Analisis Produktivitas Produksi kWh Listrik Pada PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan

(1)

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI kWh LISTRIK PADA

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN PANDAN

GELADIKARYA

Oleh:

EDWARD BATUBARA

NIM 087007063

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya saya yang berjudul :

“ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI kWh LISTRIK PADA

PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN PANDAN”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.

Medan November 2011

Yang Membuat Pernyataan


(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Tingkat pencapaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari perspektif produktivitas. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber daya yang digunakan. Semakin efisien sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada, semakin besar pula kemungkinan perusahaan memperoleh laba.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, selama ini kinerja perusahaan dikatakan berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan penetapan target pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sistem Penilaian Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan Target Kinerja, pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan. Sedangkan Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sehingga

pencapaian kinerja ini perlu diuji dengan perspektif produktivitas, untuk mengetahui posisi perusahaan dari waktu ke waktu.

Pada penelitian ini dilakukan analisis produktivitas total dan produktivitas parsial terhadap PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan selama 2 (dua) tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2010. Analisis dan evaluasi dilakukan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor input yang mempengaruhi perubahan trend pencapaian indeks produktivitas total dan produktivitas parsial serta memberikan solusi alternatif tindakan perbaikan.

Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis trend indeks produktivitas menunjukkan bahwa terjadi perubahan trend yang naik namun relatif sangat kecil sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas karena capaian indeks hanya 1.003. Faktor input yang mempengaruhi kondisi ini secara parsial disebabkan oleh produktivitas parsial tenaga kerja dengan capaian indeks produktivitas sebesar 0.899 atau terjadi trend penurunan sebesar - 0,101, disusul dengan indeks produktivitas parsial energi dengan capaian nilai rata-rata 0, 936 atau terjadi trend penurunan sebesar – 0,064. Sedangkan produktivitas parsial lainnya menunjukkan trend naik/positif. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor input produktivitas tenaga kerja ini adalah memaksimalkan motivasi karyawan khususnya peningkatan elemen motif. Kata kunci : Kinerja, Produktivitas Total Produktivitas Parsial.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan doa kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya kepada penulis selama proses menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir Geladikarya ini dengan judul :

“Analisis Produktivitas Produksi kWh Listrik Pada PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan”

Geladikarya ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas akhir S-2 pada program Magister Manajemen, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.

Selama menjalani proses perkuliahan dan penyelesaian penulisan Geladikarya ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan, saran maupun petunjuk dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.DR. H. Syahril Pasaribu SP(A)K.Msc., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Ir. A. Rahim Matondang MSIE, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof.Dr.Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pacsasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof.Dr.Ir. Sukaria Sinulingga M.Eng selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Geladikarya ini.


(5)

5. Bapak Dr.Ir. Nazaruddin Matondang MT, selaku Sekretaris Program Studi dan sebagai anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Geladikarya ini.

6. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Magister Manajemen yang telah banyak berjasa selama perkuliahan penulis.

7. Istri tercinta Herlis Sitorus dan anakku tersayang Rachel Novelin dan Daniel Rafael yang telah sabar dan memberikan doa serta motivasi selama penulis menjalani proses pendidikan dan penyelesaian Geladikarya ini.

8. Seluruh Manajemen dan staf / karyawan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Geladikarya ini.

9. Rekan-rekan sekolah Pascasarjana Magister Manjemen kelas Eksekutif 13 dan Eksekutif 14 serta semua pihak-pihak yang telah membantu, memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Geladikarya ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 2 ini.

Penulis sangat menyadari Geladikarya ini belum sempurna, namun harapan penulis semoga Geladikarya ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Medan, 09 Desember 2011

Edward Batubara


(6)

RIWAYAT HIDUP

Edward Batubara, dilahirkan di Sidikalang pada tanggal 11 November 1968. Tahun 1982 tamat dari Sekolah Dasar Inpres Batang Beruh Sidikalang dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Sidikalang dan lulus tahun 1985. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sidikalang, kemudian pindah ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Siborong-borong dan tamat tahun 1988.

Menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S-1) Program Studi Teknik Mesin di Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus bulan Agustus 1994. Kemudian pada pertengahan tahun 2009 melanjutkan Strata 2 (S-2) Program Studi Maagister

Manajemen di Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Awal Tahun 1995 diterima bekerja di PT . PLN (Persero) dan penempatan awal di PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo di Manado. Dan saat ini menjabat Manager Sektor PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, Tapanuli Tengah-Sibolga.


(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF……….. i

KATA PENGANTAR……… ii

RIWAYAT HIDUP………. v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……….. x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ……... 1

1.2 Perumusan Masalah……… 6

1.3 Tujuan Penelitian……… .. 6

1.4 Manfaat Penelitian………... 7

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian……….. ………. 7

BAB II KERANGKA TEORETIS………. 8

2.1 Definisi Produktivitas……….. 8

2.2 Pengertian Produktivitas……….……… 11

2.3 Jenis Produktivitas ………..……….…. 13

2.4 Ruang Lingkup Produktivitas……… 15

2.5 Daur Produktivitas ……… 17

2.6 Model Produktivitas Total dan Parsial ………..… 19

2.7 Manfaat Peningkatan Produktivitas……… 25

2.7.1 Manfaat dari Sudut Makro……… 26

2.7.2 Manfaat dari Sudut Mikro……… 26

2.8 Pengukuran Produktivitas……… 27

2.9 Evaluasi Produktivitas ………. 29


(8)

Bab III KERANGKA KONSEPTUAL……….. 30

Bab IV METODOLOGI PENELITIAN……… 32

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 32

4.1.1 Lokasi Penelitian……… 32

4.1.2 Waktu Penelitian……… 32

4.2 Sumber dan Jenis Data ….……… 32

4.3 Populasi dan sampel……….. 33

4.4 Metode Pengumpulan Data……... 33

4.5 Metode dan Analisis Data ……... 33

4.5.1. Metode Penelitian……….. 33

4.5.2. Analisis Trend Produktivitas dan Evaluasi ……….. 34

4.5.2. Perumusan Rencana Peningkatan Produktivitas ……. 34

BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 35

5.1 Sejarah Perusahaan………. 35

5.2 Visi dan Misi Perusahaan………... 37

5.3 Kapasitas Terpasang dan Wilayah Kerja………. 37

5.4 Struktur Organisasi……….. 39

5.5 Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab………. 40

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN……… 45

6.1 Deskripsi Hasil Penelitian………. 45

6.1.1 Tabulasi Data……… 45

6.1.2 Pemilihan Deflator……… 47

6.1.3 Perhitungan Deflator………. 49

6.1.4 Perhitungan Nilai konstanta………. 51

6.1.5 Perhitungan Produktivitas dan Indeks Produktivitas Total Produksi kWh Listrik……….. 53


(9)

Parsial Produksi kWh Listrik ……….. 55

6.2 Evaluasi Produktivitas Total dan Produktivitas Parsial Berdasarkan Analisis Produktivitas……… 61

6.2.1 Evaluasi Produktivitas Total……….. 62

6.2.2 Evaluasi Produktivitas Parsial Tenaga Kerja………. 63

6.2.3 Evaluasi Produktivitas Parsial Energi………. 65

6.2.4 Evaluasi Produktivitas Parsial Modal ………... 66

6.2.5 Evaluasi Produktivitas Bahan dan Biaya lainnya……… 68

6.3 Perencanaan Peningkatan Produktivitas………. 69

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………... 73

7.1 Kesimpulan………. 73

7.2 Saran……… 74

DAFTAR PUSTAKA……… xii


(10)

DAFTAR TABEL

hal Tabel-1.1 : Realisasi pencapaian kinerja ………. 4

Tabel-1.2 : Pendapatan operasi vs total biaya ……… 5 Tabel-4.1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan…….……….. 32 Tabel-6.1 : Nilai Output PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Pandan………. 45

Tabel-6.2 : Nilai Input PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Pandan ……… 46

Tabel-6.3 : Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) di kota Sibolga 48 Tabel-6.4 : Deflator untuk Produksi kWh listrik di Sibolga

Januari 2009 – Desemeber 2010……… 49 Tabel-6.5 : Deflator untuk Faktor Input di Sibolga

Januari 2009 – Desember 2010……… 50 Tabel-6.6 : Nilai Output Total Perusahaan………. 51 Tabel-6.7 : Nilai Input Total pada Harga Konstan……… 52 Tabel-6.8 : Nilai dan Indeks Produktivitas Total Produksi kWh listrik 54 Tabel-6.9 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Tenaga Kerja……. 56 Tabel-6.10 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Energi………….. 57 Tabel-6.11 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Modal………… 58 Tabel-6.12 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Bahan…………. 59 Tabel-6.13 : Nilai dan Indeks Produktivitas Parsial Biaya Lainnya… 60 Tabel-6.14 : Hasil Pengelahan Data Kuesioner ……… 71


(11)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar-1.1 : Pencapaian Kinerja tahun 2006 s/d 2010 berbasis RKAP 4

Gambar-1.2 : Produktivitas Total ………. 5

Gambar-2.1 : Skema daur produktivitas ……… 19

Gambar-2.2 : Elemen-elemen output ……… 20

Gambar-2.3 : Elemen-elemen Input………. 21

Gambar-3.1 : Skema Kerangka Konseptual Penelitian ………. 31

Gambar-5.1 : Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan………. 42

Gambar-5.2 : Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan……… 44

Gambar-6.1 : Produktivitas Total Periode Tahun 2009 s/d 2010……… 62

Gambar-6.2 : Produktivitas Parsial Tenaga Kerja periode Tahun 2009 s/d 2010……… 64

Gambar-6.3 : Produktivitas Parsial Pemakaian Energi Periode Tahun 2009 s/ d 2010………. 65

Gambar-6.4 : Produktivitas Parsial Modal periode Tahun 2009 s/d 2010……….. 67

Gambar-6.5 : Produktivitas Parsial Biaya Lainnya periode Tahun 2009 s/d 2010………. 68

Gambar-6.6 : Urutan berdasarkan hasil rata-rata……… 72


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. : Pertanyaan Penelitian (Kuesioner) Lampiran 2. : Hasil Pengolahan Kuesioner


(13)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Tingkat pencapaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari perspektif produktivitas. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber daya yang digunakan. Semakin efisien sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada, semakin besar pula kemungkinan perusahaan memperoleh laba.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, selama ini kinerja perusahaan dikatakan berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan penetapan target pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sistem Penilaian Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan Target Kinerja, pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan. Sedangkan Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sehingga

pencapaian kinerja ini perlu diuji dengan perspektif produktivitas, untuk mengetahui posisi perusahaan dari waktu ke waktu.

Pada penelitian ini dilakukan analisis produktivitas total dan produktivitas parsial terhadap PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan selama 2 (dua) tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2010. Analisis dan evaluasi dilakukan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor input yang mempengaruhi perubahan trend pencapaian indeks produktivitas total dan produktivitas parsial serta memberikan solusi alternatif tindakan perbaikan.

Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis trend indeks produktivitas menunjukkan bahwa terjadi perubahan trend yang naik namun relatif sangat kecil sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas karena capaian indeks hanya 1.003. Faktor input yang mempengaruhi kondisi ini secara parsial disebabkan oleh produktivitas parsial tenaga kerja dengan capaian indeks produktivitas sebesar 0.899 atau terjadi trend penurunan sebesar - 0,101, disusul dengan indeks produktivitas parsial energi dengan capaian nilai rata-rata 0, 936 atau terjadi trend penurunan sebesar – 0,064. Sedangkan produktivitas parsial lainnya menunjukkan trend naik/positif. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor input produktivitas tenaga kerja ini adalah memaksimalkan motivasi karyawan khususnya peningkatan elemen motif. Kata kunci : Kinerja, Produktivitas Total Produktivitas Parsial.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat dilihat dari bagaimana perusahaaan tersebut menggunakan dan mengelola sumber daya yang mereka miliki. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber daya yang digunakan. Perbandingan ini disebut dengan produktivitas perusahaan. Semakin efisien sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada, semakin besar pula kemungkinan perusahaan memperoleh laba.

Perusahaan kurang memperhatikan analisis efisiensi penggunaan sumber daya (input) yang dimiliki dengan hanya melihat tingkat yang dicapainya pada periode tertentu, sehingga mengeluarkan biaya yang besar untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari (termasuk proses produksi) yang berpengaruh pada penerimaan profit perusahaan. Jika biaya yang dikeluarkan semakin besar maka profit yang diterima semakin kecil.

Peningkatan produktivitas dalam sistem pengukuran kinerja perusahaan sangat diperlukan. Bagaimana produktivitas itu dapat dicapai, maka yang harus dilakukan perusahaan pertama kali adalah mengukurnya secara periodik.

Hasil pengukuran produktivitas pada suatu periode merupakan tinjauan bagi peningkatan produktivitas pada periode yang lain. Dengan menganalisis hasil pengukuran produktivitas akan diketahui kekurangan yang ada, dimana selanjutnya kekurangan dapat diperbaiki, sehingga dapat dicapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Analisis terhadap produktivitas juga merupakan landasan bagi perusahaan dalam menentukan arah kebijakan peningkatan produktivitas pada masa yang akan datang.


(15)

Seperti halnya perusahaan lain peningkatan profit merupakan tujuan utama bagi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Selama ini kinerja perusahaan dikatakan berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan penetapan target pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sistem Penilaian Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan Target Kinerja, pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan.

Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara PLN Sektor Pembangkitan Pandan dengan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara sebagai Kantor Induk yg berkedudukan di Medan. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan menyiapkan usulan Target Kinerja berdasarkan prediksi kondisi unit dan keuangan ke depan, sedangkan Kantor Induk menyiapkan target Sektor Pembangkitan Pandan dari pemetaan Target Kantor Induk yang telah ditetapkan PT. PLN (Persero) Kantor Pusat. Target Kinerja yang dibuat PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan Kantor Induk yang berbeda, akan dilakukan diskusi dan mencari kesepakatan sehingga Target Kinerja Sektor Pembangkitan Pandan beserta asumsi-asumsinya dapat ditetapkan. Dalam penetapan Target Kinerja, Kantor Induk telah memperhitungkan gabungan Target Kinerja sektor-sektor pembangkitan, agar sesuai dengan Target Kinerja Kantor Induk yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat. Penetapan Target Kinerja sektor harus sejalan dengan penetapan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), yang sering disebut Kinerja Berbasis RKAP. Target Kinerja yang ditetapkan harus sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah disepakati juga. Asumsi-asumsi yang dibuat pada saat penetapan Target Kinerja juga mengacu pada program kerja dan RKAP.


(16)

Revisi Target Kinerja sektor dimungkinkan jika ada Kantor Induk mendapatkan kesempatan Target Kinerja oleh Kantor Pusat. Hal ini dilakukan bila ada perubahan biaya bahan bakar, perubahan kurs, perubahan program kerja yang tidak ada dalam RKAP.

Pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dilakukan setiap bulan ke Kantor Induk. Realisasi kinerja dibuat berdasarkan data-data laporan hasil pencapaian bulanan yaitu Laporan Pengusahaan dan Laporan Keuangan PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Pencapaian kinerja PT.PLN.(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan berbasis RKAP, tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel-1.1 dan Gambar-1.1.

Sedangkan bila pencapaian kinerja ini dilakukan dengan menggunakan perspektif produktivitas terdapat perbedaan trend pencapaian. Dari hasil data pencapaian produksi kWh tenaga listrik sebagai faktor output dibandingkan dengan total biaya yg dikeluarkan sebagai faktor input dengan catatan tidak memperhitungkan faktor inflasi, perhitungan pada harga konstan, dan pencapaian hasil yang bukan merupakan kinerja manajemen, dapat terlihat bahwa produktivitas produksi tenaga listrik dari tahun 2006 s/d tahun 2010 terlihat fluktuasi seperti pada Tabel-1.2 dan Gambar-1.2.

Tabel-1.1: Realisasi pencapaian kinerja berbasis RKAP

NO INDIKATOR REALISASI KINERJA

2006 2007 2008 2009 2010

1 Perspektif Bisnis Internal 44.14 44.18 45.00 38.00 30.00 2

Perspektif Pelayanan

Pelanggan 15.00 15.00 10.00 14.69 21.80

3 Perspektif Keuangan 34.13 34.74 37.77 40.00 40.00

4 Perspektif Pembelajaran 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00

5 Perspektif Administrasi - - -

6 Perspektif Pengawasan - (1.67) - (1.38)

TOTAL NILAI BOBOT 98.27 97.25 97.77 96.32 95.80

KATEGORI K-1 K-1 K-1 K-1 K-1

Sumber : Laporan Kinerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.


(17)

1. PLN – K1 : bila, 90 ≤ Total Nilai Bobot ≤ 100 2. PLN – K2 : bila, 80 ≤ Total Nilai Bobot < 90 3. PLN – K3 : bila, 70 ≤ Total Nilai Bobot < 80 4. PLN – K4 : Total Nilai Bobot < 70.

Sumber: Laporan Kinerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan

Gambar-1.1: Pencapaian kinerja tahun 2006 s/d 2010 berbasis RKAP

Tabel-1.2: Pendapatan operasi VS total biaya / tahun

TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010

TOTAL PENDAPATAN

OPERASI (Rp. Milyard) 444 535 458 293 336 TOTAL BIAYA OPERASI

(Rp.Milyard) 179 206 255 157 125

NILAI PRODUKTIVITAS TOTAL 2.48 2.60 1.79 1.87 2.69

Sumber ; Laporan Keuangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.


(18)

Sumber : Hasil Penglahan data Laporan Keuangan PT .PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Gambar-1.2: Produktivitas Total.

Secara umum berdasarkan perspektif pengukuran produktivitas total di atas dengan tidak memperhitungkan faktor inflasi, perhitungan pada harga konstan, dan pencapaian hasil yang bukan merupakan kinerja manajemen, digambarkan bahwa adanya trend pencapaian kinerja yang fluktuatif dari tahun 2006 s/d 2010. Dari capaian kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan berdasarkan perspektif produktivitas terjadi kemerosotan sehingga perlu dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya perubahan trend produktivitas tersebut secara total dan parsial.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan di teliti dalam geladikarya ini adalah :

1. Faktor-faktor input apa saja yang paling mempengaruhi fluktuatif produktivitas produksi kWh listrik pada PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.

2. Apa alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk memperbaiki faktor input sehingga produktivitas dapat ditingkatkan.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk merumuskan alternatif tindakan sebagai landasan penetapan kebijakan manajemen yang berhubungan dengan faktor input dalam upaya meningkatkan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan pada masa yang akan datang.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dalam upaya menemukenali sebab akibat faktor input yang mempengaruhi produktivitas guna membantu manajemen perusahaan dalam rangka menetapkan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas produksi kWh listrik Sektor Pembangkitan.

2. Bagi Peneliti

Sebagai wahana untuk mengembangkan pengetahuan dan implementasi teori yang diterima pada Sekolah Pasca Sarjana, program Magister Manajemen dan aplikasinya di perusahaan.

3. Bagi Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana USU.

Sebagai bahan referensi untuk peneliti lebih lanjut terkait dengan manajemen produktivitas.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan memfokuskan produktivitas parsial (faktor input) yang memberikan kontribusi paling rendah terhadap fluktuatif produktivitas total perusahaan.

2. Data yang digunakan dalam analisis produktivitas produksi kWh listrik terbatas pada kondisi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, periode tahun 2009 s/d tahun 2010


(20)

BAB II

KERANGKA TEORETIS

2.1. Definisi Produktivitas

Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh suatu hasil, sedangkan keluaran adalah hasil yang bermanfaat yang diperoleh melalui kegiatan yang dilakukan.

Definisi-definisi produktivitas yang berkembang saat ini yang telah dibentuk oleh para pakar dan badan-badan internasional yaitu :

1. Peter F Drucker dalam bukunya The Practice Of Management, 1981 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah keseimbangan antara faktor-faktor yang memberikan keluaran yang banyak melalui sumber daya yang hemat”.

2. Paul Mali dalam bukunya Improving Total Productivity, 1978 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak sumber daya yang digunakan bersama di dalam organisasi untuk memperoleh sekumpulan hasil.”


(21)

Disamping itu, ia berpendapat bahwa terdapat hubungan antara indeks produktivitas, efisiensi dan efektivitas yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Keluaran Efektivitas Indeks = --- = --- Masukan Effisiensi

3. E.E. Adam Jr., J.C. Hershaurer, dan W.A. Ruch dalam bukunya Productivity and Quality, 1981 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah konsep sistematis yang berkaitan dengan konvensi dari masukan menjadi keluaran dan sistim yang berada pada suatu keadaan tertentu.”

Definisi di atas diterjemahkan kedalam pengertian yang lebih operasional dimana :

Keluaran

Produktivitas = --- Bahan Baku + Modal + Manusia + Energi

Produktivitas yang didefinisikan seperti ini dikenal dengan nama produktivitas total. Keluaran relatif terhadap hanya satu, dua atau tiga faktor masukan dinamakan ukuran produktivitas parsial misalnya , keluaran per jam orang, atau unit produk per kilo watt jam.

4. Marvin E. Mundel dalam bukunya Measures Of Productivity, 1983 mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah rasio dari keluaran yang dihasilkan dan digunakan di luar organisasi dengan sumber-sumber daya yang digunakan, dibagi dengan rasio yang sama dari suatu periode dasar.

5. Organisasi for European Economic Cooperation (OEEC) mendefinisikan bahwa “ Produktivitas adalah hasil bagi yang diperoleh antara keluaran dengan salah satu dari faktor-faktor produksi, yaitu capital, investasi atau material (Sinulingga, 2010).


(22)

6. Dewan Produksi Nasional

Dewan Prosuksi Nasional mendefinisikan produktivitas dalam beberapa segi, yaitu :

a. Secara fisiologis / phisikologis :

“Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini”.

b. Secara Ekonomi :

“Produktivitas merupakan bagaimana memperoleh hasil yang dicapai (output) sebesar-besarnya dengan mengorbankan sumber daya yang digunakan (input) yang sekecil-kecilnya.

c. Secara Teknis :

“Produktivitas dinyatakan sebagai rasio antara output dan input” sebagai berikut

P = O / I dimana : O = Output

P = Produktivitas I = Input

2.2 Pengertian Produktivitas

Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah peng-efesiensi-an produksi terutama dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas secara finansial adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang telah dikuantifikasi. Suatu


(23)

perusahaan industri merupakan unit proses yang mengolah sumber daya (input) menjadi output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan nilai lebih jika dibandingkan sebelum proses.

Menurut Mali dalam Gasperz. (2000) istilah produktivitas seringkali disamakan dengan istilah “produksi”. Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Akan tetapi produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan). Dari definisi-definisi di atas juga dapat dipisahkan dua pengertian. Pengertian pertama menyatakan bahwa produktivitas berhubungan dengan kumpulan hasil-hasil. Di dalam pengertian ini menunjukkan bahwa jumlah, tipe, dan tingkat sumber daya yang dibutuhkan atau juga menunjukkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan, sehingga produktivitas dapat diukur berdasarkan pengukuran berikut :

Output yang dihasilkan Pencapaian Tujuan

Produktivitas = =

Input yang dipergunakan Penggunaan Sumber-sumber Daya

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Efektivitas

= =

Efisiensi Penggunaan Sumber-sumber Daya Efisiensi

Masalah produktivitas tidak hanya memperhatikan hasil, tetapi bagaimana menggunakan sumber daya sehemat mungkin (efisien). Oleh karena itu peningkatan


(24)

produktivitas tidak selalu diakibatkan oleh peningkatan hasil, bahkan dalam kasus tertentu bisa terjadi dimana hasilnya meningkat tetapi produktivitasnya menurun.

Unsur-unsur yang terdapat dalam produktivitas :

1. Efisiensi.

Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi berorientasi kepada masukan .

2. Efektivitas.

Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan Gambaran seberapa jauh target yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi pada keluaran. Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan sebaliknya. Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas dengan cara sebagai berikut :

Efektivitas pelaksanaan tugas mencapai tujuan Produktivitas =

Efisiensi penggunaan sumber-sumber masukan ke proses

Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah : Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya.

3. Kualitas.

Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen. Menurut Gaspersz (2006) “ Kualitas


(25)

adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan dari konsumen. Kualitas merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.

2.3. Jenis Produktivitas

Bila dikelompokkan akan dijumpai tiga tipe dasar produktivitas (Gasperz. 2000). Tiga tipe dasar ini merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana berdasarkan pendekatan rasio output/input, yaitu :

1. Produktivitas Parsial.

Perbandingan dari keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja (perbandingan dari keluaran dan masukan tenaga kerja) merupakan salah satu ukuran produktivitas parsial. Pada pengukuran produktivitas parsial produktivitas unit proses secara spesifik dapat diukur.

2. Produktivitas Faktor-Total.

Perbandingan dari keluaran dengan jumlah tenaga kerja dan modal.

Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah barang dan jasa yang dibeli. Berdasarkan faktor di atas jenis input yang digunakan dalam pengukuran produktivitas faktor total hanya tenaga kerja dan modal.

3. Produktivitas Total.


(26)

Perbandingan dari keluaran dengan jumlah keseluruhan faktor-faktor masukan, pengukuran total produktivitas faktor mencerminkan pengaruh bersama seluruh masukan dalam menghasilkan keluaran.

Dari ketiga jenis produktivitas, baik keluaran maupun masukan harus dinyatakan dalam bentuk ukuran nyata berdasarkan harga konstan pada periode dasar, dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah dari masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.

2.4. Ruang Lingkup Produktivitas

Ruang lingkup Produktivitas menurut Sumath (1984) ada empat ruang :

1. Ruang lingkup perusahaan/organisasi

Manfaat dari pengukuran produktivitas dalam ruang lingkup perusahaan atau organisasi adalah digunakan untuk :

a. Perencanaan sumber daya perusahaan/organisasi

b. Mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan/organisasi

c. Membandingkan tingkat produktivitas antarperusahaan/organisasi dalam kategori tertentu.

d. Menentukan target tingkat produktivitas pada masa yang akan datang secara realistis


(27)

e. Membantu dalam menentukan strategi perbaikan produktivitas berdasarkan kesenjangan antara tingkat produktivitas yang direncanakan dengan tingkat produktivitas yang nyata berhasil dicapai.

f. Merencanakan tingkat keuntungan dalam perusahaan/organisasi.

2. Ruang lingkup industri

Faktor-faktor yang diperhitungkan disini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan berhubungan dengan suatu jenis industri yang sama. Keuntungan pengukuran produktivitas dalam ruang lingkup industri ini adalah digunakan untuk

a. Mengukur kinerja ekonomi suatu negara, dimana pengukuran produktivitas dapat mengidentifikasi industri-industri yang berkembang dan tertinggal di suatu negara, sehingga dapat diketahui sektor-sektor industri yang memerlukan perhatian khusus.

b. Meramalkan trend pertumbuhan industri dimasa yang akan datang

c. Menganalisis kinerja suatu perusahaan, dengan membandingkan kinerja masing-masing perusahaan dengan kinerja industri yang bersangkutan di dalam suatu negara.

d. Menganalisis tenaga kerja, yang meliputi tenaga kerja, proyeksi tenaga kerja dimasa yang akan datang, kecenderungan ongkos tenaga kerja dan pengaruh teknologi tinggi terhadap ketersediaan kesempatan tenaga kerja.

3. Ruang lingkup nasional

Pengukuran produktivitas pada tingkat nasional memiliki beberapa keuntungan antara lain digunakan untuk :


(28)

a. Meramalkan tingkat pendapatan nasional

b. Mengukur indeks pertumbuhan, terutama produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja meningkat memiliki arti bahwa tiap tenaga kerja menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang lebih besar, sehingga pendapatan nyata untuk tiap tenaga kerja juga meningkat.

c. Mengukur efisiensi, dimana dapat dilihat aliran sumber daya dalam suatu negara.

4. Ruang lingkup internasional.

Dengan semakin saling tergantungnya negara-negara di dunia yang ditandai dengan mengalirnya arus barang, tehnologi, dan jasa antar negara, serta dengan meningkatnya persaingan, maka perbandingan produktivitas di tingkat internasional dapat digunakan sebagai alat untuk memahami dan mengevaluasi pengaruh produktivitas dari negara-negara yang saling bersaing. Ukuran yang digunakan dalam mengukur produktivitas internasional ini adalah GNP (Gross National Product) dan GDP (Gross Domestic Product).

2.5 Daur Produktivitas

Sumanth dalam Gaspersz, (2000) memperkenalkan suatu konsep formal yang disebut sebagai siklus produktivitas untuk dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terus-menerus. Sebagaimana terlihat pada Gambar-2.1, ada empat tahap daur yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu :

1. Pengukuran Produktivitas. 2. Evaluasi Produktivitas. 3. Perencanaan Produktivitas.


(29)

4. Perbaikan Produktivitas.

Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikut adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara produktivitas aktual dan rencana merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk mencapai target produktivitas yang telah direncanakan berbagai program formal dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas terus-menerus. Siklus produktivitas itu diulang kembali secara terus-menerus untuk mencapai peningkatan produktivitas terus-menerus dalam sistem industri.

Faktor penting yang menyebabkan naik turunnya tingkat produktivitas adalah pihak manajemen, karena pihak manajemen merupakan faktor yang paling berpengaruh, terutama dalam proses perencanaan dan penjadwalan, pengaturan beban kerja, kejelasan instruksi kerja dan evaluasi, serta dalam menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas pekerja terhadap institusi.

Konsep siklus produktivitas ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus didahului oleh kegiatan pengukuran, penilaian dan perencanaan dari produktivitas itu sendiri. Keempat tahap ini sangat penting dilaksanakan seluruhnya, karena siklus tersebut menunukkan bahwa program penelitian produktivitas merupakan kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan perusahaan.

TAHAP 1

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

TAHAP 4

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

TAHAP 2 EVALUASI PRODUKTIVITAS


(30)

Sumber:Buku Manajemen Produktivitas Total, Gaspersz,2000.

Gambar-2.1: Skema daur Produktivitas.

2.6. Model Produktivitas Total dan Parsial Sumanth

Model pengukuran produktivitas total ini dikembangkan oleh Sumanth (1984) untuk ruang lingkup perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor input dan seluruh faktor-faktor output dalam pengertian nilai.

Secara umum dinyatakan oleh perkalian antara jumlah dengan harga, baik itu output maupun input. Keduanya dinyatakan dengan harga konstan pada periode dasar. Model ini dapat digunakan untuk mengukur :

 Produktivitas total perusahaan

 Produktivitas total setiap produk

 Produktivitas parsial setiap produk

Total nilai output


(31)

Total nilai input

dimana :

• Total ouput meliputi ; nilai output produk jadi, nilai unit produk setengah jadi, deviden, bunga bank dan pendapatan lainnya.

• Total input meliputi ; nilai tenaga kerja, nilai bahan, nilai energi, nilai kapital dan biaya lainnya.

Elemen-elemen ouput dan elemen-elemen input yang mempengaruhi produktivitas dapat dilihat pada Gambar-2.2 dan Gambar-2.3.

Sumber : Buku Peoduktivity Engineering And Management, Sumanth,1984

Gambar-2.2: Elemen-Elemen Output

Elemen Output

Dijual Digunakan sendiri Produk

Jadi

Produk 1/ 2 Jadi

Dijual Digunakan sendiri

Deviden Bunga dari surat berharga

Pemasuk an lain


(32)

Sumb er : Buku Peodu ktivity Engin eering And Mana geme nt, Sumanth,1984

Gambar-2.3 : Elemen-Elemen Input

Lebih jelasnya masing-masing elemen pada Gambar-2.2 dan Gambar-2.3 dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Elemen output.

1. Unit produk jadi

Nilai produk jadi yang dihasilkan dalam periode tertentu = jumlah unit produk jadi yang dihasilkan dalam periode ini x harga jual per unit pada periode dasar. Yang dimaksud dengan periode dasar adalah periode normal dimana produksi tidak banyak berbeda dari rata-rata.


(33)

Nilai produk setengah jadi yang diproduksi = jumlah produk setengah jadi yang diproduksi x harga jual per unit pada periode dasar.

3. Pembagian keuntungan dari saham.

Faktor output ini meskipun biasanya diabaikan, tetapi harus dimasukkan karena diproduksi dengan menggunakan sebagian input baik manusia maupun modal.

4. Bunga Obligasi (bunga pinjaman).

Faktor ini juga dimasukkan sebagai faktor output dengan alasan yang sama seperti deviden.

5. Pendapatan lainnya.

Pendapatan lainnya yang dihasilkan perusaahaan juga dimasukkan karena atau lebih input dikonsumsi untuk memperoleh atau memelihara pendapatan lainnya.

B. Elemen-Elemen Input.

1. Input manusia/tenaga kerja.

Manusia/tenaga kerja merupakan orang-orang yang mengkordinasikan dan melakukan fungsi produksi, terdiri dari pekerja, professional dan birokrat.

2. Input bahan.

Input bahan terdiri dari dua kelompok yaitu bahan mentah dan komponen yang dibeli. Nilai bahan yang dikonsumsi selama periode berjalan = jumlah bahan baku terpakai periode berjalan x harga beli bahan baku pada masa periode dasar.


(34)

Nilai bahan baku diperoleh dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tiap bahan yang dikonsumsi dengan periode berjalan dan kemudian dijumlahkan nilai-nilainya. Nilai komponen-kompenen yang dibeli diberlakukan sama seperti di atas sehingga nilai input bahan total selama periode berjalan = jumlah bahan mentah total terpakai pada periode berjalan + nilai total komponen yang dibeli selama periode berjalan.

3. Input Modal

Input modal dibedakan atas modal lancar dan modal tetap. Modal tetap terdiri dari atas tanah, bangunan pabrik, mesin, peralatan dan perlengkapan. Modal lancar terdiri dari uang yang digunakan untuk membantu persediaan, uang kas, uang yang akan dibayarkan dan tagihan.

Nilai input tetap perusahaaan = jumlah dari nilai tahunan untuk setiap milik (asset) yang dihitung berdasarkan ongkos tahunan dasar, masa produktif dan cost of capital perusahaan.

Nilai input modal dari perusahaaan = jumlah dari nilai asset cair dari produksi pada tahun dasar dan cost of capital pada tahun dasar.

Input nilai modal = Nilai modal tetap + nilai modal lancar.

4. Input energi.

Input energi adalah ongkos energi yang timbul dengan menggunakan satu atau lebih sumber-sumber energi seperti minyak, gas, batubara, dan listrik.


(35)

Input ini meliputi biaya perjalanan dinas, pajak, ongkos professional, biaya pemasaran, biaya pemrosesan informasi, peralatan kantor dan lain-lain.

Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor input yang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini mengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input tertentu yang digunakan . Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dari periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka dapat dikatakan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan dengan baik. Kelima ukuran produktivitas parsial tersebut antara lain :

1. Produktivitas parsial faktor input / masukan Tenaga Kerja (Ptk)

Nilai Total Output

Ptk = --- Nilai input Tenaga Kerja

2. Produktivitas parsial faktor input Energi. (Pe)

Nilai Total Output

Pe = --- Nilai input Energi.

3. Produktivitas parsial faktor input modal (Pm).

Nilai Total Output

Pm = --- Nilai input Modal

4. Produktivitas parsial faktor input Material /Bahan (Pb)


(36)

Nilai Total Output

Pb = --- Nilai input Tenaga kerja 5. Produktivitas parsial faktor input biaya lainnya. (Pbl)

Nilai Total Output

Pbl = --- Nilai input Biaya lainnya

2.7. Manfaat Peningkatan Produktivitas

Peningkatan produktivitas dapat terlaksana apabila salah satu dari lima situasi seperti dibawah ini dapat dicapai yaitu ;

1. Keluaran/output meningkat, masukan/input bertambah

2. Keluaran/output meningkat , masukan/input tetap

3. Keluaran/output meningkat, masukan/input bertambah lambat

4. Keluaran/output tetap, masukan/input berkurang

5. Keluaran/output menurun, masukan/input berkurang

6. Keluaran/output menurun, masukan/input berkurang lebih cepat.

2.7.1 Manfaat dari Sudut Makro

Manfaat peningkatan dari sudut makro adalah ;

1. Meningkatkan kemampuan bersaing secara internasional sehingga menambah pendapatan negara, mendorong pemerintah untuk mengadakan investasi baru, dan dapat memperluas kesempatan kerja.


(37)

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang menunjang terwujudnya kemakmuran sehingga dapat meningkatkan standar hidup dan martabat bangsa serta dapat memperkokoh eksistensi dan potensi bangsa yang berarti memantapkan ketahanan

3. Alat untuk merumuskan kebijakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

2.7.2. Manfaat dari sudut Mikro.

Produktivitas mikro ini berarti produktivitas tingkat perusahaan. Dan manfaat produktivitas secara mikro adalah :

1. Memperkuat daya saing karena dapat memproduksi dengan biaya rendah dan mutu yang baik.

2. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan karena peningkatan produktivitas memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk investasi baru.

3. Menunjang terwujudnya hubungan industri yang lebih baik apabila nilai tambah dinikmati bersama karyawan, pengusaha/pemegang saham.

2.8. Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Pada perusahaan pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling


(38)

berkaitan (Sinungan, 2003:). Pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan dimaksud agar suatu organisasi atau perusahaaan mengetahui tingkat produktivitas mana dia berada.

Menurut Sumanth manfaat pengukuran produktivitas yang dapat diperoleh untuk tingkat perusahaan/organisasi adalah ;

1. Organisasi dapat menilai efisiensi pengukuran sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa.

2. Usaha pengukuran dapat digunakan untuk menyususn kembali tujuan ekonomi dan ekonomi perusahaaan

3. Pengukuran produktivitas berguna untuk perencanaan sumber daya baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.

4. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan perbedaan antara tingkat produktivitas yang direncanakan dengan tingkat produktivitas yang diukur.

5. Pengukuran produktivitas dapat digunakan untuk membandingkan tingkat produktivitas dari perusahaan yang sejenis baik ditingkat industri maupun nasional.

6. Berdasarkan tingkat pengukuran tingkat produktivitas pada saat ini dapat direncanakan target tingkat produktivitas di masa datang.

7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari pengukuran produktivitas dapat digunakan dalam perencanaan tingkat laba perusahaan.

8. Menciptakan persaingan yang sehat.

9. Penawaran kolektif dapat dicapai dengan lebih rasional pada saat diperoleh peningkatan produktivitas


(39)

Pendekatan dalam membandingkan tingkat hasil pengukuran produktivitas dapat dibedakan dengan beberapa cara yaitu :

1. Membandingkan hasil kerja periode yang diukur dengan hasil kerja periode dasar. 2. Membandingkan hasil kerja suatu unit organisasi dengan unit organisasi yang lain.

3. Membandingkan unit kerja yang sebenarnya dengan target yang telah ditetapkan.

3.8. Evaluasi Produktivitas.

Evaluasi produktivitas merupakan fase kedua dalam siklus produktivitas. Evaluasi produktivitas pada dasarnya suatu proses penilaian dari perkembangan (perubahan) tingkat produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu serta mencari sumber-sumber penyebab (faktor-faktor utama) yang membawa perubahan tingkat produktivitas.

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan ganbaran sampai sejauh mana program produktivitas mencapai sasaran perbaikan yang telah ditetapkan, dan bagi perusahaan yang baru mulai melaksanakan program produktivitas tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh program perbaikan harus dilakukan. Hasil evaluasi harus mencakup identifikasi dan penilaian faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan produktivitas.

Evaluasi terhadap produktivitas perusahaan harus mampu menjawab apa yang menjadi pendorong peningkatan produktivitas dan apa yang menjadi akar penyebab penurunan produktivitas perusahaan itu. Berkaitan dengan hal itu dapat digunakan alat-alat sederhana yang telah popular seperti brainstrorming, bertanya mengapa beberapa kali (five whys) , diagram pareto dan diagram sebab akibat.


(40)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Pada penelitian ini, kerangka konseptual menjelaskan bagaimana peneliti melakukan pendekatan dalam menemukan pemecahan permasalahan. Kerangka konseptual, disusun memberikan gambaran atas pengembangan konsep penelitian terhadap analisis produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Kerangka konseptual ini dapat dilihat pada Gambar-3.1

1. Dimulai dengan melakukan pentabulasian setiap bulan yang merupakan faktor output yaitu produksi kWh listrik berdasarkan data perusahaaan tahun 2009 s/d tahun 2010 untuk mendapatkan besaran pendapatan dari penjualan kWh listrik tersebut.

2. Kemudian dilakukan pentabulasian terhadap data-data yang terkait dengan faktor input yang meliputi biaya yang tekait dengan faktor input tenaga kerja , biaya kapital , biaya bahan baku , biaya energi dan biaya lainnya..

3. Selanjutnya dilakukan pengukuran produktivitas total dan produktivitas parsial berdasarkan pentabulasian faktor output dan faktor-faktor input produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan pengaruh faktor inflasi.

4. Dari hasil perhitungan parsial ini dilakukan identifikasi faktor input mana yang paling rendah berkontribusi dalam perubahan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan selanjutnya dicari faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

5. Setelah penyebabnya diketahui maka dicoba untuk mencari pemecahannya atau solusinya yang menjadi rekomendasi bagi pihak manajemen dalam meningkatkan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.


(41)

Kerangka Konseptual digambar secara skematik seperti pada Gambar-3.1

Gambar-3.1 : Skema Kerangka Konseptual Penelitian.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian

Produktivitas

Output

Produksi

kWh Listrik

INPUT

Tenaga Kerja

Kapital/ Modal

Bahan Energi Biaya

Lainnya

Faktor

Penyebab


(42)

Penelitian dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.

4.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 18 minggu efektif dengan rincian waktu dapat dilihat pada Tabel-4.1.

Tabel–4.1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Jenis Kegiatan Minggu ke-

1 4 7 9 12 14 16 18

1. Pengajuan topik/usulan geladikarya xx xx

2. Kolokium xx

3. Pengumpulan dan analisis data xx xx xx Xx Xx

4. Penyusunan draft laporan geladikarya xx Xx Xx

5. Seminar perusahaan Xx

6. Penyusunan laporan akhir Xx Xx

7. Sidang geladikarya Xx

4.2. Sumber dan Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

1. Data primer yaitu data atau informasi yang diperoleh dari pengamatan di lapangan, penyebaran kuesioner dan hasil wawancara.

2. Data sekunder yaitu data atau informasi yang bersumber dari laporan-laporan kinerja tahunan dan laporan keuangan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan data pendukung data lainnya diperoleh dari berbagai bidang yang mempunyai relevansi dengan objek penelitian sebagai bahan untuk analisis produktivitas.

4.3. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian populasinya adalah seluruh Pegawai PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Sektor Pembangkitan Pandan yang berjumlah 94 orang. Populasi ini


(43)

dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok manajemen diperlakukan secara sensun dan kelompok pelaksana diberlakukan secara sampel.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan berdasarkan data primer yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan langsung di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, yang diperoleh melalui hasil wawancara serta penyebaran kuisioner. Tehnik pengumpulan data ini dilakukan dengan sensus atau sampling, melalui sejumlah pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga dengan mudah memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian ini. Disamping itu metode pengumpulan data juga dilakukan berdasarkan data sekunder yaitu melakukan pengamatan atas laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi serta arsip-arsip yang berkaitan lainnya.

4.5. Metoda dan Analisis Data.

4.5.1 Metode Penelitian.

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu status kelompok manusia, objek, set kondisi, sistim pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Sifat penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistimatis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

4.5.2 Analisis Trend Produktivitas dan Evaluasi Produktivitas

Hasil perhitungan produktivitas parsial dan total selanjutnya akan dimasukkan ke dalam tabel. Analisis dilakukan dari dengan memperhatikan trend produktivitas total dan masing-masing input. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap perubahan trend produktivitas parsial dan total tersebut. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran sampai


(44)

sejauhmana program perbaikan harus dilakukan. Hasil evaluasi mencakup identifikasi dan melakukan penilaian faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan produktivitas parsial dan total di PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Dengan melakukan pentabulasian data dan metode desktiptif melalui perhitungan bobot berdasarkan hasil dari pengumpulan data baik melalui data primer maupun data sekunder., selanjutnya dapat diberikan pemecahan atas masalah yang terjadi.

4.5.3 Perumusan Alternatif Tindakan Peningkatan Produktivitas.

Setelah dapat mendefinisikan kondisi dan masalah yang terjadi pada perubahan trend produktivitas, selanjutnya dapat dilakukan perumusan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk perbaikan faktor input, sehingga peningkatan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dapat ditingkatkan pada masa yang akan datang.


(45)

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.

5.1. Sejarah Perusahaan.

PT. PLN (Persero) adalah merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dikuasai negara dengan bisnis utama bergerak dibidang pembangkit, transmisi, distribusi dan retail tenaga listrik dengan berorientasi kepada kepuasaan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham serta mengupayakan agar bisnis ketenaga listrikan dapat menjadi pendorong kegiatan perekonomian yang berwawasan lingkungan.

Pengalihan bentuk usaha dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi perusahaan perseroan terbatas (Persero) dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994. Tercantum dalam lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1994 nomor 34 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1994. PT. PLN (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Sutjipto, SH dengan nomor.169 yang telah disahkan oleh menteri kehakiman No. Cd-11.519 HT.01.01 tahun 1994 dan di umumkan dalam tambahan berita negara No. 6731/94.

PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) no. 30.K/010/DIR/2001 dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Daerah Istimewa Aceh, bertempat kedudukan di Medan. Kemudian Unit Bisnis ini berubah kembali menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT. PLN (Persero) Nomor 192.K/010/DIR/2003. Melalui keputusan tersebut organisasi PLN yang bergerak dalam bidang pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik di Sumatera dibuat menjadi 3 bagian, yaitu pembangkitan Sumbagut, pembangkitan Sumbagsel serta Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban


(46)

(P3B) Sumatera. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang khusus bertugas mengelola bidang pembangkitan di wilayah Sumut, Riau dan NAD. Tujuannya agar pengelolaan bisnis pembangkitan lebih fokus dan efisien guna meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan listrik bagi masyarakat di wilayah Sumatera bagian Utara.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan merupakan salah satu dari 6 (enam) unit Sektor Pembangkitan di bawah PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, pada awalnya mempunyai organisasi Sektor Sibolga PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara, sesuai Surat Keputusan no 216.K/021/GMKITLURSU/2001 berkedudukan di Pandan - Sibolga. Kemudiaan dengan retrukturisasi organisasi pembangkitan di Sumatera, maka sesuai surat Keputusan Direksi no, 015.K/DIR/2005 organisasi ini berubah menjadi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dengan fungsi dan tugas pokoknya adalah merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi serta membuat laporan atas kegiatan operasi dan pemeliharaan pembangkitan di daerah kerjanya secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik untuk mencapai kinerja unit.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Pandan mengelola mesin pembangkit yang terdiri dari unit pembangkit thermal (pembangkit diesel) dengan total kapasitas terpasang 15,558 MW di pulau Nias dan unit pembangkit hidro dengan kapasitas terpasang 139,5 MW. Dengan adanya pemekaran wilayah kabupaten Nias maka pada bulan Maret 2009, pembangkit thermal PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel) Gunung Sitoli dan PLTD Teluk Dalam, pengelolaannya dialihkan dari PLN Sektor Pembangkitan Pandan ke PT PLN (Persero) Cabang Khusus Nias dibawah kantor Induk PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Sehingga PLN Sektor Pembangkitan Pandan hanya mengelola pembangkit PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) dan PLTMH (Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro) sampai sekarang.


(47)

5.2. Visi dan Misi Perusahaan.

Adapun visi dan misi PT. PLN (persero) Pembangkitan Sektor Pembangkitan Pandan adalah sebagai berikut :

Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh, berkembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi : 1. Menjalankan bisnis kelistrikan pembangkitan di Sumatera Bagian Utara yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

5.3. Kapasitas Terpasang dan Wilayah Kerja.

PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan mempunyai daerah kerja yang tersebar di 10 (sepuluh ) kabupaten dengan rincian dan kapasitas daya terpasang sebagai berikut :

1. PLTA Renun terletak di Kabupaten Dairi , mempunyai daya terpasang 82 MW dengan daya mampu sebesar 82 MW. Terdiri dari 2 (dua) unit mesin pembangkit dimana unit 2 beroperasi pada bulan Desember 2005 sedangkan unit 1 beroperasi pada bulan Agustus 2006.


(48)

2. PLTA Sipansihaporas terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, mempunyai daya terpasang 50 MW . Terdiri dari 2 unit beroperasi secara Cascade dimana unit 1 daya terpasang 33 MW beroperasi tahun 2004 dan unit 2 daya terpasang 17 MW beroperasi tahun 2002.

3. PLTMH Aek Raisan 1 dan Aek Raisan 2 terletak di Kabupaten Tapanuli Utara dengan kapasitas daya terpasang 1,5 MW, terdiri dari 2 (dua) unit yang beroperasi tahun 1987. 4. PLTMH Kombih 1 dan Kombih 2 terletak di Kabupaten Fak-Fak Bharat dengan kapasitas daya

terpasang 3 MW, terdiri dari 4 (empat) unit yang beroperasi tahun 1989.

5. PLTMH Aek Silang dan Aek Sibundong terletak di Kabupaten Humbahas dengan kapasitas daya terpasang 1,5 MW, terdiri dari 2 unit yang beroperasi tahun 1987 dan tahun 1988. 6. PLTMH Batang Gadis terletak di Kabupaten Madina, dengan daya terpasang 950 kW, terdiri

dari 2 (dua) unit beroperasi tahun 1994.

7. PLTMH Tonduhan terletak di Kabupaten Simalungun, dengan daya terpasang 400 kW, terdiri dari 2 (dua) unit yang beroperasi tahun 1992.

8. PLTMH Boho ter;etak di Kabupaten Tobasa dengan kapasitas daya terpasang 200 kW, terdiri dari 1 (satu) unit yang beroperasi tahun 1992.

9. Pasca tsunami PLTD Gunung Sitoli mempunyai daya terpasang 12,2 MW dengan daya mampu sebesar 10 MW yang terdiri dari 13 unit mesin diesel. Beban Puncak sistem Isolated Nias sekarang ini sudah mencapai 10 MW. PLTD Gunung Sitoli terletak di pulau Nias tepatnya di kabupaten Nias Utara. Sedangkan PLTD Teluk Dalam terletak di kabupaten Nias Selatan dengan daya terpasang 3,4 MW dan daya mampu 2,7 MW, dimana sejak bulan Maret 2009, pengelolaannya telah diserahkan ke PT PLN (Persero) Cabang Khusus Nias. Untuk wilayah kerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan sebagaimana dijelaskan di atas dapat dilihat pada Gambar-5.1.


(49)

5.4. Struktur Organisasi.

Susunan organisasi PT. PLN (Sektor) Pembangkitan Pandan adalah terdiri dari 1 (satu) orang Manajer Sektor yang bertanggung jawab langsung ke General Manajer di Kantor Induk PT, PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang berkedudukan di Medan. Manajer Sektor melaksanakan visi dan misi perusahaan sebagimanadisebutkan sebelumny dengan mengusahakan pembangkitan dan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai serta melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat, memperhatikan kepuasan dan kepentingan stakeholder. Secara diagramatis struktur organisasi dari PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dapat dilihat pada Gambar-5.2.

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Manajer Sektor dibantu 3 (tiga) orang asisten manajer , 2 (dua) orang manajer pusat pembangkit yaitu:

1. Asisten Manajer Enjiring yang dibantu para tenaga fungsional dan ahli.

2. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan yang dibantu oleh tenaga fungsional dan ahli serta para koordinator unit PLTMH.

3. Asisten Manajer Sumber Daya Manusia dan Keuangan yang dibantu oleh supervisor Sekretariat dan Umum, Kepegawaian dan Diklat, Anggaran dan Keuangan, Akutansi serta Logistik dan K3 & Keamanan.

4. Manajer Pusat Listrik Tenaga Air Lae Renun dan Sipansihaporas yang dibantu oleh Supervisor Operasi, Pemeliharaan Mesin & Alat Bantu, Pemeliharaan Listrik & Kontrol Instrumen, Pemeliharaan Konstruksi Sipil & Lingkungan, Administrasi & Keuangan.

5.5. Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab.


(50)

Tugas pokok Manajer Sektor adalah bertanggung jawab atas pencapaian produksi tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas pengeleolaan dan pemeliharaan seluruh aset perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Manajer Sektor dibantu oleh :

A. Asisten Manajer Enjinering dengan tugas pokok yaitu : merencanakan dan mengevaluasi pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan target kinerja dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, mengevaluasi pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan dan pengelolaan lingkungan di sekitar sektor pembangkitan, mengusulkan pengembangan tehnologi informasi serta pengelolaannya dan membina Sumber Daya Manusia di bagian Enjinering.

B. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dengan tugas pokok yaitu ; bertanggung jawab terhadap pengoperasian, pemeliharaan dan produksi sistim pembangkit serta keandalan tenaga listrik, menyususn rencana anggaran biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit, mengelola persediaan dan pemakain bahan bakar dan pelumas, mengawasi pengelolaan limbah dan lingkungan hidup, serta membina SDM di bagian operasi dan pemeliharaan. C. Asisten Manajer SDM dan Keuangan dengan tugas pokok yaitu : bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga, pelaksanaan pembinaan dan administrasi Sumber Daya Manusia, pengelolaan sistim Manajemen Unjuk Kerja Pegawai, merencanakan pendidikan dan pelatihan pegawai, mengendalikan anggaran dan pendanaan serta analisis penyerapannya, analisis neraca/laporan laba-rugi, mengelola perbekalan dan pergudangan.

D. Manajer Pusat Listrik dengan tugas pokok bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan unit pembangkit agar sesuai dengan target kinerja perusahaan, membantu pencapaian tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik serta menjaga seluruh aset yang menjadi tanggung jawab seluruh unitnya.


(51)

Sumb er : PT

PLN (Perse

ro) Sektor Pemb angkit an Panda n.

Gambar-5.1: Wilayah kerja PT PLN (Persero)

Sektor Pembangkitan Pandan.

Pejabat struktural yang menduduki posisi supervisor dalam struktur organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan mempunyai tugas pokok sebagai berikut ini :

1. Supervisor Sekretariat dan Umum dengan tugas pokok melaksanakan kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pemeliharaan kenderaan dinas dan pengadaan fasilitas atau sarana kantor serta pemeliharaannya, mengelola dan pelaksanaan kehumasan. 2. Supervisor Kepegawaian dan Diklat dengan tugas pokok mengelola administrasi SDM dan

kesejahteraan/kesehatan pegawai serta pengelolaan emolumen pegawai termasuk membantu penyusunan anggaran biayanya, mengidentifikasi potensi pengembangan pegawai di unit, merencanakan kebutuhan diklat bagi pegawai untuk menunjang kinerja


(52)

perusahaan, merencanakan pelaksanaan sertifikasi kompetensi pegawai dan membuat laporan periodik.

3. Supervisor Anggaran dan Keuangan dengan tugas pokok mengelola dan mengendalikan kas serta pengelolaan administrasi perpajakan (memungut, menyetor dan melaporkan pajak-pajak), menganalisis arus kas, serta membuat laporan keuangan secara periodik.

4. Supervisor Akuntansi dengan tugas pokok melaksanakan akuntansi umum, akuntansi biaya dan persediaan serta ,membuat AT/PDP, mengelola akuntansi aktiva tetap serta menganalisis necara laba rugi, membuat laporan akuntansi secara periodik.

5. Supervisor Logistik dengan tugas pokok mengelola permintaan pengadaan barang, monitor rencana anggaran biaya dan harga pokok satuan yang telah disahkan oleh Manajer Sektor, memeriksa kontrak-kontrak pengadaan barang dan mengelola administrasi pergudangan. 6. Supervisor K3 dan Keamanan dengan tugas pokok melaksanakan pengamanan dan

ketertiban lingkungan, pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja kepada karyawan , Mitra maupun masyarakat.

AMA, Manajemen Resiko Manajer

Sektor

Asisten Manajer Asisten Manajer


(53)

Fungsional dan Fungsional dan Tenaga Ahli Tenaga Ahli Koordinator sub unit PLTMH.

Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.

Gambar-5.2: Struktur Organisasi PT.PLN (Persero)

Sektor Pembangkitan Pandan

Supervisor Sekreatriat &

Supervisor Kepeg & Diklat

Supervisor Anggaran & Keu

Supervisor Akuntansi

Supervisor Logistik Manajer

Pusat Listrik

Supervisor K3 dan Keamanan


(54)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

.

6.1 Deskripsi Hasil Penelitian

6.1.1 Tabulasi Data.

Data yang dikumpulkan dari perusahaan PT PLN. (Persero) Sektor

Pembangkitan Pandan akan ditabulasikan berdasarkan data yang

merupakan faktor

output

dan faktor

input

perusahaaan. Berdasarkan

data yang dikumpulkan besarnya nilai yang berupakan nilai

output

adalah besarnya pendapatan dari hasil penjualan produksi kWh listrik

seperti Tabel 6.1.

Tabel 6. 1 . Nilai

Output

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Pandan


(55)

Bulan - Tahun Penjualan Bulan - Tahun Penjualan 2009 kWh Listrik 2010 kWh Listrik

Jan-09 25.916 Jan-10 31.774

Feb-09 21.286 Feb-10 33.208

Mar-09 31.380 Mar-10 36.362

Apr-09 27.849 Apr-10 37.898

May-09 22.259 May-10 32.127

Jun-09 21.495 Jun-10 26.630

Jul-09 20.354 Jul-10 23.106

Aug-09 26.019 Aug-10 21.310

Sep-09 26.893 Sep-10 29.809

Oct-09 30.884 Oct-10 28.786

Nov-09 31.291 Nov-10 36.619

Dec-09 38.187 Dec-10 31.231

Sumber .

Laporan Keuangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan

Besarnya nilai yang merupakan faktor

input

secara parsial dalam

memproduksi kWh listrik PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Pandan tersebut adalah seperti terlihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Nilai

Input

PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan

(Dalam Milyard Rupiah).


(56)

Bulan - Biaya tenaga Biaya Biaya Biaya Biaya tahun kerja Energi Modal Bahan lain-lain Jan-09 0.851 0.519 7.771 0.176 0.238 Feb-09 0.681 0.527 8.213 0.144 0.191 Mar-09 0.686 0.724 8.041 0.213 0.238 Apr-09 0.837 0.573 8.328 0.189 0.277 May-09 0.942 0.608 8.255 0.151 0.237 Jun-09 1.119 0.754 19.89 0.146 0.322 Jul-09 0.917 0.486 8.573 0.138 0.241 Aug-09 0.997 0.57 8.042 0.177 0.280 Sep-09 1.465 0.578 8.27 0.182 0.623 Oct-09 1.282 0.639 8.277 0.21 0.335 Nov-09 0.913 0.64 7.8 0.212 0.217 Dec-09 1.473 0.757 11.92 0.259 0.576 Jan-10 1.120 0.635 7.585 0.216 0.187 Feb-10 0.908 0.645 7.481 0.225 0.202 Mar-10 0.717 0.702 7.964 0.247 0.231 Apr-10 1.056 0.707 7.542 0.257 0.157 May-10 1.464 0.633 7.861 0.218 0.230 Jun-10 0.833 0.538 7.629 0.181 0.197 Jul-10 1.313 0.484 10.06 0.157 0.194 Aug-10 1.499 0.491 8.331 0.145 0.152 Sep-10 2.564 0.595 8.132 0.202 0.999 Oct-10 0.974 0.6 8.078 0.195 0.215 Nov-10 1.162 0.766 7.32 0.248 0.428 Dec-10 4.279 0.642 11.07 0.212 0.333

Sumber : Laporan Keuangan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan

6.1.2 Pemilihan Deflator.

Deflator adalah tingkat harga yang digunakan untuk

menghilangkan pengaruh nilai barang dan jasa. Deflator diperoleh

dengan mengunakan rumus ;


(57)

IHKt – IHKp

Dt

= --- x 100

IHKp

dimana ;

Dt

=

Deflator periode t

IHKt =

Indeks Harga Konsumen pada periode t

IHKp =

Indeks Harga Konsumen pada periode yang dijadikan

periode dasar.

Perhitungan deflator nilai

output

untuk mendapatkan harga

konstan

output

produksi kWh listrik menggunakan indeks harga

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar di daerah

Sumatera Utara kota Sibolga, sedangkan untuk perhitungan

mendapatkan harga faktor

input

lainnya selain pemakaian listrik

menggunakan indeks harga kebutuhan umum di kota Sibolga.

Nilai indek harga yang digunakan guna mendapatkan deflator

masing-masing elemen

output

dan

input

tiap periodenya dapat dilihat

pada Tabel 6.3.


(58)

Tabel 6. 3 . Nilai Indeks harga Konsumen ( IHK) di kota Sibolga

Bulan-Tahun IHK 1 IHK 2

Jan-09 113.06 115.33

Feb-09 113.55 116.19

Mar-09 113.66 114.95

Apr-09 113.53 114.41

May-09 113.97 114.81

Jun-09 113.97 114.94

Jul-09 115.51 116.05

Aug-09 115.57 116.62

Sep-09 115.28 118.91

Oct-09 115.19 118.66

Nov-09 115.18 118.23

Dec-09 115.3 117.39

Jan-10 115.95 119.45

Feb-10 116.13 119.96

Mar-10 116.23 118.81

Apr-10 116.29 119.75

May-10 116.24 120.1

Jun-10 116.24 121.9

Jul-10 116.95 124.98

Aug-10 118.68 124.96

Sep-10 118.94 125.16

Oct-10 119.18 125.15

Nov-10 119.28 127.53

Dec-10 120.06 131.28

Sumber ; Biro Pusat Statistik kota Sibolga

Keterangan ;

IHK 1 =

Indek Harga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar

di kota Sibolga


(59)

6.1.3 Perhitungan deflator.

Deflator yang digunakan untuk menghilangkan pengaruh nilai tiap

periode pengukuran produksi kWh listrik dan pemakaian tenaga listrik

terhadap indeks harga periode dasarnya yaitu bulan Januari tahun 2009.

IH Februari ’09 - IH Januari ‘09

Deflator Februari ’09 = --- x

100

IH Januari ’09.

(113.55 - 113.06)

Defaltor Februari’09

= --- x 100

(113.06)

Defaltor Februari ’09 =

0.43

Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh harga

deflator pada periode-periode berikutnya seperti terlihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6. 4 Deflator untuk produksi kWh listrik di Sibolga

Januari 2009 – Desember 2010


(60)

Bulan Indek Deflator Bulan Indek Deflator

Tahun Harga Tahun Harga

Jan-09 113.06 0.00 Jan-10 115.95 2.56 Feb-09 113.55 0.43 Feb-10 116.13 2.72 Mar-09 113.66 0.53 Mar-10 116.23 2.80 Apr-09 113.53 0.42 Apr-10 116.29 2.86 May-09 113.97 0.80 May-10 116.24 2.81 Jun-09 113.97 0.80 Jun-10 116.24 2.81 Jul-09 115.51 2.17 Jul-10 116.95 3.44 Aug-09 115.57 2.22 Aug-10 118.68 4.97 Sep-09 115.28 1.96 Sep-10 118.94 5.20 Oct-09 115.19 1.88 Oct-10 119.18 5.41 Nov-09 115.18 1.88 Nov-10 119.28 5.50 Dec-09 115.3 1.98 Dec-10 120.06 6.19

Sumber : Pengolahan data BPS kota Sibolga

Deflator yang digunakan untuk menghilangkan pengaruh nilai tiap

periode faktor

input

lainnya selain pemakaian listrik terhadap indeks

harga periode dasarnya yaitu bulan Januari tahun 2009.

IH Februari ’09 - IH Januari ‘09

Deflator Februari ’09 = --- x

100

IH Januari ’09.

(116.19 - 115.33)

Defaltor Februari’09

= --- x 100

(115.33)

Defaltor Februari ’09 =

0.75

Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh harga

deflator pada periode-periode berikutnya seperti terlihat pada Tabel 6. 5.

Tabel 6.5 Deflator untuk faktor

input

di Sibolga


(61)

Januari 2009 – Desember 2010

(Bulan dasar Januari 2009)

Bulan Indeks Bulan Indeks

Tahun Harga Deflator Tahun Harga Deflator Jan-09 115.33 0.00 Jan-10 119.45 3.57 Feb-09 116.19 0.75 Feb-10 119.96 4.01 Mar-09 114.95 -0.33 Mar-10 118.81 3.02 Apr-09 114.41 -0.80 Apr-10 119.75 3.83 May-09 114.81 -0.45 May-10 120.1 4.14 Jun-09 114.94 -0.34 Jun-10 121.9 5.70 Jul-09 116.05 0.62 Jul-10 124.98 8.37 Aug-09 116.62 1.12 Aug-10 124.96 8.35 Sep-09 118.91 3.10 Sep-10 125.16 8.52 Oct-09 118.66 2.89 Oct-10 125.15 8.51 Nov-09 118.23 2.51 Nov-10 127.53 10.58 Dec-09 117.39 1.79 Dec-10 131.28 13.83

Sumber : Pengolahan data BPS kota Sibolga

6.1.4 Perhitungan Nilai Konstan.

Nilai

output

harga berlaku perusahaan PT PLN (Persero) Sektor

Pembangkitan Pandan periode Januari 2009 sampai Desember 2010

setelah mempertimbangkan faktor deflator pada Tabel 6. 4 di atas dapat

dilihat pada tebel 6.6. Untuk perhitungan nilai

output

harga konstan

dilakukan sebagaimana dengan perhitungan berikut :

100

Nilai Harga konstan = --- x 21,286,195,403,-

Periode bulan Februari ’09 100 + 0.43

=

21,194,339,518,-

Tabel 6.6 Nilai

Output

Total Perusahaan

(Dalam Milyard Rupiah).


(62)

Bulan Bulan

Tahun Tahun

Harga Berlaku Harga Konstan Harga Berlaku Harga Konstan Jan-09 25.916 25.916 Jan-10 31.774 30.982 Feb-09 21.286 21.194 Feb-10 33.208 32.330 Mar-09 31.380 31.214 Mar-10 36.362 35.370 Apr-09 27.849 27.734 Apr-10 37.898 36.846 May-09 22.259 22.081 May-10 32.127 31.248 Jun-09 21.495 21.323 Jun-10 26.630 25.902 Jul-09 20.354 19.922 Jul-10 23.106 22.337 Aug-09 26.019 25.454 Aug-10 21.310 20.301 Sep-09 26.893 26.375 Sep-10 29.809 28.335 Oct-09 30.884 30.313 Oct-10 28.786 27.308 Nov-09 31.291 30.715 Nov-10 36.619 34.709 Dec-09 38.187 37.445 Dec-10 31.231 29.410

Nilai Output kWh Listrik Nilai Output kWh Listrik Sumber : Pengolahan Data

Nilai

input

total untuk memproduksi kWh listrik harga konstan pada

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan periode Januari 2009

s/d Des 2010 dapat dilihat seperti berikut dimana deflator untuk

perhitungan faktor

input

tenaga kerja, modal, biaya lain-lain

menggunakan Tabel 6.5 sedangkan pemakaian energi listrik dan bahan

menggunakan deflator Tabel 6.4 . Berikut adalah perhitungan nilai

input

biaya tenaga kerja ;

100

Nilai harga konstan = --- x 681,303,350,-

Periode bulan Februari 09 (100 + 0.75)

= Rp. 676,260,568,-

Perhitungan nilai

input

biaya energi :

100

Nilai harga konstan = --- x 526,864,939,-


(63)

= Rp. 524,591,369,-

Dengan rumus yang sama akan dilakukan pada faktor

input

lainya

sesuai pemilihan deflator sebagaiamana disebutkan di atas, diperoleh

nilai

input

konstan untuk periode Januari 2009 s/d Desember 2010

seperti terlihat pada Tabel 6.7.

Tabel 6.7. Ni;ai

Input

Total pada harga konstan

(dalam Milyard Rupiah)

Bulan - Biaya tenaga Biaya Biaya Biaya Biaya Total tahun kerja Energi Modal Bahan lain-lain Biaya (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Jan-09 0.851 5.186 7.771 0.176 0.238 9.554 Feb-09 0.676 5.246 8.152 0.144 0.189 9.686 Mar-09 0.688 7.197 8.067 0.212 0.239 9.926 Apr-09 0.844 5.705 8.395 0.188 0.280 10.277 May-09 0.946 6.033 8.292 0.150 0.238 10.229 Jun-09 1.122 7.475 19.961 0.145 0.323 22.299 Jul-09 0.912 4.758 8.520 0.135 0.240 10.283 Aug-09 0.986 5.574 7.953 0.173 0.277 9.946 Sep-09 1.421 5.668 8.021 0.179 0.604 10.792 Oct-09 1.246 6.268 8.045 0.206 0.326 10.450 Nov-09 0.891 6.283 7.608 0.208 0.211 9.547 Dec-09 1.447 7.423 11.712 0.254 0.566 14.722

Sumber : Pengolahan Data.

Tabel 6.7. (Lanjutan..)


(1)

Pertanyaan 13 3 15 32 12 62

nilai 0 6 45 128 60 239

rata-rata 3,854839

Pertanyaan 14 14 38 10 62

nilai 0 0 42 152 50 244

rata-rata 3,935484

Pertanyaan 15 4 6 43 9 62

nilai 0 8 18 172 45 243

rata-rata 3,919355

Pertanyaan 16 1 19 39 3 62

nilai 0 2 57 156 15 230

rata-rata 3,709677

Rata-rata Total Pengetahuan

3,86452

Grade : basic

Jumlah Variabel Motivasi

Motif pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 17 12 21 20 9 62

nilai 12 42 60 36 0 150

rata-rata 2,419355

Pertanyaan 18 9 19 26 8 62


(2)

rata-rata 3,532258

Pertanyaan 19 4 9 20 25 4 62

nilai 4 18 60 100 20 202

rata-rata 3,258065

Pertanyaan 20 12 19 25 6 62

nilai 0 24 57 100 30 211

rata-rata 3,403226

Pertanyaan 21 10 16 28 8 62

nilai 0 20 48 112 40 220

rata-rata 3,548387

Pertanyaan 22 8 18 28 8 62

nilai 0 16 54 112 40 222

rata-rata 3,580645

Pertanyaan 23 10 19 28 5 62

nilai 0 20 57 112 25 214

rata-rata 3,451613

Pertanyaan 24 11 21 27 3 62

nilai 0 22 63 108 15 208

rata-rata 3,354839

Pertanyaan 25 11 23 22 6 62

nilai 0 22 69 88 30 209

rata-rata 3,370968

Rata-rata Total Motivasi

2,99194

Grade : Basic

Jumlah Variabel Motivasi

Harapan pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 26 8 12 29 13 62

nilai 0 16 36 116 65 233

rata-rata 3,758065

Pertanyaan 27 4 20 31 7 62


(3)

rata-rata 3,66129

Grade : Basic

Jumlah Variabel Motivasi

Harapan pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 28 4 16 34 8 62

nilai 0 8 48 136 40 232

rata-rata 3,741935

Pertanyaan 29 3 14 37 8 62

nilai 0 6 42 148 40 236

rata-rata 3,806452

Pertanyaan 30 7 19 31 5 62

nilai 0 14 57 124 25 220

rata-rata 3,548387

Pertanyaan 31 4 15 30 13 62

nilai 0 8 45 120 65 238

rata-rata 3,83871

Rata-rata Total Harapan

3,72581

Jumlah Variabel Motivasi

Insentif pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 32 8 12 32 10 62

nilai 0 16 36 128 50 230

rata-rata 3,709677

Pertanyaan 33 12 12 33 5 62


(4)

rata-rata 3,5

Pertanyaan 34 10 19 28 5 62

nilai 0 20 57 112 25 214

rata-rata 3,451613

Pertanyaan 35 8 17 32 5 62

nilai 0 16 51 128 25 220

rata-rata 3,548387

Pertanyaan 36 3 8 16 31 4 62

nilai 3 16 48 124 20 211

rata-rata 3,403226

Pertanyaan 37 6 18 30 8 62

nilai 0 12 54 120 40 226

rata-rata 3,645161

Pertanyaan 38 8 12 32 10 62

nilai 0 16 36 128 50 230

rata-rata 3,709677

Rata-rata Total Insentif

3,56682

Grade : Basic

Jumlah Variabel Kinerja Karayawan

Kuantitas Kerja pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 39 3 14 41 4 62

nilai 0 6 42 164 20 232

rata-rata 3,741935


(5)

nilai 0 8 39 132 60 239

rata-rata 3,854839

Pertanyaan 41 9 19 30 4 62

nilai 0 18 57 120 20 215

rata-rata 3,467742

Rata-rata Total Kuantitas Kerja

3,68817

Jumlah Variabel Kinerja Karyawan

Kualitas pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 42 8 11 41 2 62

nilai 0 16 33 164 10 223

rata-rata 3,596774

Pertanyaan 43 5 10 38 9 62

nilai 0 10 30 152 45 237

rata-rata 3,822581

Pertanyaan 44 6 13 37 6 62

nilai 0 12 39 148 30 229

rata-rata 3,693548

Pertanyaan 45 16 37 9 62

nilai 0 0 48 148 45 241

rata-rata 3,887097

Rata-rata Total Kualitas

3,75

Jumlah Variabel Kinerja Karyawan

Kerja sama pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 46 2 15 35 10 62

nilai 0 4 45 140 50 239

Rata-rata Total Kerja sama 3,854839

Grade : Basic

Jumlah Variabel Kinerja Karyawan

Pemahaman terhadap tugas pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 47 2 9 42 9 62

nilai 0 4 27 168 45 244


(6)

Jumlah Variabel Kinerja Karyawan

Inisiatif pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 48 6 18 32 6 62

nilai 0 12 54 128 30 224

Rata-rata Total Inisiatif 3,612903

Jumlah Variabel Kinerja Karyawan

Displin pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 49 2 13 39 8 62

nilai 0 4 39 156 40 239

rata-rata 3,854839

Pertanyaan 50 3 14 36 9 62

nilai 0 6 42 144 45 237

rata-rata 3,822581

Rata-rata Total Displin

3,83871

Jumlah Variabel Kinerja Karyawan

Kehandalan pemilih

Bobot 1 2 3 4 5

Pertanyaan 51 13 41 8 62

nilai 0 0 39 164 40 243

rata-rata 3,919355

Pertanyaan 52 13 43 6 62

nilai 0 0 39 172 30 241

rata-rata 3,887097

Pertanyaan 53 5 6 43 8 62

nilai 5 0 18 172 40 235

rata-rata 3,790323

Pertanyaan 54 7 43 12 62

nilai 0 0 21 172 60 253

rata-rata 4,080645