Perusahaan Listrik Setelah Kemerdekaan Nasional Perusahaan Listrik Indonesia

ditangan bangsa Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di gedung Badan Pekerja Komite Nasional Pusat BPKNP Yogyakarta. Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Nomor 235KPTS1975 tanggal 30 September 1975 yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 03 Desember 1975. Mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai Hari Listrik maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1134.K43. K43 PK1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober 1992 sebagai Hari Listrik Nasional.

2. Perusahaan Listrik Setelah Kemerdekaan

Dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan RI telah menggugah hati serta mempertebal tekad para karyawan perusahaan listrik untuk mengambil alih segera pimpinan perusahaan listrik dari kekuasaan Jepang. Pengambil alihan yang pertama terjadi pada tanggal 21 September 1945 di pusat Jawa Denki jeayp Kosha Jakarta oleh kesatuan aksi karyawan listrik dan setelah itu meluas ke daerah lainnya seperti perusahaan listrik di Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan berbagai kota lainnya di pulau Jawa dan di luar Jawa. Kesatuan aksi para karyawan perusahaan listrik seluruh kawasan wilayahIndonesia berhasil mengambil alih secara keseluruhan pada pertengahan Universitas Sumatera Utara bulanOktober 1945.Hari jadi listrik bersejarah bagi karyawan generasi 1945 menurut Keputusan Pemerintah No. 1 sd 27 Oktober 1945. Dalam persetujuan Konferensi Meja Bundar di negara Belanda ditetapkan bahwa kecuali perusahaan milik pemerintah Lands Waterkracth Bebrijven atau LWB dikembalikan pada pemiliknya. Perusahaan listrik yang beroperasi di Indonesia adalah perusahaan asing yang dimiliki Belanda antara lain: NV. ANIEM, NV. GEBEO dan NV. OGEM kecuali pembangkit tenaga listrik yang semula LWB tetap dikuasai pemerintah RI dengan nama PLN. Panupeteldireksi pembangkit yang bernaung dibawah Direktorat Jenderal ketenagaan Kementerian PUT.

3. Nasional Perusahaan Listrik Indonesia

Pelaksanaan Nasionalisasi terhadap perusahaan listrik Belanda NV.OGEM untuk Jakarta, Cirebon terjadi pada tanggal 1 Januari 1954 dan terhadap NV.ANIEM pada tanggal 1 November 1954 untuk pelistrikan wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, setelah itu dibentuk “PEODITEL” sebagai pusatnya adalah direksi pembangkit yang keduanya dibawa Direktorat Jenderal Ketenagaan Kementerian PUT tahun 1975. Untuk pengolahan selanjutnya pemerintah membentuk dewan direksi yang anggotanya terdiri atas: Direktur Penoditel, Direktur ex NV. GBO, Direktur ex NV. ANIEM dan Sekjen PUT yang bertindak sebagai ketua dewan direktur.

4. Makna Logo Perusahaan