Metode Analisis Data Peranan Vegetasi Riparian dalam Mempertahankan Kualitas Air Sungai Cisadane

3.6 Peranan Vegetasi Riparian dalam Mempertahankan Kualitas Air Sungai Cisadane

Hubungan vegetasi riparian dengan faktor fisika-kimia-biologi air Sungai Cisadane diketahui dengan menggunakan Analisis Komponen Utama yang diolah dengan program Minitab versi 15. Hasil uji statistik akan disampaikan secara deskriptif. Arahan pengelolaan Sungai Cisadane dengan mempertimbangkan penutupan lahan DAS Cisadane, manfaat Sungai Cisadane, struktur dan vegetasi riparian dan kualitas air Sungai Cisadane. Rekomendasi yang diusulkan diolah secara deskriptif dengan mempertimbangkan dokumen-dokumen pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Indonesia. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PenutupanPenggunaan Lahan DAS Cisadane

Daerah Aliran Sungai DAS Cisadane dari hulu hingga hilir, Teluk Naga memiliki luas sekitar 155.149,39 ha Gambar 5. DAS Cisadane dibagi menjadi 3 segmen yaitu hulu, tengah dan hilir. DAS Cisadane bagian hulu mulai dari hulu hingga stasiun pengamat air di Batu Beulah mencakup Kecamatan Cijeruk, Caringin, Cigombong, Ciawi, Tamansari, Ciomas, Cisarua- Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kecamatan Ciampea - Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. DAS Cisadane bagian tengah dari Stasiun Batu Belah, Kecamatan Semplak, Rumpin, Gunung Sindur dan Muncak. DAS Cisadane bagian tengah mulai Kota Serpong, Tangerang Legok, stasiun pengamat air Pasar Baru hingga Teluk Naga, Provinsi Banten. Gambar 5 Peta tutupan lahan DAS Cisadane. 3 1 2 5 4 6 7 8 9 Akurasi yang digunakan untuk klasifikasi terbimbing yaitu akurasi Kappa. Nilai akurasi Kappa adalah 96,26. Nilai akurasi lain untuk akurasi pembuat, pengguna dan umum berturut-turut yaitu 95,96, 97,10 dan 96,74. DAS Cisadane diklasifikasikan menjadi 10 kelas yaitu hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, kebun campuran, semak belukar, lahan terbuka, lahan terbangun, sawah, tambak, dan badan air. Hutan yang tersisa pada tahun 2009 hanya sekitar 42.051,25 ha 27,10. Adapun persentase tutupan tiap kelas Gambar 6 yaitu hutan primer 7.332,67 ha; 4,73, hutan sekunder 3.4718,58 ha; 22,38, perkebunan 6.261,59 ha; 4,04, kebun campuran 24.439,49 ha; 15,75, semak belukar 14.511,34 ha; 9,35, lahan terbuka 25.863,08 ha; 16,67, lahan terbangun 16.467,87 ha; 10,61, sawah 20.919,83 ha; 13,48, tambak 1.858,08 ha; 1,20, dan badan air 2.776,87 ha; 1,79. Gambar 6 Persentase tutupan lahan DAS Cisadane. Perubahan tutupan lahan di tiap Sub-DAS Cisadane menunjukan lahan hutan primer dan sekunder yang cukup luas di hulu semakin berkurang menuju hilir digantikan oleh lahan non hutan. Luas hutan di hulu semula 20,45 menjadi 4,90 di tengah dan hanya 2,76 di hilir Tabel 4. Jika dilihat persentase tutupan tiap sub-DAS, DAS Cisadane bagian hulu didominasi oleh tutupan lahan berupa hutan sebesar 36,49 dan lahan pertanian berupa kebun campuran, sawah, perkebunan sebesar 29,73. Luas lahan terbangun hanya 5,55. DAS Cisadane bagian tengah didominasi oleh lahan 1,79 4,73 22,38 15,75 10,61 16,67 4,04 13,48 9,35 1,20 Badan Air Hutan Primer Hutan Sekunder Kebun Campuran Lahan Terbangun Lahan Terbuka Perkebunan Sawah Semak Belukar Tambak 1,79 4,73 22,38 15,75 10,61 16,67 4,04 13,48 9,35 1,20