58
Gambar 4.4 Perkembangan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO
Sumber: Data Olahan dari Bank Indonesia Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa BOPO yang melebihi
angka 85 terjadi pada periode Januari 2012 dimana angka rasio BOPO mencapai 86,22, kemudian pada periode selanjutnya rasio BOPO
kembali pada angka dibawah 85 dengan pergerakan yang berfluktuasi disekitar angka 70,43 sampai 83,77. Dan pada periode Januari 2015
sampai Desember 2015 BOPO mengalami ketidak sehatan yang berada pada angka 94,8 hingga 97,01.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu time series mulai tahun 2012 sampai 2015. Penelitian
tentang Non Performing Finance NPF sektor konstruksi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah disini menggunakan data pada Statistik
20 40
60 80
100 120
Jan -12
Ap r-
12 Ju
l- 12
Oct- 12
Jan -13
Ap r-
13 Ju
l- 13
Oct- 13
Jan -14
Ap r-
14 Ju
l- 14
Oct- 14
Jan -15
Ap r-
15 Ju
l- 15
Oct- 15
BOPO
BOPO
59
Perbankan Syariah sebagai variabel dependen. Sedangkan variabel independen terdiri dari Financing to Deposit Ratio FDR, Capital Adequacy
Ratio CAR, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO keseluruhan dari data yang digunakan sebagai bahan penelitian diperoleh dari
laporan bulanan Statistik Perbakan Syariah yang dipublikasi oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang digunakan peneliti sebagai alat analisis regresi berganda adalah Ordinary
Least Square OLS. Model OLS merupakan model estimasi yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi
sampel.
38
Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Eviews 9 untuk mempercepat hasil yang dapat
menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji Jarque Bera dengan melihat nilai probability. Jika probability lebih besar dari nilai derajat
α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data
terdistribusi normal. Sebaiknya, jika nilai probabilitasnya lebih kecil dari derajat kesalahan
α = 0.05, maka dalam penelitian ini ada
38
Shochrul Rohmatul Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews Jakarta: Salemba Empat, 2011, h.23.
60
permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data tidak terdistribusi normal.
Tabel 4.1 Uji Normalitas
2 4
6 8
10
-2.5 -2.0
-1.5 -1.0
-0.5 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
Series: Residuals Sample 2012M01 2015M12
Observations 47 Mean
-4.38e-15 Median
-0.176395 Maximum
2.074105 Minimum
-2.368769 Std. Dev.
0.945612 Skewness
-0.092721 Kurtosis
3.516068 Jarque-Bera
0.588902 Probability
0.744941
Sumber: Hasil Output EViews 9
Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat nilai probability sebesar 0.744941, lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0.05, artinya
data terdistribusi normal yang berarti H diterima.
b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan korelasi yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinieritas
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi r antar variabel
independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinieritas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen,
jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinieritas, dimana model regresi
61
yang baik adalah tidak terjadi multikollinieritas antar variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian multikolinieritas menggunakan
uji korelasi r dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji
Correlation Matrix
FDR CAR
BOPO FDR
1.000000 -0.047228
-0.746422 CAR
-0.047228 1.000000
-0.083789 BOPO
-0.746422 -0.083789
1.000000
Sumber: Hasil Output EViews 9
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat hasil analisis uji multikolinieritas dengan Correlation Mattrix menunjukkan bahwa
korelasi antar variabel independen antara FDR dan CAR maupun sebaliknya -0.047228, antara FDR dengan BOPO maupun sebaliknya
sebesar -0.746422. dan antara CAR dengan BOPO maupun sebaliknya sebesar -0.083789.
Terlihat dari tabel 4.2 diatas nilai korelasi variabel independen yaitu FDR, CAR dan BOPO tertinggi hanya mencapai -0.746422
yaitu antara FDR dengan BOPO maupun dengan sebaliknya. Karena nilai -0.746422 0.85 sehingga diputuskan tidak terdapat
multikolinieritas. Hasil ini menginformasikan model Ordinary Least Square OLS yang dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala
multikolinieritas.
62
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke
pengamatan lain
tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah
disebut dengan Heteroskedastisitas. Metode pertama yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah
dengan melihat pola residualnya.
Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas Dengan Melihat Pola Residual
-3 -2
-1 1
2 3
2 4
6 8
10
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
2012 2013
2014 2015
Residual Actual
Fitted
Sumber: Hasil Output EViews 9
Dengan melihat hasil tersebut, kita dapat menduga bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada hasil estimasi, dimana residualnya
63
tidak membentuk suatu pola. Dengan kata lain, residual cenderung konstan.
Selanjutnya model kedua yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah
dengan melakukan Uji Glejser.
Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser
Variable Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C 0.813445
4.077459 0.199498
0.8428 FDR
-0.010226 0.025126 -0.407010
0.6860 CAR
0.112307 0.100788
1.114292 0.2713
BOPO -0.009818
0.015776 -0.622361 0.5370
Sumber: Hasil Output EViews 9
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki probabilitas di atas 5 atau 0.05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan variabel telah lolos uji heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunakan nilai Durbin-Watson untuk menguji autokorelasi. Menurut Singgih Santoso, panduan mengenai angka D-W
untuk mendeteksi autokorelasi secara umum bisa diambil patokan:
39
Angka D-W di bawah -2 berarti ada korelasi positif.
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi.
39
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2012, h. 243.
64
Angka D-W di atas +2 berarti ada korelasi negatif.
Berikut ini hasil Uji Autokorelasi dengan variabel dependen Non Performing Financing:
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Melihat Durbin-Watson
R-squared 0.102669 Mean dependent var -4.38E-15
Adjusted R-squared -0.006762 S.D. dependent var 0.945612
S.E. of regression 0.948804 Akaike info criterion 2.851515
Sum squared resid 36.90941 Schwarz criterion
3.087704 Log likelihood
-61.01060 Hannan-Quinn criter. 2.940395 F-statistic
0.938207 Durbin-Watson stat 1.829260
ProbF-statistic 0.466573
Sumber: Hasil Output EViews 9
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa hasil regresi dari nilai Durbin-Watson statistik sebesar 1.829260. Maka dapat
disimpulkan pada model regresi ini tidak terdapat gejala autokorelasi karena nilai D-W diantara -2 dan +2 atau -2 1.829260 +2.
1. Pengujian Hipotesis Statistik Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan
menggunakan program komputer Eviews 9 dengan menggunakan metode regresi linier berganda atau Ordinary Least Square OLS yang
ditampilkan pada tabel berikut:
65
a. Uji Parsial Uji t Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial
individu variabel-variabel independen FDR, CAR, BOPO terhadap variabel dependen yaitu Non Performing Finance NPF. Salah satu
cara untuk melakukan uji t adalah dengan melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistik t.
Tabel 4.5 Uji t
Variable Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C 29.16743
6.294873 4.633521
0.0000 FDR
-0.190300 0.038790 -4.905942
0.0000 CAR
0.030439 0.155599
0.195624 0.8458
BOPO -0.057241
0.024355 -2.350225 0.0234
Dari tabel 4.5 Didapatkan hasil uji statistik t yang dilakukan yaitu
sebagai berikut: 1 Pengaruh t-statistik untuk FDR terhadap Non Performing Finance
NPF. Berdasarkan pada tabel 4.5 Diperoleh hasil t-hitung sebesar -
4.905942 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0000. karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial FDR berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap Non Performing Finance NPF.
66
2 Pengaruh t-statistik untuk CAR terhadap Non Performing Finance NPF.
Berdasarkan pada tabel 4.5 Diperoleh hasil t-hitung sebesar 0.195624. dengan tingkat signifikansi 0.8458. Karena tingkat signifikansi lebih
besar dari 0.05 maka secara parsial CAR tidak berpengaruh terhadap Non Performing Finance NPF.
3 Pengaruh t-statistik untuk BOPO terhadap Non Performing Finance NPF.
Berdasarkan pada tabel 4.5 Diperoleh hasil t-hitung sebesar -2.350225 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0234. karena tingkat signifikansi
lebih besar dari 0.05 maka secara parsial BOPO berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Non Performing Finance NPF.
b. Uji F Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen FDR, CAR dan BOPO secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Non Performing Finance NPF.
67
Tabel 4.6 Uji F
R-squared 0.399935 Mean dependent var
6.415745 Adjusted R-squared
0.358070 S.D. dependent var 1.220714
S.E. of regression 0.978043 Akaike info criterion 2.874739
Sum squared resid 41.13242 Schwarz criterion
3.032198 Log likelihood
-63.55636 Hannan-Quinn criter. 2.933992 F-statistic
9.552950 Durbin-Watson stat 1.305364
ProbF-statistic 0.000059
Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh hasil F-Statistik sebesar 9.552950 dengan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.000059. karena hasil
probabilitas signifikansi lebih kecil dari nilai α = 0.05 0.00 0.05 berarti dapat disimpulkan bahwa FDR, CAR dan BOPO secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Non Performing Finance NPF.
2. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R
2
R Square yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan nilai Adjusted R
2
pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Hal tersebut dikarenakan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu.
68
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi R
2
R-squared 0.399935 Mean dependent var
6.415745 Adjusted R-squared
0.358070 S.D. dependent var 1.220714
S.E. of regression 0.978043 Akaike info criterion 2.874739
Sum squared resid 41.13242 Schwarz criterion
3.032198 Log likelihood
-63.55636 Hannan-Quinn criter. 2.933992 F-statistic
9.552950 Durbin-Watson stat 1.305364
ProbF-statistic 0.000059
Sumber: Hasil Output EViews 9
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Squared sebesar 0.358070. hal ini menunjukkan bahwa
variasi variabel dependen Non Performing Finance NPF secara bersama- sama dapat dijelaskan oleh variabel independen FDR, CAR dan BOPO
sebesar 35,8. Sedangkan sisanya 64,2 dijelaskan oleh faktor atau variabel lain diluar variabel yang diteliti.
C. Analisis Ekonomi dan Interpretasi