Langkah-langkah Pengujian Hipotesis Hipotesis

f.Pekerjaan Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap keluarga. Pekerjaan dari peserta KB dan suami akan mempengaruhi pendapatan dan status ekonomi keluarga. Status pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB karena adanya faktor pengaruh lingkungan pekerjaan yang mendorong seseorang untuk ikut dalam KB, sehingga secara tidak langsug akan mempengaruhi status dalam pemakaian kontrasepsi.

2.5 Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan membawa kesimpulan untuk menerima hipotesis atau menolak hipotesis. Jadi dengan demikian terdapat dua pilihan. Agar supaya dalam penentuan salah satu diantara dua pilihan itu lebih terperinci dan lebih mudah dilakukan, maka akan digunakan perumusan-perumusan seperlunya. Hipotesis, yang disini akan dinyatakan dengan H,supaya dirumuskan dengan singkat dan jelas sesuai didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan untuk H, akan disebut alternatif, dinyatakan dengan A. Pasangan H dan A ini tepatnya H melawan A, lebih jauh juga menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis sering pula dikenal dengan nama daerah kritis. a. Hipotesis mengandung pengertian sama. Dalam hal ini pasangan H dan A adalah 1. H: Ө = Ө 2. H: Ө = Ө A: Ө = Ө A: Ө≠ Ө Universitas Sumatera Utara 3 H: Ө=Ө 4 H: Ө= Ө A: ӨӨ A: Ө Ө b. Hipotesis mengandung pengertian maksismum Untuk ini H dan A berbentuk: H: Ө≤ Ө A: Ө Ө Yang biasa dinamakan pengujian komposit lawan komposit c. Hipotesis mengandung pengertian minimum Perumusan H dan A berbentuk: H: Ө≥ Ө A: Ө Ө Ini juga pengujian komposit lawan komposit Disebut Hipotesisi nol dengan lambang H melawan hipotesis tandingannya dengan lambang H₁ yang mengandung pengertian tidak sama, lebih besar atau lebih kecil. H₁ ini harus dipilih atau ditentukan peneliti sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Pasangan H dan H₁ yang telah dirumuskan, untuk kita disini akan ditulis dalam bentuk: H : Ө = Ө H₁ : Ө ≠ Ө H : Ө = Ө H₁ : Ө Ө H : Ө = Ө H₁ : Ө Ө Universitas Sumatera Utara Langkah berikutnya kita pilih bentuk statistik mana yang harus digunakan, apakah z,t, x², F atau lainnya. Harga statitik yang dipilih, besarnya dihitung dari data sampel yang dianalisis.

2.6 Hipotesis

Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis atau menolak hipotesi. Dengan demikian terdapat dua pilihan antara Hipotesis nol Ho adalah Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak sedangkan hipotesis tandingan H 1 adalah penolakkan hipotesis nol mengakibatkan penerimaan alternatif tandingan 1 Uji Proporsi π: Satu Pihak Sebuah populasi binom dengan proporsi dimana sebuah sampel acak yang diambil dari populasi itu akan diuji mengenai uji pihak kanan. Kriteria Pengujian hipotesis uji satu pihak kanan: H : π=π H ₁: ππ Dengan perumusan statistiknya: Z= Universitas Sumatera Utara Dengan taraf nyata α adalah tolak H jika Z ≥ dimana dengan peluang 0.5- α untuk Z hipotesis H diterima. Kriteria Pengujian hipotesis untuk uji pihak kiri : H : π=π H ₁: ππ Maka pengujian demikian merupakan uji pihak kanan. Untuk inipun, statistik yang digunakan masih statistik z. Yang berbeda hanyalah dalam penentuan kriteria pengujian. Dalam hal ini Tolak H jika Z ≤ - dimana dengan peluang 0.5- α untuk Z hipotesis H diterima. Untuk tandingan H₁ yang mempunyai perumusan lebih besar, maka dalam distribusi yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya diujung sebelah kanan. Luas daerah kiri atau derah penolakan ini sama dengan σ Daerah penolakan H Daerah penerimaan Ho Luas = σ D Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan. Universitas Sumatera Utara 2 Uji rata- rata μ : Uji dua Pihak Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata- rata μ dan simpangan baku σ yang telah diketahui dan akan diuji mengenai parameter rata- rata μ. Dengan kriteria pengujian: H ₀ : μ=μ₀ H ₁= μ≠μ₀ Dengan perumusan statistiknya adalah : Z= Jika –Z ₁⁄₂₍₁-α₎Z Z₁⁄₂₍₁-α₎ Dengan Z ₁⁄₂₍₁-α₎ dari daftar normal baku dengan peluang ₁⁄₂₍₁-α₎ dalam hal lainnya H ditolak.

2.7 Analisis Pengujian Proporsi π Uji satu Pihak

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pola Mikroorganisme Leukorea Pasien Akseptor Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Dengan Leukorea Bukan Akseptor Kontrasepsi Di RSUP H Adam Malik Medan

0 79 80

Gambaran Pengguna Alat Kontrasepsi pada Ibu-Ibu di Puskesmas Sebangar Kecamatan Mandau di Kota Duri Riau Tahun 2011

0 50 56

Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Mengandungi Kombinasi Hormonal (Pil) dengan Kejadian Vaginal Dischage Patologis pada Dosen Wanita Usia Subur Universitas Sumatera Utara Tahun 2011

0 44 72

Analisa Tingkat Efektivitas Alat Kontrasepsi Terhadap Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kabupaten Langkat Tahun 2008-2009

1 41 48

Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan dan Pemilihan Alat Kontrasepsi Oleh Akseptor KB di Lingkungan II Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Siantar Martoba Pematangsiantar Tahun 2008

4 61 73

Tingkat Pengetahuan Pengguna Lensa Kontak Terhadap Dampak Negatif Penggunaannya Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007-2009

10 53 62

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

3 57 69

Analisis Tingkat Efektivitas Menggunakan Menggunakan Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Pengguna KB Di Provinsi Sumatera Utara

1 26 45

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

15 147 58

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNA PIL KB DI KECAMATAN WERU Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pengguna Pil KB Di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013.

1 2 17