Karakteristik Tanaman Salak TINJAUAN PUSTAKA

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Tanaman Salak

Salak termasuk keluarga Palmae palem-paleman, monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam. Batangnya pendek, meninggi sampai tiga meter atau lebih. Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesia. Ada yang masih muda sudah terasa manis. Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu Bali, dan lain-lain Anonim, 2011. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada tiga perbedaan yang mencolok yakni, salak Jawa Salacca zalacca Gaertner Voss yang berbiji dua sampai tiga butir, salak Bali Slacca amboinensis Becc Mogea yang berbiji satu sampai dua butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana Becc yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi. Salak Salacca Edulis ini ternyata mengandung kalori, karbohidrat, kalsium, protein, fosfor, zat besi, flavoid, tannin, vitamin B, dan vitamin C yang berguna bagi kesehatan tubuh. buah ari yang terdapat di salak ternyata memiliki kandungan serat yang tinggi Harahap, 2013. Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi oleh tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH lima sampai dengan tujuh, curah hujan 1500 s.d. 3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4 s.d. 6 bulan. Kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur tiga tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau di bawah naungan. Umumnya salak ditanam di bawah tanaman duku, durian, atau pohon jinjing dan sengon Albezia sp. Pemeliharaan tanaman salak yang penting adalah menjaga kebersihan kebun dan membuang tunas anakan yang muncul. Pembuangan tunas anakan dilakukan setelah dicangkok dan terus hidup. Jumlah daun yang disisakan maksimum sekitar 17 helai. Pelepah daun dipangkas dengan gergaji atau sabit tajam. Dengan cara ini, sinar matahari dapat masuk ke kebun salak dan pengambilan buahpun mudah dilakukan. Buah sebesar kelereng tumbuh rapat pada tiap tandan. Bakal buah perlu dibuang agar buah salak tumbuh besar dan merata. Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur enam bulan setelah bunga mekar anthesis. Ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah bagian buah yang meruncing terasa lunak bila ditekan. Pemanenan buah dengan cara memotong tangkai tandannya . Hasil tanaman salak di Bali dapat mencapai 15 tonhektar. Panen besar antara lain yakni pada bulan Oktober s.d. Januari. Di Indonesia terdapat banyak jenis salak, akan tetapi yang banyak dikenal masyarakat diantaranya sebagai berikut Anonim, 2011. 1. Salak bali Jenis buah ini besarnya sedang, dalam waktu lima bulan saja buah salak mudah masak. Buah yang masak berwarna merah coklat. Daging buah yang masak rasanya manis dan segar. 2. Salak gula pasir Salak gula pasir merupakan salah satu kultivar dari salak bali. Kelebihan salak ini adalah rasa daging buahnya yang segar dan manis. Manisnya hingga mendekati kemanisan gula sehingga dinamakan salak gula pasir. 3. Salak pondoh Jenis buah salak ini kecil wujudnya tidak menarik tetapi memiliki daging buah yang rasanya manis dan enak karena sedikit sekali rasa sepat. Daging buahnya tipis dengan warna putih susu. Rasanya manis dan enak saat masih muda ataupun yang sudah matang. 4. Salak gading Jenis buahnya kecil dengan kulit yang berwarna kuning mengkilat. Bagian buahnya berwarna putih kekuningan. Rasanya manis dan segar saat sudah masak.

2.2 Hasil Olahan Salak