai proses pembentukan benda uji pada uji tarik dan uji impak. Mesin ini menggunakan mata pahat sebagai media pemakanan. Bentuk mata
pahat dapat disesuaikan dengan bentuk benda yang diinginkan. Mesin ini juga memiliki ketelitian dimensi serut pemakanan sangat akurat yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil ukuran yang direncanakan. Mesin sekrap dapat dilihat pada gambar 3.5
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 3.5 Mesin sekrap 5.
Alat uji tarik tensile test Dalam penelitian ini, alat uji tarik yang digunakan adalah Alat
uji Tarik torsee type AMU-10 dengan kapasitas 10 ton, di laboratorium Departemen Teknik Mesin,USU. Proses pengujian tarik bertujuan untuk
mengetahui kekuatan tarik benda uji. Pengujian tarik untuk kekuatan tarik daerah las dimaksudkan untuk mengetahui apakah kekuatan las
mempunyai nilai yang sama, lebih rendah atau lebih tinggi dari kelompok raw materials. Pengujian tarik untuk kualitas kekuatan tarik
dimaksudkan untuk mengetahui berapa nilai kekuatannya dan dimanakah letak putusnya suatu sambungan las. Pembebanan tarik
adalah pembebanan yang diberikan pada benda dengan memberikan gaya tarik berlawanan arah pada salah satu ujung benda.
Alat uji tarik dapat dilihat pada Gambar 3.6
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 3.6 Alat uji Tarik torsee type AMU-10
Spesifikasi: Type
: AMU-10 Beban max
: 10 Ton Force Tahun
:1989 Keterangan Gambar:
1. Panel beban 2. Pembaca grafik
3. Tombol ON 4. Tombol UP
5. Chuck atas
1
2 3
4 5
6 7
Universitas Sumatera Utara
75
6.Grip penjepit spsimen 7. Chuck bawah
6. Mikroskop optic
Mikroskop optic digunakan unutk melihat bentuk mikrostruktur daerah las an. Adapun perbesaran yang digunakan adalah 100,200, dan 500X. Alat
mikroskop optic seperti terlihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 mikroskop optic
Spesifikasi : Merk
: Rax Vision No.545491 Perbesaran optic
: 50X, 100X, 200X, 500X dan 800X
Universitas Sumatera Utara
76
3.3 Spesimen
Spesifikasi specimen pada pengujian tarik dan foto mikro yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai standar ASME E8.
Spesimen yang digunakan pada penelitian adalah pelat aluminium- magnesium dengan pertimbangan:
1. Aluminium-magnesium banyak digunakan di industri, seperti industri
pembuatan kapal laut. 2.
Proses pengelasan aluminium-magnesium memerlukan keterampilan khusus dalam proses lasan.
3. Proses pembuatan aluminium-magnesium dilakukan dengan
pengecoran tradisional.
Gambar 3.8 Bentuk Spesimen Uji Tarik
3.4 Prosedur penelitian
3.4.1 Proses pengelasan spesimen
Adapun prosedur yang dilakukan pada proses pengelasan adalah:
Universitas Sumatera Utara
77
1. Dipersiapakan spesimen untuk pengelasan seperti terlihat pada gambar
3.9 dan 3.10
Gambar 3.9 Spesimen sebelum dilakukan pengelasan pada uji tarik
Gambar 3.10 Spesimen sebelum dilakukan pengelasan untuk photo mikro 2.
Sesuaikan nyala api las pad alas oxy acetylene 3.
Selanjutnya busur ditarik perlahan bersamaan dengan elektroda mengikuti spesimen yang ingin disambung pada pengelasan.
4. Kemudian didapati hasil pengelsan pada spesimen uji tarik dan uji photo
mikro gambar 3.11
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 3.11 Spesimen setalah dilakukan pengelasan
3.4.2 Proses pengelasan pesawat tanpa awak
Pengelesan pesawat tanpa awak menggunakan oksi-asetilien Oxyacetylin welding.Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dan
asitilen melalui proses pembakaran C
2
H
2
dengan gas O
2
, suhu nyala nya mencapai 3500
o
C. Oksigen disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa.
Adapun prosedur yang dilakukan pada pengelasan pesawat tanpa awak terlihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
79
Gambar 3.12 Body dan sayap pesawat sebelum di las
Gambar 3.13 Pesawat setelah di satukan
Universitas Sumatera Utara
80
Gambar 3.14 Bagian sayap pesawat tanpa awak sebelum di las
Gambar 3.15 Pesawat tanpa awak setelah di las
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 3.16 proses grindingpolishing daerah las an
Gambar 3.17 Pesawat tanpa awak setelah dipolish
Universitas Sumatera Utara
82
3.4.3 Prosedur Pengujian Tarik Tensile Test
Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian tarik tensile test adalah :
1. Dipersiapkan spesimen untuk uji tarik tensile test sesuai dengan
standar ASME E8. 2.
Alat uji tarik yang digunakan adalah alat uji tarik Torsee Type AMU-10 Pasanglah spesimen dengan hati-hati pada grip mesin uji tarik,catat lah
setiap langkah-langkah operasional setting pengujian dengan seksama. 3.
Mulai lah penarikan dan perhatikan dengan baik mekanisme deformasi yang terjadi pada benda uji serta tampilan grafik,beban perpanjangan
yang terlihat pada recorder,teruskan pengamatan hingga terjadi beban maksimum dan dilanjutkan dengan nacking atau perpatahan.
4. Tandailah pada grafik beban perpanjangan titik-titik terjadinya beban
maksimum dan perpatahan. 5.
Lepaskan spesimen dari grip mesin uji tarik,satukan kembali benda uji dan ukur panjang akhirL
6. Catat hasil pengukuran di dalam lembar data.
3.4.4 Prosedur Pengujian Metalografy
Untuk mengetahui sturuktur mikro dari suatu logam pada umumnya dilakukan dengan reflek pemendaransinar, maka pada pengujian
metalography ini, terlebih dahulu benda uji di potong kemudian diratakan permukaan yang akan dilihat struktur mikronya.Setelah proses perataan
Universitas Sumatera Utara
83
pada spesimen, kemudian proses pengamplasan dengan kertas pasir ukuran 120, 240, 400, 600, 800, 1000, 1200, dan 1500. Kemudian sampel dipoles
dengan kain panel, air dan aluminium dioksida bubuk alumina untuk didapat permukaan seperti cermin, kemudian sampel dietsa menggunakan
natal 3 100 ml alcohol + 3 ml HNO
3
dan diamati menggunakan mikroskop optik agar didapat bentuk mikrostrukturnya serta diameter butir
sesuai metode planimetri.
Gambar 3.18 spesimen uji mikro setelah dilas.
Gambar 3.19 spesimen uji mikro setelah dietsa
3.5 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian diperlihatkan pada gambar 3.2
Universitas Sumatera Utara
84
\
BAB IV
MULAI
PENGECORAN SAYAP PESAWAT
PENGUJIAN TARIK
ANALISA DATA
SELESAI SPESIMEN
PEMESINAN
SPESIMEN UJI
METALOGRAFI
HASIL
Gambar 3.20 Diagram Alir Penelitian
PENGELASAN SAYAP PESAWAT
Universitas Sumatera Utara
85
BAB IV ANALISA DATA
Paduan Aluminium-Magnesium Al-Mg yang dipadukan memiliki perbandingan Aluminium 96 dan Magnesium 4. Jumlah perbandingan
paduan tersebut merupakan perbandingan paduan yang ideal untuk digunakan sebagai material sayap pesawat tanpa awak. Selain itu untuk mengetahui sifat
mekanisnya dilakukan pengujian sbb ; •
Pengujian Tarik Tensile strength •
Pengujian Metallography •
Menghitumg kekuatan sambungan las Dari pengujian tersebut paduan dibuat dalam bentuk spesimen, pengujian
berjumlah 3 spesimen.
4.1 Pengujian Tarik tensile strength
Pada penelitian ini pengujian tarik menggunakan alat uji tarik Torsee Type AMU-10 dengan standar uji tarik Annual book ASTM Vol.3 E8M-00b.
Pengujian ini dilakukan agar mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap energi tarikan dan sejauh mana material itu bertambah panjang.Hasil
dari uji tarik dapat dilihat pada gambar dibawah ini;
Universitas Sumatera Utara