Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 12 Kehilangan air tanaman kentang per minggu tanaman kentang 150 hari maka kehilangan air tanaman kentang menjadi 4.3 mm hari. Apabila dibandingkan dengan kehilangan air rata –rata tanaman kentang pada sistem aeroponik, nilai kehilangan airnya cukup kecil. Hal ini dapat dikatakan bahwa penggunaan sistem aeroponik dapat menghemat penggunaan air yang sesuai dengan pernyataan Gunawan dan Afrizal 2009 yang mengatakan bahwa air yang digunakan dalam sistem aeroponik sangat efektif. Selama penanaman kentang di lokasi penelitian, tanaman masih cenderung mengalami pertumbuhan vegetatif karena sampai 50 HST tanaman belum berbunga. Hal ini sesuai dengan Hajadi 2007 yang menyatakan bahwa tanaman kentang memiliki dua fase pertumbuhan dan perkembangan yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase vegetatif teridiri dari pertambahan jumlah daun, tinggi tanaman dan luas daun, sedangkan fase reproduktif terdiri dari pembentukan kuncup bunga, dan pembentukan umbi. Gambar 12 menunjukkan kehilangan air tanaman kentang untuk pencahayaan 24 jam pencahayaan terus meningkat, sedangkan untuk pencahayaan 12 jam meningkat hanya sampai empat Minggu Setelah Tanam 4 MST dan setelah empat MST jumlah kehilangan air mengalami penurunan. Penurunan kehilangan air pada 12 jam pencahayaan disebabkan karena tanaman kentang mati. Kehilangan air pada tanaman kentang dengan pencahayaan 24 jam ini meningkat terus sampai memasuki fase pembungaan. Hal ini juga dinyatakan oleh Agus et al. 2002 bahwa kehilangan air tanaman kentang meningkat hingga fase pembungaan dan kemudian akan turun kembali saat memasuik fase pembuahan dan pemasakan umbi. Tabel 5 Kehilangan air tanaman kentang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Rekayasa kondisi lingkungan pada tanaman kentang dengan sistem aeroponik ini masih perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini telah dilakukan rekayasa suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan tanaman kentang dengan nilai 20.0 C – 26.5 C, namun kelembaban ruangan akibat dari penggunaan AC Air Conditioner yang bernilai rata –rata 50, yang relatif rendah untuk pertumbuhan tanaman kentang. Kehilangan air pada sistem aeroponik untuk pencahayaan 12 jam rata-rata 0.12 mmhari dan untuk pencahayaan 24 jam rata - rata ialah 0.14 mmhari. Penggunaan air pada sistem aeroponik sangat efisien. 12 jam 24 jam 3 0,72 0,84 4 1,02 0,95 5 0,90 0,98 6 0,77 1,02 Perlakuan pencahayaan MST

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengamati kebutuhan air pada varietas yang berbeda dan melakukan penelitian mengenai rekayasa iklim mikro lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA [SETNEG]. Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2011. Penyusutan luas lahan tanaman pangan perlu diwaspadai. http:www.setneg.go.idindex.php?opt ion=com_contenttask=viewid=461 7Itemid=29 [10 Februari 2011]. [FAOSTAT]. Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2007. Food and agricultural commodities production. http:faostat.fao.orgsite339default.as px [08 Agustus 2011]. [BALITSA]. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 2008. Pelepasan tiga varietas kentang. http:balitsa.litbang.deptan.go.idind? q=contentpelepasan-3-varietas- kentang [09 Agustus 2011]. Agus, F., Surmaini E dan Sutrisno N. 2002. Teknologi hemat air dan irigasi suplemen. hlm. 239 -264. Dalam teknologi pengelolaan lahan kering. Menuju pertanian produktif dan ramah lingkungan.pusat penelitian dan pengembangan tanah dan agroklimat, Bogor. Agustina, RH. 2011. Pendugaan kehilangan air melalui perhitungan neraca air serta analisis pertumbuhan tanaman kentang Solanum Tuberosum, L. [Skripsi]. Bogor: Geofisika dan Meteorologi. Institut Pertanian Bogor. Asandhi, AA., Gunadi N. 2006. Syarat Tumbuh Tanaman Kentang. Dalam Buku Tahunan Hortikultura, Seri: Tanaman Sayuran. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta. Bey, A. 1991. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. IPB press: Bogor Chang, JW. 1968. Climate and Agriculture. An Ecological Survey. Aldine. Chicago. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2009. Statistik produksi komoditas sayuran di Indonesia periode tahun 2003-2008. www.hortikultura.deptan.go.id Doorenbos, J., Pruitt WO. 1979. Guidelines for crop water requirements. FAO Irrigation and Drainage. Paper.FAO, UN. Rome, Italy. Ewing, PC., Struick EE. 1982. Crop Physiology of potato Solanum tuberosum L: Respons to photoperiod and temperature relevant to crop modelling. London. Kluwer academic publisher. http:www.google.combooks?hl=idl r=id=iak56s694eoCoi=fndpg=PA 41dq=crop+physiology+of+potato 28Solanum+tuberosum,L29:+respon s+to+photoperiod+and+temperature+re levant+to+crop+modellingots= [24 Agustus 2011] Farran, I., Angel M. 2006. Potato Minituber Production Using Aeroponics: Density and Harvesting intervals. America Journal of potato 83:47-53. Fitter, AH., Hay RKM. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas Press, Yogyakarta. Gunawan, OS., Afrizal D. 2009. Teknologi Aeroponik, Terobosan Perbanyakan cepat benih kentang. J. Iptek Hortikultura 5:16 –19 Handoko. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer untuk Pertanian. FMIPA.IPB. Harjadi, SS. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta : Gramedia Herlina, SN., Handoko, Nasir AA. 1993. Respon pertumbuhan vegetatif tanaman melon terhadap ketersediaan air. J. Agronomi Indonesia 1:53 –60. Jumin, HB. 2005. Dasar – Dasar Agronomi. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Lubis, K. 2000. Tanggap tanaman terhadap kekurangan Air. http:repository.usu.ac.idbitstream12 345678911091fp-khairunnisa2.html [08 Agustus 2010]. Lutaladio, N., Oscar O, Anton H dan Daniel C. 2009. Sustainable potato Production: Guidelines for Developing Countries. FAO: Italy. Martodireso, S., Suryanto WA. 2001. Terobosan teknologi Pemupukan dalam Era Pertanian Organik. Budidaya Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan. Kanisisus. Yogayakarta. 78hal. Ma’rufatin, A. 2011. Respon Pertumbuhan Tanaman Kentang Solanum tuberosum, L varietas atlantis dan superjohn dalam sistem aeroponik terhadap periode pencahayaan. Personal Communication. Departemen Geofisika dan Meteorologi. FMIPA- IPB Muhibbudin, A. 2009. Pengembangan formulasi unsur hara pada produksi benih kentang hasil kultur jaringan dengan teknologi aeroponik. J. Sains dan Teknologi 92:87 –96. Murdiyarso, D. 1991. Kebutuhan air dalam Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi editor Ahmad Bey. Milthrope, FL., Morby J. 1997. Crop phsilogy potato. Cambridge. Cambidge University press. Nurmayulis. 2005. Pertumbuhan dan hasil tanaman kentang Solanum Tuberosum L yang diberi pupuk organik difermentasi, Azospirilium sp dan pupuk nitrogen di Pangalengan dan Cisarua [disertasi]. Bandung: Program pascasarjana. Universitas Padjajaran. Nonnecke, Ib L. 1989. Vegetable Production. Van nostrand reinhold: USA. Otazu, V. 2010. Manual on Quality Seed Potato Production Using Aeroponics. Tarea Asociacion Graficia Educativa. Peru. Rismawati, L. 2010. Penanganan Pasca Panen Kentang Solanum tuberosum L di Hikmah Farm, Pangalengan Bandung.[skripsi]. Bogor: Agronomi dan Hortikultura. Insititut Pertanian Bogor. Samadi, B. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta.Kanisius. 115hal. Setiadi. 2009. Budidaya Kentang. Jakarta: Penebar Swadaya. Sihombing, D. 2006. Model Simulasi Pertumbuhan dan Perkembangan tanaman [skripsi]. Bogor: Geofisika dan Meteorologi. Institut Pertanian Bogor. Smith, O. 1968. Potatoes: Production, Storing, Processing. Connecticut: the AVI Publishing Company, Inc. Sosrodarsono, S., Kensaku T. 2003. Hidrologi untuk pengairan. Pradnya paramita: Jakarta. Sulistiono, R. 2005. Model Simulasi Perkembangan penyakit tanaman berbasis Agroklimatologi untuk prediksi penyakit Hawar daun kentang Phytophthora Infestans. [disertasi]. Bogor: Sekolah pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Sunarjono. 2007. Petunjuk praktis budidaya kentang. Jakarta. Agromedia Pustaka. Sutiyoso, Y. 2003. Aeroponik sayuran. Budidaya dengan sistem pengabutan. Jakarta. Penerbit Penebar Swadaya. Taulu LA., Krisen J. 2003. Main pest and diseases on potato plant on mondoinding and modayak region north sulawesi. J. Eugina 9 4 : 256 – 264. Ummah, K. 2010. Produksi bibit kentang Solanum Tuberosum, L di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Webb, RE., Wilson DR, Shumaker JR, Graves B, Henninger MR, Watts J, Frank JA, and Murphy HJ. 1978. ATLANTIC: A new potato variety with high solids good processing quality, and resistance to pests: J. American Potato 55:141- 145. Williams CN. 1993. Vegetable Production in the tropics. London: Longman Group UK Limited. LAMPIRAN Lampiran 1 Penyiapan alat dan bahan sebelum dilakukan penanaman a Pemberian Insektisidadan fungisida,b bak penampungan larutan nutrisi, c timer Automatic, d sistem pemberian cahaya lampu, e pemasangan sprinkler, f larutan nutrisi aeroponik dan Hidroponik, g kondisi perlakuan percobaan 12 jam dan 24 jam, h jenis Sprinkler yang akan digunakan, i persiapan pembuatan larutan insektisida dan fungisida. a b c d e f g h i Lampiran 2 proses Aklimatisasi a kondisi tanaman setelah 7 hari proses pemindahan dari media kultur, b penyimpanan tanaman di rumah kaca, c Penyimpanan tanaman pada ruangan biasa. a b c Lampiran 3 Kondisi tanaman dan perakaran pada lokasi penelitian a kondisi tanaman atlantis dengan perlakuan 24 jam pada hari ke 7, b kondisi tanaman atlantis dengan perlakuan 12 jam pada hari ke 7, c kondisi tanaman Atlantis dengan perlakuan 12 jam pada hari ke 14, d kondisi tanaman Atlantis dengan perlakuan 24 jam pada hari ke 14, e kondisi perakaran tanaman Atlantis dengan perlakuan 24 jam pada 49 HST a b c d e Lampiran 4 Pengambilan data a pengambilan data perubahan air, b pengambilan data Suhu dengan thermometer Digital. c pengambilan data suhu dengan Thermometer alkohol a b c Lampiran 5 Denah penelitian Lampiran 6 Data pengukuran suhu udara selama 50 hari setelah tanam Tanggal HST Setelah Kalibrasi Rataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 09 Juli 2011 19 19.8 20.0 19.8 19.7 19.7 20.0 20.3 20.3 20.3 20.2 20.0 10 Juli 2011 20 20.8 21.1 21.0 21.0 21.1 21.2 21.3 21.3 21.3 21.3 21.1 11 Juli 2011 21 21.1 21.2 21.3 21.3 21.3 21.2 21.4 21.4 21.5 21.5 21.3 12 Juli 2011 22 21.1 21.4 21.3 21.4 21.4 21.8 21.9 21.8 21.7 21.9 21.6 13 Juli 2011 23 21.0 21.2 21.3 21.3 21.3 21.3 21.6 21.5 21.6 21.5 21.3 14 Juli 2011 24 20.7 20.7 20.7 20.6 20.5 20.6 20.7 20.7 20.7 20.7 20.7 15 Juli 2011 25 21.1 21.2 21.4 21.4 21.2 21.4 21.5 21.4 21.3 21.5 21.3 16 Juli 2011 26 20.8 20.8 20.8 20.7 20.8 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 20.9 17 Juli 2011 27 20.9 21.0 21.0 20.9 20.9 20.9 20.9 21.0 20.9 20.9 20.9 18 Juli 2011 28 20.1 20.1 20.1 20.0 20.0 19.9 20.0 20.0 20.0 20.1 20.0 19 Juli 2011 29 21.2 21.0 21.3 21.2 21.1 21.1 21.2 21.2 21.1 21.3 21.2 20 Juli 2011 30 20.3 20.3 20.6 20.5 20.6 20.4 20.5 20.6 20.5 20.4 20.5 21 Juli 2011 31 22.0 22.2 22.3 22.3 22.1 22.1 22.2 22.3 22.2 22.2 22.2 22 Juli 2011 32 22.7 22.7 22.7 22.7 22.7 22.8 22.8 22.8 22.8 22.8 22.7 23 Juli 2011 33 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.3 21.4 21.4 21.4 21.2 21.2 24 Juli 2011 34 20.7 20.7 21.0 21.0 20.9 20.9 21.0 21.0 21.1 21.0 20.9 25 Juli 2011 35 21.9 22.0 22.0 22.0 21.9 21.8 22.0 22.0 21.9 22.2 22.0 26 Juli 2011 36 20.6 20.6 20.5 20.5 20.5 20.6 20.9 20.9 21.0 21.0 20.7 27 Juli 2011 37 21.5 21.6 21.7 21.7 21.6 22.0 22.1 22.1 22.1 22.4 21.9 28 Juli 2011 38 21.8 22.2 22.1 22.1 22.0 22.0 22.2 22.2 22.1 22.1 22.1 29 Juli 2011 39 21.6 21.8 21.9 22.2 22.4 22.2 22.3 22.3 22.4 22.2 22.1 30 Juli 2011 40 21.7 21.8 22.0 22.0 21.8 21.9 22.1 22.2 22.2 22.2 22.0 31 Juli 2011 41 21.3 21.3 21.6 21.6 21.5 21.7 21.8 21.9 21.8 21.7 21.6 01 Agustus 2011 42 20.7 21.1 21.0 21.0 21.1 20.8 21.2 21.1 21.1 21.3 21.0 02 Agustus 2011 43 21.2 21.2 21.6 21.6 21.6 21.7 21.8 21.9 21.7 21.8 21.6 03 Agustus 2011 44 22.0 22.0 22.6 22.6 22.6 22.7 22.9 23.0 22.8 22.8 22.6 04 Agustus 2011 45 19.0 19.1 18.8 18.8 18.7 19.0 19.1 19.3 19.2 19.4 19.0 05 Agustus 2011 46 22.5 22.9 22.9 22.8 22.8 22.9 23.2 23.2 23.0 23.0 22.9 06 Agustus 2011 47 20.6 20.3 20.8 20.7 20.7 20.6 20.7 20.9 21.0 21.0 20.7 07 Agustus 2011 48 20.6 20.6 21.2 21.2 21.1 20.6 21.2 21.2 21.3 21.3 21.0 08 Agustus 2011 49 20.6 20.5 20.8 20.7 20.7 20.9 20.8 21.1 21.0 20.9 20.8 09 Agustus 2011 50 21.7 22.0 22.2 21.8 21.9 21.8 22.0 22.0 22.0 21.8 21.9 Lampiran 7 Data jumlah daun varietas Atlantis dengan perlakuan pencahayaan 12 jam dan 24 jam selama 50 HST Tanggal HST Pencahayaan 12 jam Rataan Pencahayaan 24 jam Rataan Box 1 Box 2 Box 3 Box 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 09 Juli 2011 19 11 16 6 4 9 14 15 3 6 14 4 3 8.8 12 9 4 10 13 6 16 19 17 12 7 18 11.9 10 Juli 2011 20 9 10 6 4 11 13 10 3 4 14 4 3 7.6 13 9 5 7 12 7 12 15 17 13 6 19 11.3 11 Juli 2011 21 11 9 6 4 9 10 7 3 6 14 4 3 7.2 10 10 4 9 12 7 10 24 17 14 6 20 11.9 12 Juli 2011 22 9 6 6 4 8 11 4 3 4 14 4 3 6.3 10 10 5 11 11 8 11 24 17 13 6 23 12.4 13 Juli 2011 23 8 4 3 9 3 6 3 2 3.2 10 7 4 7 13 6 10 15 15 14 6 20 10.6 14 Juli 2011 24 6 2 2 8 2 5 2 2.3 8 7 3 5 12 6 10 12 12 13 5 20 9.4 15 Juli 2011 25 6 3 2 8 2 13 2 3.0 9 8 3 5 12 6 11 13 13 14 7 23 10.3 16 Juli 2011 26 7 2 3 8 3 6 2 2.6 8 8 4 5 12 5 7 12 14 14 5 20 9.5 17 Juli 2011 27 8 3 7 3 7 2.3 10 8 5 3 15 7 9 14 16 15 6 24 11.0 18 Juli 2011 28 7 3 8 2 4 2.0 10 8 4 14 6 10 12 14 14 6 23 10.1 19 Juli 2011 29 3 2 9 2 2 1.5 8 9 4 13 6 9 12 18 15 4 25 10.3 20 Juli 2011 30 2 2 8 1.0 9 7 5 11 6 9 14 13 13 0 25 9.3 21 Juli 2011 31 2 2 9 1.1 10 10 5 12 6 10 14 15 14 0 25 10.1 22 Juli 2011 32 2 8 0.8 10 9 6 12 7 7 13 16 13 0 24 9.8 23 Juli 2011 33 8 0.7 11 9 6 13 7 7 12 16 12 0 24 9.8 24 Juli 2011 34 9 0.8 12 9 5 14 8 7 11 17 12 0 24 9.9 25 Juli 2011 35 9 0.8 12 10 0 13 7 10 12 16 12 0 24 9.7 26 Juli 2011 36 9 0.8 12 10 0 13 7 10 18 18 15 0 26 10.8 27 Juli 2011 37 9 0.8 11 8 13 8 10 16 17 14 0 24 10.1 28 Juli 2011 38 7 0.6 11 8 12 8 11 17 16 12 0 25 10.0 29 Juli 2011 39 9 0.8 12 10 0 13 8 11 17 17 12 0 25 10.4 30 Juli 2011 40 9 0.8 12 7 12 9 11 17 19 12 0 25 10.3 31 Juli 2011 41 7 0.6 12 8 12 9 12 16 19 13 0 23 10.3 01 Agustus 2011 42 7 0.6 11 8 10 10 12 16 19 13 0 23 10.2 02 Agustus 2011 43 6 0.5 12 9 12 9 12 17 20 14 0 21 10.5 03 Agustus 2011 44 5 0.4 14 8 12 10 12 18 21 14 0 21 10.8 04 Agustus 2011 45 5 0.4 12 8 12 10 12 18 21 15 0 21 10.8 05 Agustus 2011 46 5 0.4 11 7 12 9 12 17 19 14 0 19 10.0 06 Agustus 2011 47 0.0 11 7 13 9 13 17 19 14 0 18 10.1 07 Agustus 2011 48 0.0 11 7 13 9 13 17 18 14 0 17 9.9 08 Agustus 2011 49 0.0 11 13 9 13 17 19 14 0 17 9.4 09 Agustus 2011 50 0.0 10 14 10 13 17 19 14 0 17 9.5 Keterangan: angka nol menunjukkan daun tanaman sudah tidak ada lagi. Lampiran 8 Data jumlah daun varietas Super John dengan perlakuan pencahayaan 12 jam dan 24 jam selama 50 HST .keterangan : angka nol menunjukkan bahwa tanaman sudah mati. Tanggal HST Perlakuan 12 jam Rataan Perlakuan 24 jam Rataan Box 1 Box 2 Box 3 Box 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 09 Juli 2011 19 8.0 6.0 10 Juli 2011 20 6 12 5 10 7 8 8.0 10 5 10 11 6.0 11 Juli 2011 21 8 13 8 11 8 10 9.7 10 4 10 11 5.8 12 Juli 2011 22 7 12 9 11 7 6 8.7 10 3 10 11 5.7 13 Juli 2011 23 4 11 4 8 4 5 6.0 8 3 6 11 4.7 14 Juli 2011 24 2 10 5 6 4 5 5.3 9 3 5 11 4.7 15 Juli 2011 25 2 7 5 7 2 7 5.0 11 9 11 5.2 16 Juli 2011 26 3 5 3 1 4 2.7 11 8 8 4.5 17 Juli 2011 27 4 4 1 4 2.2 11 8 8 4.5 18 Juli 2011 28 4 3 4 1.8 10 7 8 4.2 19 Juli 2011 29 2 2 0.7 6 6 7 3.2 20 Juli 2011 30 2 0.3 4 5 6 2.5 21 Juli 2011 31 2 0.3 4 5 1.5 22 Juli 2011 32 4 7 1.8 23 Juli 2011 33 4 7 1.8 24 Juli 2011 34 5 8 2.2 25 Juli 2011 35 4 6 1.2 26 Juli 2011 36 5 8 2.2 27 Juli 2011 37 5 6 1.8 28 Juli 2011 38 6 6 2.0 29 Juli 2011 39 5 4 1.5 30 Juli 2011 40 6 5 1.8 31 Juli 2011 41 6 5 1.8 01 Agustus 2011 42 5 2 1.2 02 Agustus 2011 43 7 1.2 03 Agustus 2011 44 7 1.2 04 Agustus 2011 45 7 1.2 05 Agustus 2011 46 5 0.8 06 Agustus 2011 47 5 0.8 07 Agustus 2011 48 4 0.7 08 Agustus 2011 49 4 0.7 09 Agustus 2011 50 4 0.7 Lampiran 9 Data pengukuran kelembaban 24 jam pada tanggal 03 Agustus 2011 Pukul TBK TBB TBB terkoreksi TBK - TBB RH 1:00 21.5 16.9 15.6 5.9 48 2:00 21.0 16.8 15.5 5.5 51 3:00 21.0 16.8 15.5 5.5 51 4:00 20.5 16.4 15.1 5.4 53 5:00 20.5 16.5 15.2 5.3 53 6:00 20.0 15.8 14.6 5.4 53 7:00 20.0 16.1 14.9 5.1 53 8:00 20.5 16.3 15.0 5.5 50 9:00 21.5 16.9 15.6 5.9 48 10:00 22.0 17.3 16.0 6.0 48 11:00 22.5 18.1 16.7 5.8 49 12:00 24.0 19.5 18.0 6.0 50 13:00 24.5 19.8 18.3 6.2 50 14:00 25.0 20.0 18.5 6.5 48 15:00 26.0 21.1 19.5 6.5 49 16:00 26.5 21.6 20.0 6.5 49 17:00 25.0 20.2 18.7 6.3 51 18:00 24.5 20.2 18.7 5.8 51 19:00 24.0 19.8 18.3 5.7 50 20:00 23.0 18.5 17.1 5.9 49 21:00 22.5 17.9 16.5 6.0 49 22:00 22.0 17.6 16.2 5.8 48 23:00 22.0 17.5 16.2 5.8 48 0:00 22.0 17.1 15.8 6.2 48 Lampiran 10 Nilai kelembaban nisbih Pembacaan termometer bola basah C Selisih antar termometer bola kering dan bola basah 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 100 90 80 71 63 56 49 43 37 32 28 23 20 16 13 1 100 90 81 72 65 58 51 45 40 35 30 26 22 19 16 2 100 90 82 74 66 59 53 47 42 37 33 29 25 22 19 3 100 91 82 75 67 61 55 49 44 39 35 31 27 24 21 4 100 91 83 75 69 62 56 51 46 41 37 33 30 26 24 5 100 91 84 76 70 64 58 53 48 43 39 35 32 29 26 6 100 92 84 77 71 65 59 54 49 45 41 37 34 31 28 7 100 92 85 78 72 66 61 56 51 47 43 39 36 33 30 8 100 92 85 79 73 67 62 57 52 48 44 41 37 34 32 9 100 93 86 79 74 68 63 58 54 50 46 42 39 36 33 10 100 93 86 80 75 69 64 59 55 51 47 44 41 38 35 11 100 93 87 81 75 70 65 60 56 52 49 45 42 39 36 12 100 93 87 81 76 71 66 61 57 54 50 47 43 41 38 13 100 94 88 82 76 71 67 63 58 55 51 48 45 42 39 14 100 94 88 82 77 72 68 63 59 56 52 49 46 43 40 15 100 94 88 83 78 73 68 64 60 57 53 50 47 44 42 16 100 94 88 83 78 74 69 65 61 58 54 51 48 45 43 17 100 94 89 83 79 74 70 66 62 59 55 52 49 46 44 18 100 94 89 84 79 75 70 67 63 59 55 53 50 47 45 19 100 94 89 84 80 75 71 67 63 60 56 54 51 48 46 20 100 95 89 85 80 76 72 68 64 61 57 55 52 49 47 21 100 95 90 85 80 76 73 68 65 62 58 55 53 50 47 22 100 95 90 85 81 77 73 69 66 62 58 56 53 51 48 23 100 95 90 86 81 77 73 70 66 63 59 57 54 51 49 24 100 95 90 86 82 78 74 70 67 63 60 58 55 52 50 25 100 95 90 86 82 78 74 71 67 64 61 58 56 53 50 26 100 95 91 86 82 78 75 71 68 65 62 59 56 54 51 27 100 95 91 87 83 79 75 72 68 65 62 59 57 54 52 28 100 95 91 87 83 79 75 72 69 66 63 60 57 55 52 29 100 95 91 87 83 79 76 72 69 66 63 60 58 55 53 30 100 96 91 87 83 80 76 73 70 67 64 61 58 56 53 31 100 96 91 87 83 80 76 73 70 67 64 61 59 56 54 32 100 96 91 88 84 80 77 73 70 67 65 62 59 57 54 33 100 96 92 88 84 80 77 74 71 68 65 62 60 57 55 34 100 96 92 88 84 81 77 74 71 68 65 63 60 58 55 35 100 96 92 88 84 81 78 74 71 68 66 63 61 58 56 Lampiran 11 Data kehilangan air dengan pencahayaan 12 dan 24 jam selama 50 HST. Tanggal HST 12 jam pencahayaan 24 jam pencahayaan Selisih Ketinggian air cm mm hari selisih ketinggian air cm mm hari 09 Juli 2011 19 0.8 0.10 0.9 0.12 10 Juli 2011 20 0.7 0.09 0.6 0.08 11 Juli 2011 21 0.9 0.12 1.0 0.13 12 Juli 2011 22 1.0 0.13 1.0 0.13 13 Juli 2011 23 0.6 0.08 0.6 0.08 14 Juli 2011 24 0.8 0.10 1.0 0.13 15 Juli 2011 25 0.7 0.09 1.3 0.17 16 Juli 2011 26 0.9 0.12 1.2 0.16 17 Juli 2011 27 1.3 0.17 0.6 0.08 18 Juli 2011 28 1.7 0.22 1.0 0.13 19 Juli 2011 29 1.1 0.14 1.1 0.14 20 Juli 2011 30 1.2 0.16 1.2 0.16 21 Juli 2011 31 0.9 0.12 1.1 0.14 22 Juli 2011 32 1.1 0.14 1.1 0.14 23 Juli 2011 33 1.0 0.13 0.6 0.08 24 Juli 2011 34 1.6 0.21 1.6 0.21 25 Juli 2011 35 1.0 0.13 1.2 0.16 26 Juli 2011 36 0.9 0.12 1.2 0.16 27 Juli 2011 37 0.9 0.12 1.1 0.14 28 Juli 2011 38 0.8 0.10 0.9 0.12 29 Juli 2011 39 0.7 0.09 0.9 0.12 30 Juli 2011 40 1.0 0.13 1.3 0.17 31 Juli 2011 41 0.8 0.10 0.8 0.10 01 Agustus 2011 42 1.1 0.14 1.1 0.14 02 Agustus 2011 43 0.5 0.07 0.8 0.10 03 Agustus 2011 44 0.9 0.12 2.3 0.17 04 Agustus 2011 45 0.9 0.12 1.4 0.21 05 Agustus 2011 46 0.7 0.09 0.9 0.12 06 Agustus 2011 47 0.6 0.08 0.7 0.09 07 Agustus 2011 48 1.2 0.16 1.1 0.14 08 Agustus 2011 49 0.9 0.12 0.9 0.12 09 Agustus 2011 50 1.2 0.16 1.4 0.18 Rata - rata kehilangan air 0.12 0.14 ABSTRACT LORIS PANAHATAN SIMANGUNSONG G24070046. Water use for potato plant Solanum tuberosum, L using aeroponics system. Supervised by Prof.Dr.Ir. Handoko, M.Sc and Ir. Bregas Budianto, Ass.dpl. Aeroponics is one solution to overcome the limitations of agricultural area. Aeroponics sytem has many advantages, one of them is the water usage efficiency. This study was conducted to calculate the water losses on potato plant using two lighting period treatments; 12 hours and 24 hours. The water losses from the 12 hours lighting period is about 0.12 mmday, while the 24 hours loss 0.14 mmday. The room temperature during the observation ranged from 19.0 C to 22.9 C. The measured temperature within 24 hours was 20.0 C –26.5 C. The low humidity affect the plant growth caused death of the plant. Air humidity that is measured within 24 hours was approximately 50. Keywords : potato plant, aeroponics, water use. ABSTRAK LORIS PANAHATAN SIMANGUNSONG G24070046. Kebutuhan air pada tanaman kentang Solanum tuberosum, L dengan sistem aeroponik. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Handoko, M.Sc dan Ir. Bregas Budianto, Ass.dpl. Aeroponik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi lahan pertanian yang terbatas. Sistem aeroponik mempunyai banyak keuntungan, salah satunya penggunaan air yang efisien. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan kehilangan air pada tanaman kentang dengan dua perlakuan periode pencahayaan; 12 jam dan 24 jam. Kehilangan air pada periode pencahayaan 12 jam ialah sekitar 0.12 mm hari, sedangkan periode pencahayaan 24 jam hilang sebanyak 0.14 mm hari. Pengamatan suhu ruangan berada pada rentang dari 19.0 C sampai 22.9 C. Pengukuran suhu selama 24 jam ialah 20.0 C –26.5 C. Kelembaban udara yang rendah mempengaruhi pertumbuhan tanaman hingga menyebabkan tanaman mati. Kelembaban udara yang diukur selama 24 jam sekitar 50. Kata kunci : tanaman kentang, aeroponik, kebutuhan air.

I. PENDAHULUAN