14
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Didalam perbankan syariah, pembiayaan yang diberikan kepada pihak pengguna dana berdasarkan pada
prinsip syariah. Aturan yang digunakan yaitu sesuai dengan hukum Islam.
4
Dengan demikian, dalam praktiknya, adalah: 1. Penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan harapan
mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama di kemudian hari; 2. Suatu tindakan atas dasar perjanjian yang dalam perjanjian tersebut
terdapat jasa dan balas jasa prestasi dan kontra prestasi yang keduanya dipisahkan oleh unsur waktu;
3. Pembiayaan adalah suatu hak, dengan hak mana seorang dapat mempergunakannya untuk tujuan tertentu, dalam batas waktu tertentu dan
atas pertimbangan tertentu pula.
5
B. Tujuan Pembiayaan
Dalam membahas tujuan pembiayaan, mencakup ruang lingkup yang luas. Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari
pembiayaan, yaitu:
6
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang
4
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana, 2011, h. 106.
5
Rivai dan Veithzal Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, h.4.
6
Ibid, h. 5-6.
15
dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau
mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya. Dalam faktor kemampuan dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan safety dan
sekaligus juga keuntungan profitability dari suatu pembiayaan sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan. Dengan demikian, keuntungan
merupakan tujuan dari pemberi pembiayaan yang terjelma dalam bentuk hasil yang diterima.
2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar- benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai
tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang
atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan profitability yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
7
1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil 4. Pembiayaan dengan akad pelengkap
7
Adiwarman Karim, Bank Islam, Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 97.
16
Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan banyak ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang
dijual. Produk yang termasuk dalam kategori ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli murabahah, salam, dan istishna serta produk
yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di
muka. Produk perbankan yang masuk ke dalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah.
C. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli Sale and Purchase Ba’i