Observasi Non-Operative Treatment KLASIFIKASI .1 Klasifikasi Kurva

Berikut pertimbangan yang digunakan untuk membantu menentukan bagaimana menterapi kurva scoliotic pada asolescent pasien: 2 1. Age of patient and growth potential remaining 2. Curve pattern and magnitude 3. Curve progression rate 5 ⁰ - 10 ⁰ dalam 6 bulan atau kurang 4. Cosmetic appearance

II.10.1 Observasi

Tidak ada metode yang realiabel pada evaluasi tahap awal untuk keakuratan dalam memprediksi yang mana curva akan mengalami progresifitas, jadi observation adalah merupakan treatment utama dari seluruh curva. Monitor external contour dengan pengukuran rib hump , trunk rotation angle dengan scoliometer , penggunaan alat contour seperti moiré topography dan ISIS scanning . Metode ini sangat berguna dalam kurva tertentu dengan ukuran kecil dan untuk pasien dengan faktor resiko yang rendah, tapi evaluation secara periodic dari tulang belakang dengan radiograph tetap dibutuhkan. 10 Umumnya, pasien usia muda dengan curva ringan yaitu 20 ⁰ dapat dilakukan pemeriksaan setiap 6 sampai 12 bulan. Pada usia remaja dengan derajat curva yang lebih besar harus di periksa setiap 3 sampai 4 bulan. Pasien dengan skeletal yang mature dan curva 20 ⁰ umumnya tidak perlu evaluation lebih lanjut. Curva 20 ⁰ pada pasien yang tidak mencapai maturasi skeletal memerlukan pemeriksaan yang lebih sering, biasanya setiap 3 sampai 4 bulan, dengan radiograph PA berdiri. Jika progresifitas dari curva peningkatan 5 ⁰ selama 6 bulan dicatat melebihi 25 ⁰, maka diperlukan orthotic treatment. Untuk curva 30 sampai 40 ⁰ dalam skeletal yang immature, orthotic treatment direkomendasikan pada saat evaluation awal. Curva dengan 30 sampai 40 ⁰ dalam skeletal yang sudah mature umumnya tidak memerlukan treatment, tapi karena banyak studi menyatakan indikasi potensial untuk preogression pada usia dewasa, pasien harus diobservasi tiap tahunnya dengan radiograph PA berdiri tiap 2 sampai 3 tahun setelah skeletal mature, kemudian setiap 5 tahun selama hidupnya. 10

II.10.2 Non-Operative Treatment

Electric stimulation , biofeedback , dan manipulation telah dilakukan dan merupakan bagian dari metode terapi non-operative yang memberikan hasil tidak sukses pada pasien adolescent idiophatic scoliosis. Saat ini terapi non-operative utamanya terdiri dari casting dan bracing . Prosedur terapi ini mungkin hanya mencegah progresifitas curva, mereka tidak dapat mengkoreksi dari scoliosis nya. 2 Orthotic Treatment Saat ini non operative treatment yang utama menggunakan orthotics, disebut juga dengan bracing. Sebuah brace memiliki dua fungsi essensial. Pertama, hal ini harus membuat kearah lebih baik pada awal deformity, dan kedua, harus mencegah progresifitas curva. Bracing pada AIS pasien tidaklah untuk mengkoreksi curva, dan umumnya curva berhenti tumbuh dari derajat deformity yang sama setalah 5 tahun terapi dengan menggunakan brace. Sekali lagi, konsep utama dari bracing adalah untuk mencegah progression dari curva. Saat ini banyak tersedia berbagai jenis brace. The Milwaukee Brace dan The Boston Brace adalah 2 jenis brace yang sangat sering digunakan dalam menterapi AIS pasien. Berbagai brace mungkin memiliki refrensi dari CTLSO atau TLSO, yang mana artinya Cervicothoracolumbosacral orthosis atau Thoracolumbosacral orthosis. Untuk lebih effective nya maka brace harus digunakan paling tidak 16 - 18 jam perhari sampai skeletal maturity tercapai. 2 Nonrandomized prospective study , brace yang telah sukses didefinisikan 5 ⁰ dari progresifitas 74 dari pasien yang dikomparasi antara 34 dari pasien tanpa bracing dan 33 dari pasien yang sedang mendapatkan electrical stimulation. Tujuan dari bracing adalah untuk mencegah progresifitas dari scoliosis sampai skeletal maturity tercapai. Indikasi dari penggunaan brace untuk treatment adalah kurva tulang belakang lebih besar 25 ⁰ - 45⁰ pada tahap persentasi awal, kurva tulang belakang lebih besar 20 ⁰ dengan mencatat perkembangan progresifitas, pasien dengan sisa pertumbuhan yang signifikan Risser stage 0 -2, dan pasien dengan kompensasi tulang belakang yang signifikan. Kontraindikasi relative untuk orthotic device adalah pasien dengan thoracic lordosis . Tingginya angka kegagalan tercatat pada pasien dengan usia yang lebih muda, pasien laki- laki, dan pasien dengan pretreatment kurva lebih besar 40 ⁰. Suksesnya penggunaan brace didefinisikan sebagai 5 ⁰ atau kurang progresifitasnya. Kriteria dari suksesnya penggunaan brace adalah jumlah dari koreksi yang dan jumlah dari waktu penggunaan brace tiap harinya. Part-time bracing 16 jam perhari secara formal sama efektifnya dengan full time bracing. Pada recent meta-analisis study tampak hubungan dosis-tergantung dengan jumlah dari penggunaan brace dan pencegehan progresifitas dari scoliosis. Orthotic treatment tidak digunakan pada pasien dengan curva lebih dari 50 ⁰. 6,10 Milwaukee Brace Orthosis pertama yang sukses dalam treatment dari adolescent idiophatic scoliosis adalah Milwaukee Brace Cervico-Thoraco-Lumbo-Sacral Orthosis atau CTLSO. Orthosis ini pertama dikembangkan pada tahun 1945 oleh Drs. Walter Blount dan Al Schmidt untuk postoperative treatment pada postpoliomielitis scoliosis. Orthosis ini special didisain untuk menangani thoracic deformity dengan menggunakan lateral force pada apex dari kurva, dan dengan longitudinal force yang berpasangan. Othosis ini memilki contrictive forces yang kurang pada thorax yang mana membuat orthosis ini ideal untuk terapi thoracic curve . Indikasi primer penggunaan orthosis ini adalah untuk kurva thoracic kanan tunggal atau pola kurva doble dengan komponen thoracic kanan. Hal ini seperti pernyataan diatas , tampak pada masa pertumbuhan anak yang aktif Risser 0, 1, or 2 dengan dokumentasi progresifitas kurva atau kurva awal diantara 20 ⁰ atau 30⁰ dan 40⁰. Kadang-kadang pada anak usia muda dengan Risser grading 0 dan derajat kurva 40 ⁰ - 50⁰ dapat dengan sukses diterapi menggunakan Milwaukee Bracee. 5 Milwaukee Brace terdiri dari molded pelvic section Custom molded atau manufactured – “Boston Brace System” dengan dua posterior upright dan satu anterior upraight , terhubung dengan ring pada leher yang memiliki thorax mold dan dua occipital pad Gambar 36. Penggunaan pad pada brace tergantung pada pola dari kurva: trapezius pad untuk high thoracic curve , thoracic pad untuk thoracic curve , kombinasi antara oval pad dan lumbar pad untuk toracolumbar curve , dan lumbar pad untuk lumbar curve . Perhatian harus diberikan pada penampang sagittal, dengan posisi thoracic pad dibawah posterior upright untuk hyperkyphosis, dan lateral menuju upright tanpa outrigger anteriorly untuk hypokyphosis. 5 Thoracolumbar Sacral Orthoses TLSO Group orthosis ini dapat dibedakan menjadi tipe higher underarm yang mana sampai setinggi satu atau dua axilla, digunakan untuk thoracic curve, dan tipe lower yang mana panjang sampai lower thoracic area, digunakan untuk thoracolumbar atau lumbar kurva. Dalam banyak center tipe high TLSO digunakan lebih extensive, tapi hasilnya paling banyak jangka pendek atau sebagai pendahuluan. Banyak yang tetap percaya, karena dari desain yang terbuka dan minimal compresi thorac pada Milwaukee Brace, yang mana ini merupakan pilihan terbaik untuk thoracic kurva, low TLSO lebih digunakan untuk thoracolumbar atau lumbar kurva. The low TLSO Gambar 36 memiliki lumbar pad untuk lumbar curve. Indikasi terapi, jadwal penggunaan dan penyapihan adalah sama dengan Milawaukee Brace untuk thoracic kurva. Harus di ingat bahwa kurva jenis ini adalah jarang dan progress kurang sering. 5 A B C Gambar 39. A Milwaukee brace CTLSO. B Boston Brace TLSO. C Charleston Bending Brace Jenis Orthosis Lainya Charleston Bending Brace Gambar 36 adalah low-profile , anterior- opening , ringan, thermoplastic orthosis digunakan hanya selama tidur malam hari dan digunakan paling banyak untuk kurva single. Orthosis ini membungkukan convexity tulang belakang ke arah depan dengan tujuan untuk “ overcorrect ” scoliotic curve . Carleston Bending Brace diperkenalkan pada tahun 1979 oleh Dr. Frederrick Reed dan Ralph Hooper, CPO. Katz et al, dalam study dari 319 pasien diterapi masing masing dengan Boston Brace atau Charleston Bending Brace , ditemukannya Boston Brace menjadi lebih effective daripada Charlaston Brace dalam hal keduanya mencegah progresiffitas curva dan menghindari kebutuhan untuk tindakan bedah. Perbedaanya paling nyata pada pasien dengan kurva 36 sampai 45 ⁰; 83 dari pasien dengan kurva 36 sampai 45⁰ diterapi denga Carleston Brace mendapatkan progressifitas 5 ⁰, dibandingkan dengan hanya 43 dari mereka yang diterapi dengan Boston Brace. Penulis menyimpulkan bahwa Charleston Brace seharusnya digunakan hanya untuk menterapi small , single thoracolumbar atau single lumbar curve . Boston Brace , dikembangkan oleh Dr. John E Hall dan M E Miller, CPO, pada pertengahan tahun 1970 an, memiliki lower profile dan lebih diterima tampilannya, toleransi pasien meningkat. Boston Brace dapat diperpanjang menjadi TLSO dan CTLSO untuk dorsal curve yang lebih tinggi dan untuk penggunaan post operative. 2,10

II.10.3 Opeartive Treatment