PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KESEHATAN MAHASISWA DIII KEBIDANAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN DAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH DI STIKES ‘AISYIYAH SURAKARTA TAHUN 2011

(1)

commit to user

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KESEHATAN MAHASISWA DIII KEBIDANAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN

PERAN DAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH DI STIKES ‘AISYIYAH SURAKARTA TAHUN 2011 

 

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Saint Terapan

YUNIA RENNY ANDHIKATIAS NIM : 1100036

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

05 Agustus

Pada Hari Rabu, 03 Agustus 2011


(3)

commit to user

ABSTRAK

Yunia Renny Andhikatias. R1110036. Perbedaan Penerapan Metode Pembelajaran Bermain  Peran  dan  Metode  Pembelajaran  Ceramah  Terhadap  Hasil  Belajar  Mahasiswa  DIII  Kebidanan di STIKES Aisyah Surakarta Tahun 2011 .Karya Tulis Ilmiah. Prodi DIII Kebidanan  Transfer. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tahun 2011. 

 

Tujuan  penelitian  ini  adalah  mengetahui  hasil  belajar  mahasiswa  dengan  metode  pembelajaran bermain peran dan ceramah. Selain itu juga untuk menganalisis perbedaan  penerapan kedua metode pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar mahasiswa. 

 

Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Mengambil lokasi di STIKES  ‘Aisyiyah Surakarta dengan sampel sebanyak 60 mahasiswa prodi DIII Kebidanan STIKES  ‘Aisyah Surakarta Tingkat I yang dibagi menjadi 2 kelompok. 30 mahasiswa dengan kelompok  bermain  peran  dan  30  mahasiswa  dengan  kelompok  ceramah.  Pengambilan  sampel  menggunakan tehnik random sampling. Analisis data menggunakan Independent  t‐test  dengan prasarat dilakukannya uji normalitas menggunakan Kolmogorov‐ smirnov test.   

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan adalah terdapat perbedaan yang signifikan  antara penerapan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah  terhadap hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah penkes persiapan persalinan. Hal  tersebut dapat ditunjukkan dengan hasil perbedaan angka signifikan p value (0,628) > 0,05  dan t hitung > t tabel (5,442 > 2,000). 

 

Kata Kunci : Metode, Bermain Peran, Ceramah  

           


(4)

commit to user

DAFTAR ISI

              Halaman 

HALAMAN JUDUL   ...   i 

HALAMAN VALIDASI   ...   ii 

HALAMAN PEGESAHAN   ...   iii 

PERNYATAAN   ...   iv 

ABSTRAK ...   v 

KATA PENGANTAR      ...   vii 

MOTO  ...    ix 

PERSEMBAHAN  ...   x 

DAFTAR ISI      ...   xi 

DAFTAR LAMPIRAN      ...   xiii 

BAB  I   PENDAHULUAN  A. Latar Belakang Masalah  ...   1 

B. Rumusan  Masalah  ...   3 

C. Tujuan Penelitian ...   3 

D. Manfaat Penelitian  ...   4 

BAB   II      TINJAUAN PUSTAKA  A. Landasan Teori  ...   5 

1. Metode Pembelajaran.... ... .  5 


(5)

commit to user

B. Kerangka Pemikiran  ...   14 

C. Perumusan  Hipotesis ...   15 

BAB    III   METODOLOGI PENELITIAN  A. Desain Penelitian  ...   16 

B. Lokasi dan Waktu Penelitian  ...   16 

C. Populasi dan Sampel  ...   16 

D. Definisi Operasional  ...   18 

E. Cara Kerja ...   18 

F. Rencana Analisis Data  ...   23 

BAB   IV   HASIL  PENELITIAN   A. Deskripsi Data Bermain Peran  ...   24 

B. Deskripsi Data Ceramah   ...   24 

C. Hasil Penerapan Kedua Metode   ...   25 

D. Hasil Uji Normalitas  ...   26 

E. Hasil Uji Statistik ... ...   27 

BAB  V   PEMBAHASAN  A. Analisis Karakteristik Responden  ...   30 

B. Analisis Hasil Penelitian  ...   30 

BAB VI  PENUTUP  A. Kesimpulan   ...   34 

B. Saran  ...   35 

DAFTAR PUSTAKA ……… ...   36 


(6)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1  Kuisioner  

Lampiran 2  Lembar Persetujuan Responden   Lampiran 3  RPP Bermain Peran  

Lampiran 4  RPP Ceramah    Lampiran 5  Uji Validitas   Lampiran 6  Uji Reliabilitas 

Lampiran 7  Kolmogorov Smirnov Test  Lampiran 8  Uji T‐test 

Lampiran 9  Absensi Mahasiswa Kelas A  Lampiran 10  Absensi Mahasiswa Kelas B  Lampiran 11  Jadwal Penelitian 


(7)

commit to user

1

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha yang terencana untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran. Secara detail disampaikan dalam undang – undang RI Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 Pasal. Pada Bab I Pasal I (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif ikut mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Syah,2008).

Untuk mendukung rencana tersebut, peran serta tenaga pendidik yang mampu memberikan metode pembelajaran yang tepat pada peserta didik merupakan hal yang utama, sehingga peserta didik mampu memahami pelajaran dengan lebih mudah dan menyenangkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini terdapat beberapa alternative metode pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah bermain peran dan ceramah (Hamalik, 2001).

Metode pembelajaran bermain peran merupakan salah satu metode pembelajaran dimana pendidik memberikan pembelajaran dengan menggunakan skenario. Peserta didik diajarkan untuk memerankan tokoh yang ada dalam


(8)

commit to user

sekenario dan bertidak sesuai dengan alur cerita. Metode pembelajaran ini dirancang untuk mencapai berbagai tujuan pendidikan yang spesifik dan merupakan bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa – peristiwa aktual atau kejadian – kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang (Sanjaya, 2006).

Sedangkan pada metode pembelajaran ceramah, peserta didik diarahkan untuk memperoleh materi yang bersumber dari pendidik. Metode ini merupakan metode tertua yang digunakan dalam dunia pendidikan, dimana peserta didik cenderung pasif menerima materi yang disampaikan oleh pendidik secara lisan. Harapan selanjutnya yaitu agar peserta didik dapat memahami materi secara

menyeluruh dan mendalam. (Suradji, 2008).

Selanjutnya untuk mengetahui proses pembelajaran tersebut berhasil atau tidak, maka dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan pencapaian dari proses belajar. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan seseorang. Seorang yang memiliki hasil belajar yang tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal) (Ridwan, 2008).

Salah satu mata kuliah di Program Studi D III Kebidanan adalah Askeb Ibu Hamil dengan pokok bahasan Pendidikan Kesehatan Persiapan Persalinan, membahas tentang rencana persalinan ibu hamil. Salah satu sub pokok bahasan


(9)

commit to user

yang terdapat didalamnya yaitu tanda – tanda persalinan. Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa adalah mampu menjelaskan tentang apa saja tanda – tanda persalinan dan peserta didik mampu memberikan konseling kepada klien. Sebelum mahasiswa melaksanakan konseling kepada ibu hamil secara langsung, mahasiswa sebaiknya melakukan role play dengan sesama teman, agar mahasiswa dapat melaksanakan konseling dengan baik pada ibu hamil.

Penelitian sejenis dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Askeb Hamil Pada Mahasiswa Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta”. Hasilnya terdapat pengaruh signifikan penggunaan metode role play dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa (Nurhidayati, 2010).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkeinginan untuk mengambil judul “Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Kesehatan Mahasiswa D III Kebidanan Dengan Metode Pembelajaran Bermain Peran Dan Metode Pembelajaran Ceramah”.

B. Perumusan Masalah

“Apakah ada hasil belajar pendidikan kesehatan mahasiswa D III kebidanan dengan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pendidikan kesehatan mahasiswa D III kebidanan dengan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah.


(10)

commit to user

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa menggunakan metode bermain

peran

b. Untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa menggunakan metode ceramah

c. Menganalisis perbedaan penerapan metode bermain peran dan ceramah

terhadap hasil belajar mahasiswa

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai :

1. Sebagai pedoman dalam proses belajar – mengajar.

2. Sebagai pedoman mahasiswa dalam pemberian pendidikan kesehatan.

3. Sebagai pertimbangan bagi Institusi pendidikan dalam penyelenggaraan


(11)

commit to user

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian

a. Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh, maka metode berhubungan dengan upaya atau cara yang digunakan dalam proses pembelajaran (Hamalik, 2001). Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara pengajar menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2009).

Metode pembelajaran juga merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2009). Sedangkan menurut Zaini (2007), metode mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar


(12)

commit to user

 

berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Sebaiknya sebagai seorang pendidik yang profesional dan kreatif, hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar peserta didik yang dibutuhkan.

Beberapa metode pembelajaran menurut Suradji (2008) antara lain metode ceramah, metode meniru dan mengingat, metode dikte, metode melatih, metode tanya jawab, metode katekesmus, metode sokrates, metode diskusi, metode prileksi, metode demonstrasi dan eksperimen, metode pemberian tugas belajar dan resistasi, metode herbart, metode pemecahan masalah, metode proyek, metode unit, metode kerja kelompok, metode sosiodrama dan bermain peran, metode perkunjungan studi.

Alasan seseorang memiih metode pembelajaran menurut Wahab (2007) adalah topik yang akan di ajarkan, menyesuaikan Kebutuhan peserta didik dan kelas, menyesuaikan dengan kelompok yang akan di ajar, apakah kelompok besar atau kecil dan keragaman adalah faktor dalam memilih metode, pembelajaran terjadi ketika ada minat.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi kepada peserta didik agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tersampaikan secara utuh.

b. Metode Bermain Peran (Role play)

Metode pembelajaran bermain peran adalah metode pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai berbagai tujuan pendidikan yang spesifik (Zaini, 2007). Menurut Wahab (2009), bermain peran adalah


(13)

commit to user

 

berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan tujuan tertentu, misalnya menggambarkan kehidupan imaginer yang dapat terjadi dimana dan kapan saja. Melalui model pembelajaran ini, peserta didik seolah – olah menjadi orang lain atau individu lain dengan perilaku seperti orang yang diperankannya. Model pembelajaran bermain peran ini juga dikenal dengan nama model pembelajaran Role Play.

Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing - masing sesuai dengan tokoh yang dilakoni, siswa berinteraksi sesama peserta didik melakukan peran terbuka. Metode ini dapat dipergunakan di dalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru, mereka diberi kesempatan seluas –luasnya untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Metode ini menuntutkan pendidik untuk mencermati kekurangan dari peran yang diperagakan peserta didik (Yamin, 2009).

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan (Nadhirin, 2008).

Menurut Fannie dan George dalam Wahab (2009), metode ini memiliki berbagai fungsi, namun dua fungsi utamanya adalah education for citizen dan group counseling yang dilakukan pendidik di kelas. Ada 4 asumsi yang mendasari model pembelajaran bermain peran yaitu secara


(14)

commit to user

 

implicit, pengungkapan perasaan, asumsi bahwa emosi dan ide dapat diangkat secara sadar, asumsi proses psikologi (Mulyasa, 2004).

Menurut Djamarah dan Zain, (2006) tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode role play adalah peserta didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan dan merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

1) Kelebihan metode bermain peran menurut Suradji (2008) :

a) Melatih peserta didik untuk berkreasi dan berinisiatif

b) Melatih peserta didik untuk berimprovisasi dengan isi pembicaraan

c) Menumbuhkan dan membina kerjasama antar peserta didik

d) Membina peserta didik dalam bahasa lisan aktif mau pun pasif

e) Mengajarkan peserta didik masuk dalam dunia nyata yang di

imajenasikan

2) Kekurangan metode bermain peran menurut Wahab (2009) :

a) Apabila peserta didik tidak disiapkan dengan baik, ada

kemungkinan tidak akan melakukan dengan sungguh – sungguh

b) Bermain peran mungkin tidak akan berjalan dengan baik jika

suasana kelas tidak mendukung

c) Bermain peran tidak selamanya menuju pada arah yang

diinginkan seseorang untuk memainkannya. Bisa juga berlawanan dengan yang diinginkannya.


(15)

commit to user

 

3) Langkah-langkah Role Play

Langkah – langkah penggunaan metode role play menurut Djamarah dan Zain, (2006) adalah :

a) Tahap Persiapan

(1) Menentukan masalah – masalah/ situasi sosial yang akan

didramatisasikan

(2) Menceritakan kepada peserta didik mengenai isi dari

masalah– masalah dalam konteks cerita tersebut

(3) Menetapkan peserta didik yang dapat atau bersedia untuk

memainkan peranannya di depan kelas

(4) Mempersiapkan pelaku untuk menentukan peranan masing –

masing

b) Tahap Pelaksanaan

(1) Peserta didik melakukan role play

(2) Menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka

pada waktu role play

(3) Akhiri role play pada waktu situasi pembicaraan mencapai

puncak (tegang)

c) Tahap Penutup

(1) Siswa diberi tugas untuk menilai atau memberi tanggapan

terhadap pelaksanaan role play

(2) Siswa diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan hasil

role play

Berdasarkan uraian diatas, bermain peran dapat disimpulkan sebagai suatu metode pembelajaran dimana peserta didik dituntut untuk


(16)

commit to user

 

memerankan tokoh dalam sebuah sekenario yang disusun oleh pendidik. Peserta didik diajarkan untuk berimajenasi dan menghayati setiap peran yang didapatkannya agar tujuan pembelajaran tercapai.

c. Metode Pembelajaran Ceramah

Menurut Gilstrap dan Martin (1975:7), metode ceramah berasal dari kata Latin lego yang berarti membaca. Secara umum lego dapat diartikan mengajar, dimana guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dan mendiktekan pelajaran dari buku (Wahab, 2009).

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan dari pendidik kepada peserta didik Selain itu, dapat dikatakan pula sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa (Syah, 2000).

1) Kelemahan metode ceramah menurut Wahab (2009) adalah :

a) Membuat peserta didik pasif

b) Mengandung unsur paksaan kepada peserta didik

c) Mengandung daya kritis peserta didik

d) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi

rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

e) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.

f) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).


(17)

commit to user

 

2) Kelebihan metode ceramah menurut Djamarah (2000) adalah :

a) Pendidik mudah menguasai kelas.

b) Pendidik mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar

c) Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar

d) Mudah dilaksanakan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam menggunakan metode ceramah menurut Sistrunk dan Maxon :

1) Pilih kesempatan mengajar dengan perhatian.

2) Siapkan materi sebaik mungkin

3) Sampaikan materi secara garis besar agar kelas mampu mengikuti,

siapkan juga peralatan yang dibutuhkan.

4) Antisipasi pertanyaan.

5) Siapkan peta, ilustrasi, alat gambar, grafik dan sumber materi agar

pembicaraan berbobot dan memancing perhatian.

6) Melaksanakan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya di kelas

Wahab (2009).

Berdasarkan uraian diatas, metode ceramah dapat diartikan sebagi metode konvensional yang digunakan pendidik sejak dahulu untuk menyampaikan materi secara lisan kepada peserta didik.

d. Hasil Belajar

Hasil Belajar memuat dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha (Alwi, 2002). Sedangkan belajar menurut Nasution (1998), belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah


(18)

commit to user

 

laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal. Dapat diartikan bahwa hasil belajar merupakan rangkaian proses yang ditimbulkan oleh usaha untuk mencapai tujuan belajar.

Sutrisno (2008) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topic bahasan yang di eksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Sedangkan menurut Suyono (2009) menyatakan hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar.

Pengertian hasil menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Slameto (2003) menyatakan hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tingkat pengetahuan yang dicapai peserta didik terhadap materi yang diterima ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran.

2. Materi Pendidikan Kesehatan Persiapan Persalinan

Materi pendidikan kesehatan persiapan persalinan dijelaskan sesuai konten yang terdapat dalam bahan ajar persiapan persalinan yang


(19)

commit to user

 

ditetapkan di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga lainnya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang disampaikan secara lisan. Melalui rencana persalinan, ibu dan keluarga tidak akan kebingungan saat menghadapi persalinan.

Lima komponen penting dalam persalinan :

a. Membuat rencana persalinan. Rencana persalinan meliputi tempat

persalinan, pemilihan tenaga kesehatan terlatih, cara menghubungi tenaga kesehatan tersebut, transportasi yang akan digunakan, pendamping persalinan, biaya yang dibutuhkan dan keperluan lainnya.

b. Membuat rencana pengambilan keputusan saat terjadi

kegawatdaruratan. Rencana pengambilan keputusan ini menyangkut tentang siapa yang akan membuat keputusan utama jika terjadi kegawatdaruratan dan pembuat keputusan cadangan.

c. Mempersiapkan sistem transportasi apabila terjadi kegawatdaruratan.

Sistem transportasi disini meliputi tempat yang akan dituju ibu untuk bersalin, cara untuk menjangkau tempat tersebut, fasilitas mana yang akan dituju jika terjadi kegawatdaruratan, cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan dan donor darah potensial.

d. Membuat rencana atau pola menabung. Persiapan ini dilakukan sejak

dini melalui TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin) yang biasanya digalakan oleh masing – masing desa.

e. Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk menghadapi persalinan.

Persiapan persalinan ini meliputi keperluan ibu dan keperluan bayi. Keperluan ibu biasanya berupa pembalut, kain/jarit, sabun, seprai dan


(20)

commit to user

 

baju. Sedangkan keperluan bayi meliputi baju, kain bedong, gurita, popok, minyak telon, bedak dan topi.

B. Kerangka Pemikiran

Metode bermain peran merupakan metode pembelajaran yang menjadikan seseorang seolah – olah menjadi orang lain sesuai skenario. Metode ini efektif dalam proses pembelajaran kala II persalinan karena mengajarkan siswa berperan sebagai bidan yang sesungguhnya. Apabila metode ini digunakan, diduga akan membuat pencapaian hasil belajar yang maksimal bagi peserta didik.

Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang digunakan sebagian besar pendidik. Walaupun metode merupakan metode yang cukup lama digunakan, namun diduga metode ini juga tidak kalah bagus dari bermain peran karena pendidik aktif memberikan materi dan menguasai materi.

Berikut dapat dijelaskan dalam Gambar 2.1 mengenai kerangka pemikiran :

Gambar 2.1

Hasil Belajar Metode

Pembelajaran

Alasan memilih metode pembelajaran :

Kelebihan : improve, kreatif, imajenasi,

kerjasama

Kekurangan : butuh konsentrasi,

suasana harus mendukung, tujuan tidak

Bermain

Ceramah

Kelebihan : pendidk mudah

menyampaikan materi, pendidik mudah menguasai kelas.

Kekurangan : peserta didik pasif,


(21)

commit to user

 

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

C. Hipotesis

“ Ada perbedaan hasil belajar dengan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan ceramah”


(22)

commit to user

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu / Quasy Experimental.

Desain penelitian ini menggunakan Completely Randomezed Design yang

ditampilkan dalam skema penelitian berikut :

A A1

A A2

A1 (p) A2

Skema 3.1 Keterangan

A : Kelompok sampel

A1 : Kelompok kontrol dengan metode ceramah

A2 : Kelompok perlakuan dengan metode bermain peran

P : Perbandingan

B. Tempat Dan Waktu

Tempat : STIKES ‘Aisyiyah Surakarta Prodi D III Kebidanan Waktu : Februari – Juli 2011

C. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling 1. Populasi Penelitian

Populasi diambil dari Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah tingkat I sebanyak 120 mahasiswa.


(23)

commit to user

2. Sampel dan Teknik Sampling

a. Sampel yang akan diambil adalah sebagian dari keseluruhan mahasiswa tingkat I yang dalam satu kelas terdiri dari 60 Mahasiswa. Pengambilan ini dikarenakan jumlah mahasiswa yang ada pada saat dilakukan penelitian sebanyak 30 mahasiswa pada masing – masing kelas. Sebagian mahasiswa

yang tidak ikut dalam penelitian melakukan kegiatan skill lab di

laboratorium.

b. Teknik sampling yang digunakan adalah Random Sampling. Penelitian ini, sampel diambil sebanyak 60 mahasiswa dari masing – masing kelas sebanyak 30 mahasiswa. Menurut Taufiqurahman (2003), sampel minimal

dalam penelitian menggunakan Random Sampling adalah sebanyak 20

responden. 3. Kriteria Restriksi

a. Kriteria Inklusi

Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah mahasiswa tingkat I yang bersedia untuk menjadi responden ditandai dengan menandatangani lembar informed concent permintaan menjadi responden. b. Kriteria Eksklusi

Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria eksklusi adalah mahasiswa program studi DIII Kebidanan STIKES Aisyah Surakarta yang tidak hadir pada saat dilakukan pengambilan data.

4. Pengalokasian Subjek

Kelompok yang akan diberikan perlakuan adalah sebagian dari keseluruhan tingkat I yaitu sebanyak 60 mahasiswa, dengan alokasi :


(24)

commit to user

a. Kelompok eksperimen : Kelas B sebanyak 30 mahasiswa b. Kelompok kontrol : Kelas A sebanyak 30 mahasiswa

D. Definisi Operasional

1. Variabel Bebas (Independen)

Metode pembelajaran bermain peran adalah metode pembelajaran yang menjadikan seseorang seolah – olah menjadi orang lain sesuai skenario.

Metode pembelajaran ceramah adalah metode pembelajaran yang banyak digunakan oleh pendidik, dimana peserta didik dituntut aktif sedangkan peserta didik cenderung pasif.

Skala : Nominal

2. Varabel Terikat (Dependen)

Hasil Belajar adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk menilai pencapaian pembelajaran dalam mata kuliah tertentu.

Skala : Ratio E. Cara Kerja

Cara kerja penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan Subjek

Subjek pada penelitian ini adalah Mahasiswa STIKES Aisyah Prodi DIII Kebidanan tingkat I yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 60 responden. Jumlah tersebut diambil dari dua kelas secara Random Sampling. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka dari 60 responden akan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 30 repsonden.


(25)

commit to user

2. Instrumentasi

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan skala Guttman. Kuesioner yang disusun berupa suatu pernyataan dengan kisi-kisi sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner

Kuesioner yang ada terlebih dahulu diuji validitasnya pada 25 responden diluar kelompok kontrol dan eksperimen, yaitu pada mahasiswa tingkat I Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta pada hari Senin, 06 Juni 2011. Selanjutnya pernyataan yang telah dijawab tersebut diuji validitas menggunakan rumus korelasi pearson product moment. Dalam uji validitas, pernyataan dikatakan significant jika besarnya rxy hitung lebih besar dari rxy tabel. Sedangkan jika besarnya rxy hitung lebih kecil dari rxy tabel maka pernyataan tersebut tidak significant sehingga harus diganti atau direvisi, atau dihilangkan (Notoatmodjo, 2010).

Setelah dilakukan uji validitas, dilanjutkan melakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pada uji reliabilitas ini kuesioner atau

Indikator Hasil Belajar

Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Jumlah Soal

Rencana persalinan 1, 3, 6 2, 4, 5 6

Pendampingan persalinan 16, 17, 19, 21,

22, 24

18, 20, 23, 25, 26

11

Tanda – tanda persalinan 7, 9, 11, 12, 14 8, 10, 13,15 9

Sistem Rujukan 27, 28, 30, 32,

35

29, 31, 33, 34 9


(26)

commit to user

angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009). Untuk memudahkan dalam pengujian validitas dan reliabilitas digunakan program SPSS 16.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan menggunakan uji korelasi Producs Moment

dengan bantuan program komputer Statiscal Product and Service

Solutions(SPSS) versi 16 for windows.

Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid

Berdasarkan hasil uji Validitas diperoleh hasil 30 soal dinyatakan valid sedangkan 5 soal dinyatakan tidak valid 5, 9, 15, 28, 33. Pernyataan yang tidak valid tersebut selanjutnya dibuang karena setiap item yang ada pada kuesioner telah terwakili. Hasil selengkapnya terlampir.

b. Uji Reliabilitas

Dalam uji reliabilitas ini, penghitungan data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.Nilai-nilai untuk item-item tes bernilai 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah dengan jumlah soal ganjil, sehingga perhitungan reliabilitas yang dipergunakan adalah Alfa Cronbach.

Suatu variabel yang diukur dengan kuesioner dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien α > 0.7 (Riwidikdo, 2008). Hasil perhitungan validitas selanjutnya akan dihitung tingkat reliabilitasnya untuk item pertanyaan yang valid. Hasil uji reliabilitas kuesioner tersebut


(27)

commit to user

α = 0.999 > 0.7 berarti instrument dapat dinyatakan reliabel. Hasil selengkapnya terlampir.

Berikut Tabel 3.2 kisi – kisi kuesioner yang telah di Uji :

3. Cara Menggunakan Instrumen

Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel, maka peneliti melakukan penelitian sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner secara mandiri kepada 60

responden di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Penelitian dilakukan sebanyak 2 kali dengan alokasi kelompok ceramah 30 mahasiswa dan kelompok peran 30 mahasiswa dan dilakukan di waktu yang berbeda.

b. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuesioner yaitu untuk mengukur hasil belajar mahasiswa

c. Peneliti menyebarkan kuesioner tersebut kepada responden untuk diisi kemudian mengambil kuesioner yang telah diisi.

d. Hasil kuesioner yang telah diisi kemudian ditabulasikan. 4. Intervensi

Indikator Hasil Belajar

Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Jumlah Soal

Rencana persalinan 1, 3, 6 2, 4 5

Pendampingan persalinan 16, 17, 19,

21, 22, 24

18, 20, 23, 25, 26

11

Tanda – tanda persalinan 7, 11, 12, 14 8, 10, 13 7

Sistem Rujukan 27, 30, 32, 35 29, 31, 34 7


(28)

commit to user

Pada intervensi ini terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data dan jenis data yang dipakai adalah data primer. Langkah–langkah pengumpulan data oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Subjek penelitian yaitu mahasiswa DIII Kebidanan tingkat I yang telah memenuhi kriteria inklusi sebagai responden dan diberi informed concent sebagai bukti bahwa mahasiswa tersebut bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

b. Kelompok pertama sebanyak 30 responden kelas A, terlebih dahulu

diberikan perlakuan berupa metode pembelajaran ceramah pada hari Sabtu, 09 Juli 2011. Setelah diberi perlakuan, responden mengisi kuesioner yang telah disediakan peneliti.

c. Kelompok kedua sebanyak 30 responden kelas B, terlebih dahulu

diberikan perlakuan berupa metode pembelajaran bermain peran pada hari Selasa, 26 Juli 2011. Setelah diberi perlakuan, responden mengisi kuesioner yang telah disediakan peneliti.

d. Peneliti melakukan bimbingan atau memberi penjelasan apabila ada

kalimat pertanyaan yang tidak jelas atau tidak dimengerti 5. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2009), pengolahan data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : a. Editing : melakukan pemeriksaan terhadap data yang dikumpulkan

serta memeriksa kelengkapan data dan kesalahan

b. Coding : merupakan kegiatan pemberian kode numer (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam penelitian ini pemberian kode pada jawaban soal kuesioner dilakukan dengan cara:


(29)

commit to user

1) Jawaban benar diberi skor 1

2) Jawaban salah diberi skor 0

c. Data entry : kegiatan memasukkan data yang telahdikumpulkan kedalam master tabel atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.

F. Analisis Data

Peneliti akan menggunakan independent t Test statistk yang merupakan salah satu desain yang paling sederhana untuk sampel independen (Gozali, 2008). Independentt Test dapat digunakan untuk membandingkan nilai rata – rata antara satu kelompok dengan kelompok lainnya yang tidak saling berhubungan (Riwidikdo, 2008).

Namun sebelum menggunakan uji Independent t Test, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov- smirnov. Dalam penelitian ini digunakan taraf signifikan α = 0,05. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

1. Jika signifikansi yang diperoleh > 0,05 , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2. Jika signifikansi yang diperoleh < 0,05, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Statistik uji yang digunakan adalah Lilliefors (Kolmogorov- Smirnov) normality test.


(30)

commit to user

        24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi data hasil belajar penkes persiapan persalinan dengan metode bermain peran

Perlakuan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dilaksanakan tanggal 26 Juli 2011 pada kelas B Prodi D III Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian tersebut, dibuat tabel hasil belajar mahasiswa sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Hasil Belajar Mahasiswa dengan Pembelajaran Bermain Peran Hasil Bermain Peran Nilai Persen Kumulatif

Tertinggi Terendah

30.00 26.00

100.0 13.3 Sumber : Output SPSS. 16

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat disimpulkan perolehan nilai tertinggi mahasiswa dengan metode bermain peran adalah 30.00 dengan persen kumulatif 100%. Sedangkan perolehan nilai terendah adalah 26.00 dengan persen kumulatif 13.3%.

B. Deskripsi data hasil belajar penkes persiapan persalinan dengan metode ceramah

Perlakuan penggunaan metode pembelajaran ceramah dilaksanakan tanggal 09 Juli 2011 pada kelas A Prodi D III Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta.


(31)

commit to user

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian tersebut, dibuat tabel hasil belajar mahasiswa sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Hasil Belajar Mahasiswa dengan Metode Ceramah

Hasil Ceramah Nilai Persen Kumulatif

Tertinggi Terendah

30.00 14.00

100.0 3.3 Sumber : Output SPSS.16

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat disimpulkan perolehan nilai tertinggi mahasiswa dengan penerapan metode ceramah adalah 30.00 dengan persen kumulatif 100%. Sedangkan perolehan nilai terendah adalah 26.00 dengan persen kumulatif 3.3%.

C. Hasil Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran Dan Metode Pembelajaran Ceramah

Penelitian metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah dilakukan di Prodi D III Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta dengan sampel 60 mahasiswa. Masing – masing sampel terdiri dari 30 responden yang merupakan mahasiswa tingkat I A dan I B. Berdasarkan penelitian dilakukan terhadap dua kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah, didapatkan hasil sebagai berikut :


(32)

commit to user

Tabel 4.3 : Hasil penerapan metode pembelajaran

Kelompok N Mean Std.Deviasi Std.Error

Mean Hasil Belajar Kel. Bermain

Peran

Hasil Belajar Kel. Ceramah

30

30

27.9333

23.0667

1.14269

4.76288

0.20863

0.86958

Sumber : Output SPSS.16

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar mahasiswa dengan kedua metode pembelajaran yang diberikan. Penggunaan metode pembelajaran bermain peran (27,9333) lebih tinggi dibandingkan metode ceramah (23,0667). Hal tersebut juga terlihat pada adanya selisih mean yang cukup singnifikan.

D. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Bermain Peran Dan Kelompok Ceramah

Pengolahan data penerapan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah menggunakan uji statistik t test dengan taraf signifikansi 5%, namun sebelum dilakukan uji t test terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Adapun hasil uji normalitas data sebagai berikut:


(33)

commit to user

Tabel 4.2 : Uji Normalitas Kolmogorov-smirnov test

Sumber : Output SPSS.16

1. Uji Normalitas Data Frekuensi Bermain Peran

1. Uji Normalitas Data Frekuensi Bermain Peran

Hasil pengujian dengan menggunakan kolmogorov-smirnov didapatkan angka signifikan (p) = 0,100, karena p (0,100) > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Data Frekuensi Ceramah

Hasil pengujian dengan menggunakan kolmogorov-smirnov didapatkan angka signifikan (p) = 0,628, karena p (0,628) > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.

E. Hasil Uji T Tes Metode Pembelajaran Bermain Peran Dan Metode Pembelajaran Ceramah

Hasil pengujian normalitas data menunjukkan data penerapan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah terdistribusi normal, sehingga memenuhi persyaratan untuk dilakukan uji t test. Hasil uji t test sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 30 27.9333 23.0667 1.14269 4.76288 .223 .131 .210 .099 -.223 -.131 1.223 .718 .100 .682 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Kel_peran Kel_ceramah

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(34)

commit to user

Independent Samples Test

44.875 .000 5.442 58 .000 4.86667 .89426 3.07662 6.65671

5.442 32.327 .000 4.86667 .89426 3.04585 6.68748

Equal variances assumed Equal variances not assumed Hasil_belajar F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

Tabel 4.3 Hasil Pengujian t test untuk sampel independent

Sumber: Output SPSS.15

Penafsiran hasil pengujian t test sebagai berikut: 1. Hipotesis

Ho : tidak ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah terhadap hasil belajar.

Ha : ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah terhadap hasil belajar.

2. Menentukan level of significant

Untuk perbedaan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah terhadap hasil belajar. secara individu dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel, dengan level of significant, α = 0,05, adapun nilai t tabel adalah:

tabel

t = α/2; n-1

= 0,05/2; 60-2 = 0,025; 58 = 2,000 3. Kriteriapengujian


(35)

commit to user

b. Ho ditolak apabila: thitung>2,000 atau thitung < - 2,000 c. Hasil perhitungan

Hasil perhitungan didapatkan nilai thitung sebesar 5,442

Hasil perhitungan t statistik untuk perbedaan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah terhadap hasil belajar. diperoleh nilai thitung sebesar 5,442, sedangkan

tabel

t sebesar 2,000, karena thitung (5,442) > ttabel (2,000) maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah terhadap hasil belajar.


(36)

commit to user

34 BAB V PEMBAHASAN

A. Analisis Karakteristik Responden

Responden merupakan mahasiswa tingkat I Prodi D III Kebidanan di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Hampir keseluruhan dari rasponden memiliki latar pendidikan yang sama yaitu lulus SMA. Total mahasiswa tingkat I adalah 120 mahasiswa, namun hanya 60 mahasiswa yang memenuhi persyaratan untuk diteliti. Siasnya tidak hadir dalam penelitian. Sebanyak 60 mahasiswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 kelompok bermain peran dan 30 kelompok ceramah.

Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti penelitian dikarenakan mengikuti kegiatan skill lab yang diadakan kampus sehubungan dengan akan dilaksanakan praktik klinik kebidanan di beberapa instansi kesehatan.

B. Analisis Hasil penelitian

Metode yang diterapkan pada materi pendidikan kesehatan persaiapan persalinan ini adalah metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai hasil belajar mahasiswa dengan metode pembelajaran bermain peran dengan hasil 27,9333 lebih tinggi dari metode pembelajaran ceramah dengan hasil 23,0667. Tabel 4.2 menunjukkan analisis uji t test didapatkan hasil bahwa t hitung > t tabel


(37)

commit to user

(5,442 > 2,000) maka dapat disimpulkan Hо ditolak. Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa p value (0,000 < 0,05) ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara metode pemelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah. Hasil belajar menunjukkan bahwa metode pembelajaran bermain peran lebih baik dibandingkan metode pembelajaran ceramah dalam materi pendidikan kesehatan persiapan persalinan.

Menurut Zaini (2007) menyebutkan bahwa metode bermain peran dapat dijadikan media pembelajaran yang ampuh karena terdapat banyak peran yang dapat didefinisikan dengan jelas. Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Hal tersebut didukung oleh penelitian sejenis dari Nurhidayati (2010)yang mengemukakan hasil belajar dengan metode bermain peran lebih baik dalam mata kuliah Askeb Hamil daripada metode diskusi.

Ada pula menurut Yamin (2009), metode bermain peran dapat dipergunakan di dalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru, peserta didik diberi kesempatan seluas – luasnya untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Peserta didik melakukan peran masing - masing sesuai dengan tokoh yang dilakoni, peserta didik berinteraksi sesama siswa melakukan peran terbuka. Peneliti Sugiharti (2009) juga mengemukakan bahwa metode bermain peran lebih baik dibandingkan metode konvensional dalam pembelajaran Struktur Atom.


(38)

commit to user

Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2006) kelebihan penggunaan metode bermain peran adalah melatih peserta didik untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan, melatih peserta didik untuk berinisiatif dan kreatif. Hal tersebut juga didukung penelitian dari Sunarwati (2008) yang menyebutkan bahwa penerapan metode pembelajaran bermain peran lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Islam Malang.

Bermain peran juga memiliki beberapa kelebihan, diantaranya mengembangkan kreativitas peserta didik, karena peserta didik diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai topik, memupuk keberanian dan percaya diri peserta didik, memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis, meningkatkan gairah peserta didik dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006). Hal tersebut juga didukung oleh peneliti Fardiyana (2007) yang mengemukakan bahwa metode pembelajaran bermain peran dalam pelajaran biologi dapat meningkatkan aktifitas bermain peran siswa.

Pada pembahasan tersebut dapat dilihat bahwa metode pembelajaran bermain peran efektif digunakan dalam segala sekmen pendidikan. Hal ini dikarenakan pada penerapan metode bermain peran, peserta didik dapat terlatih untuk memahami dan mengingat isi bahan yang didramakan, melatih siswa untuk berinisiatif dan kreatif. Metode bermain peran dapat mengembangkan kreativitas, peserta didik mempunyai kesempatan untuk


(39)

commit to user

memainkan peran sesuai topik, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan serta dapat meningkatkan gairah peserta didik dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006).

Sedangkan pada metode pembelajaran ceramah, kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada pendidik, sehingga peserta didik cenderung pasif. Hal tersebut dapat disiasati dengan penggunaan stimulasi berupa tanya – jawab yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan penggunaan metode ceramah berlangsung. Penggunaan metode ceramah memungkinkan pendidik menguasai atau mengorganisir kelas dengan mudah dan dapat menghemat waktu (Suradji, 2008).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang menarik menjadikan peserta didik belajar dengan perasaan senang dan penuh antusias sehingga peserta didik akan lebih mudah menerima dan mamahami materi pelajaran yang diberikan yang pada masanya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi apabila peserta didik belajar dengan rasa jenuh dengan pelajaran yang bersifat monoton maka peserta didik akan kurang bisa menangkap materi pelajaran yang diberikan sehingga hasil belajarnya pun juga akan kurang baik. Jadi dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat maka akan dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(40)

commit to user

34

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara metode bermain peran dan

metode ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh t hitung > t tabel (5,442 > 2,000) dan p value (0,000 < 0,05).

2. Hasil belajar mahasiswa dengan metode bermain peran didapatkan nilai

tertinggi 30.0 dengan persen kumulatif 100% dan nilai terendah 26.0 dengan persen kumulatif 13.3%.

3. Hasil belajar mahasiswa dengan metode ceramah didapatkan nilai tertinggi

30.0 dengan persen kumulatif 100% dan nilai terendah 14.0 dengan persen kumulatif 3.3%.

4. Hasil belajar materi pendidikan kesehatan persiapan persalinan dengan

menggunakan metode pembelajaran bermain peran lebih baik dibandingkan menggunakan metode pembelajaran ceramah.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Faktor penentu keberhasilan yang paling penting adalah belajar berasal dari diri mereka sendiri, sehingga pemahaman akan berbagai metode pembelajaran perlu ditingkatkan. Sehubngan dengan hal ini, penggunaan metode


(41)

commit to user

pembelajaran bermai peran lebih tepat digunakan pada mata kuliah pendidikan kesehatan bermain peran agar hasil belajar mahasiswa meningkat

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan sebaiknya menerapkan metode pembelajaran bermain peran dalam materi pendidikan kesehatan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan secara menyeluruh. Meskipun dalam kurikulum kebidanan sudah terdapat pengalokasian teori dan praktek, ada baiknya pendidik menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah yang ada.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mungkin kedepannya dapat pula dilakukan penelitian sejenis dengan menggabungkan kedua metode pembelajaran yaitu metode bermain peran dan metode ceramah.


(1)

commit to user

BAB V PEMBAHASAN

A. Analisis Karakteristik Responden

Responden merupakan mahasiswa tingkat I Prodi D III Kebidanan di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Hampir keseluruhan dari rasponden memiliki latar pendidikan yang sama yaitu lulus SMA. Total mahasiswa tingkat I adalah 120 mahasiswa, namun hanya 60 mahasiswa yang memenuhi persyaratan untuk diteliti. Siasnya tidak hadir dalam penelitian. Sebanyak 60 mahasiswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 kelompok bermain peran dan 30 kelompok ceramah.

Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti penelitian dikarenakan mengikuti kegiatan skill lab yang diadakan kampus sehubungan dengan akan dilaksanakan praktik klinik kebidanan di beberapa instansi kesehatan.

B. Analisis Hasil penelitian

Metode yang diterapkan pada materi pendidikan kesehatan persaiapan persalinan ini adalah metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai hasil belajar mahasiswa dengan metode pembelajaran bermain peran dengan hasil 27,9333 lebih tinggi dari metode pembelajaran ceramah dengan hasil 23,0667. Tabel 4.2 menunjukkan analisis uji t test didapatkan hasil bahwa t hitung > t tabel


(2)

commit to user

 

(5,442 > 2,000) maka dapat disimpulkan Hо ditolak. Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa p value (0,000 < 0,05) ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara metode pemelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah. Hasil belajar menunjukkan bahwa metode pembelajaran bermain peran lebih baik dibandingkan metode pembelajaran ceramah dalam materi pendidikan kesehatan persiapan persalinan.

Menurut Zaini (2007) menyebutkan bahwa metode bermain peran dapat dijadikan media pembelajaran yang ampuh karena terdapat banyak peran yang dapat didefinisikan dengan jelas. Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Hal tersebut didukung oleh penelitian sejenis dari Nurhidayati (2010)yang mengemukakan hasil belajar dengan metode bermain peran lebih baik dalam mata kuliah Askeb Hamil daripada metode diskusi.

Ada pula menurut Yamin (2009), metode bermain peran dapat dipergunakan di dalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru, peserta didik diberi kesempatan seluas – luasnya untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Peserta didik melakukan peran masing - masing sesuai dengan tokoh yang dilakoni, peserta didik berinteraksi sesama siswa melakukan peran terbuka. Peneliti Sugiharti (2009) juga mengemukakan bahwa metode bermain peran lebih baik dibandingkan metode konvensional dalam pembelajaran Struktur


(3)

Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2006) kelebihan penggunaan metode bermain peran adalah melatih peserta didik untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan, melatih peserta didik untuk berinisiatif dan kreatif. Hal tersebut juga didukung penelitian dari Sunarwati (2008) yang menyebutkan bahwa penerapan metode pembelajaran bermain peran lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Islam Malang.

Bermain peran juga memiliki beberapa kelebihan, diantaranya mengembangkan kreativitas peserta didik, karena peserta didik diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai topik, memupuk keberanian dan percaya diri peserta didik, memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis, meningkatkan gairah peserta didik dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006). Hal tersebut juga didukung oleh peneliti Fardiyana (2007) yang mengemukakan bahwa metode pembelajaran bermain peran dalam pelajaran biologi dapat meningkatkan aktifitas bermain peran siswa.

Pada pembahasan tersebut dapat dilihat bahwa metode pembelajaran bermain peran efektif digunakan dalam segala sekmen pendidikan. Hal ini dikarenakan pada penerapan metode bermain peran, peserta didik dapat terlatih untuk memahami dan mengingat isi bahan yang didramakan, melatih siswa untuk berinisiatif dan kreatif. Metode bermain peran dapat mengembangkan kreativitas, peserta didik mempunyai kesempatan untuk


(4)

commit to user

 

memainkan peran sesuai topik, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan serta dapat meningkatkan gairah peserta didik dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006).

Sedangkan pada metode pembelajaran ceramah, kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada pendidik, sehingga peserta didik cenderung pasif. Hal tersebut dapat disiasati dengan penggunaan stimulasi berupa tanya – jawab yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan penggunaan metode ceramah berlangsung. Penggunaan metode ceramah memungkinkan pendidik menguasai atau mengorganisir kelas dengan mudah dan dapat menghemat waktu (Suradji, 2008).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang menarik menjadikan peserta didik belajar dengan perasaan senang dan penuh antusias sehingga peserta didik akan lebih mudah menerima dan mamahami materi pelajaran yang diberikan yang pada masanya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi apabila peserta didik belajar dengan rasa jenuh dengan pelajaran yang bersifat monoton maka peserta didik akan kurang bisa menangkap materi pelajaran yang diberikan sehingga hasil belajarnya pun juga akan kurang baik. Jadi dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat maka akan dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(5)

commit to user

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang metode pembelajaran bermain peran dan metode pembelajaran ceramah, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara metode bermain peran dan

metode ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh t hitung > t tabel (5,442 > 2,000) dan p value (0,000 < 0,05).

2. Hasil belajar mahasiswa dengan metode bermain peran didapatkan nilai

tertinggi 30.0 dengan persen kumulatif 100% dan nilai terendah 26.0 dengan persen kumulatif 13.3%.

3. Hasil belajar mahasiswa dengan metode ceramah didapatkan nilai tertinggi

30.0 dengan persen kumulatif 100% dan nilai terendah 14.0 dengan persen kumulatif 3.3%.

4. Hasil belajar materi pendidikan kesehatan persiapan persalinan dengan

menggunakan metode pembelajaran bermain peran lebih baik dibandingkan menggunakan metode pembelajaran ceramah.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Faktor penentu keberhasilan yang paling penting adalah belajar berasal dari diri mereka sendiri, sehingga pemahaman akan berbagai metode pembelajaran perlu ditingkatkan. Sehubngan dengan hal ini, penggunaan metode


(6)

commit to user

 

pembelajaran bermai peran lebih tepat digunakan pada mata kuliah pendidikan kesehatan bermain peran agar hasil belajar mahasiswa meningkat

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan sebaiknya menerapkan metode pembelajaran bermain peran dalam materi pendidikan kesehatan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan secara menyeluruh. Meskipun dalam kurikulum kebidanan sudah terdapat pengalokasian teori dan praktek, ada baiknya pendidik menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah yang ada.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mungkin kedepannya dapat pula dilakukan penelitian sejenis dengan menggabungkan kedua metode pembelajaran yaitu metode bermain peran dan metode ceramah.


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE E LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH DOKUMENTASI KEBIDANAN (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)

0 13 74

PERBEDAAN PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DENGAN CERAMAH DISERTAI LEAFLET Perbedaan Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dengan Ceramah Disertai Leaflet Terhadap Pengetahuan Keluarga Pasien Post Stroke Di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 2 17

PERBEDAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA.

0 0 12

Cover Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 13

Reference Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 2

Appendix Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 14

PENERAPAN METODE E-LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH DOKUMENTASI KEBIDANAN (Pada Mahasiswa Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta) Istiqomah Risa Wahyuningsih STIKES ‘Aisyiyah Surakarta Program Studi Kebidanan

0 0 13

HUBUNGAN MOTIVASI MENGIKUTI PENDIDIKAN BIDAN DENGAN MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2011

0 0 12

NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Kualitas Metode Pembelajaran Teori dengan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan di STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta Tahun Akademik 2011/2012 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13

HUBUNGAN PEMBELAJARAN METODE TUTORIAL DENGAN PARTISIPASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PEMBELAJARAN METODE TUTORIAL DENGAN PARTISIPASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA DI STIKES AIS

0 0 18