Penjenuhan Chamber Pengaktifan Fase diam Pembuatan larutan baku tunggal asam salisilat Pembuatan larutan baku tunggal eugenol Pembuatan Larutan Baku Campuran Asam Salisilat dan Eugenol

E. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer merk Dell B6RDZ1S Connexant System RD01-D850 A03-0382 JP France S.A.S, printer HP Deskjet D2566 HP-024-000 625 730, seperangkat alat densitometer CAMAG TLC Scanner 3 CAT. No. 027.6485 SER. No.160602, autosampler CAMAG Linomat 5 CAT. No. 027.7808. SER. No. 170610, UV cabinet CAMAG, perangkat lunak WinCats V.1.4.4, chamber DESAGA, Germany dimensi 23x23x10 cm, Oven Marius Instrumenten, postbus 7018-3502 Utrecht, Hollantlaan 18-3526 Am utrech, mantel heater, pendingin alin, termometer, indikator pH, kertas saring, mikropipet 20 -200 µL dan 100-1000 µL Socorex ACURA 825, makropipet 1-10 mL Socorex ACURA 825, neraca analitik Scaltec SBC 22 max 60210 g; min 0,001 g; d=0,010,1mg; e=1mg, dan seperangkat alat gelas Pyrex.

F. Tata Cara Penelitian 1.

Pembuatan Fase Gerak Fase gerak yang digunakan adalah fase gerak yang telah didapat dari hasil optimasi pada penelitian sebelumnya yaitu toluena : etil aseat : metanol 65,2 : 2,4 : 32,4. Fase gerak ini dibuat sebanyak 25 mL menggunakan prinsip volume portion dengan teknik doubling Shimadzu corporation, 2012.

2. Penjenuhan Chamber

Chamber dimensi 23x23x10 cm diisi dengan fase gerak yang telah dibuat kemudian dijenuhkan dengan bantuan indikator kertas saring. Kondisi chamber dikatakan telah terjenuhkan apabila seluruh kertas saring telah terbasahi oleh fase gerak.

3. Pengaktifan Fase diam

Fase diam berupa plat KLT silika gel 60 GF 254 dipanaskan dalam oven selama 30 menit dengan suhu optimal 120 C Braithwait and Smith, 1999.

4. Pembuatan larutan baku tunggal asam salisilat

a. Pembuatan larutan stok asam salisilat 20 ppb. Serbuk baku asam salisilat ditimbang sebanyak 0,2004 gram kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL. Serbuk tersebut kemudian dilarutkan dengan etanol p.a hingga tanda dan digojog agar homogen. b. Pembuatan seri larutan baku asam salisilat 816; 884, 952, 1020; 1088, 1156 dan 1224 ppm. Larutan stok asam salisilat 20 ppb diambil sebanyak 204, 221, 238, 255, 272, 289 dan 306 L menggunakan mikropipet kemudian masing- masing dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL. Larutan tersebut diencerkan dengan etanol p.a hingga tanda dan digojog agar homogen. Seri larutan baku dibuat sebanyak tiga replikasi.

5. Pembuatan larutan baku tunggal eugenol

a. Pembuatan larutan stok eugenol 20 ppb. Larutan baku eugenol diambil sebanyak 189 L dengan mikropipet kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL dan dilarutkan dengan etanol p.a hingga tanda dan digojog agar homogen. b. Pembuatan seri larutan baku eugenol 560, 600, 640, 680, 720, 760 dan 800 ppm. Larutan stok eugenol 20000 ppm diambil sebanyak 140, 150, 160, 170, 180, 190 dan 200 L menggunakan mikropipet kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL. Larutan tersebut diencerkan dengan etanol p.a hingga tanda dan digojog agar homogen. Seri larutan baku dibuat sebanyak tiga replikasi.

6. Pembuatan Larutan Baku Campuran Asam Salisilat dan Eugenol

Larutan stok baku asam salisilat diambil sebanyak 204, 255 dan 306 L dan larutan stok baku eugenol diambil sebanyak 140, 170 dan 200 L menggunakan mikropipet kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL. Campuran larutan lalu diencerkan dengan etanol p.a hingga tanda dan digojog agar homogen. Pembuatan larutan campuran baku eugenol dan asam salisilat dilakukan sebanyak lima kali replikasi.

7. Penetapan Panjang Gelombang Pengamatan