Letak, Topografi dan Jenis Tanah

liat clay, liat berdebu silty clay, lempung berliat clay loam, lempung liat berdebu silty clay loam Suhendar 2005.

2.4.2 Iklim

Iklim pada kawasan DAS Cisadane menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson termasuk tipe iklim B. Bulan basah rata-rata selama 9 bulan dan bulan kering rata-rata selama 3 bulan Dirjen RLPS 2009. Suhu harian yaitu 23,3 –31,7°C. Kelembaban udara yaitu 61-89. Lama penyinaran matahari yaitu 18-85 Arwindrasti 1997.

2.4.3 Hidrologi

Sungai Cisadane melintasi Kota Bogor dan Tangerang sebelum bermuara ke Laut Jawa. Panjang Sungai Cisadane dari hulu hingga Mauk Tangerang yaitu 137,8 Km. Sungai Cisadane mengalir dari hulu hingga Bogor sepanjang 42 Km pada kemiringan lebih dari 10. Selanjutnya, Sungai Cisadane mengalir melandai dari Bogor sampai Serpong sepanjang 44,5 km pada kemiringan 3,6. Sungai Cisadane akhirnya mengalir menuju Mauk sepanjang 51,3 km pada kemiringan kurang dari 2,2 DPMA 1989 diacu oleh Arwindrasti 1997.

2.5 Penelitian Sebelumnya tentang DASSungai Cisadane dan Riparia di

Indonesia Berbagai penelitian telah dilakukan di DAS Cisadane maupun di Sungai Cisadane. Penelitian umumnya terdiri atas kualitas air Sungai Cisadane, perubahan penutupan lahan dan hidrologi. Hidrologi DAS Cisadane telah dikaji oleh Arwindrasti 1997 dan senantiasa dipantau oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Departemen Kehutanan. Penelitian tentang kualitas air Sungai Cisadane dilakukan oleh Tontowi dan Rahayu 1996. Aspek pencemaran logam berat di Sungai Cisadane sepanjang tahun 1998 hingga 2002 oleh Anggoro 2004. Kajian struktur komunitas makrozoobentos dan kualitas fisika- kimia air telah diteliti oleh Christianto 2002. Kualitas fisika, kimia dan mikrobiologi air Sungai Cisadane juga telah dikaji oleh Yani et al. 1994. Penelitian aspek estetika sempadan sungai telah diteliti oleh Pribadi 1999 melalui perencanaan greenbelt sepanjang Sungai Mookervart, yang merupakan anak sungai Cisadane di wilayah DKI Jakarta Barat. Rahmafitria 2004 menekankan kajian pada kualitas visual dan lingkungan tepian Sungai Cisadane di Kota Bogor. Aspek lanskap budaya riparian masyarakat di tepian Sungai Musi, Sumatera Selatan telah dikaji oleh Febriani 2004. Kajian tentang aspek perubahan penutupan lahan dan rehabilitasi lahan juga telah dilakukan. Karakteristik DAS CisadaneSungai Cisadane bagian hulu telah dikaji oleh Ochtora 2004. Studi tentang pengelolaan penggunaan lahan di bagian hulu DAS Cisadane telah dilakukan oleh Puspaningsih 1997 dan Ahsoni 2008. Sutrihadi 2006 mengkaji tentang upaya penentuan areal yang akan direhabilitasi di DAS Cisadane bagian hulu dengan pendekatan SIG. Riswan 2003 meneliti tentang pola perubahan pemanfaatan lahan di Sungai Cikaniki, DAS Cisadane. Idawaty 1999 meneliti tentang perencanaan lansekap hutan mangrove di muara Sungai Cisadane di Teluk Naga. Penelitian tentang riparia di Indonesia masih sangat sedikit dan sebagian besar pada keanekaragaman vegetasi riparian. Yusuf et al. 2003 meneliti keanekaragaman vegetasi riparian dan perubahan penutupan lahan di tepian sungai di DAS Cisadane di bagian hulu dan tengah. Penelitian yang sama dilakukan oleh Partomihardjo dan Wiriadinata 2002 di muara anak-anak Sungai Cisadane bagian tengah. Wiriadinata dan Setyowati 2003 tertarik untuk mengkaji jenis vegetasi riparian yang dapat ditanam di danau, situ dan rawa di Jabodetabek. Sunanisari et al. 2001 meneliti vegetasi riparian di Rawa Danau, Sumatera Selatan-Lampung. Umar 2006 meneliti pengembangan koridor Sungai Kapuas sebagai kawasan wisata budaya. Sunarhadi et al 2001 mengkaji lebar sempadan mutlak dan penyangga Sungai Brantas berdasarkan proses geomorfik, kemampuan lahan, kestabilan geologis dan pengendalian penggunaan lahan.