Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Manfaat Praktis

penyembuhan penyakit. 2 Karakteristik kemampuan Enabling Characteristics, dimana karakteristik ini sebagai keadaan atau kondisi yang membuat seseorang mampu untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap pelayanan kesehatan. Andersen membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu : a sumber daya keluarga, seperti : penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa, dan pengetahuan tentang informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan; b sumber daya masyarakat, seperti : jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada, jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio penduduk terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. Menurut Andersen semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan suatu masyarakat akan semakin bertambah. 3 Karakteristik kebutuhan Need Characteristics yaitu dimana kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Menurut Kotler 2009 seorang konsumen melalui 5 tahap dalam keputusannya untuk memanfaatkan jasa ataupun membeli suatu produk yaitu mengenali masalah, mencari informasi, mengevaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pascapembelian. Andersen dalam Notoatmodjo 2007 menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu : a penilaian individu perceived need, merupakan penilaian keadaan kesehatan yang paling dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya rasa sakit yang diderita; b penilaian klinik evaluated need, merupakan penilaian beratnya penyakit dari dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan penentuan diagnosis penyakit oleh dokter. Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo 2007, pencarian pengobatan oleh masyarakat terkait dengan respons seseorang apabila sakit serta membutuhkan pelayanan kesehatan. Respons tersebut antara lain: 1 Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa no action, dengan alasan antara lain : a bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari; b bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya, hal ini menunjukkan bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya; c fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petugas kesehatan kurang ramah kepada pasien; d takut disuntik dokter dan karena biaya mahal. 2 Tindakan mengobati sendiri self treatment, dengan alasan yang sama seperti telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan. 3 Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional traditional remedy, seperti dukun. 4 Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat chemist shop dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu. 5 Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit. 6 Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan khusus yang diselenggarakan oleh dokter praktek private medicine. Menurut Anderson dalam Notoatmodjo 2007, ada tiga faktor-faktor penting dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu : 1 mudahnya menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia, 2 adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada dan 3 adanya kebutuhan pelayanan kesehatan. Dalam penelitian Rumengan dkk 2015 di Puskesmas Paniki Bawah, Mapanget, Manado terdapat 5 karakteristik yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta BPJS yaitu, jenis kelamin, umur, tingkat pendididkan, status pekerjaan dan tingkat penghasilan. Dari hasil penelitian tersebut yang memanfaatkan pelayanan kesehatan lebih dominan responden berjenis kelamin perempuan, berumur 42 tahun, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tidak bekerja serta memiliki pendapatan lebih rendah dari Rp. 1.500.000,-. Setelah seseorang memanfaatkan sebuah pelayanan kesehatan maka akan timbul perasaan tentang kesenangan atau kekecewaan dari orang tersebut yang dihasilkan dari membandingkan kinerja produk atau jasa yang dirasakan dengan harapannya, perasaan yang timbul tersebut kemudian disebut kepuasan Kotler, 2009. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan atau penerima pelayanan maka perlu dilakukan pengukuran. Menurut Supranto 2001 dikemukakan bahwa harapan pelanggan dapat terbentuk dari pengalaman masa lalu, komentar dari kerabat serta janji dan informasi dari penyedia jasa dan pesaing. Kepuasan pelanggan dapat digambarkan dengan suatu sikap pelanggan, berupa derajat kesukaan kepuasan dan ketidaksukaan ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang pernah dirasakan sebelumnya.

1.2 Jaminan Kesehatan Nasional JKN

1.2.1 Definisi Jaminan Kesehatan Nasional JKN

Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah program jaminan sosial yang menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib oleh seluruh penduduk Indonesia dengan membayar iuran berkala atau iurannya dibayari oleh Pemerintah kepada badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan nirlaba - BPJS Kesehatan Putri, 2014

2.2.2 Jaminan Kesehatan Nasional Dalam Perusahaan

Perusahaan menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia yang bertujuan memperoleh keuntungan laba. Pengusaha adalah setiap orang atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan. Perusahaan dan pengusaha bertindak sebagai pemberi kerja bagi pekerjanya, sedangkan pekerja atau karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya fisik dan pikiran kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian Hasibuan, 2007. Tertuang dalam Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 bahwa setiap pemberi kerja diwajibkan untuk mendaftarkan diri dan pekerjanya kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran. Pekerja atau karyawan swasta sebagaimana tercantum pada pasal 4 ayat 2 adalah dikategorikan sebagai Pekerja Penerima Upah PPU. Perusahaan diwajibkan mendaftarkan seluruh karyawan beserta keluarganya kepada BPJS Kesehatan dengan melampirkan formulir registrasi badan usaha atau perusahaannya serta mengisi data migrasi karyawan dan keluarganya sesuai format yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan. Kemudian perusahaan akan memperoleh nomor Virtual Account yang akan digunakan saat pembayaran iuran di bank kerjasama. Bukti pembayaran iuran kemudian diserahkan kepada BPJS Kesehatan

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Pada Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

1 74 121

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

9 125 141

ANALISIS STAKEHOLDER DALAM KEBIJAKAN PEMENUHAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KABUPATEN JEMBER

5 21 117

IDENTIFIKASI PELAYANAN PROMOTIF PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (Studi pada Klinik Pratama dan Dokter Praktik Perorangan di Kabupaten Jember)

0 8 68

EVALUASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

4 29 171

PERBUP NO 12A TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KABUPATEN PACITAN

0 0 11

PERBUP NO 035 TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KABUPATEN PACITAN

0 2 11

PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

1 1 9