Lenke Klasifikasi KLASIFIKASI .1 Klasifikasi Kurva

Menunjukkan kurva berbentuk S menyeberangi garis tengah kurva thoraxic dan kurva lumbar. Kurva lumbar lebih besar dan lebih kaku daripada kurva toraks. Kedua kurva cenderung structural dan sering merupakan true doble major kurva . Indeks fleksibilitas dalam bending radiograf adalah negatif. 2,14 2. King tipe II Menunjukkan sebagai bentuk S melengkung dimana keduanya yaitu toraks sebagai kurva major dan lumbar sebagai kurva minor menyeberangi garis tengah. Disebut juga false double major , walaupun kurva lumbar lebih flexible dan tidak mengalami deviasi dari central line sebanyak kurva thoracic. Kurva toraks adalah lebih besar. 2,14 3. King tipe III Menunjukkan kurva toraks dimana kurva lumbal tidak menyeberangi garis tengah. Merupakan tipe AIS yang paling sering ditemukan . kebanyakan adalah structural. 2,14 4. King tipe IV Menunjukkan kurva thorax yang panjang dimana vertebra ke 5 lumbalis berpusat diatas sakrum, tapi vertebra ke 4 lumbalis sudah angled ke arah kurva. Banyak dari kelainan tipe ini memiliki kelainan sagital plane yang terdiri dari severe thoracic lordosis dan thoracolumbar kyposis. 2,14 5. King tipe V Menunjukkan double kurva pada toraks dimana sudut toraks vertebra pertama Th1 mengalami convexity di atas kurva. Component thoracic yang paling atas mungkin extend sampai tulang belakang cervical. Kurva yang tinggi biasanya mengarah ke kiri dan sering selalu merupakan structural. Pasien dengan kelainan tipe ini mungkin memiliki penonjolanan bahu kiri. 2,14 Kerugian dari sistem King klasifikasi: 1. Profil sagital tidak termasuk dalam evaluasi 2. Jadi yang disebut double dan triple kurva major bentuk scoliosis dengan dua atau tiga kurva major tidak termasuk didalamnya. 14

II.5.3 Lenke Klasifikasi

Pada tahun 2001, Lenke memperkenalkan sistem baru untuk klasifikasi idiophatic scoliosis yang jauh lebih kompleks daripada sistem King klasifikasi. Penentuan jenis scoliosis berdasarkan four long cassette radiograph standing posteroanterior, standing lateral, kanan dan kiri supine bending films, jenis kurva ditentukan oleh lokalisasi, derajat, dan fleksibilitas yang termanifestasi pada kurva. Apex kurva didefinisikan sebagai berikut untuk tujuan lokalisasi:  Lokalisasi upper toracic  kurva apex antara Th2 dan Th6  Lokalisasi toraks  apex kurva antara Th6 dan diskus intervertebral Th1112  Lokalisasi thoracolumbar  apex kurva antara Th12 dan L1. 14 Sistem klasifikasi yang digunakan untuk menilai entitas klinis, memungkinkan ahli bedah untuk merekomendasikan perawatan yang spesifik dan memungkinkan membandingkan metode pengobatan yang berbeda. Scoliosis dikelompokkan menurut tipe curve 1 sampai 6 dikombinasikan dengan lumbar spine modifer A, B, atau C dan sagital thoracic modifier -, N, atau +. Kurva pada toraks, yang mana puncak terletak antara 2 nd thoracic vertebral bodi dan 11 th 12 th thoracic intervertebral disc, yang termasuk dalam kurva thorax proximal dengan puncak pada 3 rd , 4 th atau 5 th level toraks dan curva utama toraks dengan puncak antara toraks bodi 6 th dan 11 th dan 12 th toraks disc. Puncak dari kurva thoracolumbar terletak di antara batas cephalad dari vertebra toraks 12 th dan batas caudad vertebra lumbalis 1 st . Puncak dari kurva lumbal terletak antara 1 st dan 2 nd lumbalis diskus dan batas caudad pada vertebra lumbalis 4 th . 15 Curve Type Untuk menentukan curve type, lenke system membagi spinal column ke dalam 3 region: proximal thoracic PT apex pada T3T4T5, Main thoracic MT apex diantara T6 dan T11-12 disc, dan thoracolumbarlumbar TLL apex pada T12L1 untuk kurva thoracolumbar dan L1-2 disc dan L4 untuk kurva lumbar. Regional curves lebih jauh lagi dibagi menjadi major curve curva dengan hasil pengukuran cob angle terbesar dan minor curve. Penampang coronal dan sagital keduanya dievaluasi untuk flexibilitas pada bending films. Criteria untuk menentukan structuralnon structural pada minor curva pada kedua penampang adalah sebagai berikut: 2 Spinal Collum Region Coronal Sagital Axial Proximal Thoracic PT ≥ 25⁰ T2 – T12 ≥+ 20⁰ NA Main Thoracic MT ≥ 25⁰ T10 – L2 ≥+ 20⁰ NA ThoracolumbarLumbar TLL ≥ 25⁰ T10 – L2 ≥+ 20⁰ 1 Tabel 4. Criteria menentukan curva struktural minor pada kedua penampang. 2 Berikut adalah 6 tipe dari curva yang dibentuk dengan methode classification ini: 15 Gambar 16. Curve type dari Lenke classification. 15, 19 Lumbar Spine Modifier A,B, Or C Ketika intervensi operasi sedang dipertimbangkan, derajat dari kelainan lumbal harus dinilai karena hal ini mempengaruhi keseimbangan tulang belakang dan mempengaruhi kurva proksimal. Tiga jenis dari kelainan lumbal didefinisikan berdasarkan hubungan dari center scaral vertical line menuju kurva lumbal yang dinyatakan dalam radiograf koronal Gambar 13. Center sacral vertical line harus membagi dua aspek cephalad dari sakrum dan harus tegak lurus sampai horizontal sebenarnya. Modifier A dapat digunakan hanya untuk Main Thoracic Curve Tipe 1 sampai 4 dan tidak dapat digunakan untuk menentukan kurva ThoracolumbarLumbar Tipe 5 dan 6. Hal tersebut juga tidak boleh digunakan ketika The Center Sacral Vertical Line jatuh langsung berlawananterhadap medial aspek dari lumbal apikal pedicle. Tiga lumbar modifier dapat digunakan untuk mendefinisikan alignement dari tulang belakang lumbar dalam kaitannya dengan enam jenis kurva, dan mereka dapat digunakan untuk menilai posisi tulang belakang lumbalis setelah intervensi operasi. 15 Gambar 17. Aturan dalam lumbar spine modifier. 15 Terdapat 3 lumbar modifier:  Modifier A  CVSL Center Vertical Sacral Line terletak diantara pedicles sepanjang jalan sampai pada stable vertebra  Modifier B  CSVL jatuh antara batas medial dari concave pedicle dan garis sisi concave dari vertebral bodi pada apex dari curve  Modifier C  CSVL terletak paling medial menuju concave aspect dari apical vertebra. 2 Gambar 18. Lumbar modifier A. 15 Gambar 19. Lumbar modifier B. 15 Gambar 20. Lumbar modifier C. 15 Sagittal Thoracsic Modifier -,N, Or + Rata-rata normal sagittal toraks alignment dari 5 th sampai 12 th vertebra toraks adalah 30 ⁰ dengan range dari 10⁰ - 40⁰. Pasien yang menderita adolescent idiopatik scoliosis cenderung menurun dalam hal toraks kyphosis atau bahkan toraks lordosis dibandingkan dengan kontrol normal. Sagital Thoracic modifier ditentukan dengan pengukuran dari superior end plate vertebra toraks 5 th sampai inferior end plate vertebra thoracic ke 12 th pada radiograf dengan posisi lateral berdiri. A minus - adalah tanda hypokhyposis mengidentifikasi bahwa derajat kurva kurang dari +10 ⁰, N normal kyphosis mengidentifikasi kurva dari 10⁰ - 40 ⁰, dan tanda plus + hyperkyphosis mengidentifikasi kurva yang lebih dari 40 ⁰. Sagital thoracic modifier ini memiliki indikasi yang sangat berguna dalam membentukmerencanakan modalitas treatment untuk thoracic sagittal plane . 2,15 Gambar 21. Sagittal Thoracic Modifier Klasifikasi Tipe Kurva Pertama tipe curva 1 sampai 6 harus diidentifikasi dan kemudian lumbar spine modifier A, B, atau C dan sagittal thoracic modifier -, N, atau + harus didefinisikan untuk keperluan menentukan klasifikasi kurva yang tepat dan lengkap misalnya, 1A-, 1AN, 6CN, dan sebagainya. Sebelumnya kita harus mengerjakan standing posterior, lateral, right dan left supine side bending radiograph. Kemudian bagilah spinal column menjadi 3 region PT, MT, TLL. Kemudian ukurlah Cobb angle untuk setiap kurva pada standing PA, lateral dan bending film. Kemudian identifikasi major kurva, dan tentukan minor kurva termasuk structural atau tidak. Kemudian tentukan tipe curva. Kemudian buat CSVL pada standing PA film. Kemudian buatlah Lumbar spine modifier. Kemudian buatlah Sagittal thoracic modifier. 15,19 Gambar 21. Klasifikasi Lenke. 15 II.6 GEJALA KLINIS Deformity adalah gejala yang biasanya tampak: jelas tampak condong belakang atau tulang rusuk punuk di kurva toraks, dan penonjolan asimetris dari satu pinggul dalam kurva thoracolumbar. Kadang-kadang keseimbangan kurva terlewati tanpa diketahui sampai dewasa tampak dengan gejala sakit punggung. Dimana program skrining sekolah dilakukan, anak-anak akan disebut dengan deformity yang sangat minor. Nyeri adalah keluhan langka dan harus perlu di waspadai oleh dokter untuk kemungkinan adanya tumor saraf dan perlunya MRI. Scoliosis pada anak- anak adalah sebuah bentuk deformity tanpa rasa nyeri. Scoliosis dengan rasa nyeri menunjukkan tumor tulang belakang sampai terbukti sebaliknya. Mungkin adanya riwayat keluarga scoliosis atau catatan beberapa kelainan selama kehamilan atau persalinan ; developmental milestones awal harus diperhatikan. Rongga dada harus benar-benar terexpose dan pasien diteliti dari depan, belakang dan sisi samping. Pigmentasi kulit dan anomali kongenital seperti sakralis dimples atau gumpalan rambut yang juga perlu dicari. Tulang belakang mungkin jelas menyimpang dari garis tengah, atau ini mungkin menjadi jelas hanya ketika pasien membungkuk ke depan Tes Adams. Level dan arah sifat cembung dari kurva major perlu dicatat misalnya „right toraks‟ berarti kurva di tulang belakang dada dan cembung kearah kanan. Pinggul pelvis menjulur keluar di sisi cekung dan tulang belikat pada sisi cembung. Payudara dan bahu juga mungkin asimetris. Dengan toraks scoliosis, rotasi menyebabkan sudut tulang rusuk ke luar atau menonjol, sehingga menghasilkan asimetris rusuk pada punuk di sisi cembung kurva. Dalam deformity yang seimbang maka occiput adalah di atasmelebihi garis tengah; dalam keadaan tidak seimbang atau decompensated kurva ini occiput tidak melebihi garis tengah. Ini dapat ditentukan lebih akurat dengan menjatuhkan plumbline dari tonjolan proses spinosus C7 dan mencatat apakah itu jatuh sepanjang gluteal cleft. 9 II.7 PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Orthopaedic pada pasien scoliosis harus detail. Anamnesa riwayat yang hati-hati dan termasuk pertanyaan seperti usia, gender, mengamati cara berjalan, nyeri, gejala neorologis, riwayat keluarga, growth spurth dan menarche. Usia, untuk menilai kematangan, dan oleh karena itu kedepannya berguna dalam menentukan risiko progresifitas. Cara berjalan, tanda-tanda penyakit saraf, seperti ataksia; mencari atalgic gait. Rasa nyeri, mungkin timbul selama fase progresifitas yang cepat, perlunya mengamati lebih dekat untuk kesempatan intervensi bracing, atau mungkin tanda dari penyakit saraf yang mendasari. Semua penyakit yang diketahui berhubungan dengan banyaknya kasus scoliosis penyakit jaringan ikat, gangguan neorologis harus dikesampingkan. Setelah anamnesa riwayat selesai, maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksa harus melihat keseluruhan pasien dari depan, sisi samping dan belakang, mencatat adanya 1 asimetri scapular dan penonjolan unilateral, 2 asimetri pada pinggang, 3 level bahu, dan 4 asimetri dalam jarak antara lengan dan pinggang. 5,16

II.7.1 Pemeriksaan Fisik Secara Visual