Citra Satelit Landsat Pemodelan pengaruh jarak jangkau ruang terbuka hijau terhadap suhu permukaan di perkotaan ( studi kasus : kota Bogor )

2  RTH sebagai sarana olahraga bagi kepentingan perumahan,  RTH untuk kepentingan flora dan fauna seperti kebun binatang ,  RTH untuk halaman maupun bangunan rumah dan bangunan Menurut Wardhani 2006, ruang terbuka hijau sangat efektif dalam mengurangi climatological heat effect pada lokasi pemusatan bangunan tinggi yang berakibat pada timbulnya anomali pergerakan zat pencemar udara yang berdampak destruktif baik terhadap fisik bangunan maupun makhluk hidup.

2.2. Citra Satelit Landsat

Menurut Kieffer Lillesand 1997, Penginderaan jauh inderaja secara umum didefinisikan sebagai suatu cara untuk memperoleh informasi dari objek tanpa mengadakan kontak fisik dengan objek tersebut, sedangkan secara khusus adalah usaha untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik baik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek. Menurut fungsinya satelit inderaja dibedakan menjadi satelit sumber daya alam dan satelit lingkungan-cuaca. Satelit yang termasuk sumber alam diantaranya adalah SPOT dan LANDSAT, sedangkan satelit lingkungan dan cuaca diantaranya METEOR dan COSMOS USSER, TIROS-N dan NOAA-N USA. The United States Geological Survey USGS 2002, menyebutkan bahwa pemantauan sumber daya yang ada di bumi dapat dilakukan dengan menggunakan Satelit Landsat 5 yang diluncurkan pada tanggal 1 maret 1984. Satelit ini mengorbit pada ketinggian orbit pada 705 km, sun synchronous, dan memetakan bumi dengan siklus pengulangan 16 hari sekali pada pukul 10.00 waktu setempat. . Sistem Landsat-5 dirancang untuk bekerja 7 kanal atau kanal energi pantulan kanal 1, 2, 3, 4, 5, 7 dan satu kanal energi emisi kanal 6. Sensor ETM+ bekerja pada tiga resolusi, yaitu : • Kanal spektral yaitu kanal 1 hingga kanal 5 dan kanal 7 untuk resolusi 30 meter • Kanal 6 bekerja dengan resolusi 120 meter. Tabel 1 Fungsi dan panjang gelombang tiap kanal dalam satelit Landsat ETM+ Lillesan dan Kiefer, 1997 Kanal Panjang Gelombangµ m Warna Spektral Kegunaan 1 0.45 - 0.52 Biru Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk pemetaan air, pantai, pemetaan tanah, pemetaan tumbuhan, pemetaan kehutanan dan mengidentifikasi budidaya manusia. 2 0.52 - 0.60 Hijau Untuk pengukuran nilai pantul hijau pucuk tumbuhan dan penafsiran aktifitasnya, juga untuk pengamatan kenampakan budidaya manusia. 3 0.63 - 0.69 Merah Dibuat untuk melihat daerah yang menyerap klorofil, yang dapat digunakan untuk membantu dalam pemisahan spesies tanaman juga untuk pengamatan budidaya manusia. 4 0.76 - 0.90 Infra merah dekat Untuk membedakan jenis tumbuhan aktifitas dan kandungan biomassa untuk membatasi tubuh air dan pemisahan kelembaban tanah 5 1.55 - 1.75 Infra merah sedang Menunjukkan kandungan kelembaban tumbuhan dan kelembaban tanah, juga untuk membedakan salju dan awan. 6 10.4 - 12.5 Infra Merah Termal Untuk menganalisis tegakan tumbuhan, pemisahan kelembaban tanah dan pemetaan panas. 7 2.08 - 2.35 Infra merah sedang Berguna untuk pengenalan terhadap mineral dan jenis batuan, juga sensitif terhadap kelembaban tumbuhan. 3 Dalam menganalisis suhu permukaan, maka kanal yang digunakan adalah kanal 6 yang merupakan satu- satunya kanal yang memilki sensor terhadap thermal IR pada sistem penginderaan jauh. Panjang gelombang yang ditangkap oleh kanal tersebut adalah 10.4-12.5 µm, di mana secara umum memiliki fungsi untuk mencari lokasi kegiatan geothermal, mengukur tingkat stress tanaman, kebakaran, dan kelembaban tanah. 2.3. Pengertian dan komponen neraca energi  Radiasi netto Rn Permukaan matahari dengan suhu sekitar 6000 Kelvin akan memancarkan radiasi sebesar 73,5 juta Wm -2 . Radiasi yang sampai di puncak atmosfer rata-rata 1360 Wm -2 , hanya sekita 50 yang diserap oleh permukaan bumi, 20 diserap oleh air dan partikel-partikel atmosfer, sedangkan 30 dipantulkan oleh permukaan bumi, awan dan atmosfer. Matahari dapat memancarkan radiasi gelombang pendek, sedangkan benda di alam yang mempunyai suhu permukaan lebih besar dari 0 Kelvin atau -273 o C dapat memancarkan radiasi gelombang panjang yang nilainya berbanding lurus dengan pangkat empat suhu permukaan benda tersebut Hukum Stefan-Bolzman. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap dan dipancarkan lagi dalam bentuk gelombang panjang. Selisih antara gelombang pendek netto dan gelombang panjang yang datang ke permukaan dengan gelombang pendek dan gelombang panjang yang hilang disebut radiasi netto yang dirumuskan sebagai berikut: R n = R s ↓+R s ↑+R l ↑+R l ↓ ……1 dengan R s ↓ adalah radiasi gelombang pendek yang datang, Rs↑ adalah radiasi gelombang pendek yang dipantulkan, R l ↑ radiasi gelombang penjang yang dipantulkan dan R l ↓ adalah radiasi gelombang penjang yang datang. Sebagian dari radiasi gelombang pendek dipantulkan dan diserap atau diteruskan. Seberapa besar energi pantulannya tergantung pada albedo α permukaanya. Gambar 1 Ilustrasi komponen-komponen neraca energy. Sumber : Langensiepen 2003. Berdasarkan pemanfaatan radiasi netto sebagaimana Gambar 1, radiasi netto dapat pula dirumuskan sebagai R n = H+G+λE+S……2 dimana H adalah sensible heat flux, G adalah soil heat flux, λE adalah latent heat flux, S adalah storage. Samson dan Lemeur 2001 dalam tulisannya menyebutkan bahwa radiasi netto yang diterima oleh obyek di muka bumi akan digunakan untuk proses-proses fisis dan biologis yang dirumuskan ke dalam persamaan berikut : R n = S a +S g +S w +S v +S p ………. 3 di mana R n merupakan radiasi netto, S a adalah sensible heat flux yang seringkali dilambangkan dengan H, S g adalah soil heat flux yang sering dilambangkan dengan G, S w adalah latent heat flux yang sering dilambangkan dengan λE, S v adalah bimass heat storage dan S p adalah photosynthesis heat storage. Keseluruhan pemanfaatan radiasi netto tersebut dinyatakan dalam satuan Wm -2 . Berbeda dengan Samson dan Lemeur 2001, Mayers dan Hollinger 2003 dalam tulisannya menjelaskan bahwa G berbeda dengan S g. Menurut Mayers dan Hollinger 2003, S g merupakan ground heat storage di atas soil heat flux plate G. Mayers dan Hollinger 2003 juga menyebutkan bahwa terdapat komponen pemanfaatan radiasi netto untuk pemanasan kandungan air S c . Dengan demikian, persamaan radiasi netto menurut Mayers dan Hollinger 2003 adalah : R n = H+G+λE+S v +S p +S c………. 4 Proses-proses pemanfaatan radiasi netto ke dalam berbagai komponen- komponen di atas akab berinteraksi dengan berbagai obyek di permukaan, termasuk interaksinya terhadap tumbuhan. Pengaruh interaksi radiasi terhadap tumbuhan dibagi menjadi tiga bagian Ross, 1975 dalam Impron 1999 : 4  Pengaruh thermal radiasi hampir 70 diserap oleh tanaman dan diubah sebagai lengas dan energi untuk respirasi, serta untuk pertukaran panas dengan lingkungannya.  Pengaruh fotosintesis karena hampir 28 dari energi yang ada diserap untuk fotosintesis dan disimpan dalam bentuk energi kimia  Pengaruh fotomorfogenetik yaitu sebagai regulator dan pengendali proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Sensible Heat Flux H Sensible Heat Flux H atau yang dikenal dengan lengas terasa atau fluks pemanasan udara merupakan energi yang digunakan untuk memindahkan panas dari permukaan ke udara Maharani, 2005. Fluks lengas terasa pada umumnya berlangsung secara konveksi di mana panas dipindahkan bersama-sama dengan fluida yang bergerak. Proses tersebut dirumuskan kedalam persamaan berikut : ……..5 di mana H adalah fluks pemanasan udara Wm -2 , ρ adalah kerapatan udara kering Kgm -3 , C p adalah panas jenis udara pada tekanan tetap JKg -1 K -1 , T s adalah suhu permukaan o C, T a adalah suhu udara o C dan Γ a adalah tahanan aerodinamik. Berdasarkan persamaan 5 diatas, diketahui bahwa semakin besar perbedaan antara suhu permukaan dengan suhu udara diatasnya dengan tahanan aerodinamik yang kecil, maka jumlah energi akan menjadi besar. Proses pemanasan udara melalui konveksi lebih efektif dibandingkan dengan konduksi atau radiasi. Oleh karena itu, proses pemanasan udara dalam neraca energi hanya diwakili oleh proses konveksi, sehingga nilai H ~ Rn.  Latent Heat Flux LE Latent heat flux LE merupakan limpahan energi yang digunakan untuk menguapkan air ke atmosfer. Menurut Monteith dan Unsworth 1990, fluks panas laten adalah jumlah energi yang diperlukan untuk mengubah satu unit massa air menjadi uap pada suhu yang sama. Bila terjadi evaporasi, maka sistem yang berevaporasi mengalami pengurangan energi , sedangkan aliran energi akan bersifat positif Michael, 2006. Pada proses ini terjadi konversi panas laten menjadi lengas terasa yang kemudian meningkatkan suhu udara dan menurunkan suhu permukaaan.  Soil Heat Flux G Soil Heat Flux G merupakan sejumlah energi matahari yang sampai pada permukaan tanah dan digunakan untuk berbagai proses fisik dan biologi tanah. Bentuk aliran energi pada fluks panas udara berupa konduksi di mana sebagian energi kinetik molekul bendamedium yang bersuhu lebih tinggi dipindahkan ke molekul benda yang lebih rendah melalui tumbukan molekul-molekul tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui persamaan berikut : ……..6 di mana G adalah fluks pemanasan tanah Wm -2 , k adalah koefisien konduktifitas tanah Wm -2 K -1 dan adalah gradient suhu Km -1 . Menurut Pusmahasib 2002, limpahan lengas tanah yang sampai di permukaan tanah akan berkurang seiring dengan meningkatnya indeks luas daun suatu vegetasi.  Storage S Sebagaimana persamaan 2, diketahui bahwa pemanfaatan radiasai netto selain digunakan untuk sensible heat flux, soil heat flux dan latent heat flux, radiasi netto yang diserap akan digunakan sebagai komponen storage. Menurut Mayers dan Hollinger 2003, komponen storage terdiri dari penggunaan radiasi netto untuk adveksi, pengubahan energi menjadi biomasa S v , energy untuk fotosintesis S p dan memanaskan sejumlah air yang terkandung di dalam suatu obyek terutama pada vegetasi S c . Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jing et. al. 2006, adveksi merupakan pemanfaatan radiasi netto untuk proses pemanasan secara horizontal. Adveksi dipengaruhi oleh energi yg tersedia, kandungan air, kecepatan angin dan gradien vertical dari suhu udara.dalam penelitian tersebut, didapatkan pula adanya ragam spasial pada proses adveksi. Samson dan Lemeur 2001 menyebutkan bahwa penggunaan komponen storage pada radiasi nettto tidak sebesar pemanfaatan radiasi netto untuk G, LE dan H. Terkadang, komponen S hanya dipertimbangkan sebagai fraksi yang tetap pada pemanfaatan R n oleh suatu obyek karena sulitnya menentukan heat storage terutama S p Aston 1985 dalam Samson dan Lemeur 2001. Penelitian yang dilakukan oleh Samson dan Lemeur 2001 di Belgia 50 o 58 ’ LU 5 dan 3 o 49 ’ BT menyatakan bahwa peningkatan dan penurunan penggunaan radiasi netto mengubah energi menjadi biomasa S v sebanding dengan sensible heat flux. Selain itu, Samson dan Lemeur 2001 juga menyebutkan bahwa pemanfaatan radiasi netto untuk proses fotosintesis S p pada tumbuhan pinus hanya sebesar 3 dari keseluruhan radiasi netto yang diterima vegetasi tersebut. 2.4. NDVI Normalized Difference Vegetation Index Departemen Kehutanan 2001 mendefinisikan NDVI Normalized Difference Vegetation Index sebagai suatu nilai hasil pengolahan indeks vegetasi dari citra satelit kanal infra merah dan kanal merah dekat yang menunjukkan tingkat konsentrasi klorofil daun yang berkorelasi dengan kerapatan vegetasi berdasarkan nilai spektral pada setiap piksel. Sementara Panuju 2009 mendefinisikan NDVI Normalized Difference Vegetation Index sebagai nilai indeks tanpa satuan yang menggambarkan kondisi vegetasi pada suatu hamparan yang dirumuskan sebagai …7 di mana NIR adalah gelombang infra merah dekat 0.76 - 0.90 µm dan IR adalah gelombang infra merah 0.63 - 0.69 µm. Menurut Knipling 1970, vegetasi memiliki reflektansi yang rendah terhadap gelombang cahaya tampak dan IR karena sebagian besar gellombang cahaya tampak tersebut diserap oleh klorofil dan sebagian besar IR pada panjang gelombang di atas 1.3 µ m akan diserap oleh air. Sebaliknya, vegetasi akan merefleksikan sebagian besar gelombang infra merah dekat yang diterimanya. Perhitungan NDVI merupakan perbandingan antara reflektansi gelombang infra merah dekat dengan gelombang cahaya tampak. Nilai NDVI berkisar dari -1 hingga +1. Nilai tersebut mengindikasikan tingkat kesuburan dan kerapatan vegetasi dari suatu penutupan lahan. Semakin rapat dan subur suatu vegetasi, maka nilai NDVI akan menunjukkan nilai yang tinggi, sedangkan pada area yang telah terjadi pembukaan lahan akan menunjukkan nilai NDVI yang rendah. Nilai NDVI positif + terjadi apabila suatu obyek lebih banyak memantulkan gelombang inframerah dekat dibandingkan dengan infra merah. Nilai NDVI nol 0 terjadi apabila pemantulan gelombang inframerah sama dengan pemantulan gelombang infra merah. Nilai NDVI negatif - terjadi apabila suatu awan, salju dan badan air memantulkan gelombang infra merah yang lebih banyak dibandingkan dengan gelombang inframerah dekat. Menurut Allen et. al 2001 terdapat hubungan antara nilai NDVI, soil heat flux G, radiasi netto, albedo dan suhu permukaan : G = f R n , T s , α, ζDVI …….8 dirumuskan sebagai berikut : 1-0.98 NDVI 4 ………………..9 di mana : G = soil heat flux Wm -2 Ts = suhu permukaan K NDVI = indeks vegetasi Rn = radiasi netto Wm -2 α = albedo. Panuju 2009 menyatakan bahwa pendugaan indeks vegetasi dengan menggunakan NDVI memiliki berbagai keuntungan. Pertama, NDVI potensial untuk mempelajari tanaman. Kedua, NDVI dapat digunakan untuk memisahkan tipe permukaan bervegetasi. Ketiga, NDVI merupakan indeks vegetasi yang relatif tidak sensitif terhadap topografi. Menurut Darmawan 2005, berdasarkan beberapa studi menunjukkan bahwa indeks vegetasi NDVI menunjukkan bahwa NDVI sebagai parameter terbaik dalam membedakan berbagai kelas vegetasi. Minimum NDVI adalah nilai NDVI minimal dan umumnya merupakan titik terendah dari kegiatan fotosintesis, sementara maksimum NDVI adalah nilai maksimum yang merupakan titik tertinggi aktivitas fotosintesis.

2.5. Suhu Permukaan