PENGARUH METODE E LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH DOKUMENTASI KEBIDANAN (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)

(1)

commit to user

i

PENGARUH METODE

E-LEARNING

DAN KEBIASAAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH

DOKUMENTASI KEBIDANAN

(Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Oleh:

ISTIQOMAH RISA WAHYUNINGSIH NIM. S540809011

MINAT PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNS

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

ii Pembimbing I

Prof.Dr.Sunardi,M.Sc

NIP. 195409161977031001

Pembimbing II

Prof.Bhisma Murti,dr.,M.Sc.,MPH.,PhD

NIP. 195510211994121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH METODE E-LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH

DOKUMENTASI KEBIDANAN

(Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta) Diajukan Kepada:

Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Oleh:

ISTIQOMAH RISA WAHYUNINGSIH S 540809011

Telah diterima dan disetujui untuk diajukan ke ujian tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 28 Desember 2010

Menyetujui:

Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM.,M.Kes.,PAK


(3)

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE E-LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH

DOKUMENTASI KEBIDANAN

(Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)

TESIS Disusun oleh:

ISTIQOMAH RISA WAHYUNINGSIH S 540809011

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Pada tanggal: 28 Januari 2011

Dewan Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Merangkap anggota

: Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM., M.Kes., PAK NIP. 19480313197610100

………...

Sekretaris Merangkap anggota

: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990032001

………...

Anggota Penguji

: 1. Prof. Dr. Sunardi, M.Sc NIP. 195409161977031001

2. Prof. Bhisma Murti, dr., M.Sc., MPH.,PhD NIP. 195510211994121001

………...

………...

Surakarta, 28 Januari 2011 Mengetahui, Direktur

Program Pasca Sarjana

Prof.Drs.Suranto,M.Sc.,PhD

NIP. 195708201985031004

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM.,M.Kes.,PAK


(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Istiqomah Risa Wahyuningsih NIM : S 540809011

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Metode

E-learning dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta) adalah betul-betul karya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 28 Januari 2011 Yang membuat pernyataan


(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisa dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul Pengaruh Metode E-learning dan Kebiasaan Belajar terhadap

Prestasi Belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta).

Adapun tesis ini penulis susun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Magister Kesehatan pada program studi Magister Kedokteran Keluarga.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Moch. Syamsulhadi, SpKJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Suranto, MSc., PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK., MM., KK., selaku Ketua Program

Studi Magister Kedokteran Keluarga.

4. Bapak Prof. Dr .Sunardi, M.Sc dan Prof. Bhisma Murti, dr., M.Sc., MPH., PhD, selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan dukungan dengan penuh kesabaran sampai dengan penyelesaian tesis ini.


(6)

commit to user

vi

5. Ibu Indarwati, SKM, M.Kes, selaku Ketua STIKES ‘Aisyiyah Surakata yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta.

6. Ibu Kamidah, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta yang telah membantu kelancaran penelitian ini. 7. Seluruh mahasiswa semester III tingkat II Program Studi DIII Kebidanan

STIKES ‘Aisyiyah Surakarta.

8. Kedua orang tua yang dengan ketulusan hati senantiasa mendo’akan dan mendukung penulis demi terselesaikannya tesis ini.

9. Teman-teman dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah

Surakarta yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

10. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa MKK_PdPK Reguler 2009 yang telah menemani dan memberikan semangat.

11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan tesisi ini yang tidak dapat penulis sebutkan.

Semoga dengan tersusunnya tesisi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di lingkungan Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta.

Surakarta, 28 Januari 2011


(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian... 5

D. Manfaat penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 6

B. Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Konsep ... 29


(8)

commit to user

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek Penelitian... 32

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Definisi Operasional ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 34

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 41

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 42

C. Analisis Data ... 50

D. Pembahasan ... 52

E. Keterbatasan Penelitian ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

B. Saran... 59

JADWAL PENELITIAN ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban

2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kebiasaan Belajar

3. Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Prestasi Belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan

4. Tabel 3.4 Interpretasi OR (Odds Ratio)

5. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar Keseluruhan 6. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar E-learning 7. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar Konvensional 8. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar Keseluruhan 9. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar E-learning 10. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar Konvensional

11. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Metode E-learning dan Prestasi Belajar 12. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar 13. Tabel 4.9 Hasil analisis regresi logistik tentang pengaruh metode e-learning


(10)

commit to user

x

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1 Kerangka konsep pengaruh metode e-learning dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar

2. Bagan 3.1 Kerangka penelitian pengaruh metode e-learning dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Keseluruhan 2. Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar E-learning 3. Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Konvensional 4. Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Keseluruhan 5. Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar E-learning 6. Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Konvensional

7. Gambar 4.7 Perbedaan rata-rata prestasi belajar antara kelompok mahasiswa dengan metode belajar e-learning dan konvensional


(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kuesioner Kebiasaan Belajar

2. Lampiran 2 Data Uji Reliabilitas Instrumen Kebiasaan Belajar 3. Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kebiasaan Belajar

4. Lampiran 4 Soal Tes

5. Lampiran 5 Data Uji Reliabilitas Instrumen Soal 6. Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal

7. Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

8. Lampiran 8 Randomisasi sampel (Program OpenEpi)

9. Lampiran 9 Hasil Analisis Data

10. Lampiran 10 Handout Materi Konsep Dokumentasi Kebidanan

11. Lampiran 11 Handout Materi Teknik Dokumentasi Kebidanan

12. Lampiran 12 Handout Materi Model Dokumentasi Kebidanan

13. Lampiran 13 Permohonan Ijin Penelitian 14. Lampiran 14 Jawaban Ijin Penelitian


(13)

commit to user

xiii

ABSTRAK

Istiqomah Risa Wahyuningsih (S 540809011) Pengaruh Metode E-learning dan

Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta).

Tesis. Surakarta. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Latar Belakang: Pemanfaatan teknologi informasi (internet) dalam dunia

pendidikan sering disebut dengan e-learning. Penerapan metode e-learning merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, selain itu prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang baik akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Tujuan: Penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh metode e-learning dan

kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan pada mahasiswa DIII Kebidanan.

Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan

randomized controlled trial (RCT). Penelitian ini dilakukan di Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Waktu penelitian pada bulan Agustus-November 2010 dengan populasi 120 mahasiswa. Sampel yang digunakan 60 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode e-learning dan kebiasaan belajar, sedangkan variable terikatnya adalah prestasi belajar. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan nilai post test Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan. Analisis data menggunakan regresi logistik dengan α 0,05.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendapatkan metode

bejalar e-learning memiliki kemungkinan untuk kompeten setengah kali lebih rendah daripada mahasiswa dengan metode belajar konvensional. Tetapi pengaruh metode belajar tersebut secara statistik tidak signifikan (OR= 0.58; p= 0.465). Pengaruh kebiasaan belajar tersebut secara statistik signifikan (OR= 13.61; p<0.001).

Simpulan: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara metode e-learning dengan

prestasi belajar tetapi ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar. Saran dari penelitian ini adalah institusi disarankan untuk menerapkan metode e-learning dengan jenis web centric course dan web enhanced course dalam proses belajar mengajar dan kebijakan-kebijakan institusi yang berkaitan dengan kebiasaan belajar harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi.


(14)

commit to user

xiv

ABSTRACT

Istiqomah Risa Wahyuningsih (S 540809011) Effect Of E-Learning Method

And Learning Habit On Learning Achievement In The Subject Of Midwifery Documentation (At DIII Midwifery Students in STIKES 'Aisyiyah Surakarta). Thesis. Surakarta. The Graduate Program in Family Medicine,

Sebelas Maret University Surakarta, 2011.

Background: The use of information technology (Internet) in education is often

called e-learning. The application of e-learning method is one of the factors that influences learning achievement, besides that the learning achievement can also be influenced by the learning habit. A good learning habit will improve student’s learning achievement.

Objectives: This research to observe the influence of e-learning methods and

learning habit on learning achievement in the subject of midwifery documentation in DIII Midwifery students.

Method: The design of this research is an analytical research by using

randomized controlled trial (RCT) approach. This research is conducted in DIII Midwifery Studies Program of STIKES 'Aisyiyah Surakarta. Research time is in August-November 2010 with totally the population 120 students. The sample which is used is 60 respondents by using purposive sampling technique. The independent variable in this research is e-learning method and learning habit, while the dependent variable is learning achievement. The technique of collecting the data uses questionnaires and post test score in the subject of Midwifery Documentation. Analysis of data uses logistic regression with α 0.05.

Result: This research shows that students who get e-learning methods have the

possibility for competence a half times lower than students with conventional learning methods. The influence of learning methods is not statistically significant (OR = 0:58, p = 0465). The students who have good learning habit have the possibility for competence thirteen times bigger than students with less learning habit. The influence of learning habit is statistically significant (OR = 13.61, p <0.001).

Conclusion: No significant influence between e-learning method and learning

achievement, but there is significant influence between learning habit and learning achievement. Suggestions from this study is that the institution is recommended to implement e-learning method with the of web centric course type and web enhanced course in teaching and learning process but institutional policies which has relationship with learning habit should be maintained or improved.


(15)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa salah satu indikatornya, dapat dilihat dari perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan pendidikan juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan sektor pendidikan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya kemajuan suatu bangsa mempunyai pengaruh yang cukup signifikan pula terhadap sektor pendidikannya.

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan perilaku yang diinginkan. Menurut Crow and Crow (dalam Suharno, 2008), pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju tingkat kedewasaan.

Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memajukan sektor pendidikan yaitu dengan melakukan inovasi model pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung. Sesuai dengan kondisi saat ini dimana perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya di bidang teknologi


(16)

commit to user

informasi. Jadi sudah merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam dunia pendidikan.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini semakin canggih. Kebanyakan orang sudah memanfaatkan informasi dengan menggunakan jaringan data pada komputer dengan cara mengadakan koneksi ke komputer lain, hal ini dikenal dengan istilah internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyelia data (server) di berbagai belahan bumi. Dengan adanya internet kita dapat mengakses data dari berbagai tempat hanya dalam hitungan detik. Pemanfaatan teknologi internet pada dunia pendidikan sering disebut dengan e-learning.

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat ketrampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai sarana dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan. Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajar yang didapatnya.

Prestasi belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk menentukan seberapa jauh proses belajar dan hasil belajar siswa telah sesuai


(17)

commit to user

dengan tujuan instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku.

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu faktornya adalah kebiasaan belajar. Menurut Burghardt kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang (Syah, 2008).

Perkembangan prestasi belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi mahasiswa berupa nilai test ataupun penugasan dari mata kuliah yang diajarkan. Kurikulum DIII Kebidanan diaplikasikan dalam beberapa kelompok mata kuliah. Dimana salah satu pengelompokan tersebut adalah mata kuliah yang didasarkan pada keilmuan atau keterampilan yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu. Salah satu mata kuliah yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah dokumentasi kebidanan.

STIKES ‘Aisyiyah Surakarta merupakan salah satu sekolah tinggi swasta yang mempunyai beberapa program studi, salah satunya adalah program studi DIII Kebidanan. Dimana dalam program studi DIII Kebidanan menyangkup beberapa mata kuliah yang salah satunya adalah dokumentasi kebidanan. Mata kuliah tersebut masih disampaikan dengan menggunakan metode konvensional dan penugasan.

Beberapa tahun terakhir ini, mata kuliah dokumentasi kebidanan lebih diperhatikan karena dinilai sangat penting dan menentukan keberhasilan sistem


(18)

commit to user

pendokumentasian yang dilakukan saat mahasiswa melakukan praktek kerja dilapangan yang merupakan bukti autentik suatu tindakan. Selain itu prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah dokumentasi kebidanan mengalami kemerosotan dari tahun per tahun. Data menunjukkan nilai rata-rata mata kuliah dokumentasi kebidanan adalah pada tahun ajaran 2007/2008 adalah 77,36; tahun ajaran 2008/2009 adalah 77,14; dan tahun ajaran 2009/2010 adalah 73,77.

Hal ini menjadikan ketertarikan bagi penulis untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan efektivitas metode e-learning terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan ditinjau dari kebiasaan belajar pada mahasiswa DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Surakarta semester III.

B.Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh metode e-learning terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan?

2. Adakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan?


(19)

commit to user

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk meneliti pengaruh metode e-learning dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan pada mahasiswa DIII Kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk meneliti pengaruh metode e-learning terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan pada mahasiswa DIII Kebidanan. b. Untuk meneliti pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata

kuliah dokumentasi kebidanan pada mahasiswa DIII Kebidanan.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam dunia pendidikan tentang metode e-learning khususnya yang berpengaruh dengan prestasi belajar yang berhubungan dengan kebiasaan belajar mahasiswa. 2. Bagi orang tua dan tenaga pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori tentang metode pembelajaran e-learning serta kebiasaan belajar khususnya yang berpengaruh dengan prestasi belajar.


(20)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran E-learning

a. Pengertian E-learning

Pendidikan konvensional menghadapi tantangan yang mata besar yang salah satunya adalah kelemahan pendidikan konvensional dalam struktus, bahan ajar dan metode pembelajaran. Sementara itu, Paradigma Baru Pendidikan berbasis Teknologi Informasi Komunikasi memberikan beberapa hal, antara lain fleksibilitas pembelajaran dalam ruang dan waktu, memacu kemampuan belajar mandiri, serta adanya interaksi antara pengajar dan peserta didik dilakukan tidak hanya dengan tatap muka melainkan dengan pemberian materi melalui media elektronik (Boundaries, 2008).

Definasi ‘e-learning’ atau electonic learning ini seringkali berubah-ubah selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini. Secara umumnya, ‘e-learning’ adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN,WAN atau internet) untuk menyampaian isi materi yang diajarkan. Komputer, .internet, Intranet, satelit, tape audio/ video, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian media elektronik yang dimaksudkan di dalam kategori ini (Afifudin, 2007).


(21)

commit to user

E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar-mengajar melalui e-learning dilakukan dengan menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi, seperti komputer baik hardware maupun software, teknologi jaringan seperti local area network dan wide area network, serta teknologi telekomunikasi seperti radio, telepon dan satelit. Tujuannya antara lain meningkatkan pertisipasi aktif dari mahasiswa, meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa dan meningkatkan kualitas materi pembelajaran (Ristek, 2009).

Di Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berarti

‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan

menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut pula dengan online course. Dalam berbagai literatur, e-learning didefinisikan sebagai istilah umum untuk semua teknologi pembelajaran yang didukung oleh penggunaan susunan mengajar dan belajar dengan alat seperti telepon, audio, video, telekonferensi, transmisi satelit, dan pelatihan berbasis web yang diakui atau instruksi dibantu komputer yang biasa disebut sebagai online program (Heritl, 2008).

E-learning yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.


(22)

e-commit to user

learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu:

1) Merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi ajar (informasi). 2) Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan

menggunakan teknologi internet yang standar.

3) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.

Ada juga yang mengatakan bahwa e-learning sebagai penyampai instruksi secara langsung dengan komputer melalui CD-ROM atau internet dengan fitur sebagai berikut:

1) Termasuk konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran

2) Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar

3) Menggunakan elemen media seperti kata-kata dan gambar dalam penyampaian materi dan metode

4) Mungkin yang dipimpin instruktur (synchronous e-learning) atau yang dirancang untuk belajar serba diri individu (asynchronous e-learning) (Mayer dan Clark, 2007).

Penyampaian materi e-learning dapat melalui synchronous atau asynchronous. Synchronous berarti dosen dan mahasiswa berinteraksi secara waktu nyata (real time), beberapa peralatan yang menggunakan


(23)

commit to user

cara ini harganya relative mahal. Misalnya dengan two-way

videoconferences, audioconferencing, internet chat dan desktop video conferencing. Sedangkan penyampaian materi dengan asynchronous tidak bersamaan. Dosen menyampaikan instruksi melalui video atau computer, kemudian mahasiswa merespon pada lain waktu. Misalnya, instruksi disampaikan melalui web atau feedback disampaikan melalui e-mail (Ristek, 2009).

5) Membangun pengetahuan dan keterampilan baru terkait dengan tujuan pembelajaran individu atau kinerja organisasi meningkat (Mayer dan Clark, 2007).

b. Manfaat dan Fungsi E-learning

Secara garis besar e-learning mempunyai beberapa manfaat, yaitu: 1) Fleksibel

E-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran. E-learning bisa dilakukan dari mana saja baik yang memiliki akses ke internet ataupun tidak. Fleksibilitas didukung juga karena saat ini berbagai tempat sudah menyediakan sambungan internet/hot spot gratis menggunakan wi-fi atau wimax. 2) Belajar mandiri

E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar. Pembelajar bebas menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan


(24)

commit to user

bagaimana atau hal apa yang ingin diperlajari terlebih dulu dalam satu modul.

3) Efisiensi biaya

Efisiensi biaya yang dimaksud adalah efisiensi biaya secara menyeluruh baik yang bersifat administrasi pengelola, penyedia sarana dan prasarana serta bagi pembelajar itu sendiri (Wahana Komputer, 2007).

Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa, meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi dengan perangkat biasa, memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer, dan tidak terbatas pada ruang dan waktu. Dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan (Ristek, 2009).

c. Pengembangan E-learning

Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk mengembangkan

e-learning. Hal ini dapat disebut sebagai tahapan yang berkelanjutan. Model pertama bisa bersifat murni e-learning (dimana materi, pengkajian dan pengajaran diberikan online) tanpa bertemu langsung antara pengajar dan

peserta didik. Model lainnya adalah organisasi internet yang


(25)

commit to user

dalam tahap tatap muka langsung dengan mahasiswa. Menurut Rosenberg

tentang pengembangan e-learning terdapat tiga kemungkinan dalam

pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu Web course, Web centric course dan Web enhanced course.

1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya disampaikan melalui internet.

2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap muka. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuat. Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak berdiskusi mengenai temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok atau peserta didik dengan narasumber lain (Efendi, 2008).


(26)

commit to user d. Karakteristik E-learning

Karakteristik e-learning antara lain adalah:

1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokelor.

2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer

network).

3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehinga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja jika yang bersangkutan memerlukanya.

4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Purbo mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu: sederhana, personal dan cepat (Efendi, 2008).

Menurut Miarso (dalam Heritl, 2008), pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi terhadap tugas guru dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar-mengajar didominasi oleh peranan guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini proses belajar-mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar mengajar


(27)

commit to user

akan didominasi oleh guru, buku, dan teknologi (the era of teacher, book, and technology).

e. Kelebihan dan Kekurangan E-learning

Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia diinternet.

Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan murid dapat berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

2) Guru dan siswa dapat mengguakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer.

4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, dapat melakukan akses di internet.


(28)

commit to user

5) Baik guru maupun siswa dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal ataupun di luar negeri, dan di tempat lainnya (Heritl, 2008).

Sumber lain menyebutkan bahwa kelebihan e-learning, antara lain adalah:

1) Pengalaman pribadi dalam belajar. Pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan mahasiswa berusaha melangkah lebih maju, memilih sendiri bahan yang digunakan dan mengumpulkannyan sesuai kebutuhan.

2) Mengurangi biaya. Hal ini bisa dilihat dari lembaga penyelenggara e-learning dapat mengurangi biaya pembangunan kelas dan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar diluar kelas.

3) Mudah dicapai karena dapat diakses dimanapun tempatnya selama terhubung dengan internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. 4) Dapat terhubung dengan jaringan dari berbagai sumber dengan berbagai

format.

5) Merupakan cara efektif dalam memberikan materi-materi khusus. 6) Dapat memacu mahasiswa untuk belajar mandiri dan aktif.


(29)

commit to user

7) Dapat memfasilitasi tambahan materi yang bermanfaat untuk program konvensional.

8) Potensial untuk akses yang luas, misalnya paruh waktu atau mahasiswa yang mempunyai aktivitas lain selain belajar (Efendi, 2008).

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar.

2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.

3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.

4) Berubahnya peran guru dan yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.

5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal. 6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan

dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer). 7) Kurangnya penguasaan computer (Heritl, 2008).

8) Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang menguasai internet. 9) Peserta didik dapat merasa terisolasi (Efendi, 2008).


(30)

commit to user

Keberhasilan program e-learning selain ditunjang perangkat teknologi informasi juga ditunjang oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya dan jadwal kegiatan. Dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang, penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa, serta penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara elektronik (Ristek, 2009).

Dari sisi teknologi informasi, dunia internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep pendidikan yang selama ini berlaku. Beberapa konsekuensi logis yang akan terjadi adalah:

1) Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil atau mata kuliah dimanapun di dunia tanpa terbatas lagi pada institusi atau tenaga pengajar.

2) Mahasiswa dapat dengan mudah berguru pada para ahli atau pakar di bidang yang diminatinya.

3) Kuliah dapat dengan mudah dilakukan di berbagai tempat tanpa tergantung pada institusi tempat mahasiswa belajar (Uno, 2007).

Dalam suatu jurnal penelitian mengenai studi perbandingan antara teori konstruktivisme dan konsep e-learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa masing-masing metode pembelajaran


(31)

commit to user

tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pada teori konstrukivisme dituntut keaktifan peserta didik untuk pengembangan diri, pengajar aktif untuk mengembangkan teori dan strategi, sarana cukup sederhana sehingga biaya murah, sedangkan dalam konsep e-learning, peserta didik harus aktif menggali informasi secara mandiri, pengajar tidak aktif, sarana belajar harus lengkap sehingga memerlukan biaya yang cukup mahal. Dalam hal penerapan praktik menulis akademik dalam Bahasa Indonesia, para peserta didik yang belajar dengan teori konstruktivisme hasilnya lebih baik daripada e-learning, sedangkan dalam penguasaan kosa kata dan istilah hasilnya lebih baik menggunakan e-learning (Wahyu, 2007).

2. Ruang Lingkup Kebiasaan Belajar

a. Pengertian Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar baik maka prestasi belajarnya juga akan baik. Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya akan berubah. Menurut Burghardt, kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan dan pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis (Syah, 2010).


(32)

commit to user

Kebiasaan adalah reaksi otomatis terhadap situasi khusus yang biasanya diperoleh sebagai suatu hasil dari ulangan atau belajar. Menurut Eysenk (dalam Yusuf dan Legowo, 2007), menjelaskan bahwa kebiasaan adalah pola tingkah laku, kondisi atau situasi tertentu yang terbentuk melalui proses belajar. Kebiasaan dapat diartikan sebagai bentuk tingkah laku yang tetap dan usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan (Nasution, 2005). Kebiasaan belajar adalah pola perilaku dalam belajar yang menyangkut pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang besar pengaruhnya dalam kehidupan seseorang. Banyak cara dan sarana yang dapat dipilih dalam proses menanamkan kebiasaan belajar, salah satunya adalah dengan memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik (Susana, 2006).

b. Jenis-jenis Kebiasaan Belajar

Brown dan Holzman (dalam Yusuf dan Legowo, 2007)

mengelompokkan kebiasaan belajar ke dalam konsep dasar Delay

Avoidance (DA) dan Work Method (WM). Kedua konsep dasar tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Delay Avoidance (DA)

Delay Avoidance yang dimaksud adalah kebiasaan tingkah laku

akademik yang berhubungan dengan ketepatan waktu dalam

menyelesaikan tugas-tugas belajar, penundaan-penundaan dan hal-hal lain yang mengganggu atau mengalihkan perhatian belajar. Masalah


(33)

commit to user

penggunaan waktu dalam belajar berkaitan dengan masalah perencanaan dan kedisiplinan (Yusuf dan Legowo, 2007).

Enam langkah yang bisa dilakukan dalam membuat jadwal belajar adalah:

a) Catatlah semua pelajaran yang sudah pasti. b) Menentukan waktu untuk tidur.

c) Menentukan waktu makan, mandi, berpakaian, berhias, dan lain-lain. d) Menentukan waktu belajar (kurang lebih dua jam).

e) Menentukan waktu untuk kegiatan lain seperti nonton tv,

mengembangkan kegemaran (hobi), dan rekreasi (kurang lebih dua jam).

f) Gunakan hari Minggu untuk kegiatan selain belajar (Mulyatiningsih, 2006).

2) Work Method (WM)

Menurut Brown dan Holzman, Work Method digambarkan

sebagai tingkah laku akademik yang berhubungan dengan prosedur belajar, ketrampilan belajar dan strategi belajar yang digunakan. Apabila ketiga unsur yang digunakan dari Work Method ini dapat diterapkan secara tepat oleh setiap anak maka hasil belajar dimungkinkan dapat menjadi optimal.

a) Prosedur belajar

Prosedur belajar dimaksudkan adalah cara yang ditempuh anak dalam mempelajari sesuatu, misalnya cara dalam mempelajari materi


(34)

commit to user

pelajaran, dalam mengikuti pelajaran, membaca buku pelajaran, cara belajar di perpustakaan, cara menggunakan internet untuk belajar dan sebagainya.

b) Ketrampilan belajar

Ketrampilan belajar yang dimaksudkan adalah tingkat kecepatan dalam belajar yang unik pada siswa, dapat menampak pada saat mempelajari hal-hal yang khas, seperti membaca tabel, angka, grafik atau diagram, membaca buku-buku yang baru, menyelesaikan tugas mengarang atau meneliti, membuat catatan dan mempelajari materi yang sulit.

c) Strategi belajar

Strategi belajar yang dimaksudkan adalah cara yang ditempuh agar belajar berlangsung efisien. Strategi belajar menekankan pada cara atau metode seseorang dalam mengadakan pendekatan terhadap suatu masalah, hal atau tugas (Yusuf dan Legowo, 2007).

Mulyatiningsih (2006) menjelaskan, agar dapat menggunakan waktu belajar secara efisien dapat dilakukan dengan beberapa petunjuk dibawah ini:

1) Susunlah daftar kegiatan belajar kemudian menentukan prioritas dalam pelaksanaannya.

2) Menetapkan waktu belajar. Masing-masing individu mempunyai kebiasaan belaajr yang berbeda. Dengan menetapkan waktu belajar


(35)

commit to user

tertentu sesuai dengan kondisi masing-masing individu, maka akan terbentuk kebiasaan belajar yang baik.

3) Bertanyalah pada diri sendiri tentang pelajaran yang dianggap sukar dan pelajaran yang dianggap mudah.

4) Pelajari lebih dahulu hal-hal yang dianggap sukar.

5) Mata pelajaran yang dianggap sukar hendaknya dipelajari lebih lama agar betul-betul dikuasai.

6) Berilah waktu yang cukup untuk setiap mata pelajaran.

7) Jangan menyia-nyiakan waktu luang dan gantilah waktu belajar yang hilang.

8) Ulangilah pelajaran yang baru saja diberikan di kelas. Baca kembali pelajaran tersebut sebelum menghadapi pelajaran berikutnya.

9) Pelajarilah setiap mata pelajaran sesering mungkin.

3. Ruang Lingkup Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari belajar karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian semua mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan pada dirinya. Cronbach memberikan definisi learning is shown by a change a behavior as a result of experience,. Harold spears memberikan batasan learning is to


(36)

commit to user

observe to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction, sedangkan Geoch menyatakan learning is change in performance as a result of practice. Dari ketiga definisi di atas maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain-lain (Sardiman, 2007).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Daryanto, 2010).

b. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Mulyono (dalam Yusuf dan Legowo, 2007) prestasi belajar adalah cerminan dari hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur


(37)

commit to user

dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid (Abdullah, 2008).

c. Pengukuran Prestasi Belajar

Penetapan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan prestasi belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa, antara lain: 1) Norma skala angka dari 0-10

2) Norma skala angka dari 0-100

Ada pula norma lain di Indonesia yang baru berlaku di perguruan tinggi, yaitu norma prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf-huruf A, B, C, D, dan E (Syah, 2008).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, antara lain:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi:

a) Aspek fisiologis, antara lain : kondisi umum dan pancaindera. b) Aspek psikologis, antara lain : inteligensi, sikap, kebiasaan, bakat,


(38)

commit to user

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Syah, 2008).

4. Ruang Lingkup Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan

a. Konsep Dokumentasi Kebidanan

Dokumen dalam bahasa Inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi (official) dengan tulisan di atasnya. Secara umum dokumen dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi adalah sekumpulan catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi Kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Wahyuningsih, 2010).

b. Teknik Dokumentasi Kebidanan

Teknik dokumentasi kebidanan dibagi menjadi 2, yaitu teknik naratif (narrative progress notes) dan teknik flowsheet atau checklist. Narrative progress notes merupakan bentuk dokumentasi tradisional, paling lama digunakan (sejak dokumentasi pelayanan kesehatan dilembagakan) dan paling fleksibel, Sering disebut sebagai dokumentasi


(39)

commit to user

yang berorientasi pada sumber (source or iented documenta tion). Pencatatan naratif, adalah catatan harian atau format cerita yang digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa asuhan kebidanan pada pasien yang terjadi selama jam divas. Naratif, adalah paragraf sederhana yang menggambarkan status pasien, intervensi dan pengobatan serta respon pasien terhadap intervensi. Sebelum adanya teknik lembar alur (flowsheet da n checklist), catatan naratif ini adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan pemberian asuhan kebidanan.

Teknik yang kedua yaitu flowsheet atau checklist digunakan untuk mengumpulkan hasil pengkajian data dan mendokumentasikan implementasi kebidanan. Jika lembar alur ini dipergunakan dengan tepat, maka akan banyak menghemat waktu bidan untuk mencatat. Pendokumentasian hasil pengkajian data dan asuhan yang bersifat rutin akan menghabiskan banyak waktu bidan. Data yang bersifat rutin ini dapat didokumentasikan secara ringkas dengan menggunakan lembar alur. Penting di sini untuk tidak menulis ulang data di dalam lembar alur ke dalam catatan perkembangan, karena sama saja hal ini akan mengabaikan tujuan pembuatan lembar alur dan melakukan pekerjaan yang sia-sia (Wildan dan Alimul, 2008).

c. Model Dokumentasi Kebidanan

Model dokumentasi kebidanan dibagi menjadi 5, yaitu POR, SOR, CBE, kardeks dan computer. Problem Oriented Record (POR)


(40)

commit to user

merupakan model pendokumentasian yang diperkenalkan oleh Dr. Lawrence Weed at Case Wester Reserve University in Clevela nd Intr oduced pada tahun 1969, tujuannya adalah memperbaiki dokumentasi perawatan pasien di klinik dengan memfokuskan semua pendokumentasian pada masalah pasien. Model pendokumentasian ini

mengembangkan model pencatatan dan pelaporan yang menekankan pada

pasien dan segala permasalahannya. Secara menyeluruh, model

pencatatan dan pelaporan ini dikenal dengan nama P r oblem Oriented

Medical Record (POMR).

Source Oriented Record adalah catatan pasien yang berorientasi pada sumber, karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu dengan yang lain. Sumber data dalam catatan pasien, antara lain dokter, bidan, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya. Catatan yang digunakan dalam model ini, umumnya berbentuk naratif dan masih bersifat tradisional. Karena sifat catatan ini yang terpisah-pisah antara sumber satu dengan sumber yang lain, maka perkembangan pasien dalam catatan ini menjadi sulit untuk diikuti. Pada umumnya, catatan model Sour ce Or iented Recor d ini mempunyai enam bagian. Enam bagian dalam model dokumentasi SOR adalah: catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan keperawatan/kebidanan dan laporan khusus lainnya.


(41)

commit to user

Model dokumentasi Charting by Exception (CBE) ini dibuat pada tahun 1983 oleh staf perawat di St. Luke's Hospital di Midwaukee,

Wisconsin. Model ini dianggap dapat mengatasi masalah

pendokumentasian dengan membuat catatan tentang pasien menjadi lebih nyata, menghemat waktu dan mengakomodir adanya informasi terbaru. Model ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk mengurangi adanya duplikasi dan pengulangan dalam memasukkan data. Merupakan metode pencatatan singkat dan berbeda dari dokumen pada umumnya.

Teknik pendokumentasian sistem Kardex merupakan sistem

pendokumentasian pelayanan kesehatan tradisional yang

dipergunakan di berbagai sumber mengenai informasi pasien dan disusun dalam suatu buku.

Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem komputer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian clan pendidikan. Secara umum dokumentasi dengan sistem komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protokol, meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien (Muslihatun, 2009).


(42)

commit to user

B.Penelitian yang Relevan

1. Novia Triasari (2008), melakukan penelitian pengaruh perhatian, minat dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI MAN Karanganyar tahun ajaran 2008/2009, menyimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel perhatian siswa, minat dan kebiasaan belajar memberikan sumbangan sebesar 62,2% terhadap prestasi belajar siswa. Perhatian siswa memberikan sumbangan efektif 10,2%, variabel minat memberikan sumbangan efektif 22,4%, dan kebiasaan belajar memberikan sumbangan efektif 29,8% terhadap prestasi belajar siswa.

2. Fitria Hayu Palupi (2010), melakukan penelitian hubungan konsep diri dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar pada mata kuliah Askeb II, menyimpulkan bahwa konsep diri yang positif serta melalui kebiasaan belajar yang teratur dapat meningkatkan prestasi belajar.

3. Tri Wahyu, dkk (2007), melakukan penelitian studi perbandingan antara teori konstruktivisme dan konsep e-learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, menyimpulkan bahwa dalam hal penerapan praktik menulis akademik dalam Bahasa Indonesia, para siswa yang belajar dengan teori konstruktivisme hasilnya lebih baik daripada e-learning, sedangkan dalam penguasaan kosa kata dan istilah hasilnya lebih baik menggunakan konsep e-learning. Karena keduanya sama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka teori konstruktivisme dan e-learning sama-sama dapat


(43)

commit to user

meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam proses belajar mengajar hal menulis akademik.

C.Kerangka Konsep

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Metode E-learning dan kebiasaan belajar

terhadap Prestasi Belajar

: diteliti

: tidakditeliti Keterangan:

Penyampaian materi belajar lebih

mudah E-learning Web course Peserta didik belajar tanpa tatap muka dengan pengajar (distance learning) Web centric course Memaduk an antara belajar jarak jauh dengan tatap muka Web enhanced course Penggunaan internet (e-learning) untuk penunjang pembelajaran tatap muka 1. Inteligensi 2. Sikap 3. Bakat 4. Minat 5. Motivasi 6. Faktor eksternal

Kebiasaan Belajar Belajar efektif dan efisien Work Method Delay Avoidance Prosedur Belajar Penggunaan waktu belajar Perencanaan dan kedisiplinan belajar Strategi Belajar Ketrampilan belajar Cara dan sumber belajar Cara pen-dekakatan masalah Kecepatan belajar yang unik dan khas Ketepatan waktu belajar Prestasi Belajar


(44)

commit to user

D.Hipotesis

1. Ada pengaruh metode e-learning terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan setelah mengontrol pengaruh kebiasaan belajar. 2. Ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah


(45)

commit to user

Non random sampling

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan randomized controlled trial (RCT). RCT dimulai dengan menentukan subjek dalam kelompok populasi secara acak. Kelompok dalam RCT biasa disebut dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

31 Populasi

Randomisasi Sampel

Kelompok kontrol Kelompok eksperimen

Metode Konvensional Metode

E-learning Pengaruh Variabel - Kebiasaan Belajar

Pengaruh Variabel - Kebiasaan Belajar

Pengaruh Variabel - Kebiasaan Belajar - Prestasi Belajar

Pengaruh Variabel - Kebiasaan Belajar - Prestasi Belajar

Analisis Data

Kesimpulan

Bagan 3.1 Kerangka Penelitian Pengaruh Metode E-learning dan


(46)

commit to user

B.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Program Studi DIII kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta. Pemilihan tempat penelitian tersebut didasarkan atas efisiensi dan kemudahan dalam operasional di lapangan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Nopember tahun 2010.

C.Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan tingkat II semester III pada tahun ajaran 2010/2011 di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta, yang berjumlah 120 mahasiswa.

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara purposive sampling, yaitu dari jumlah populasi yang ada dipilih sampel yang sesuai dengan kriteria. Kriteria tersebut adalah mahasiswa DIII Kebidanan kelas A semester III. Pengambilan sampel tersebut didasarkan pada pertimbangan yang dibuat oleh peneliti dimana kelas A semester III mempunyai karakteristik yang cenderung homogen. Kemudian melakukan randomisasi untuk menentukan orang-orang yang akan dijadikan sebagai kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen, dengan besar sampel sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 responden kelompok kontrol dan 30 responden kelompok eksperimen.


(47)

commit to user

D.Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri atas: 1. Variabel bebas:

a. Metode e-learning b. Kebiasaan belajar

2. Variabel terikat: prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan.

E.Definisi Operasional

1. Metode e-learning

Variabel bebas pertama dalam penelitian ini adalah metode e-learning. Definisi metode e-learning yang dimaksud adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.

Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala kategorikal. 2. Kebiasaan Belajar

Variabel bebas kedua dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar. Definisi kebiasaan belajar yang dimaksud adalah kebiasaan yang dilakukan peserta didik dalam proses belajar saat menjadi mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Kebiasaan belajar akan diungkap dengan menggunakan kuesioner yang dinilai berdasarkan ketentuan skala likert. Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala kategorikal, dimana mahasiswa yang mempunyai skor kebiasaan belajar lebih dari sama dengan 136 dinyatakan mempunyai kebiasaan belajar baik, sedangkan mahasiswa


(48)

commit to user

yang mempunyai skor kebiasaan belajar kurang dari 136 dinyatakan mempunyai kebiasaan belajar kurang.

Tabel 3.1

Skor Alternatif Jawaban

No Alternatif Jawaban Skor Item

Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Tidak ada pendapat 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sumber: Machfoed, 2005 3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh dari hasil tes tertulis. Tes yang digunakan adalah jenis tes check point dengan 5 alternatif jawaban. Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala kategorikal, dimana mahasiswa yang mempunyai skor prestasi belajar lebih dari sama dengan 70 dinyatakan kompeten, sedangkan mahasiswa yang mempunyai skor prestasi belajar kurang dari 70 dinyatakan tidak kompeten.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Kebiasaan Belajar

Data kebiasaan belajar diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner untuk mengungkap karakteristik responden terhadap kebiasaan belajar. Kuesioner tersebut terdiri dari 46 butir pernyataan dengan interval skor 1-5. Kuesioner kebiasaan belajar dibuat kisi-kisi yang didalamnya terdapat variabel yang diteliti, indikator, dan nomor butir (item) pernyataan.


(49)

commit to user

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Kebiasaan Belajar

Komponen Objek Sikap

Komponen Sikap

Jumlah Total

(%)

Afektif Kognitif Konatif

+ - + - + -

KEBIASAAN BELAJAR

DELAY AVOIDANCE

1. Delay Avoidance

- Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas

1 2 3 4 4 10,8

- Membuat jadwal atau perencanaan belajar

5 6

8 7 4 10,8

- Penundaan-penundaan dalam belajar

11 13 9

10

4 10,8

- Hal-hal yang mengganggu belajar

14 15

16 3 8,2

WORK METHOD

2. Prosedur Belajar

- Cara mempelajari materi pelajaran

17 18

2 5,4

- Sikap saat mengikuti pelajaran

19 1 2,7

- Membaca buku pelajaran 20 1 2,7

- Cara belajar di perpustakaan

21 22 2 5,4

- Cara menggunakan internet untuk belajar

23 24

2 5,4

3. Ketrampilan Belajar - Membaca tabel, angka,

diagram atau grafik

25 1 2,7

- Membaca buku-buku baru 12

26

2 5,4

- Menyelesaikan tugas mengarang atau meneliti

27 1 2,7

- Mempelajari materi yang sulit

28 30

34 33 29

32

6 16,1

- Kebiasaan membuat ringkasan atau catatan

31 1 2,7

4. Strategi Belajar

- Metode atau cara belajar 37 36 35 3 8,2


(50)

commit to user 2. Prestasi belajar

Data prestasi belajar diperoleh dengan menggunakan tes digunakan untuk mengetahui hasil prestasi belajar responden. Tes yang digunakan terdiri dari 40 butir pertanyaan dengan skor 0 untuk jawaban salah dan skor 1 untuk jawaban benar kemudian jumlah skor yang didapatkan dibagi 4 dan dikalikan 10, sehingga akan didapatkan rentang skor antara 0-100. Tes tersebut telah dibuat kisi-kisi yang didalamnya terdapat variabel yang diteliti, indikator, dan nomor butir (item) pertanyaan.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan

No Kompetensi Dasar Jenjang Aspek Kognitif Jumlah %

Indikator K1 K2 K3

1 Kompetensi Dasar:

Menjelaskan konsep dokumentasi

Indikator:

a. Menjelaskan pengertian dokumentasi kebidanan

1 2

2 5,0

b. Menjelaskan tujuan dokumentasi kebidanan

3 4 2 5,0

c. Menjelaskan fungsi dokumentasi kebidanan

5 1 2,5

d. Menjelaskan prinsip-prinsip dokumentasi kebidanan

6 7

9 10

4 10,0

e. Menjelaskan aspek legal dalam dokumentasi kebidanan

8 11

12 13

4 10,0

f. Menjelaskan manfaat dokumentasi kebidanan

14 1 2,5

2 Kompetensi Dasar:

Menjelaskan teknik pendokumentasian

Indikator:

a. Menjelaskan teknik

pendokumentaisan narrative progress note

19 15

16

17 18


(51)

commit to user b. Menjelaskan teknik

pendokumentasian flowsheet dan checklist

20 21 2 5,0

3 Kompetensi Dasar:

Menjelaskan model pendokumentasian

Indikator:

a. Menjelaskan model dokumentasi POR

23 25 22

27

4 10,0

b. Menjelaskan model dokumentasi SOR

24 26 28 3 7,5

c. Menjelaskan model dokumentasi CBE 29 31 30 33 32 34 35

7 17,5

d. Menjelaskan model dokumentasi Kardeks

36 37

2 5,0

e. Menjelaskan model dokumentasi computer

38 40

39 3 7,5

JUMLAH 40 100

G.Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian berupa kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pengambilan data. Kuesioner tersebut telah diujikan kepada 60 mahasiswa dengan hasil uji terdapat pada lampiran.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar dapat mengukur apa yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas instrumen yang dilakukan, antara lain:

a. Pengujian validitas instrumen kuesioner kebiasaan belajar

Pada instrumen non test (kuesioner kebiasaan belajar) terdapat butir-butir (item) pernyataan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen


(52)

commit to user

lebih lanjut, maka setelah dilakukan uji validitas isi dan muka, maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total, atau dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah.

Hasil uji validitas butir instrumen kebiasaan belajar didapatkan bahwa dari 46 butir soal yang diujikan terdapat 37 butir soal yang valid. Butir soal yang tidak valid adalah soal nomor 16, 26, 27, 28, 29, 33, 35, 36 dan 39. (lihat pada lampiran 3)

b. Pengujian validitas instrument tes prestasi belajar

Pada instrumen tes (prestasi belajar) terdapat butir-butir (item) pertanyaan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dilakukan uji validitas isi dan muka, maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrument dengan skor total, atau dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah.

Hasil uji validitas butir instrumen prestasi belajar didapatkan bahwa dari 40 butir soal diujikan terdapat 40 butir soal yang valid. (lihat pada lampiran 4)

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti


(53)

commit to user

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap kejadian yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Konsistensi internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi item-item pertanyaan dalam kuesioner tentang prestasi belajar dan kebiasaan belajar yang dinilai dengan Item Total Correlation dan Alpha Cronbach.

Hasil uji reliabilitas kuesioner kebiasaan belajar, didapatkan nilai Alpha Cronbach adalah 0,870, sedangkan pada uji reliabilitas soal prestasi belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan yang telah dilakukan didapatkan nilai 0,897. (lihat pada lampiran 3 dan 4)

H.Teknik Analisis Data

Desain analisis data

1. Karakteristik sampel data kontinum dideskripsikan dalam frekuensi (n), mean, SD, nilai minimal dan maksimal.

2. Karakteristik sampel data kategorikal dideskripsikan dalam frekuensi (n) dan presentase (%).

3. Pengaruh metode e-learning dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi logistik dengan rumus:

2 2 1 1

1

ln a b X b X P

P = + +

÷ ø ö ç è æ


(54)

-commit to user Keterangan:

P = Probabilitas untuk kompeten 1-p = Probabilitas untuk tidak kompeten

X1 = Model Pembelajaran (0 = konvensional; 1 = e-learning)

X2 = Kebiasaan Belajar (kontinum)

Analisis akan dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) seri 17.

Dari hasil perhitungan didapatkan pengaruh variabel independen ditunjukkan oleh OR = Odds Ratio = exp (b).

1. Jika OR = 1, maka tidak ada perbedaan efektivitas antara metode e-learning dengan konvensional.

2. Jika OR > 1, maka metode e-learning lebih efektif daripada konvensional. 3. Jika OR < 1, maka metode e-learning kurang efektif daripada konvensional. 4. Jika OR = 1, maka tidak ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi

belajar.

5. Jika OR > 1, maka kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.

6. Jika OR < 1, maka kebiasaan belajar berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar

Tabel 3.4 Interpretasi OR

Pengaruh Positif Pengaruh Negatif Interpretasi

1.0 1.0 Tidak ada pengaruh

1.0 - <1.5 0.67 - <1.0 Pengaruh lemah

1.5 - <3.0 0.33 - <0.67 Pengaruh sedang

3.0 - <10.0 0.16 - <0.33 Pengaruh kuat


(55)

(56)

commit to user

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum

Penyelenggaraan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta pada awalnya dimulai pada tahun 1966 oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Surakarta. Hal tersebut diawali dari berdirinya Sekolah Bidan ‘Aisyiyah (SBA) pada tanggal 5 Mei 1966 berdasarkan SK No.40/Peed/1996 oleh Hj. Syuhud Rais dan Hj.Gito Atmojo. Pada tahun 1981, berdasarkan intruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang perubahan sistem pendidikan paramedis maka SBA dikonversikan menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) ‘Aisyiah Surakarta dengan SK Men.Kes RI No.53/Kep/Diklat/Kes/1981. Pada tahun 1989, lulusan SPK ‘Aisyiah yang akan menjadi bidan dapat melajutkan pendidikan bidan 1 tahun. Pada tahun 1997, SPK ‘Aisyiah dikonversikan menjadi Akademi Kebidanan ‘Aisyiah Surakarta dengan SK Men.Kes RI No.HK.00.06.1.1.1156.

Pada tahun 2002, terbentuklah Program Studi DIII Keperawatan dan kemudian pada tahun 2005 terbentuklah Program Studi baru yaitu S1 Ilmu Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Surakarta merupakan salah satu sekolah tinggi di Surakarta yang bergerak di bidang kesehatan. STIKES ‘Aisyiyah Surakarta saat ini mempunyai 3 program studi, yaitu S1 Ilmu Keperawatan, DIII Keperawatan dan DIII Kebidanan.


(57)

commit to user

B.Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kebiasaan Belajar Keseluruhan

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta kelas A semester III terdiri dari 30 mahasiswa dengan metode pembelajaran e-learning dan 30 mahasiswa dengan metode pembelajaran konvensional. Dari 60 responden terdapat 2 responden yang mempunyai nilai ekstrim, yaitu 1 responden dari kelompok e-learning (34) dan 1 responden dari kelompok konvensional (48).

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar Keseluruhan

No Rentang Skor f Prosentase (%)

1 101 - 110 4 6,8

2 111 - 120 2 3,4

3 121 - 130 9 15,6

4 131 - 140 17 29,3

5 141 - 150 19 32,8

6 151 - 160 7 12,1

n: 58

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.1 di atas didapatkan bahwa skor hasil kuesioner kebiasaan belajar paling banyak terdapat pada rentang skor antara 141-150 yaitu sebanyak 19 responden atau 32,8%. Rentang skor terendah antara 111-120 yaitu sebanyak 2 responden atau 3,4%.


(58)

commit to user

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Keseluruhan Berdasarkan gambar 4.1 didapatkan skor minimal kebiasaan belajar adalah 106 dan skor maksimal kebisaan belajar adalah 156 dengan rata-rata 136,40 dan standar deviasinya 12,21.

2. Kebiasaan Belajar E-learning

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar E-learning

No Rentang Skor f Prosentase (%)

1 101 - 110 - -

2 111 - 120 - -

3 121 - 130 5 17,2

4 131 - 140 6 20,7

5 141 - 150 13 44,9

6 151 - 160 5 17,2

n: 29


(59)

commit to user

Berdasarkan tabel 4.2 di atas didapatkan bahwa skor hasil kebiasaan belajar dengan metode e-learning paling banyak terdapat pada rentang skor antara 141-150 yaitu sebanyak 13 responden atau 44,9%. Rentang skor terendah antara 101-110 yaitu sebanyak 0 responden atau 0%.

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar

Berdasarkan gambar 4.2 didapatkan skor minimal kebiasaan belajar dengan metode e-learning adalah 121 dan skor maksimal adalah 156 dengan rata-rata 141,24 dan standar deviasinya 8,74.


(60)

commit to user

3. Kebiasaan Belajar Konvensional

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar Konvensional

No Rentang Skor f Prosentase (%)

1 101 - 110 4 13,8

2 111 - 120 1 3,4

3 121 - 130 6 20,7

4 131 - 140 10 34,6

5 141 - 150 6 20,7

6 151 - 160 2 6,8

n: 29

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.3 di atas didapatkan bahwa skor hasil kebiasaan belajar dengan metode konvensional paling banyak terdapat pada rentang skor antara 131-140 yaitu sebanyak 10 responden atau 34,6%. Rentang skor terendah antara 111-120 yaitu sebanyak 1 responden atau 3,4%.


(61)

commit to user

Berdasarkan gambar 4.3 didapatkan skor minimal kebiasaan belajar konvensional adalah 106 dan skor maksimal kebiasaan belajar konvensional adalah 152 dengan rata-rata 131,55 dan standar deviasinya 13,35.

4. Prestasi Belajar Keseluruhan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar Keseluruhan

No Rentang Skor f Prosentase (%)

1 46 – 55 2 3,4

2 56 – 65 14 24,1

3 66 – 75 24 41,4

4 76 – 85 13 22,5

5 86 – 95 5 8,6

n: 58

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.4 di atas didapatkan bahwa skor hasil prestasi belajar paling banyak terdapat pada rentang skor antara 66-75 yaitu sebanyak 24 responden atau 41,4%. Rentang skor terendah antara 46-55 yaitu sebanyak 2 responden atau 3,4%.


(62)

commit to user

Berdasarkan gambar 4.4 didapatkan skor minimal prestasi belajar keseluruhan adalah 50,00 dan skor maksimal prestasi belajar keseluruhan adalah 92,50 dengan rata-rata 71,68 dan standar deviasinya 9,48.

5. Prestasi Belajar E-learning

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar E-learning

No Rentang Skor f Prosentase (%)

1 46 – 55 - -

2 56 – 65 7 24,1

3 66 – 75 11 37,9

4 76 – 85 8 27,6

5 86 – 95 3 10,4

n: 29

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.5 di atas didapatkan bahwa skor hasil prestasi belajar dengan metode e-learning paling banyak terdapat pada rentang skor antara 66-75 yaitu sebanyak 11 responden atau 37,9%. Rentang skor terendah antara 46-55 yaitu sebanyak 0 responden atau 0%.


(63)

commit to user

Berdasarkan gambar 4.5 didapatkan skor minimal prestasi belajar e-learning adalah 57,50 dan skor maksimal prestasi belajar e-learning adalah 92,50 dengan rata-rata 73,28 dan standar deviasinya 9,16.

6. Prestasi Belajar Konvensional

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar Konvensional

No Rentang Skor f Prosentase (%)

1 46 – 55 2 6,9

2 56 - 65 7 24,1

3 66 - 75 13 44,8

4 76 - 85 5 17,2

5 86 - 95 2 7,0

n: 29

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.6 di atas didapatkan bahwa skor hasil prestasi belajar dengan metode konvensional paling banyak terdapat pada rentang skor antara 66-75 yaitu sebanyak 13 responden atau 44,8%. Rentang skor terendah antara 46-55 yaitu sebanyak 2 responden atau 6,9%.


(64)

commit to user

Berdasarkan gambar 4.6 didapatkan skor minimal prestasi belajar konvensional adalah 50,00 dan skor maksimal prestasi belajar konvensional adalah 87,50 dengan rata-rata 70.08 dan standar deviasinya 9,67.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Metode E-learning dan Prestasi Belajar Prestasi belajar

Total Tidak

kompeten Kompeten

E-Learning Konvensional Count 14 15 29

% of Total 24.1% 25.9% 50.0%

E-learning Count 10 19 29

% of Total 17.2% 32.8% 50.0%

Total Count 24 34 58

% of Total 41.4% 58.6% 100.0%

Berdasarkan tabel 4.7 di atas didapatkan bahwa responden yang berkompeten dari hasil prestasi belajar dengan metode e-learning sebanyak 19 responden atau 32,8%. Responden yang berkompeten dari hasil prestasi belajar dengan metode konvensional sebanyak 15 responden atau 25,9%.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajardan Prestasi Belajar

Prestasi belajar

Total Tidak

kompeten Kompeten

Kebiasaan belajar

Kurang Count 19 9 28

% of Total 32.8% 15.5% 48.3%

Baik Count 5 25 30

% of Total 8.6% 43.1% 51.7%

Total Count 24 34 58

% of Total 41.4% 58.6% 100.0%

Sumber: data primer n: 58


(1)

commit to user

penentuan interaksi mahasiswa, serta penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara elektronik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyu, dkk (2007) yang menyimpulkan bahwa dalam hal penerapan praktik menulis akademik dalam Bahasa Indonesia, para siswa yang belajar dengan teori konstruktivisme hasilnya lebih baik daripada e-learning, sedangkan dalam penguasaan kosa kata dan istilah hasilnya lebih baik menggunakan konsep e-learning. Karena keduanya sama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka teori konstruktivisme dan e-learning sama-sama dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam proses belajar mengajar hal menulis akademik.

2. Kebiasaan belajar mempengaruhi prestasi belajar

Dalam penelitian ini, kebiasaan belajar yang dilakukan peserta didik dapat diketahui dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui jumlah skor yang diperoleh setiap peserta didik. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa skor hasil kuesioner kebiasaan belajar paling banyak terdapat pada rentang skor antara 141-150 yaitu sebanyak 19 responden atau 32,8%. Rentang skor terendah antara 111-120 yaitu sebanyak 2 responden atau 3,4%.

Dimana kebiasaan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaan yang dilakukan peserta didik dalam proses belajar saat menjadi mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan Eysenk (dalam Yusuf dan Legowo, 2007) yang menyebutkan bahwa kebiasaan adalah pola tingkah laku, kondisi atau situasi


(2)

commit to user

tertentu yang terbentuk melalui proses belajar. Diperkuat lagi dengan pernyataan Nasution (2005) bahwa kebiasaan juga dapat diartikan sebagai bentuk tingkah laku yang tetap dan usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan.

Kebiasaan belajar dalam penelitian ini meliputi perencanaan dan kedisiplinan belajar termasuk pembuatan jadwal belajar yang dilakukan peserta didik, sumber-sumber belajar peserta didik, cara mempelajari materi yang dilakukan peserta didik serta langkah-langkah yang diambil peserta didik saat mengalami kesulitan dalam proses belajar. Hal-hal tersebut sesuai dengan pendapat Brown dan Holzman (dalam Yusuf dan Legowo, 2007) yang mengelompokkan kebiasaan belajar ke dalam konsep dasar Delay Avoidance

(DA) dan Work Method (WM). Delay Avoidance (DA) yang dimaksud adalah

kebiasaan tingkah laku akademik yang berhubungan dengan ketepatan waktu dalam belajar berkaitan dengan masalah perencanaan dan kedisiplinan. Sedangkan Work Method (WM) meliputi prosedur belajar, ketrampilan belajar dan strategi belajar yang digunakan. Apabila ketiga unsur yang digunakan dari

Work Method ini dapat diterapkan secara tepat oleh setiap anak maka hasil

belajar dimungkinkan dapat menjadi optimal.

Berdasarakan hasil penelitian jelas terlihat adanya hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar. Hubungan tersebut bersifat positif artinya semakin baik kebiasaan belajar mahasiswa akan semakin baik nilai prestasi belajarnya. Kebiasaan belajar yang dilakukan peserta didik dari mulai perencanaan dan kedisiplinan belajar, prosedur belajar, ketrampilan belajar


(3)

commit to user

serta strategi belajar dapat memberikan hasil belajar baik jika komponen-komponen tersebut dilaksanakan dengan baik pula. Hal ini didukung dengan pendapat Syah (2008) bahwa kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Dari hasil diketahui bahwa terdapat pengaruh antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dimana kebiasaan belajar baik memiliki kemungkinan untuk kompeten 13 kali lebih besar daripada mahasiswa yang memiliki kebiasaan belajar kurang. Pengaruh kebiasaan belajar tersebut secara statistik signifikan (OR= 13.61; p<0.001).

Hal ini didukung dengan pendapat Syah (2008) bahwa kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Peserta didik yang mempunyai kebiasaan belajar baik maka prestasi belajarnya juga akan baik.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Novia Triasari (2008) tentang penelitian pengaruh perhatian, minat dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI MAN Karanganyar tahun ajaran 2008/2009. Hasil penelitian tersebut bahwa secara keseluruhan variabel perhatian siswa, minat dan kebiasaan belajar memberikan sumbangan sebesar 62,2% terhadap prestasi belajar siswa. Perhatian siswa memberikan sumbangan efektif 10,2%, variabel minat memberikan sumbangan efektif 22,4%, dan kebiasaan belajar memberikan sumbangan efektif 29,8% terhadap prestasi belajar siswa.


(4)

commit to user

Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Fitria Hayu Palupi (2010), yang melakukan penelitian tentang hubungan konsep diri dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar pada mata kuliah Askeb II. Hasil penelitian tersebut bahwa konsep diri yang positif serta melalui kebiasaan belajar yang teratur dapat meningkatkan prestasi belajar.

E.Keterbatasan Penelitian

1. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah regresi logistik sehingga penelitian ini tidak bisa meneliti pengaruh interaksi metode

e-learning dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar secara bersamaan.

2. Penelitian ini menggunakan variabel yang salah satunya adalah variabel metode e-learning dimana mahasiswa tidak bertatap muka secara langsung dengan peserta didik, sementara ada kecenderungan peserta didik untuk berinteraksi antara satu dengan yang lainnya diluar penelitian.


(5)

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode e-learning berpengaruh tidak signifikan secara statistik terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan. Karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh antara metode e-learning dengan prestasi belajar” tidak dapat diterima (OR= 0.58; p= 0.465).

2. Kebiasaan belajar berpengaruh signifikan secara statistik terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan. Karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar” dapat diterima (OR= 13.61; p<0.001). Hasil analisis tersebut menunjukkan nilai koefisien regresi yang diperoleh bertanda positif, berarti semakin baik kebiasaan belajar mahasiswa akan semakin baik nilai prestasi belajarnya.

B.Saran

1. Bagi institusi STIKES ‘Aisyiyah Surakarta

Institusi disarankan untuk menerapkan metode e-learning dalam proses belajar mengajar dengan memadukan metode konvensional dengan


(6)

commit to user

learning (web centric course atau web enhanced course). Selain itu, kebijakan-kebijakan institusi yang berkaitan dengan kebiasaan belajar harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi.

2. Bagi dosen atau tenaga pengajar

Melihat adanya era globalisasi sekarang ini, selayaknya tenaga pengajar selain menguasai materi pembelajaran harus mengetahui tentang variasi metode pembelajaran khususnya yang berhubungan dengan IT. 3. Bagi peneliti yang akan datang

Bagi peneliti yang akan datang, penelitian ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis. Peneliti yang akan datang dapat meneliti pengaruh metode e-learning dengan jenis e-learning yang berbeda, misalnya web centric course atau web enhanced course bukan web course. Selain itu, penelitian dengan topik yang sama dapat dilakukan ditempat penelitian yang berbeda dengan waktu penelitian yang lebih lama sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.


Dokumen yang terkait

Cover Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 13

Chapter I Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 4

Reference Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 2

Appendix Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 14

Hubungan Kebiasaan Belajar dan Dukungan Sosial dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta

0 0 9

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN HAMIL PADA MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

0 0 10

PENERAPAN METODE E-LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH DOKUMENTASI KEBIDANAN (Pada Mahasiswa Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta) Istiqomah Risa Wahyuningsih STIKES ‘Aisyiyah Surakarta Program Studi Kebidanan

0 0 13

HUBUNGAN PEMANFAATAN E-LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER IV STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012

0 0 15

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN 2A MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Kebiasaan Belajar dan Motivasi Bel

0 0 12

PENGARUH SENAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENOREA PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH SENAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENOREA PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKART

0 0 14