Representasi Semiologi Landasan Teori

10

2.1.2 Film Sebagai Realitas Sosial

Film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat, film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan memproyeksikannya kedalam layar irawanto,1993 : 13 dalam Alex Sobur 2002 : 127 Film adalah dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film mewakili realitas kelompok masyarakat pendukungnya itu. Baik realitas dalam bentuk imajinasi maupun realitas dalam arti sebenarnya. Film menunjukkan pada kita jejak – jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini dan keinginan manusia terhadap masa yang akan datang. Sehingga dalam perkembanganya film bukan lagi sekedar usaha menampilkan “moving image” gambar bergerak namun juga telah diikuti oleh muatan – muatan kepentingan tertentu seperti politik, kapitalisme, hak asasi manusia atau gaya hidup. Film juga sudah dianggap bisa mewakili citra atau identitas komunitas tertentu. Bahkan bisa membentuk komunitas sendiri, karena sifatnya yang universal. Meskipun demikian, film juga bukan tidak menimbulkan dampak negatif.Victor C Mambor: http:situskunci.tripod.comteksvictor1.htm

2.1.3 Representasi

Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu Tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep – konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk – bentuk yang kongkret. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan 11 yang tersedia : dialog, tulisan, video,film, fotografi, dsb. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa. Menurut Stuart Hall, ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental, yaitu konsep tentang “sesuatu” yang ada di kepala kita masing – masing peta konseptual. Representasi mental ini masih berbentuk sesuatu yang abstrak. Kedua. “bahasa”, yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam bahasa yang lazim supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide – ide tentang sesuatu dengan tanda dan simbol – simbol tertentu. Proses pertama memungkinkan kita untuk memaknai dunia dengan mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara sesuatu dengan sistem peta konseptual kita. Dalam proses kedua, kita mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara “peta konseptual” dengan bahasa atau simbol yang berfungsi mempresentasikan konsep – konsep kita tentang sesuatu. Relasi antara “sesuatu” peta konseptual dan ‘bahasa simbol‘ adalah jantung dari produksi makna melalui bahasa. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama – sama itulah yang kita namakan representasi. Konsep representasi bisa berubah – ubah. Selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Intinya adalah : makna tidak inheren dalam sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi, melalui proses representasi. Itu merupakan hasil dari praktek penandaan. Praktek yang membuat sesuatu hal bermakna sesuatu. Dalam penelitian ini, representasi menunjuk pada pemaknaan tanda – 12 tanda yang terdapat pada film 2012.

2.1.4 Semiologi

Definisi semiologi yang paling umum adalah tentang tanda berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti “tanda”. Nama ini diusulkan oleh Ferdinand de Saussure. Nama lain yang juga lazim dipakai untuk menunjukkan ilmu tentang tanda ini adalah semiotika, yang diusulkan oleh Charles Sanders Pierce. Dengan definisi yang sangat umum seperti itu, maka semiologi menjadi ekspansionis : ilmu apapun akan tercakup di dalamnya, karena pada dasarnya semua ilmu mempelajari tanda-tanda. Umberto Eco mengaitkan semiotika dengan seluruh proses cultural dalam proses komunikasi. Menurutnya, semiotika harus mempertimbangkan teori kode dan teori produksi tanda. Untuk sampai pada definisi yang lebih tepat mengenai fungsi tanda dan model produksi tanda misalnya, secara khusus semiotika harus memperhitungkan arti tanda tipologi tanda North, 1990:326. Semiotika dan semiologi pada dasarnya adalah dua istilah untuk satu bidang keilmuan yang sama. Memang, beberapa tokoh mencoba untuk memberikan perbedaan pada dua istilah ini seperti membatasi objek kajian semiologi pada bagian teoritis dan semiotika untuk bagian praktisnya. Namun, Upaya ini tidak mendapatkan landasan yang kuat berdasarkan kepada pemakaian yang sudah umum berlaku. Sebenarnya, dua istilah ini muncul dari dua kelompok berbeda yang melakukan kajian dan penelitian terhadap satu bidang keilmuan yang sama. 13 Semiologi lebih umum digunakan dalam kajian-kajian berbahasa Perancis, sementara semiotika lebih populer digunakan dalam kajian-kajian berbahasa Inggris. Istilah kedua ini, bahkan sekarang merupakan istilah yang paling umum digunakan. Bisa jadi orang-orang Perancis lebih senang menggunakan istilah semiologi karena penggunaan Saussure terhadapnya, sementara orang-orang Inggris lebih suka menggunakan istilah semiotika karena penggunaan John Lock 1632-1704 terhadap istilah ini pertama kali, yang secara langsung mengambilnya dari bahasa Yunani, semeiotike. Kalangan yang mempelajari literatur Inggris tentu sudah akrab dengan pernyataan Lock dalam kajiannya yang sangat terkenal tentang watak pemahaman bahwa istilah ini berarti madzhab tanda-tanda atau doctrine of signs. Definisi yang ia berikan terhadap istilah ini adalah aktivitas yang secara khusus meneliti tentang watak tanda-tanda yang digunakan oleh pikiran dalam mencapai pemahaman terhadap sesuatu atau dalam menyampaikan pengetahuannya kepada orang lain. Essay Concerning Human Understanding. 1689.P.32

2.1.5 Altruisme