Proses Penyusunan Angaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PADA PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

CITRA ANGGREINY NAINGGOLAN 112101136

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : CITRA ANGGREINY NAINGGOLAN

NIM : 112101136

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PADA PT

PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN

Tanggal : Juli 2014 Dosen Permbimbing Tugas Akhir

NIP. 19760214 200501 1 002

(Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si)

Tanggal : Juli 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan

NIP. 19741123 200012 2 001

(Dr. Yeni Absah, SE, M.Si)

Tanggal : Juli 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang dengan rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Proses Penyusunan Anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan” ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua, ayahanda Saljon Nainggolan, S.Pd, M.M dan ibunda Ruth Esterlina Sipahutar S.Pd, M.Pd yang selalu membimbing, memberikan doa dan semangat yang tidak putus. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak jugalah maka Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi D-III Manajemen Keuangan dan sebagai dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.


(4)

perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

5. Bapak Pimpinan PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan, beserta staf-stafnya, khususnya Bapak Sony Agus Prasetyo yang telah memberikan penulis kemudahan dalam mengumpulkan data untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Teristimewa juga untuk adik-adik saya Jessica Octaviana Nainggolan, Ellen Angelina Nainggolan, Fico Armando Nainggolan dan Aksay Gladson Nainggolan, beserta seluruh keluarga yang tidak putus menyemangati saya. Serta teman-teman seperjuangan Hana Pratiwi Sitohang, Christina Immanuela S, Posma Damanik, Cristin Yenro, Widya Hartati, Enzelia Nelly, Merlinta Sembiring, Ruth Lia Siahaan, Khusnul Huznaini, Cindy Ayu Putri dan seluruh teman-teman Manajemen Keuangan Group C.

Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juli 2014

112101136


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 6

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Job Description ... 14

D. Kinerja Usaha Terkini... 19

BAB III : PEMBAHASAN A. Penganggaran ... 20

1. Pengertian Anggaran ... 20

2. Peranan Anggaran ... 22

3. Manfaat Anggaran ... 23

4. Karakteristik Anggaran ... 24

B. Komite Anggaran ... 25

C. Proses Penyusunan Anggaran ... 26

1. Jenis Anggaran ... 28

2. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 28

a. Rencana Anggaran Valas dan APBN ... 28

b. Rencana Anggaran APLN ... 33

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(6)

Halaman Tabel 3.1 : Contoh hasil pembahasan anggaran investasi ...38


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi ...13

Gambar 3.1 : Proses Penyusunan Anggaran ...26

Gambar 3.2 : Rencana Anggaran Valas dan APBN...33


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan menuntut kemampuan dan kecakapan para pengelola dalam menjalankan perusahaannya, termasuk didalamnya kemampuan dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Keputusan – keputusan yang tepat yang diambil oleh manajer harus berdasarkan hasil pengukuran dan pengevaluasian terhadap pelaksanaan aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang optimal sebagai sumber pembiayaan bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Para pengelola perusahaan akan selalu berusaha bertindak secara profesional dalam rangka mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dalam prakteknya harus dilandasi dengan konsep-konsep manajemen yang memang sudah berlaku secara universal. Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menentukan tujuan dan sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Secara umum proses manajemen merupakan unsur – unsur yang saling berhubungan yang terdiri atas: (1) perencanaan (planning), yaitu menyusun rencana sebagai dasar pedoman kerja, (2) pengorganisasian (organizing), yaitu


(9)

2

menyusun struktur organisasi yang merupakan pemberian wewenang dan permintaan tanggungjawab, (3) penataan (staffing), yaitu membina, membimbing, dan mengarahkan sumber daya manusia, (4) menciptakan kerjasama dan koordinasi antar bagian (leading), dan (5) pengendalian (controlling), yaitu pengawasan atas pelaksanaan kerja berdasar rencana yang telah ditetapkan. (Darsono, 2007 : 9)

Dari keempat fungsi manajemen tersebut, maka fungsi perencanaan memegang peranan yang sangat penting karena merupakan dasar untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang lain. Dalam kaitannya dengan fungsi planning

dan controlling maka manajemen dihadapkan pada masalah pengambilan

keputusan yang mencakup dua variabel pokok yaitu variable inflow, yang merupakan kumpulan faktor yang menimbulkan biaya (cost) dan variable outflow, yaitu hasil proses produksi yang merupakan faktor yang akan menghasilkan revenue bagi perusahaan.

Proses penyusunan anggaran merupakan tahap akhir dari proses perencanaan secara menyeluruh dari perusahaan (total business planning). Perencanaan menyeluruh perusahaan dilaksanakan melalui 6 tahapan yaitu: (1) objektif, (2) menganalisis sumber daya yang tersedia, (3) menegoisasikan untuk menaksir komponen anggaran, (4) mengkoordinir dan menelaah komponen, (5) memperoleh persetujuan akhir, dan (6) membagikan persetujuan anggaran. (Bagus, 2010 : 10)

Penganggaran (budgeting) menunjukan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, sampai pada


(10)

akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting) adalah anggaran (budget).

Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut memiliki tujuan serta cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda tujuan serta cara kerja sistem lain yang terdapat dalam perusahaan.

Dalam implikasinya anggaran memiliki peranan penting dalam kegiatan perusahaan. Umumnya anggaran memiliki tiga fungsi pokok yaitu:

1. Sebagai pedoman kerja. Sebagai pedoman kerja anggaran memiliki fungsi memberikan arah serta sekaligus memberikan tugas dan target-target yang harus dicapai oleh para karyawan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. Budget berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengkoordinasikan kerja seluruh bagian dalam perusahaan, agar saling menunjang, saling kerjasama secara sinergis, dalam rangka menuju sasaran yang telah ditetapkan.

3. Sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja. Budget berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. (Munandar, 2007 : 10)

Berdasarkan uraian di atas dan melihat begitu pentingnya anggaran sebagai suatu dasar untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara keseluruhan, membuat penulis tertarik untuk mengetahui mengenai anggaran serta menuangkannya dalam bentuk laporan tugas akhir yang diberi judul “Proses Penyusun Anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan”.


(11)

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwasannya perusahaan harus menyusun anggaran sebagai suatu syarat mutlak untuk menjalankan kegiatan perusahaan yang terencana. Anggaran sebagai suatu proses dianggap penting karena merupakan tolak ukur dari aktifitas perusahaan secara keseluruhan.

Dalam penyusunannya anggaran membutuhkan suatu rumusan yang konkrit guna mendapatkan gambaran yang pasti mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan selama masa tahun anggaran berlaku. Untuk itu di butuhkan suatu proses yang tepat dan terstruktur agar proses pelaksanaan anggaran nantinya dapat terlaksana sesuai dengan rencana anggaran yang telah disusun.

Permasalahan yang dihadapi perusahaan dapat berbeda beda satu dengan lainnya, oleh karena itu dibutuhkan kebijakan yang berbeda beda di setiap perusahaan untuk menentukan keputusan-keputusan manajerial yang tepat untuk menetapkan seluruh perencanaan anggaran. karena anggran akan menjadi suatu tonggak yang menyokong kegiatan perusahaan secara keseluruhan serta membuktikan sejauh mana kemampuan manajemen memprediksi kegiatan yang akan berlangsung di perusahaan selama masa anggaran.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan penulis paparkan dalam tugas akhir ini yakni, “Bagaimanakah proses penyusunan dari anggaran tersebut hingga dapat menjadi sebuah acuan yang akurat guna menjalani aktifitas perusahaan secara keseluruhan”.


(12)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana sistematika penyusunan anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.

2. Memaparkan secara jelas proses penyusunan anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran bagi penulis dibidang anggaran yaitu mengenai proses penyusunan anggaran secara aktual.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui manfaat dari penganggaran untuk mengendalikan aktifitas perusahaan secara keseluruhan.

3. Bagi Pembaca

Dapat digunakan sebagai informasi serta refrensi pembanding untuk penulisan tugas akhir dimasa yang akan datang.


(13)

BAB II

PROFIL PT PLN (Persero) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN

A. Sejarah Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya PT PLN SecaraUmum

Listrik di Indonesia dimulai pada abad ke-19, pada saat beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.Listrik untuk pemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGN yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk pemanfaatan umum. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk Lands Waterkracht Bedrijuen (LWB) yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plegen, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Tonsea Lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu dibeberapa kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik kotapraja. Dengan menyerahnya Pemerintah Belanda kepada Jepang dalam Perang Dunia II maka Indonesia di kuasai Jepang, oleh karena itu perusahaan listrik dan gas yang ada diambil alih oleh Jepang dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang-orang Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ketangan Sekutu, dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang. Setelah berhasil merebut perusahan listrik dan gas dari tangan kekuasaan Jepang kemudian pada bulan September 1945, delegasi dari Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang diketuai


(14)

oleh Kobarsjih menghadap Pimpinan KNI pusat yang pada waktu itu diketuai oleh Mr. Kasman Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya Delegasi Kobarsjih bersama-sama dengan pimpinan KNI pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada Pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno dan kemudian dengan penetapan Pemerintah tahun 1945 No. 1 s/d 27 Oktober 1945 maka dibentuklah Jawatan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besarperusahaan-perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya semula. Pegawai-pegawai yang tidak mau bekerja sama kemudian mengungsi dan menggabungkan diri pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-daerah Republik Indonesia yang bukan daerah pendudukan Belanda untuk meneruskan perjuangan. Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjih tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas Swasta kepada Parlemen RI selanjutnya dikeluarkan Keputusan Presiden R.I. Nomor 163, tanggal 3 Oktober 1963 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik bangsa asing di Indonesia jika waktu konsesinya habis.

Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajahan Belanda maka dikeluarkan Undang-Undang Nomor 86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1985 tentang Nasionalisasi perusahaan listrik dan gas milik Belanda. Dengan undang-undang tersebut maka seluruh perusahaan listrik Belanda berada


(15)

8

ditangan bangsa Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di gedung Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) Yogyakarta. Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 03 Desember 1975. Mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai Hari Listrik maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1134.K/43. K/43 PK/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober 1992 sebagai Hari Listrik Nasional.

2. Perusahaan Listrik Setelah Kemerdekaan

Dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan RI telah menggugah hati serta mempertebal tekad para karyawan perusahaan listrik untuk mengambil alih segera pimpinan perusahaan listrik dari kekuasaan Jepang. Pengambil alihan yang pertama terjadi pada tanggal 21 September 1945 di pusat (Jawa Denki jeayp Kosha) Jakarta oleh kesatuan aksi karyawan listrik dan setelah itu meluas ke daerah lainnya seperti perusahaan listrik di Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan berbagai kota lainnya di pulau Jawa dan di luar Jawa.

Kesatuan aksi para karyawan perusahaan listrik seluruh kawasan wilayahIndonesia berhasil mengambil alih secara keseluruhan pada pertengahan


(16)

bulanOktober 1945.Hari jadi listrik bersejarah bagi karyawan generasi 1945 menurut Keputusan Pemerintah No. 1 s/d 27 Oktober 1945. Dalam persetujuan Konferensi Meja Bundar di negara Belanda ditetapkan bahwa kecuali perusahaan milik pemerintah (Lands Waterkracth Bebrijven atau LWB) dikembalikan pada pemiliknya. Perusahaan listrik yang beroperasi di Indonesia adalah perusahaan asing yang dimiliki Belanda antara lain: NV. ANIEM, NV. GEBEO dan NV. OGEM kecuali pembangkit tenaga listrik yang semula LWB tetap dikuasai pemerintah RI dengan nama PLN. Panupetel/direksi pembangkit yang bernaung dibawah Direktorat Jenderal ketenagaan Kementerian PUT.

3. Nasional Perusahaan Listrik Indonesia

Pelaksanaan Nasionalisasi terhadap perusahaan listrik Belanda NV.OGEM untuk Jakarta, Cirebon terjadi pada tanggal 1 Januari 1954 dan terhadap NV.ANIEM pada tanggal 1 November 1954 untuk pelistrikan wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, setelah itu dibentuk “PEODITEL” sebagai pusatnya adalah direksi pembangkit yang keduanya dibawa Direktorat Jenderal Ketenagaan Kementerian PUT tahun 1975. Untuk pengolahan selanjutnya pemerintah membentuk dewan direksi yang anggotanya terdiri atas: Direktur Penoditel, Direktur ex NV. GBO, Direktur ex NV. ANIEM dan Sekjen PUT yang bertindak sebagai ketua dewan direktur.

4. Makna Logo Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai logo sebagai ciri khusus yang membedakansatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.Padaumumnya logo


(17)

10

yang menjadilambang perusahaan mempunyai makna. Bentuk dari logo itu sendiri tergantung dari kebijaksanaan perusahaan dan sesuai dengan apa yang menjadi tugas perusahaan tersebut.

PT PLN (Persero) sebagaimana perusahaan lainnya juga memiliki logo sebagai ciri perusahaan tersebut. Logo tersebut dapat berarti mewakili produk PT PLN (Persero) yaitu menjual arus listrik kepada masyarakat.

Bentuk dari Logo PT PLN (Persero) adalah sebagai berikut:

Logo PT PLN (Persero) terdiri atas: a. Tanda Petir

Tanda petir menggambarkan muatan listrik yang menimbulkan gelombang arus(fasa).

b. Gelombang

Gelombang menggambarkan bahwa di dalam arus listrik terdapat tiga macam ion yaitu: ion positif, negatif dan netral.

c. Warna

Warna yang ada di dalam logo terdiri atas:

a. Merah : Menggambarkan arus (fasa) merah. b. Biru : Menggambarkan arus (fasa) biru. c. Kuning : Menggambarkan arus (fasa) kuning.


(18)

Selain itu dapat juga menggambarkan adanya tiga golongan konsumen utama yang dilayani oleh PT PLN (Persero)itu sendiri yaitu:

a. Masyarakat umum (rumah tangga), b. Rumah sakit dan hotel,

c. Lapangan/Perusahaan

5. Sejarah PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

Dengan dikeluarkannya UU No. 58 tahun 1958 tentang Nasionalisasi, nama OGEM dinasionalisasikan menjadi perusahaan pada tanggal 31 Januari 1958 dengan nama PGLN (Perusahaan Gas dan Listrik Negara) tahun 1959 dirubah menjadi Perum Listrik Negara Distrik Cabang Sumatera Utara yang kemudian dirubah lagi menjadi Exploitasi I tahun 1961 sesuai dengan PP No. 67 tahun 1961. Dengan dikeluarkannya keputusan Direksi PLN No. 09/DIR/PLN/1966 kemudian PLN Exploitasi I Sumatera Utara menjadi Exploitasi II dan pada tahun 1966 di Sumatera Utara dibentuk PLN pembangunan yang berada dibawah pengawasan PLN Exploitasi II.

Pada tahun 1966 PLN mengalami perubahan lagi dari Perusahaan Negara menjadi PERUM sesuai dengan UU No. 9/Tahun1969, untuk menanggulangi dan mengimbangi peningkatan permintaan akan kebutuhan tenaga listrik oleh masyarakat di Sumatera Utara, maka Perusahaan Umum Listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga pada tahun 1975 dengan terbitnya peraturan Menteri PUTL No. 13/PRT/75 tanggal 8 September 1975 maka diadakan reorganisasi pada PLN Exploitasi II Sumatera Utara pada tahun 1975 dan begitu juga dengan pembangunan dirubah menjadi PLN Proyek Induk Pembangkit dan


(19)

12

Jaringan Sumatera Utara dan Aceh pada tahun yang sama. Kemudian pada tahun 1994 terjadi perubahan nama dari Perusahaan Umum Listrik Negara Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara menjadi PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh dengan surat keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 058.K/024/DIR/1994, kemudian 2006 menjadi PT PLN (Persero) ProyekIndukPembangkit&Jaringan Sumatera Utara, Aceh & Riau berdasarkankeputusanDireksi PT PLN (Persero) No. 032.K/DIR/2006.

Kemudianpadaakhir 2010 menjadi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera I berdasarkankeputusanDireksi PT PLN (Persero) NO. 589.K/DIR/2010. Kemudian di tahun 2013 berubahkembalimenjadi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II berdasarkankeputusanDireksi PT PLN (Persero) No. 166.K/DIR/2013.

6. Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II PT PLN (Persero Unit Induk Pembangunan II Medan adalah unit usaha PLN yang bergerak dalam Bidang Pembangunan Gardu Induk (GI) dan Jaringan Transmisi (TL) di wilayah Sumatera Utara, Aceh, Riau Sumatera Barat berkomitmen untuk memenuhi keinginan dan memenuhi persyaratan pelanggan dan stake holder melalui TEPAT KWH (Tepat Kualitas, Waktu Dan Hemat Biaya) dan melakukan peningkatan yang berkelanjutan terhadap keefektifan sistem manajemen mutu.

a. Visi :

Menjadikan Unit Induk Pembangunan II sebagai Unit Induk Pembangunan terbaik di Indonesia


(20)

General Manager

Unit Pelaksanaan Konstruksi

Bidang Keuangan dan SDM Bidang Perencanaan Bidang Oprasi Konstruksi Bidang Hukum, Komunikasi, dan Pertanahan

b. Misi :

Melakukan pengendalian konstruksi dan pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan serta melaksanakan administrasi konstruksi dengan bertindak sebagai wakil pemilik (owner), untuk menghasilkan jaringan yang berkualitas dan siap dioperasikan melalui proses pelaksanaan pembangunan yang efisien, tepat waktu dan menghasilkan standart produk/prototipe.

c. Motto :

BMW (Biaya, Mutu, Waktu) Tepat Biaya, Mutu dan Waktu

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk PembangunanII dapat dilihat pada Stuktur Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk PembangunanII (terlampir).

1. BaganSusunanOrganisasi

BaganSusunanOrganisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II dapatdilihatpadaGambar 2.1.


(21)

14

C. Uraian Fungsi Tugas Pokok Perusahaan Secara Umum (Job Description)

1) General Manager

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan tenaga listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO) dan Anggaran Investasi (AI), serta bertanggung jawab terhadap biaya, jadwal, dan mutu sesuai target kinerja Unit Induk Pembangunan yang ditetapkan oleh Direksi dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program pembangunan yang dilaksanakan oleh Unit Induk Pembangunan telah diketahui oleh Direksi, dengan tugas pokok meliputi:

a. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk peningkatan kerja Unit Induk Pembangunan;

b. Memastikan kelancaran koordinasi dan Servis Level Agreement (SLA) dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain:

c. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit Induk Pembangunan;

d. Mengelola dan mengendalikan kegiatan pembangunan dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner);

e. Menetapkan sistem manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu Unit Induk Pembangunan serta pengendaliannya;

f. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan;


(22)

anggota organisasi Unit Indduk Pembangunan;dan

h. Menetapkan Laporan Manajemen Unit Induk Pembangunan.

2) Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan umum dan lingkungan hidup serta perencanaan konstruksi pembangunan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tuga spokok meliputi:

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Induk Pembangunan Tahunan;

b. Mengelola kegiatan survey dan soil investigation;

c. Menyiapkan analisis dampak lingkungan danpengelolaan lingkungan hidup serta perijinan yang terkait dengan fasilitas proyek dan pertanahan; d. Merencanakan, memonitor, mengevaluasi kegiatan pembebasan tanah; e. Melaksanakan perencanaan pembangunan yang sinergi dengan koordinasi

bersama pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain antara lain Approval Drawing dan Spesifikasi;

f. Menkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan termasuk menyiapkan dokumen pelelangan;

g. Merencanakan dan mengelola implementasi Sisitem Teknologi Informasi.

3) Bidang Operasi Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terlaksananya pekerjaan konstruksi pembangunan, konsolidasi Unit Pelaksanaan Konstruksi sesuai dengan jadwal,


(23)

16

biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasil kerja, untuk pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Mengkoordinasikan secara keseluruhan pengendalian pembangunan agar pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya dan mutu;

b. Menyusun Basic Communication internal dan ekternal dengan pihak ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembangunan;

c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik, meliputi administrasi tenaga kerja asing, administrasi kontrak (penanganan klaim kontrak, amandemen kontrak, berita acara pembayaran) dan pengendalian TKDN;

d. Mengelola persetujuan Master List dan kegiatan kepabeanan;

e. Mengelola pengendalian logistik dan administrasi monitoring terkait dengan pekerjaan pembangunan;

f. Mengelola program Keselamatan Ketenagalistrikan;

g. Mengelola dan menkoordinir Serah Terima Proyek dan Laporan Proyek Selesai di lingkungan Unit Induk Pembangunan.

4) Bidang Keuangan& Sumber Daya Manusia

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kegiatan Unit Induk Pembangunan dalam mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan sesuai penetapan Direksi, denagn tugas pokok meliputi :


(24)

b. Menyusun perencanaan alokasi pendanaan dan realisasi pembayaran terkait dengan progres pembangunan;

c. Melaksanakan proses pembayaran sesuai dengan kewajiban dan komitmen, serta proses pembayarn sesuai dengan ketentuan kontrak;

d. Mengelola pelaksanaan kegiatan akutansi, perpajakan, dan asuransi; e. Merencanakan dan mengelola pengembangan kompetensi dan karir SDM; f. Mengelola Administrasi SDM di Unit Induk dan Unit Pelaksana.

5) Bidang Hukum, Komunikasi, dan Pertanahan

Bertanggung jawab atas seluruh proses hukum dan pertanahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, serta atas seluruh proses komunikasi dengan pihak eksternal proyek untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi, dengan tugas pokok:

a. Menyusun program penyelesaian masalah hukum dan melaksanakan kegiatan hukum;

b. Melaksanakan konsultasi, penanganan, dan penyelesaian permasalahan hukum;

c. Melaksanakan kegiatan komunkasi dan kehumasan, terkait dengan pelaksanaan pembebasan lahan;

d. Menyusun basic communication intern dan ekstern dengan pihak ketiga terkait;

e. Melaksanakan proses perijinan dan administrasi dokumen terkait dengan sertifikasi tanah dan fasilitas proyek;


(25)

18

pelaksanaan pembebasan lahan;

g. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk pelaksanaan pembebasan lahan;

h. Mengelola administrasi kesekretariatan dan umum; i. Melaksanakan kegiatan pembebasan lahan;

j. Memonitor dan mengevaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembebasan lahan;

k. Menyusun laporan hasil pembebasan lahan.

6) Unit Pelaksana Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan pembangunan sesuai dengan kontrak dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain sebagai bagian pencapaian target kinerja pembangunan yang ditetapkan perusahaan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian teknik, dan administrasi konstruksi;

b. Melaksanakan proses perijinan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaannya;

c. Melaksanakan sosialisasi, inventarisasi, dan menyusun daftar nominatif terkait kegiatan pembebasan tanah;

d. Melaksanakan pembayaran pembebasan tanah untuk luasan tertentu, pengurusan pelepasan hak, dan serifikat;

e. Mendukung pelakasanaan survey di lapangan serta pelakasanaan analisia dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup;


(26)

f. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kemajuan fisik pembangunan secara berkala, melalui sinergi dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain (jika ada), serta menyusun laporan kemajuan pekerjaan pembangunan;

g. Mengelola logistik, tata usaha gudang serta administrasi dan umum;

h. Mengkoordinasikan pelaksanaan test komisioning, penyelesaian pending item, dan penyiapan Serah Terima Proyek di lingkungan Unit Pelaksana Konstruksi dengan Unit Pengusahaan;dan

i. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain meliputi koordinasi dengan stakeholder untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan.

D. KinerjaTerkini

Pada tahun 2014 ini PTPLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain :

1. Pekerjaan Transmission Line 275 Kv Asahan I – Simangkuk, 2. Pekerjaan Transmission Line 150 Kv Simangkuk – Porsea, 3. Pekerjaan Gardu Induk 150 Kv Simangkuk,

4. Pekerjaan Transmission Line 275 Kv Binjai – Galang,

5. Pekerjaan Transmission Line 275 Kv Galang – Simangkuk, dan 6. Pekerjaan Transmission Line 275 Kv Sarulla – Padang Sidimpuan.


(27)

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang berupa data dan informasi yang diterima penulis, maka penulis mendapatkan gambaran umum mengenai proses penyusunan anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.

Pada bab ini penulis membahas tentang gambaran penganggaran dan penyusunannya yang berupa:

A. Penganggaran

1. Pengertian Anggaran

Para pengelola perusahaan akan selalu berupaya bertindak secara profesional dalam rangka mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dalam prakteknya harus dilandasi oleh konsep konsep manajemen yang memang sudah berlaku secara universal.

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objectives) dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengendalian (controlling) dalam upaya pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Dari keempat fungsi tersebut, maka perencanaan (planning) sebagai fungsi yang memegang peranan yang sangat penting karena merupakan dasar bagi


(28)

pelaksanaan fungsi-fungsi lain. Penganggaran merupakan bagian dari proses perencanaan. Penganggaran menunjukkan suatu tahap persiapan yang diperlukan sebelum memulai penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai akhirnya pada tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana tersebut. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting) adalah anggaran (budget).

a. Menurut Herawati dan Sunarto (2004:1)

Anggaran merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi laopran keuangan. b. Menurut Haruman (2007:3)

Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.

c. Menurut Munandar (2007:1)

Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan keuangan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. d. Menurut Darsono dan Purwanti (2008:2)

Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem akutansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.


(29)

22

e. Menurut Dharmanegara (2010:1)

Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.

Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan penganggaran dianggap sebagai suatu acuan untuk melaksanakan suatu kinerja proyek yang akan berlangsung selama satu tahun anggaran. dalam hal ini anggaran disusun berdasarkan kebutuhan dari kegiatan akan dilaksanakan.

2. Peranan Anggaran

Tanpa penyusunan anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas kerja, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha.

Manfaat penyusunan anggaran sebagai berikut: a. Perencanaan Terpadu

Anggaran perusahaan digunakan sebagai alat merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh.

b. Pedoman Pelaksanaan Perusahaan

Penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik.


(30)

Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan.

d. Alat Pengawasan Kerja

Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap akitivitas dapat dinilai kinerjanya.

e. Alat Evaluasi Perusahaan

Anggaran yang disusun baik menerapkan standar yang relevan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang ditempuh agar pekerjaan diselesaikan dengan baik. (Sunarto, 2004:2)

Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan anggaran memiliki peranan yang sangat penting, yaitu sebagai acuan untuk melaksakan kegiatan serta menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen dalam melaksanakan tugasnya.

Pada setiap akhir masa anggaran PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan akan melaksakana audit untuk mengetahui sejauh mana anggaran terealisasi guna sebagai acuan untuk kegiatan yang akan berlangsung ditahun anggaran berikutnya.

3. Manfaat Anggaran

Anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan memiliki beberapa manfaat yaitu :


(31)

24

Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan

Membantu arah atu menunjang kebijaksanaan perusahaan 4. Di bidang Coordinating :

Membantu manajemen menempatkan pemakaian modal pada saluran saluran yang tepat sesuai dan seimbang dengan program perusahaan. 5. Di bidang Controlling :

Membanu mengawasi kegiatan dan pengeluaran Membantu mencegah pemborosan

4. Karakteristik Anggaran

Anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan karakteristiknya terbagi dua yaitu anggaran rutin dan anggan non rutin.

a. Anggaran rutin merupakan anggaran yang disusun untuk satu tahun anggaran. anggaran rutin berupa anggaran Operasional internal perusahaan dalam satu tahun yang dapat berupa anggaran kepegawaian, anggaran pemeliharaan dan lain lain.

b. Anggaran non rutin merupakan anggaran yang disusun berdasarkan kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan, biasanya berupa anggaran proyek.

Angka-angka yang termuat dalam anggaran tidak boleh terlalu ketat (yang dapat membuat karyawan tertekan dan membenci manajemen), namun tidak juga terlalu longgar (yang dapat membuat karyawan agak bermalas-malasan).


(32)

Anggaran haruslah realistis, dapat dicapai, dan terdokumentasi dengan baik. (Shim dan Siegel, 2001:2)

B. Komite Anggaran

Komite anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan terdiri dari divisi yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Divisi tersebut adalah divisi Keuangan yang mana komite budget ini bertugas untuk :

1. Menentukan keputusan tentag kebijaksanaan umum yang akan ditempuh pada masa yang akan datang

2. Komite anggaran bertugas menyusun dan menyempurnakan semua prosedur yang berkaitan dengan dengan masalah anggaran yang menjadi pedoman bagi divisi-divisi lainnya.

3. komite anggaran bertugas menyelesaikan anggaran tahunan

4. Meminta/menerima serta mereview budget masing-masing departemen 5. Melakukan saran atau perbaikan budget departemen

6. Menyetujui atau mensahkan budget atau revisi budget

7. Untuk pelaksanaan anggaran komite budget ini juga ikut bertugas untuk mngikuti dan melihat penerapan anggaran , dan hal lain yang menyangkut rencana pelaksanaan anggaran dan untuk membicarakan beberapa hal yang menyangkut dari penyimpangan anggaran.

8. Pada akhir tahun, divisi ini bertugas juga menyelesaikan revisi dan penyesuaian anggaran dan mempersiapkan rekomendasi penyusunan


(33)

26

9. Komite ini pada akhir tahun akan membahas beberapa hal tentang anggaran yang belum rampung pada tahun lalu dan menyelesaikannya dan mungkin mengangkatnya kembali ke anggaran tahun berikutnya.

10.Menerima analisis dan laporan tentang pelaksanaan anggaran.

C. Proses Penyusunan Anggaran Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

Gambar 3.3 Bagan Proses Penyusunan Anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan

Penjelasan dari bagan diatas:

1. Langkah pertama adalah menyusun proposal oleh panitia penyusun anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan. (Panitia penyusun anggaran dibentuk setahun sekali).

2. Setelah proposal awal selesai, proposal dikirim ke pusat untuk diperiksa. Jika terjadi perubahan dari penyusunan awal, perubahan tersebut meliputi:

Penyusunan Awal Proposal

Perubahan dari Penyusunan

Awal Negosiasi

Pemeriksaan dan Persetujuan Perbaikan


(34)

a. Perubahan dalam kekuatan eksternal mencakup kondisi perekonomian, kondisi bahan dan pelayanan, gaji karyawan dan biaya kegiatan bebas. b. Perubahan dalam kebijakan dan pelaksanaan internal mencakup biaya

produksi dan biaya bebas (berdasarkan antisipasi dalam pekerjaan).

3. Setelah dilakukannya perubahan dari proposal awal, langkah selanjutnya adalah negoisasi, dimana dasar penilaian atasan adalah kinerja tahun-tahun sebelumnya.

4. Setelah terjadi negoisasi, langkah selanjutnya adalah pemeriksaan dan persetujuan dari pihak pusat, dimana yang diperiksa adalah bagaimana tingkat konsistensi dan pelayanannya, dan jika penilaiannya tidak sesuai, maka anggaran harus diperbaiki lagi.

5. Langkah terakhir adalah perbaikan anggaran (apabila penilaian pada point no.4 tidak sesuai). Perbaikan dilakukan setiap triwulan atau pada kondisi tertentu saja.

Agar anggaran dapat dioptimalkan secara maksimal, penyusunannya perlu memperhatikan syarat sebagai berikut:

a) Realistis

Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis. b) Luwes

Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.

c) Kontinyu


(35)

28

Anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan disusun berdasarkan kebutuhan tahun anggaran akan berjalan, baik itu untuk anggaran operasionalnya maupun anggaran kegiatan proyek.

Dalam kegiatan penyusunanya PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan menerapkan sistem penentuan anggaran dengan kebijaksanaan bottom up dan top down. Dalam penggunaannya sistem bottom up lazim diterapkan pada usulan rancangan kegiatan, baik itu kegiatan rutin maupun non rutin. Sedangkan metode top down dipergunakan ketika usulan dibahas pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan membahas anggaran yang akan diberikan, biasanya dibahas di pusat.

1. Jenis Anggaran

Rencana anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan secara umum terbagi kepada dua yaitu :

a) Rencana Anggaran Valas dan APBN b) Rencana Anggaran APLN

2. Prosedur Penyusunan

Pada pelaksanaannya, kedua anggaran diatas memiliki jadwalnya masing masing yang disusun dalam suatu kalender anggara. Meskipun demikian pada pelaksanaannya kedua jenis anggaran tersebut memiliki keterkaitan dalam hal pelaksanaan serta penetapannya.

a. Rencana Anggaran Valas dan APBN

Rencana kerja anggaran Valas dan APBN merupakan rencana anggaran yang sumber dananya berasal dari investasi asing dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).


(36)

Prosedur kegiatan dalam menetapkan Rencana Anggaran Valas dan APBN Terdiri dari :

1.1. Usulan Rencana Kerja Proyek (RKP)

Usulan rencana kerja proyek (RKP) merupakan usulan awal dari perencanaan kegiatan suatu proyek. Pada tahap ini PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan mengajukan usulan kepusat (dalam hal ini Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral). Usulan yang diajukan berupa Term of Refference. Untuk kemudian dibahasa dipusat. Adapun bentuk sederhana dari term of refference yang diusulkan pada taha ini berupa :

TERM OF REFFERENCE

Kementrian Negara : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Unit Organisasi : Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan

Energi Satuan Kerja Unit Induk Pembangunan II Medan

Program : Program Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana Ketenagalistrikan Sasaran Program : Pembangunan Jaringan Transmisi dan Gardu

Induk Tersebar

Sub Kegiatan : Pembangunan Jaringan Transmisi

Detil Kegiatan : T/L 150 kV Padang Sidempuan Panyabungan, Single Hawk 2 CCT, 70 mr.

Serta pengiriman detil kebutuhan dana yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan proyek, secara sederhana terlihat sebagai berikut :


(37)

30

Kebutuhan biaya untuk kegiatan pembangunan transmisi 150 kV adalah : i) Pengadaan material:

Rp. 87,668,304,000

ii) Konstruksi pondasi, erection tower & stringing: Rp. 53,148,390,000

iii) Prasarana:

Rp. 7,156,665,000 Total Kebutuhan Biaya:

Rp 147,973,953,000

(sumber PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan 2014) Kegiatan usulan kerja proyek biasanya dilaksanakan pada awal Maret. 1.2. Penetapan Pagu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Pada tahapan ini Term of Refference dari PLN dibahas. Selanjutnya ditetapkan anggaran DIPA yang berupa nominal yang disetujui oleh

pusat yang akan diberikan dalam pelaksanaan proyek. Setelah memperoleh ketetapan pusat mengirimkan Feed back kepada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan berupa verifikasi. Kegiatan ini biasanya berlangsung pada bulan Desember.

1.3. Usulan Kegiatan Sesuain Pagu DIPA

Setelah usulan mengenai DIPA disetujui pusat dan ditetapkan pagu

DIPA serta mendapatkan balasan berupa verifikasi, selanjutnya dibuat penyempurnaan dari Term of Refference.


(38)

1) latar belakang

2) kegiatan yang dilaksanakan maksud dan tujuan 3) indikator keluaran

4) cara pelaksanaan kegiatan 5) tempat pelaksanaan kegiatan

6) pelaksana dan penanggung jawab kegiatan 7) jadwal kegiatan

8) total biaya 1.4. Presentasi DIPA

Setelah mendapatkan feed back dari pusat yang berupa verifikasi selanjutnya akan diadakan presentasi mengenai DIPA yang telah disetujui oleh pusat. Disini komite anggaran melakukan presentase mengenai usulan usulan rencana yang dibuat oleh komite anggaran kepada general manajer dan jajaran manajer lainnya. Kegiatan ini biasanya berlangsung pada bulan awal Oktober. 1.5. Pembahasan DIPA

Tahapan ini merupakan tahapan dimana presentasi DIPA dibahas. Dimana Daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dikaji ulang guna mendapatkan keputusan yang tepat. Dibahas mengenai ketepatan DIPA ataupun usulan-usulan tambahan serta perubahan perubahan yang diperlukan untuk penetapan final dari DIPA. Kegiatan ini berlangsung pada awal januari kalender anggaran Penerbitan DIPA.

Setelah melakukan pembahasan terlebih dahulu maka setelah melalui pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan akhirnya DIPA disahkan dan diterbitkan pada tahapan ini. Kegiatan ini berlangsung padakisaran bulan April.


(39)

32

1.6. Penerbitan Petunjuk Operasional DIPA

Untuk selanjutnya setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) diterbitkan. Manajemen mengeluarkan Petunjuk Operasional Daftar Isian Penggunaan


(40)

(41)

34

a. Rencana Anggaran APLN

Rencana kerja anggaran APLN merupakan rencana anggaran yang sumber dananya berasal dari Anggaran PLN itu sendiri. Rencana anggaran ditujukan ke PLN pusat yang berada di Jakarta.

Prosedur kegiatan dalam menetapkan Rencana Anggaran APLN Terdiri dari :

1.1. Usulan Kegiatan APLN

Merupakan penyusunan usulan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan berupa Kajian Kelayakan Operasional (KKO) dan Kajian Kelayakan Finansial (KKF)

Berdasarkan kalender anggaran kegiatan umumnya berlangsung pada bulan Juni hingga Juli.

1.2. Pembahasan Draft dengan Komisi Pengawas Unit Bisnis di Medan Disini usulan kegiatan yang berupa draft anggaran dibahas dengan KPUB untuk selanjutnya dikirimkan ke pusat. Kegiatan ini biasanya berlangsung pada bulan Juli.

1.3. Pembahasan & presentase Draft di Pusat

Setelah melakukan pembahasan draft anggaran dengan Komisi Pengawas Unit Bisnis (KPUB), draft selanjutnya dibahas pada PLN pusat sekaligus mengadakan presentase tetang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.


(42)

(KKO) dan Kajian Kelayakan Finansial (KKF), akan tetapi KKF/KKO ini tidak di ajukan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan akan tetapi di ajukan oleh PT PLN PERSERO Wilayah II. Umumnya kegiatan ini dilaksanakan pada kisaran bulan Agustus.

1.6. Penetapan Pagu APLN

Setelah pengajuan KKO/KKF dari PT PLN PERSERO Wilayah II selanjutnya dibahas penetapan pagu anggaran. guna mendapatkan nominal yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan usulan yang ada. Kegiatan ini biasanya berlangsung pada bulan Januari.

1.7. Penyampaian Usulan sesuai Pagu

Setelah ditetapkannya pagu anggaran selanjutnya usulan yang sesuai dengan pagu disampaikan. Ini merupakan proses final dari analisis KKO/KKF.

1.8. Pembahasan dengan Komisi Pengawas Unit Bisnis di Pusat

Setelah ditetapkan Pagu anggaran dan usulan telah disampaikan, rencana anggaran dibahas kembali dengan Komisi Pengawas Unit Bisnis (KPUB) PLN pusat. Kegiatan ini umumnya berlangsung pada bulan Februari.

1.9. Finalisasi Rencana Kerja Anggaran Proyek

Dalam tahapan ini PLN pusat mengeluarkan verifikasi sebagai feed back dari usulan anggaran yang diberikan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan. Verifikasi ditujukan kepada direksi PT PLN (Persero)


(43)

36

Unit Induk Pembangunan II Medan disertai juga dengan persetujuan anggaran investasi.

Adapun verifikasi yang diberikan terdiri dari:

- Laporan Kerja Anggaran Investasi (AI) - Hasil Pembahasan Anggaran Investasi (AI) - LKAI/rutin

Tahapan ini umumnya berlangsung pada kisaran bulan Februari hingga Maret.

1.10. Penerbitan Surat Kuasa Investasi (SKI) luncuran

Merupakan surat kuasa investasi untuk melaksanakan kegiatan proyek. Pada kasus ini SKI luncuran merupakan SKI dari kegiatan yang telah berjalan dari periode sebelumnya.

1.11. Penerbitan Surat Kuasa Investasi (SKI) murni

Merupakan penerbitan surat kuasa investasi untuk melaksanakan kegiatan proyek yang baru.


(44)

(45)

38

Contoh dari hasil Pembahasan Anggaran Investasi tahun 2013:

(Ribuan rupiah)

Kode Fungsi RKAP Jumlah

tahun Rutin Non-Rutin

perkiraan Valas APLN APBN Jumlah Valas APLN APBN Persyaratan IDC Jumlah

1 2 3 4 5 6=3+4+5 7 8 9 10 11 12 13=6+12

410

Pembangkitan

P.L.T.A 211,600,649 211,600,649

411

Pembangkitan

P.L.T.U 724,317,202 724,317,202

414

Pembangkitan

P.L.T.P 901,700 901,700

420

Transmisi&

G.I 67,360,246 327,458,843 48,533,828 443,352,917 443,352,917

440 Tata Usaha 42,070,252 42,070,252 5,566,872 5,566,872 47,637,124


(46)

Setelah Rencana Anggaran Valas & APBN serta Rencana Anggaran APLN disetujui barulah terjadi proses realisasi yaitu proses tender dari kedua dana tersebut dengan sistematika sebagai berikut:

1. Rencana Proses Tender dana APBN :

1.1. Pengumuman berlangsung pada awal Mei 1.2. Pendaftaran berlangsung pada bulan Mei 1.3. Penjelasan dokumen berlangsung pada bulan Mei 1.4. Pemasukan berlangsung pada bulan Mei 1.5. Evaluasi berlangsung pada bulan Juni 1.6. Usulan pemenang berlangsung pada bulan Juni 1.7. Penetapan pemenang berlangsung pada awal Juli 1.8. Pengumuman pemenang berlangsung pada bulan Juli

2. Rencana Proses Tender dana APLN :

2.1. Pengumuman berlangsung pada bulan Juni 2.2. Pendaftaran berlangsung pada bulan Juni 2.3. Penjelasan dokumen berlangsung pada bulan Juni 2.4. Pemasukan berlangsung pada bulan Juni 2.5. Evaluasi berlangsung pada bulan Juli 2.6. Usulan pemenang berlangsung pada bulan Juli 2.7. Penetapan pemenang berlangsung pada awal Agustus 2.8. Pengumuman pemenang berlangsung pada bulan Agustus


(47)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Proses penyusunan anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan menunjukkan bahwa anggaran merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan secara keseluruhan dan sudah dilaksanakan dengan baik selama tahun berjalan.

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada BAB sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran mengenai proses penyusunan anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.

A. Kesimpulan

1. Proses Penyusunan Anggaran pada PTPLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan dilakukan melalui 5 tahap, yaitu:

a) Penyusunan awal proposal oleh panitia penyusun anggaran; b) Perubahan dari penyusunan awal;

c) Negoisasi;

d) Pemeriksaan dan persetujuan, dan e) Perbaikan Anggaran.

2. Jenis Anggaran yang terdapat pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan secara umum terbagi kepada dua yaitu :


(48)

d) Rencana Anggaran APLN

3. Prosedur Penyusunan Anggaran yang terdapat pada PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan terdiri dari:

a) Rencana anggaran Valas dan APBN b) Rencana Anggaran APLN

4. Penganggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan merupakan alat yang dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan suatu kinerja proyek yang akan berlangsung selama satu tahun anggaran.

B. Saran:

1. Mengingat pentingnya anggaran, ada baiknya anggaran diterapkan secara terpadu pada setiap kegiatan yang direncanakan dan dipergunakan sebagai pedoman kerja pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan pada tahun-tahun berikutnya. a. Untuk mewujudkan tujuan perusahaan ada baiknya penganggaran yang telah

disusun dimanfaatkan sebagai alat pengendalian secara efektif guna mewujudkan tujuan perusahaan secara keseluruhan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono dan Purwanti, Ari 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Dharmanegara, Ida Bagus Agung. 2010. Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta

Haruman, Tendi dan Rahayu, Sri. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Herawati, Jajuk dan Sunarto 2004. Anggaran Perusahaan. AMUS Yogyakarta dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Press. Yogyakarta.

Munandar, M. 2007. Budgetting. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta.

Shim, Jae K. dan Siegel, Joel G. 2001. Budgetting. Julius Mulyadi dan Neneng Natalia, penerjemah. Yati Sumiharti, editor. Erlangga. Jakarta.


(1)

(2)

Contoh dari hasil Pembahasan Anggaran Investasi tahun 2013:

(Ribuan rupiah)

Kode Fungsi RKAP Jumlah

tahun Rutin Non-Rutin

perkiraan Valas APLN APBN Jumlah Valas APLN APBN Persyaratan IDC Jumlah

1 2 3 4 5 6=3+4+5 7 8 9 10 11 12 13=6+12

410

Pembangkitan

P.L.T.A 211,600,649 211,600,649

411

Pembangkitan

P.L.T.U 724,317,202 724,317,202

414

Pembangkitan

P.L.T.P 901,700 901,700

420

Transmisi&

G.I 67,360,246 327,458,843 48,533,828 443,352,917 443,352,917

440 Tata Usaha 42,070,252 42,070,252 5,566,872 5,566,872 47,637,124


(3)

39

Setelah Rencana Anggaran Valas & APBN serta Rencana Anggaran APLN disetujui barulah terjadi proses realisasi yaitu proses tender dari kedua dana tersebut dengan sistematika sebagai berikut:

1. Rencana Proses Tender dana APBN :

1.1. Pengumuman berlangsung pada awal Mei

1.2. Pendaftaran berlangsung pada bulan Mei

1.3. Penjelasan dokumen berlangsung pada bulan Mei

1.4. Pemasukan berlangsung pada bulan Mei

1.5. Evaluasi berlangsung pada bulan Juni

1.6. Usulan pemenang berlangsung pada bulan Juni 1.7. Penetapan pemenang berlangsung pada awal Juli 1.8. Pengumuman pemenang berlangsung pada bulan Juli

2. Rencana Proses Tender dana APLN :

2.1. Pengumuman berlangsung pada bulan Juni 2.2. Pendaftaran berlangsung pada bulan Juni 2.3. Penjelasan dokumen berlangsung pada bulan Juni

2.4. Pemasukan berlangsung pada bulan Juni

2.5. Evaluasi berlangsung pada bulan Juli

2.6. Usulan pemenang berlangsung pada bulan Juli 2.7. Penetapan pemenang berlangsung pada awal Agustus 2.8. Pengumuman pemenang berlangsung pada bulan Agustus


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Proses penyusunan anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan menunjukkan bahwa anggaran merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan secara keseluruhan dan sudah dilaksanakan dengan baik selama tahun berjalan.

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada BAB sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran mengenai proses penyusunan anggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.

A. Kesimpulan

1. Proses Penyusunan Anggaran pada PTPLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan dilakukan melalui 5 tahap, yaitu:

a) Penyusunan awal proposal oleh panitia penyusun anggaran; b) Perubahan dari penyusunan awal;

c) Negoisasi;

d) Pemeriksaan dan persetujuan, dan e) Perbaikan Anggaran.

2. Jenis Anggaran yang terdapat pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan secara umum terbagi kepada dua yaitu :


(5)

41

d) Rencana Anggaran APLN

3. Prosedur Penyusunan Anggaran yang terdapat pada PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan terdiri dari:

a) Rencana anggaran Valas dan APBN b) Rencana Anggaran APLN

4. Penganggaran pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan merupakan alat yang dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan suatu kinerja proyek yang akan berlangsung selama satu tahun anggaran.

B. Saran:

1. Mengingat pentingnya anggaran, ada baiknya anggaran diterapkan secara terpadu pada setiap kegiatan yang direncanakan dan dipergunakan sebagai pedoman kerja pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan pada tahun-tahun berikutnya. a. Untuk mewujudkan tujuan perusahaan ada baiknya penganggaran yang telah

disusun dimanfaatkan sebagai alat pengendalian secara efektif guna mewujudkan tujuan perusahaan secara keseluruhan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Medan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono dan Purwanti, Ari 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Dharmanegara, Ida Bagus Agung. 2010. Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta

Haruman, Tendi dan Rahayu, Sri. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Herawati, Jajuk dan Sunarto 2004. Anggaran Perusahaan. AMUS Yogyakarta dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Press. Yogyakarta.

Munandar, M. 2007. Budgetting. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta.

Shim, Jae K. dan Siegel, Joel G. 2001. Budgetting. Julius Mulyadi dan Neneng Natalia, penerjemah. Yati Sumiharti, editor. Erlangga. Jakarta.