Gambar 12 Kehilangan air tanaman kentang per minggu tanaman kentang 150 hari maka kehilangan
air tanaman kentang menjadi 4.3 mm hari. Apabila dibandingkan dengan kehilangan air
rata –rata tanaman kentang pada sistem
aeroponik, nilai kehilangan airnya cukup kecil. Hal ini dapat dikatakan bahwa
penggunaan sistem
aeroponik dapat
menghemat penggunaan air yang sesuai dengan pernyataan Gunawan dan Afrizal
2009 yang mengatakan bahwa air yang digunakan dalam sistem aeroponik sangat
efektif.
Selama penanaman kentang di lokasi penelitian,
tanaman masih
cenderung mengalami pertumbuhan vegetatif karena
sampai 50 HST tanaman belum berbunga. Hal ini sesuai dengan Hajadi 2007 yang
menyatakan bahwa
tanaman kentang
memiliki dua
fase pertumbuhan
dan perkembangan yaitu fase vegetatif dan fase
reproduktif. Fase vegetatif teridiri dari pertambahan jumlah daun, tinggi tanaman dan
luas daun, sedangkan fase reproduktif terdiri dari
pembentukan kuncup
bunga, dan
pembentukan umbi. Gambar 12 menunjukkan kehilangan air tanaman kentang untuk
pencahayaan 24 jam pencahayaan terus meningkat, sedangkan untuk pencahayaan 12
jam meningkat hanya sampai empat Minggu Setelah Tanam 4 MST dan setelah empat
MST jumlah kehilangan air mengalami penurunan. Penurunan kehilangan air pada 12
jam pencahayaan disebabkan karena tanaman kentang mati. Kehilangan air pada tanaman
kentang dengan pencahayaan 24 jam ini meningkat terus sampai memasuki fase
pembungaan. Hal ini juga dinyatakan oleh Agus et al. 2002 bahwa kehilangan air
tanaman kentang meningkat hingga fase pembungaan dan kemudian akan turun
kembali saat memasuik fase pembuahan dan pemasakan umbi.
Tabel 5 Kehilangan air tanaman kentang
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Rekayasa kondisi
lingkungan pada
tanaman kentang dengan sistem aeroponik ini masih
perlu diperhatikan
karena akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini telah dilakukan rekayasa suhu
udara agar sesuai dengan kebutuhan tanaman kentang dengan nilai 20.0
C – 26.5
C, namun kelembaban ruangan akibat dari
penggunaan AC Air Conditioner yang bernilai rata
–rata 50, yang relatif rendah untuk pertumbuhan tanaman kentang.
Kehilangan air pada sistem aeroponik untuk pencahayaan 12 jam rata-rata 0.12
mmhari dan untuk pencahayaan 24 jam rata - rata ialah 0.14 mmhari. Penggunaan air pada
sistem aeroponik sangat efisien.
12 jam 24 jam
3 0,72
0,84 4
1,02 0,95
5 0,90
0,98 6
0,77 1,02
Perlakuan pencahayaan MST
5.2 Saran
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengamati kebutuhan air pada varietas yang
berbeda dan melakukan penelitian mengenai rekayasa iklim mikro lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
[SETNEG]. Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2011. Penyusutan luas lahan
tanaman pangan perlu diwaspadai. http:www.setneg.go.idindex.php?opt
ion=com_contenttask=viewid=461 7Itemid=29
[10 Februari 2011]. [FAOSTAT].
Food and
Agriculture Organization of the United Nations.
2007. Food
and agricultural
commodities production.
http:faostat.fao.orgsite339default.as px
[08 Agustus 2011]. [BALITSA].
Balai Penelitian
Tanaman Sayuran. 2008. Pelepasan tiga varietas
kentang. http:balitsa.litbang.deptan.go.idind?
q=contentpelepasan-3-varietas- kentang
[09 Agustus 2011]. Agus, F., Surmaini E dan Sutrisno N. 2002.
Teknologi hemat air dan irigasi suplemen. hlm. 239 -264. Dalam
teknologi pengelolaan lahan kering. Menuju pertanian produktif dan ramah
lingkungan.pusat
penelitian dan
pengembangan tanah dan agroklimat, Bogor.
Agustina, RH. 2011. Pendugaan kehilangan air melalui perhitungan neraca air serta
analisis pertumbuhan tanaman kentang Solanum Tuberosum, L. [Skripsi].
Bogor: Geofisika dan Meteorologi. Institut Pertanian Bogor.
Asandhi, AA., Gunadi N. 2006. Syarat Tumbuh Tanaman Kentang. Dalam
Buku Tahunan Hortikultura, Seri: Tanaman Sayuran. Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta.
Bey, A. 1991. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. IPB press: Bogor
Chang, JW. 1968. Climate and Agriculture. An
Ecological Survey.
Aldine.
Chicago.
Direktorat Jenderal
Hortikultura. 2009.
Statistik produksi komoditas sayuran di Indonesia periode tahun 2003-2008.
www.hortikultura.deptan.go.id Doorenbos, J., Pruitt WO. 1979. Guidelines
for crop water requirements. FAO Irrigation and Drainage. Paper.FAO,
UN. Rome, Italy. Ewing, PC., Struick EE. 1982. Crop
Physiology of
potato Solanum
tuberosum L: Respons to photoperiod and temperature relevant to crop
modelling. London. Kluwer academic publisher.
http:www.google.combooks?hl=idl r=id=iak56s694eoCoi=fndpg=PA
41dq=crop+physiology+of+potato 28Solanum+tuberosum,L29:+respon
s+to+photoperiod+and+temperature+re levant+to+crop+modellingots=
[24 Agustus 2011] Farran, I., Angel M. 2006. Potato Minituber
Production Using Aeroponics: Density and Harvesting intervals. America
Journal of potato 83:47-53.
Fitter, AH., Hay RKM. 1994. Fisiologi Lingkungan
Tanaman. Universitas
Press, Yogyakarta. Gunawan, OS., Afrizal D. 2009. Teknologi
Aeroponik, Terobosan Perbanyakan cepat
benih kentang.
J. Iptek
Hortikultura 5:16 –19
Handoko. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer
untuk Pertanian. FMIPA.IPB. Harjadi, SS. 1979. Pengantar Agronomi.
Jakarta : Gramedia Herlina, SN., Handoko, Nasir AA. 1993.
Respon pertumbuhan
vegetatif tanaman melon terhadap ketersediaan
air. J. Agronomi Indonesia 1:53 –60.
Jumin, HB. 2005. Dasar – Dasar Agronomi.
Jakarta:Raja Grafindo Persada. Lubis, K. 2000. Tanggap tanaman terhadap
kekurangan Air.
http:repository.usu.ac.idbitstream12 345678911091fp-khairunnisa2.html
[08 Agustus 2010]. Lutaladio, N., Oscar O, Anton H dan Daniel
C. 2009.
Sustainable potato
Production: Guidelines for Developing Countries. FAO: Italy.
Martodireso, S.,
Suryanto WA.
2001. Terobosan
teknologi Pemupukan
dalam Era
Pertanian Organik.
Budidaya Tanaman
Pangan Hortikultura
dan Perkebunan.
Kanisisus. Yogayakarta. 78hal. Ma’rufatin, A. 2011. Respon Pertumbuhan
Tanaman Kentang
Solanum tuberosum, L varietas atlantis dan
superjohn dalam sistem aeroponik terhadap
periode pencahayaan.
Personal Communication. Departemen Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-
IPB Muhibbudin,
A. 2009.
Pengembangan formulasi unsur hara pada produksi
benih kentang hasil kultur jaringan dengan teknologi aeroponik. J. Sains
dan Teknologi 92:87 –96.
Murdiyarso, D. 1991. Kebutuhan air dalam Kapita
Selekta dalam
Agrometeorologi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi editor Ahmad Bey.
Milthrope, FL., Morby J. 1997. Crop phsilogy potato.
Cambridge. Cambidge
University press. Nurmayulis. 2005. Pertumbuhan dan hasil
tanaman kentang Solanum Tuberosum L
yang diberi
pupuk organik
difermentasi, Azospirilium sp dan pupuk nitrogen di Pangalengan dan
Cisarua [disertasi]. Bandung: Program pascasarjana. Universitas Padjajaran.
Nonnecke, Ib L. 1989. Vegetable Production. Van nostrand reinhold: USA.
Otazu, V. 2010. Manual on Quality Seed Potato Production Using Aeroponics.
Tarea Asociacion Graficia Educativa. Peru.
Rismawati, L. 2010. Penanganan Pasca Panen Kentang Solanum tuberosum L di
Hikmah Farm,
Pangalengan Bandung.[skripsi]. Bogor: Agronomi
dan Hortikultura. Insititut Pertanian Bogor.
Samadi, B. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta.Kanisius. 115hal.
Setiadi. 2009. Budidaya Kentang. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sihombing, D.
2006. Model
Simulasi Pertumbuhan
dan Perkembangan
tanaman [skripsi]. Bogor: Geofisika dan Meteorologi. Institut Pertanian Bogor.
Smith, O. 1968. Potatoes: Production, Storing, Processing. Connecticut: the
AVI Publishing Company, Inc. Sosrodarsono, S., Kensaku T. 2003. Hidrologi
untuk pengairan. Pradnya paramita: Jakarta.
Sulistiono, R.
2005. Model
Simulasi Perkembangan
penyakit tanaman
berbasis Agroklimatologi
untuk prediksi penyakit Hawar daun kentang
Phytophthora Infestans. [disertasi]. Bogor: Sekolah pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor.
Sunarjono. 2007. Petunjuk praktis budidaya kentang. Jakarta. Agromedia Pustaka.
Sutiyoso, Y. 2003. Aeroponik sayuran. Budidaya dengan sistem pengabutan.
Jakarta. Penerbit Penebar Swadaya. Taulu LA., Krisen J. 2003. Main pest and
diseases on
potato plant
on mondoinding and modayak region
north sulawesi. J. Eugina 9 4 : 256 –
264. Ummah, K. 2010. Produksi bibit kentang
Solanum Tuberosum, L di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa
Barat [skripsi]. Bogor: Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor.
Webb, RE., Wilson DR, Shumaker JR, Graves B, Henninger MR, Watts J, Frank JA,
and Murphy HJ. 1978. ATLANTIC: A new potato variety with high solids
good processing quality, and resistance to pests: J. American Potato 55:141-
145.
Williams CN. 1993. Vegetable Production in the tropics. London: Longman Group
UK Limited.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Penyiapan alat dan bahan sebelum dilakukan penanaman a Pemberian Insektisidadan fungisida,b bak penampungan larutan nutrisi, c timer Automatic, d sistem
pemberian cahaya lampu, e pemasangan sprinkler, f larutan nutrisi aeroponik dan Hidroponik, g kondisi perlakuan percobaan 12 jam dan 24 jam, h jenis Sprinkler
yang akan digunakan, i persiapan pembuatan larutan insektisida dan fungisida.
a b c
d e f
g h
i
Lampiran 2 proses Aklimatisasi a kondisi tanaman setelah 7 hari proses pemindahan dari media kultur, b penyimpanan tanaman di rumah kaca, c Penyimpanan tanaman pada
ruangan biasa.
a
b
c
Lampiran 3 Kondisi tanaman dan perakaran pada lokasi penelitian a kondisi tanaman atlantis dengan perlakuan 24 jam pada hari ke 7, b kondisi tanaman atlantis dengan
perlakuan 12 jam pada hari ke 7, c kondisi tanaman Atlantis dengan perlakuan 12 jam pada hari ke 14, d kondisi tanaman Atlantis dengan perlakuan 24 jam pada hari
ke 14, e kondisi perakaran tanaman Atlantis dengan perlakuan 24 jam pada 49 HST
a b
c
d e
Lampiran 4 Pengambilan data a pengambilan data perubahan air, b pengambilan data Suhu dengan thermometer Digital. c pengambilan data suhu dengan Thermometer alkohol
a
b
c
Lampiran 5 Denah penelitian
Lampiran 6 Data pengukuran suhu udara selama 50 hari setelah tanam
Tanggal HST
Setelah Kalibrasi Rataan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
09 Juli 2011 19
19.8 20.0
19.8 19.7
19.7 20.0
20.3 20.3
20.3 20.2
20.0 10 Juli 2011
20 20.8
21.1 21.0
21.0 21.1
21.2 21.3
21.3 21.3
21.3 21.1
11 Juli 2011 21
21.1 21.2
21.3 21.3
21.3 21.2
21.4 21.4
21.5 21.5
21.3 12 Juli 2011
22 21.1
21.4 21.3
21.4 21.4
21.8 21.9
21.8 21.7
21.9 21.6
13 Juli 2011 23
21.0 21.2
21.3 21.3
21.3 21.3
21.6 21.5
21.6 21.5
21.3 14 Juli 2011
24 20.7
20.7 20.7
20.6 20.5
20.6 20.7
20.7 20.7
20.7 20.7
15 Juli 2011 25
21.1 21.2
21.4 21.4
21.2 21.4
21.5 21.4
21.3 21.5
21.3 16 Juli 2011
26 20.8
20.8 20.8
20.7 20.8
21.0 21.0
21.0 21.0
21.0 20.9
17 Juli 2011 27
20.9 21.0
21.0 20.9
20.9 20.9
20.9 21.0
20.9 20.9
20.9 18 Juli 2011
28 20.1
20.1 20.1
20.0 20.0
19.9 20.0
20.0 20.0
20.1 20.0
19 Juli 2011 29
21.2 21.0
21.3 21.2
21.1 21.1
21.2 21.2
21.1 21.3
21.2 20 Juli 2011
30 20.3
20.3 20.6
20.5 20.6
20.4 20.5
20.6 20.5
20.4 20.5
21 Juli 2011 31
22.0 22.2
22.3 22.3
22.1 22.1
22.2 22.3
22.2 22.2
22.2 22 Juli 2011
32 22.7
22.7 22.7
22.7 22.7
22.8 22.8
22.8 22.8
22.8 22.7
23 Juli 2011 33
21.0 21.0
21.0 21.0
21.0 21.3
21.4 21.4
21.4 21.2
21.2 24 Juli 2011
34 20.7
20.7 21.0
21.0 20.9
20.9 21.0
21.0 21.1
21.0 20.9
25 Juli 2011 35
21.9 22.0
22.0 22.0
21.9 21.8
22.0 22.0
21.9 22.2
22.0 26 Juli 2011
36 20.6
20.6 20.5
20.5 20.5
20.6 20.9
20.9 21.0
21.0 20.7
27 Juli 2011 37
21.5 21.6
21.7 21.7
21.6 22.0
22.1 22.1
22.1 22.4
21.9 28 Juli 2011
38 21.8
22.2 22.1
22.1 22.0
22.0 22.2
22.2 22.1
22.1 22.1
29 Juli 2011 39
21.6 21.8
21.9 22.2
22.4 22.2
22.3 22.3
22.4 22.2
22.1 30 Juli 2011
40 21.7
21.8 22.0
22.0 21.8
21.9 22.1
22.2 22.2
22.2 22.0
31 Juli 2011 41
21.3 21.3
21.6 21.6
21.5 21.7
21.8 21.9
21.8 21.7
21.6 01 Agustus 2011
42 20.7
21.1 21.0
21.0 21.1
20.8 21.2
21.1 21.1
21.3 21.0
02 Agustus 2011 43
21.2 21.2
21.6 21.6
21.6 21.7
21.8 21.9
21.7 21.8
21.6 03 Agustus 2011
44 22.0
22.0 22.6
22.6 22.6
22.7 22.9
23.0 22.8
22.8 22.6
04 Agustus 2011 45
19.0 19.1
18.8 18.8
18.7 19.0
19.1 19.3
19.2 19.4
19.0 05 Agustus 2011
46 22.5
22.9 22.9
22.8 22.8
22.9 23.2
23.2 23.0
23.0 22.9
06 Agustus 2011 47
20.6 20.3
20.8 20.7
20.7 20.6
20.7 20.9
21.0 21.0
20.7 07 Agustus 2011
48 20.6
20.6 21.2
21.2 21.1
20.6 21.2
21.2 21.3
21.3 21.0
08 Agustus 2011 49
20.6 20.5
20.8 20.7
20.7 20.9
20.8 21.1
21.0 20.9
20.8 09 Agustus 2011
50 21.7
22.0 22.2
21.8 21.9
21.8 22.0
22.0 22.0
21.8 21.9
Lampiran 7 Data jumlah daun varietas Atlantis dengan perlakuan pencahayaan 12 jam dan 24 jam selama 50 HST
Tanggal HST
Pencahayaan 12 jam Rataan
Pencahayaan 24 jam Rataan
Box 1 Box 2
Box 3 Box 4
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
09 Juli 2011 19 11
16 6
4 9
14 15
3 6
14 4
3 8.8
12 9
4 10 13
6 16
19 17
12 7 18 11.9
10 Juli 2011 20
9 10
6 4
11 13
10 3
4 14
4 3
7.6 13
9 5
7 12
7 12
15 17
13 6 19 11.3
11 Juli 2011 21 11
9 6
4 9
10 7
3 6
14 4
3 7.2
10 10 4
9 12
7 10
24 17
14 6 20 11.9
12 Juli 2011 22
9 6
6 4
8 11
4 3
4 14
4 3
6.3 10
10 5 11 11
8 11
24 17
13 6 23 12.4
13 Juli 2011 23
8 4
3 9
3 6
3 2
3.2 10
7 4
7 13
6 10
15 15
14 6 20 10.6
14 Juli 2011 24
6 2
2 8
2 5
2 2.3
8 7
3 5
12 6
10 12
12 13 5 20
9.4 15 Juli 2011
25 6
3 2
8 2
13 2
3.0 9
8 3
5 12
6 11
13 13
14 7 23 10.3
16 Juli 2011 26
7 2
3 8
3 6
2 2.6
8 8
4 5
12 5
7 12
14 14 5 20
9.5 17 Juli 2011
27 8
3 7
3 7
2.3 10
8 5
3 15
7 9
14 16
15 6 24 11.0
18 Juli 2011 28
7 3
8 2
4 2.0
10 8
4 14
6 10
12 14
14 6 23 10.1
19 Juli 2011 29
3 2
9 2
2 1.5
8 9
4 13
6 9
12 18
15 4 25 10.3
20 Juli 2011 30
2 2
8 1.0
9 7
5 11
6 9
14 13
13 0 25 9.3
21 Juli 2011 31
2 2
9 1.1
10 10 5
12 6
10 14
15 14 0 25
10.1 22 Juli 2011
32 2
8 0.8
10 9
6 12
7 7
13 16
13 0 24 9.8
23 Juli 2011 33
8 0.7
11 9
6 13
7 7
12 16
12 0 24 9.8
24 Juli 2011 34
9 0.8
12 9
5 14
8 7
11 17
12 0 24 9.9
25 Juli 2011 35
9 0.8
12 10 0
13 7
10 12
16 12 0 24
9.7 26 Juli 2011
36 9
0.8 12
10 0 13
7 10
18 18
15 0 26 10.8
27 Juli 2011 37
9 0.8
11 8
13 8
10 16
17 14 0 24
10.1 28 Juli 2011
38 7
0.6 11
8 12
8 11
17 16
12 0 25 10.0
29 Juli 2011 39
9 0.8
12 10 0
13 8
11 17
17 12 0 25
10.4
30 Juli 2011 40
9 0.8
12 7
12 9
11 17
19 12 0 25
10.3 31 Juli 2011
41 7
0.6 12
8 12
9 12
16 19
13 0 23 10.3
01 Agustus 2011 42
7 0.6
11 8
10 10
12 16
19 13 0 23
10.2 02 Agustus 2011
43 6
0.5 12
9 12
9 12
17 20
14 0 21 10.5
03 Agustus 2011 44
5 0.4
14 8
12 10
12 18
21 14 0 21
10.8 04 Agustus 2011
45 5
0.4 12
8 12
10 12
18 21
15 0 21 10.8
05 Agustus 2011 46
5 0.4
11 7
12 9
12 17
19 14 0 19
10.0 06 Agustus 2011
47 0.0
11 7
13 9
13 17
19 14 0 18
10.1 07 Agustus 2011
48 0.0
11 7
13 9
13 17
18 14 0 17
9.9 08 Agustus 2011
49 0.0
11 13
9 13
17 19
14 0 17 9.4
09 Agustus 2011 50
0.0 10
14 10
13 17
19 14 0 17
9.5 Keterangan: angka nol menunjukkan daun tanaman sudah tidak ada lagi.
Lampiran 8 Data jumlah daun varietas Super John dengan perlakuan pencahayaan 12 jam dan 24 jam selama 50 HST
.keterangan : angka nol menunjukkan bahwa tanaman sudah mati.
Tanggal HST
Perlakuan 12 jam Rataan
Perlakuan 24 jam Rataan
Box 1 Box 2
Box 3 Box 4
1 2
3 1
2 3
1 2
3 1
2 3
09 Juli 2011 19
8.0 6.0
10 Juli 2011 20
6 12
5 10
7 8
8.0 10
5 10
11 6.0
11 Juli 2011 21
8 13
8 11
8 10
9.7 10
4 10
11 5.8
12 Juli 2011 22
7 12
9 11
7 6
8.7 10
3 10
11 5.7
13 Juli 2011 23
4 11
4 8
4 5
6.0 8
3 6
11 4.7
14 Juli 2011 24
2 10
5 6
4 5
5.3 9
3 5
11 4.7
15 Juli 2011 25
2 7
5 7
2 7
5.0 11
9 11
5.2 16 Juli 2011
26 3
5 3
1 4
2.7 11
8 8
4.5 17 Juli 2011
27 4
4 1
4 2.2
11 8
8 4.5
18 Juli 2011 28
4 3
4 1.8
10 7
8 4.2
19 Juli 2011 29
2 2
0.7 6
6 7
3.2 20 Juli 2011
30 2
0.3 4
5 6
2.5 21 Juli 2011
31 2
0.3 4
5 1.5
22 Juli 2011 32
4 7
1.8 23 Juli 2011
33 4
7 1.8
24 Juli 2011 34
5 8
2.2 25 Juli 2011
35 4
6 1.2
26 Juli 2011 36
5 8
2.2 27 Juli 2011
37 5
6 1.8
28 Juli 2011 38
6 6
2.0 29 Juli 2011
39 5
4 1.5
30 Juli 2011 40
6 5
1.8 31 Juli 2011
41 6
5 1.8
01 Agustus 2011 42
5 2
1.2 02 Agustus 2011
43 7
1.2 03 Agustus 2011
44 7
1.2 04 Agustus 2011
45 7
1.2 05 Agustus 2011
46 5
0.8 06 Agustus 2011
47 5
0.8 07 Agustus 2011
48 4
0.7 08 Agustus 2011
49 4
0.7 09 Agustus 2011
50 4
0.7
Lampiran 9 Data pengukuran kelembaban 24 jam pada tanggal 03 Agustus 2011 Pukul
TBK TBB
TBB terkoreksi
TBK - TBB RH
1:00 21.5
16.9 15.6
5.9 48
2:00 21.0
16.8 15.5
5.5 51
3:00 21.0
16.8 15.5
5.5 51
4:00 20.5
16.4 15.1
5.4 53
5:00 20.5
16.5 15.2
5.3 53
6:00 20.0
15.8 14.6
5.4 53
7:00 20.0
16.1 14.9
5.1 53
8:00 20.5
16.3 15.0
5.5 50
9:00 21.5
16.9 15.6
5.9 48
10:00 22.0
17.3 16.0
6.0 48
11:00 22.5
18.1 16.7
5.8 49
12:00 24.0
19.5 18.0
6.0 50
13:00 24.5
19.8 18.3
6.2 50
14:00 25.0
20.0 18.5
6.5 48
15:00 26.0
21.1 19.5
6.5 49
16:00 26.5
21.6 20.0
6.5 49
17:00 25.0
20.2 18.7
6.3 51
18:00 24.5
20.2 18.7
5.8 51
19:00 24.0
19.8 18.3
5.7 50
20:00 23.0
18.5 17.1
5.9 49
21:00 22.5
17.9 16.5
6.0 49
22:00 22.0
17.6 16.2
5.8 48
23:00 22.0
17.5 16.2
5.8 48
0:00 22.0
17.1 15.8
6.2 48
Lampiran 10 Nilai kelembaban nisbih
Pembacaan termometer
bola basah C Selisih antar termometer bola kering dan bola basah
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5 5
5,5 6
6,5 7
100 90
80 71
63 56
49 43
37 32
28 23
20 16
13
1 100
90 81
72 65
58 51
45 40
35 30
26 22
19 16
2 100
90 82
74 66
59 53
47 42
37 33
29 25
22 19
3 100
91 82
75 67
61 55
49 44
39 35
31 27
24 21
4 100
91 83
75 69
62 56
51 46
41 37
33 30
26 24
5 100
91 84
76 70
64 58
53 48
43 39
35 32
29 26
6 100
92 84
77 71
65 59
54 49
45 41
37 34
31 28
7 100
92 85
78 72
66 61
56 51
47 43
39 36
33 30
8 100
92 85
79 73
67 62
57 52
48 44
41 37
34 32
9 100
93 86
79 74
68 63
58 54
50 46
42 39
36 33
10 100
93 86
80 75
69 64
59 55
51 47
44 41
38 35
11 100
93 87
81 75
70 65
60 56
52 49
45 42
39 36
12 100
93 87
81 76
71 66
61 57
54 50
47 43
41 38
13 100
94 88
82 76
71 67
63 58
55 51
48 45
42 39
14 100
94 88
82 77
72 68
63 59
56 52
49 46
43 40
15 100
94 88
83 78
73 68
64 60
57 53
50 47
44 42
16
100 94
88 83
78 74
69 65
61 58
54 51
48 45
43
17
100 94
89 83
79 74
70 66
62 59
55 52
49 46
44
18
100 94
89 84
79 75
70 67
63 59
55 53
50 47
45
19
100 94
89 84
80 75
71 67
63 60
56 54
51 48
46
20
100 95
89 85
80 76
72 68
64 61
57 55
52 49
47
21
100 95
90 85
80 76
73 68
65 62
58 55
53 50
47
22
100 95
90 85
81 77
73 69
66 62
58 56
53 51
48
23
100 95
90 86
81 77
73 70
66 63
59 57
54 51
49
24
100 95
90 86
82 78
74 70
67 63
60 58
55 52
50
25
100 95
90 86
82 78
74 71
67 64
61 58
56 53
50
26
100 95
91 86
82 78
75 71
68 65
62 59
56 54
51
27
100 95
91 87
83 79
75 72
68 65
62 59
57 54
52
28
100 95
91 87
83 79
75 72
69 66
63 60
57 55
52
29
100 95
91 87
83 79
76 72
69 66
63 60
58 55
53
30
100 96
91 87
83 80
76 73
70 67
64 61
58 56
53
31
100 96
91 87
83 80
76 73
70 67
64 61
59 56
54
32
100 96
91 88
84 80
77 73
70 67
65 62
59 57
54
33
100 96
92 88
84 80
77 74
71 68
65 62
60 57
55
34
100 96
92 88
84 81
77 74
71 68
65 63
60 58
55
35 100
96 92
88 84
81 78
74 71
68 66
63 61
58 56
Lampiran 11 Data kehilangan air dengan pencahayaan 12 dan 24 jam selama 50 HST.
Tanggal HST
12 jam pencahayaan 24 jam pencahayaan
Selisih Ketinggian air cm
mm hari
selisih ketinggian air cm
mm hari
09 Juli 2011 19
0.8 0.10
0.9 0.12
10 Juli 2011 20
0.7 0.09
0.6 0.08
11 Juli 2011 21
0.9 0.12
1.0 0.13
12 Juli 2011 22
1.0 0.13
1.0 0.13
13 Juli 2011 23
0.6 0.08
0.6 0.08
14 Juli 2011 24
0.8 0.10
1.0 0.13
15 Juli 2011 25
0.7 0.09
1.3 0.17
16 Juli 2011 26
0.9 0.12
1.2 0.16
17 Juli 2011 27
1.3 0.17
0.6 0.08
18 Juli 2011 28
1.7 0.22
1.0 0.13
19 Juli 2011 29
1.1 0.14
1.1 0.14
20 Juli 2011 30
1.2 0.16
1.2 0.16
21 Juli 2011 31
0.9 0.12
1.1 0.14
22 Juli 2011 32
1.1 0.14
1.1 0.14
23 Juli 2011 33
1.0 0.13
0.6 0.08
24 Juli 2011 34
1.6 0.21
1.6 0.21
25 Juli 2011 35
1.0 0.13
1.2 0.16
26 Juli 2011 36
0.9 0.12
1.2 0.16
27 Juli 2011 37
0.9 0.12
1.1 0.14
28 Juli 2011 38
0.8 0.10
0.9 0.12
29 Juli 2011 39
0.7 0.09
0.9 0.12
30 Juli 2011 40
1.0 0.13
1.3 0.17
31 Juli 2011 41
0.8 0.10
0.8 0.10
01 Agustus 2011 42
1.1 0.14
1.1 0.14
02 Agustus 2011 43
0.5 0.07
0.8 0.10
03 Agustus 2011 44
0.9 0.12
2.3 0.17
04 Agustus 2011 45
0.9 0.12
1.4 0.21
05 Agustus 2011 46
0.7 0.09
0.9 0.12
06 Agustus 2011 47
0.6 0.08
0.7 0.09
07 Agustus 2011 48
1.2 0.16
1.1 0.14
08 Agustus 2011 49
0.9 0.12
0.9 0.12
09 Agustus 2011 50
1.2 0.16
1.4 0.18
Rata - rata kehilangan air 0.12
0.14
ABSTRACT
LORIS PANAHATAN SIMANGUNSONG G24070046. Water use for potato plant Solanum
tuberosum, L using aeroponics system. Supervised by Prof.Dr.Ir. Handoko, M.Sc and Ir. Bregas Budianto, Ass.dpl.
Aeroponics is one solution to overcome the limitations of agricultural area. Aeroponics sytem has many advantages, one of them is the water usage efficiency. This study was conducted to
calculate the water losses on potato plant using two lighting period treatments; 12 hours and 24 hours. The water losses from the 12 hours lighting period is about 0.12 mmday, while the 24
hours loss 0.14 mmday. The room temperature during the observation ranged from 19.0 C to
22.9 C. The measured temperature within 24 hours was 20.0
C –26.5
C. The low humidity affect the plant growth caused death of the plant. Air humidity that is measured within 24 hours was
approximately 50. Keywords : potato plant, aeroponics, water use.
ABSTRAK
LORIS PANAHATAN SIMANGUNSONG G24070046. Kebutuhan air pada tanaman kentang
Solanum tuberosum, L dengan sistem aeroponik. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Handoko, M.Sc dan Ir. Bregas Budianto, Ass.dpl.
Aeroponik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi lahan pertanian yang terbatas. Sistem aeroponik mempunyai banyak keuntungan, salah satunya penggunaan air yang efisien. Pada
penelitian ini dilakukan perhitungan kehilangan air pada tanaman kentang dengan dua perlakuan periode pencahayaan; 12 jam dan 24 jam. Kehilangan air pada periode pencahayaan 12 jam ialah
sekitar 0.12 mm hari, sedangkan periode pencahayaan 24 jam hilang sebanyak 0.14 mm hari. Pengamatan suhu ruangan berada pada rentang dari 19.0
C sampai 22.9 C. Pengukuran suhu
selama 24 jam ialah 20.0 C
–26.5 C. Kelembaban udara yang rendah mempengaruhi pertumbuhan
tanaman hingga menyebabkan tanaman mati. Kelembaban udara yang diukur selama 24 jam sekitar 50.
Kata kunci : tanaman kentang, aeroponik, kebutuhan air.
I. PENDAHULUAN