BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Keaktifan Belajar
a. Keaktifan Belajar
Belajar bukanlah sekedar proses penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang
dilakukan terhadap siswa. Siswa tidak menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif. Cara Belajar Siswa Aktif CBSA merupakan istilah yang
muncul dari istilah Student Active Learning dalam bahasa Inggris. Menurut Dimiyati Mahmud 1990: 186, secara harfiah cara belajar siswa aktif CBSA
dapat diartikan sebagai suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar
yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”. Mohammad Ali dalam Mulyani dan H. Johar 2001:90 menyarankan dua sudut pandang untuk
dapat memahami pengertian CBSA. Kedua sudut pandang tersebut yaitu: 1 CBSA sebagai suatu konsep
CBSA merpakan konsep dalam mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar, baik keaktifan mengenai kegiatan guru maupun mengenai
kegiatan peserta didik. Untuk meningkatkan proses pengajaran ini, sudah tentu guru membuat perencanaan dengan sebaik-baiknya dan melaksanakan
pengajaran tersebut berdasarkan rencana yang telah ditentukan. Dengan cara demikian hasil belajar peserta didik diharapkan menjadi lebih baik.
2 CBSA sebagai pendekatan dalam pengajaran CBSA merupakan suatu upaya yang dilakukan guru yang dimulai
dengan perencanaan pengajaran, pelaksanaan proses belajar mengajar, dan diakhiri dengan hasil belajar berdasarkan konsep tertentu. CBSA mencakup
pengembangan strategi, metode dan teknik mengajar. Sejalan dengan pendapat di atas, Melvin L. Silberman 2006: 24
mengemukakan bahwa belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.
6
Siswa harus menggunakan otak untuk mengkaji gagasan, memecahkan masalah, bersemangat dan penuh gairah. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berpikir keras moving about dan thingking aloud.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya, melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang
lain. Bukan cuma itu, siswa perlu ”mengerjakannya” yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri. Siswa menunjukkan contohnya, mencoba
mempraktikkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah dan harus mereka dapatkan.
Dalam upaya mengaktifkan belajar siswa bukan berarti guru membiarkan siswa belajar sendiri. Peranan guru sangat dibutuhkan dalam upaya tersebut.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sumarsono 2007: 6, bahwa ”Guru diharapkan dapat melaksanakan proses belajar mengajar sebaik-baiknya dengan
jalan menggunakan metode yang memungkinkan peran serta aktif siswa dalam berpendapat, meneliti, dan berbuat sesuatu”. Dengan demikian, keaktifan belajar
siswa tidak lepas dari peran guru dalam pembelajaran. Guru mengupayakan suatu pembelajaran yang dapat memacu keaktifan siswa.
b. Indikator Keaktifan Belajar