Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Konvensional

kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. 5. Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajaran terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.

c. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Konvensional

“Petunjuk atau paradigma adalah suatu teori, perspektif, atau kerangka berpikir yang menentukan baagimana kita memandang, menginterpretasikan, dan memahami aspek-aspek kehidupan” Anita Lie, 2008: 2. Hampir semua penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan melibatkan suatu pemisahan dari cara- cara berpikir yang tradisional atau paradigma lama. Pembelajaran konvensional pada dasarnya merupakan pembelajaran yang masih menggunakan paradigma lama dalam pendidikan dan masih kerap digunakan di kelas-kelas hingga saat ini. Paradigma lama mengenai proses belajar-mengajar menurut bersumber pada teori atau mungkin lebih tepatnya, asumsi tabula rasa John Locke. Lock mengatakan bahwa pikiran seorang anak ibarat botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dankebijaksanaan sang mahaguru. Berdasarkan asumsi tersebut, menurut Anita lie 2008: 3, banyak guru yang melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar sebagai berikut: 1 Memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Tugas seorang guru adalah memberi dan tugas seorang siswa adalah menerima. Guru memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. 2 Mengisi botol kosong dengan pengetahuan. Siswa adalah penerima pengetahuan yang pasif. Guru memiliki pengetahuan yang nantinya akan dihafal oleh siswa. 3 Mengotak-kotakkan siswa. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan nilai dan memasukkan siswa dalam kategori siapa yang berhak naik kelas, siapa yang tidak, siapa yang bisa lulus, siapa yang tidak, dll. 4 Memacu siswa dalam kompetisi bagaikan ayam aduan. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banayk berubah. Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar pun perlu adanya perubahan. Dalam pembelajaran koopertif pelaksanaannya sejalan dengan pokok pemikiran berikut Anita Lie, 2008: 5: 1 Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. 2 Siswa membangun pengetahuan secara aktif. Beajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Siswa tidak menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif. Penyusunan pengetahuan yang terus- menerus menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif. 3 Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada porses daripada hasil. Hal tersebut berdasarkan pandangan bahwa setiap orang pasti mempunyai potensi 4 Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak terjadi tanpa interaksi antarpribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama Johnson, Johnson smith, 1991. Menurut Anita Lie 2008: 8, “Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai belajar dengan metode kooperative learning”. Sejalan dengan pandangan tersebut, perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional menirut Trianto 2007: 43 adalah sebagai berikut: Tabel 2. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok Belajar Konvensional Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar konvensional Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menguntungkan diri pada kelompok. Keompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan abantuan Kelompok belajar biasanya homogen Guru memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal hubungan antara pribadi yang saling menghargai. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

d. Jenis-jenis Model dalam Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENDAHULUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 1 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 12

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 BANTUL.

1 11 206