Analisis Pengujian Proporsi π Uji satu Pihak Sejarah Singkat

2 Uji rata- rata μ : Uji dua Pihak Sebuah populasi berdistribusi normal dengan rata- rata μ dan simpangan baku σ yang telah diketahui dan akan diuji mengenai parameter rata- rata μ. Dengan kriteria pengujian: H ₀ : μ=μ₀ H ₁= μ≠μ₀ Dengan perumusan statistiknya adalah : Z= Jika –Z ₁⁄₂₍₁-α₎Z Z₁⁄₂₍₁-α₎ Dengan Z ₁⁄₂₍₁-α₎ dari daftar normal baku dengan peluang ₁⁄₂₍₁-α₎ dalam hal lainnya H ditolak.

2.7 Analisis Pengujian Proporsi π Uji satu Pihak

Tujuan penganalisisan adalah untuk menganalisis tingkat pengguna KB dengan tingkat kegagalan pengguna KB menurut alat kontrasepsi yang digunakan. Apakah ada perbandingan yang signifikan antara pengguna KB terhadap tingkat kegagalan pengguna dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM BKKBN

3.1. Sejarah Singkat

Penelitian dilakukan di Badan Pemberdaya Perempuan Keluarga Berencana BP2KB atau dulu disebut dengan BKKBN. Berdiri pada tahun 1979 di jalan Regu 28 Pematangsiantar. Sejalan dengan Perkembangan Pembangunan Nasional maka BKKBN berubah menjadi BP2KB pada tahun 2009. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Otonomi Daerah, maka struktur dan pengalokasian anggaran langsung dan tidak langsung dibebankan pada APBD Kota Pematangsiantar. BKKBN atau BP2KB kini telah memiliki kantor di semua propinsi dan didukung oleh 4600 orang staf dan pekerja lapangan, yang menjalankan KB dengan bekerja sama dengan Departemen Kesehatan, Departemen Transmigrasi, Organisasi Non- Pemerintah seperti PKBI, Organisasi-organisasi keagamaan dan ABRI membuat daya jangkau program KB luas sekali. Orientasi demografis Program KB telah nyata pada tingkat kebijaksanaan dalam GBHN tahun 1988 “ Penurunan tingkat kelahiran terutama dilakukan melalui gerakkan Keluaarga Berencanayang juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan Keluarga Kecil, bahagia dan sejahtera.” Jelas bahwa Universitas Sumatera Utara program KB yang digunakan sebagai wahana untuk mengendalikan pertumbuhan Penduduk yaitu mempunyai target demografis. Undang-undang no 10 tahun 1992 telah dilengkapi PP No 21 Tahun 1994 tentang Pengolahan Perkembangan Kependudukan dan beberapa INPRES KEPPRES yang menyangkut pengentasan kemiskinan. Selain itu, masih ada tambahan brupa beberapa pedoman Petunjuk Teknis oleh menteri Kepndudukan Kepala BKKBN beserta jajarannya. Ketentuan-ketentuan tersebut pada dasarnya memperjelas adanya keseimbangan antara hak dan tanggung jawab tersebut dalam hubungan antara penduduk dalam keluarga dengan masyarakat, dan pemberi pelayanan dan dengan pemerintah. Beberapa Hak tersurat dan tersirat adalah: d. Hak Penduduk dan masyarakat untuk mendapatkan pelayananan dasarumum e. Hak kelurga untuk dapat mengembangkan kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian dan ketahanan keluarga f. Hak penduduk untuk menentukan jumlah anak g. Hak untuk mendapatkan pelayanan kotrasepsi sesuai dengan kebutuhan penduduk , sesuai dengan kebutuhan sosial budaya masyarakat. 3,2 Tugas Dan Fungsi BKKBN Tugas BKKBN adalah merumuskan kebijakan pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera, mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat, meningkatkan kualitas Universitas Sumatera Utara program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta pemberdayaan perempuan secara terpadu bersama instansi terkait. Tanggung jawab dan Kewajiban semua pihak yang bersangkutan dalam penyelenggaraan program BKKBN dijabarkan dalam berbagai ketentuan pula: • Penyelenggraan pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah masyarakat, dan keluarga. • Pembangunan keluarga sejahtera dimulai dari anggota keluarga itu sendiri. Setiap anggota keluarga wajib mengembangkan kualitas diri dan fungsi keluarga agar dapat hidup mandiri dan mampu mengembangakan kualitas keluarga. • Dalam upaya mengembangkan keluarga pemerintah dan atau masyarakat menyeleggarakan pembinaan dan pelayanan keluarga temasuk KIE dan penyediaan sarana, prasarana dan upaya lain. • Upaya menyelenggrakan KB dilaksanakan dengan upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat diarahakan pada tumbuh dan kembangnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan secara sendiri dalam membangun keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kebijaksanaan ini meliputi berbagai hal. Pelayanan dengan pendekatan kemasyarakatan sebaiknya memberikan peran yang seluas-luasnya kepada keluarga, masyarakat dan potensi pelayanan lainnya. Pelayanan juga harus mampu menjangkau berbagai kebutuhan masyarakat sesuai dengan peneimaan dan kemampuannya, khususnya yang berkaitan dengan reproduksi sehat sejahtera. Selanjutnya pelayanan harus mendukung kesertaan yang rasional dan mandiri. Dan tentu pelayanan diharapkan akan berdampak demografis dan meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Universitas Sumatera Utara BKKBN dipimpin oleh seorang kepala yang dijabat oleh Mentri Negara Pemberdayaan Perempuan. Fungsi BKKBN adalah: • Penetapan kebijakan pengelolaan program keluarga berencana nasional dan pembanguanan keluarga sejahtera secara menyeluruh dan terpadu, sesuai dengan kebijakakan umumyang ditetapkan oleh presiden. • Koordinasi dan penyelenggaraan menagement dan administrasi umum program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera • Koordinasi dan penyelenggaraan perencanaan program dan bantuan Luar Negeri serta mengumpulkan data dan informasi Keluarga • Koordinasi dan penyelenggaraan, peningkatan peran serta masyarakat dalam program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga Sejahtera • Koordinasi dan penyelenggraan pembinaan program pembangunan keluarga sejahtera • Koordinasi dan penyelenggraan dan pembinaan program keluarga berencana nasional dan kesehatan reproduksi • Koordinasi dan penyelenggraan pelatihan Nasional dan Internasional, pengembangan program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga Sejahtera • Koordinasi dan penyelenggraan dan pengawasan fungsional administrasi umum dan keuangan, ketenagaan dan material, serta pengelolaan program Keluarga Berencana Nasional dan Pembanguan Keluarga Sejahtera Universitas Sumatera Utara Susunana Organisasi BKKBN a Kepala b Sekretariat Utama c Deputi Bidang Perencanaan dan Informasi Keluarga d Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Masyarakat e Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi f Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Program g Inspektorat Utama Dalam penyelenggraan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera, koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukanoleh BKKBN, sedangkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukan unit-unit pelaksana. Unit-unit pelaksana yang dimaksud adalah a Departemen Instansi Pemerintah pusat maupun Daerah yang atas dasar fungsional mengadakan usaha-usaha dan mengambil bagian dalam penyelenggraan program keluarga berencanana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera b Perkumpulan Organisasi Masyarakat formal maupun informal dan pelaksana- pelaksana lainnya yang atas dasar sukarela dan kemmpuan sendiri mengadakan usaha-usaha dan mengambil bagian dan penyelenggraan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera. Universitas Sumatera Utara BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengertian Implementasi Sistem

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pola Mikroorganisme Leukorea Pasien Akseptor Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Dengan Leukorea Bukan Akseptor Kontrasepsi Di RSUP H Adam Malik Medan

0 79 80

Gambaran Pengguna Alat Kontrasepsi pada Ibu-Ibu di Puskesmas Sebangar Kecamatan Mandau di Kota Duri Riau Tahun 2011

0 50 56

Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Mengandungi Kombinasi Hormonal (Pil) dengan Kejadian Vaginal Dischage Patologis pada Dosen Wanita Usia Subur Universitas Sumatera Utara Tahun 2011

0 44 72

Analisa Tingkat Efektivitas Alat Kontrasepsi Terhadap Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kabupaten Langkat Tahun 2008-2009

1 41 48

Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan dan Pemilihan Alat Kontrasepsi Oleh Akseptor KB di Lingkungan II Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Siantar Martoba Pematangsiantar Tahun 2008

4 61 73

Tingkat Pengetahuan Pengguna Lensa Kontak Terhadap Dampak Negatif Penggunaannya Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007-2009

10 53 62

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

3 57 69

Analisis Tingkat Efektivitas Menggunakan Menggunakan Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Pengguna KB Di Provinsi Sumatera Utara

1 26 45

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

15 147 58

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNA PIL KB DI KECAMATAN WERU Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pengguna Pil KB Di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013.

1 2 17